Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENGAJARAN MAHARAH AL-KITABAH

Mata Kuliah : Metode Pembelajaran Bahasa Arab


Dosen : Ikhlas, M. Pd. I

DiSusun Oleh :

MUHAMMAD IFFAN PERMANA 1988204040


RISTY NUR ANNISA 1988204034
RIZKIAH DWITA SANJAYA 1988204038

PROGRAM STUDI S1 PEND. BAHASA ARAB


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2021
DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Makna Dan Urgensi Maharah Al-Kitabah....................................... 3

B. Hubungan Antara Maharah Al-Kitabah Dengan Maharah Yang

Lain .................................................................................................. 4

C. Aneka Ragam Maharah Al-Kitabah ................................................ 4

D. Prosedur Pengajaran Maharah Al-Kitabah ...................................... 7

E. Teknik Pengajaran Maharah Al-Kitabah ......................................... 12

F. Media Pengajaran Maharah Al-Kitabah .......................................... 20

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 22

A. Kesimpulan ...................................................................................... 22

B. Saran ................................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 23

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia Nya sehingga saya diberikan waktu dan
kesempatan untuk menyelesaikan makalah Metode Pembelajaran Bahasa Arab
dengan judul :
“Pengajaran Maharah Al-Kitabah”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pembelajaran
Bahasa Arab program studi Pendidikan Bahasa Arab. Dibentuknya makalah ini
untuk membantu mahasiswa supaya lebih memahami dan mengerti mata kuliah
khususnya mengenai pengajaran maharah al-kitabah.

Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh pihak termasuk teman-


teman yang telah berpartisipasi dalam membantu dan mendukung untuk
menyusun tugas ini sehingga memungkinkan terselesaikan makalah ini, meskipun
banyak terdapat kekurangan.

Akhir kata, kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan


bantuan pikiran dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi
pembaca. Kami merasa dan menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh
karena itu dengan terbuka dan senang hati kami menerima kritik dan saran dari
semua pihak.

Tangerang, 19 November 2021

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan berbahasa mempunyai 4 komponen yaitu
keterampilanmenyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kesatuan
komponen tersebutsangat erat hubunggannya sehingga disebutcatur
tunggal.Keterampilan itu hanyadapat diperoleh dan dikuasai dengan cara
praktek dan banyak latihan. Melatihketerampilan berbahasa berarti pula
melatih keterampilan berpikir. Untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi,
dapat diawali dengan menyimak, berbicara,membaca dan menulis.
Kitabah atau menulis adalah aktivitas yang berupa suatu kegiatan yang
dilakukan hanya dengan menggerakkan tangan dan alat tulis sebagai ekspresi
yang sangat berbeda dengan keadaan komunikasi lisan tanpa adanya suara,
nada, dan mimik. Menulis adalah suatu kegiatan yang tercipta dari kebiasaan
yang menjadikan suatu keterampilan berbahasa yang tidak mudah, karena
seorang penulis harus mempunyai skill dan pengetahuan tentang kaidah-
kaidah penulisan sesuai dengan kaidah yang ada dalam ilmu bahasa Arab,
cara berkomunikasi melalui tulisan tulisan yang mudah dipahami oleh
pembaca serta kaidah-kaidah seni tata bahasa untuk menambah nilai estetika
di dalam karya tulis dan menambah ketertarikan pembaca. Menulis terstruktur
(Al Insya’ Al-Muwajjah) merupakan metode pengajaran dengan cara
memerintahkan anak didik untuk membuat suatu kalimat sempurna ataupun
karangan dengan beberapa arahan dan ketentuan dari pengajar.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Apa Makna dan Urgensi Pengajaran Maharah Al-Kitabah?
2. Apa Hubungan Maharah Al-Kitabah dengan Maharah Lain?
3. Apa Saja Aneka Ragam Maharah Al-Kitabah?
4. Bagaimana Prosedur Pengajaran Maharah Al-Kitabah?
5. Apa Saja Teknik Pengajaran Maharah Al-Kitabah?
6. Apa Media Pengajaran Maharah Al-Kitabah?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Apa Makna dan Urgensi Pengajaran Maharah Al-Kitabah.
2. Mengetahui Apa Hubungan Maharah Al-Kitabah dengan Maharah Lain.
3. Mengetahui Apa Saja Aneka Ragam Maharah Al-Kitabah.
4. Mengetahui Bagaimana Prosedur Pengajaran Maharah Al-Kitabah.
5. Mengetahui Apa Saja Teknik Pengajaran Maharah Al-Kitabah.
6. Mengetahui Apa Media Pengajaran Maharah Al-Kitabah.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Dan Urgensi Maharah Al-kitabah
Kitabah (menulis) berarti membuat lambang-lambang grafis yang
menggambarkan suatu bahasa yang difahami seseorang untuk dibaca orang
lain. Lambang-lambang grafis adalah kesaruan fonem yang membentuk kata,
dari kata membentuk kalimat, dari rangkaian kalimat membentuk paragraf
yang mengandung satu kesatuan pikiran serta maksud atau pesan tertentu.
Untuk bisa dipahami orang lain, menulis bukanlah sekadar menyusun
tanda-tanda tulis yang menyatakan suatu bahasa yang diketahui oleh
seseorang. namun juga merupakan penuangan buah pikiran melalui kalimat
yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut
berhasil dikomunikasikan kepada orang lain.
Menulis meliputi kegiatan dalam tulis-menulis, termasuk menulis
dalam pengertian yang sangat sederhana seperti menulis huruf, sampai
kepada menulis yang lebih kompleks. Dengan demikian menulis (kitabah)
dapat berupa kegiatan sederhana tetapi mendasar, yakni sekadar melukiskan
lambang lambang grafis, dan dapat pula berkembang menjadi kegiatan yang
lebih kompleks berupa penuangan pikiran yang dikenal dengan mengarang,
Mengarang adalah salah satu bagian dari keterampilan menulis.
Mengarang (al-insya') adalah kegiatan menyusun kata-kata dalam kalimat
secara benar dan sesuai dengan kaidah tata bahasa. Penulis menghubungkan
kalimat-kalimat tersebut hingga terbentuk suatu tulisan yang
berkesinambungan yang dapat mengkomunikasikan pikiran dan ide penulis.
tentang suatu topik tertentu.
Dengan demikian maharah al-kitábah (keterampilan menulis) adalah
kemampuan seseorang dalam mengolah lambang-lambang grafis menjadi
kata kata, lalu kata-kata menjadi kalimat yang efektif yang sesuai dengan
kaidah bahasa yang berlaku, guna menyampaikan dan menginformasikan ide,
buah pikiran, pendapat, pengalaman, sikap, dan perasaan kepada orang lain.

3
B. Hubungan Antara Maharah Al-Kitabah Dengan Maharah Lain
Maharah al-kitabah dan mahârah al-qira'ah adalah dua keterampilan
berbahasa tulis. Pesan yang disampaikan penulis dan diterima oleh pembaca
dijembatani melalui lambang bahasa yang dituliskan. Membaca dan menulis
merupakan suatu kegiatan yang menjadikan penulis sebagai pembaca dan
pembaca sebagai penulis. Seseorang akan mempu menulis setelah membaca
karya orang lain atau secara tidak langsung akan membaca karangannya
sendiri. Ketika seseorang membaca karangan orang lain ia akan berperan juga
seperti penulis, ia akan menemukan topik dan tujuan, gagasan, serta
mengorganisasikan bacaan dari karangan yang dibaca.
Berbicara (maharab al-kalam) dan menulis (mabärah al-kitabah)
merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Berbicara merupakan
kegiatan ragam lisan, sedangkan menulis merupakan kegiatan berbahasa
ragam tulis. Menulis merupakan kegiatan berbahasa tak langsung sedangkan
berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat langsung. artinya
penulis dan pembicara berperan sebagai penyampai atau pengirim pesan
kepada pihak lain. Pesan yang disampaikan melalui media tulisan dapat
diperoleh dari hasil berbicara. Dan sebaliknya seseorang berbicara dapat
mengambil konsep atau informasi dari hasil tulisan sendiri atau orang lain.
C. Aneka Ragam Maharah Al-Kitabah
Sebagaimana keterampilan berbahasa yang lain, kemahiran menulis
juga merupakan istilah umum yang melingkupi beberapa jenis keterampilan
mikro lainnya. Pemahaman tentang ragam kemahiran menulis akan menjadi
panduan bagi guru dalam melihat kemahiran menulis sebagi sebuah
keterampilan utuh yang terbentuk dari beberapa keterampilan parsial yang
berjenjang dan berkaitan. Berikut beberapa ragam penting kemahiran
menulis.
1. Kemampuan menulis mekanis vs kemampuan mengolah nalar
Kemampuan mekanis (mahârah aliyah) dalam menulis adalah
keterampilan yang berkaitan dengan bentuk baku bahasa tulisan, seperti
penulisan tanda baca, penulisan bentuk huruf, huruf-huruf yang bisa ditulis
bersambung, huruf-huruf yang hanya bisa disambung dengan huruf

4
sebelumnya dan tidak bisa disambung dengan huruf sesudahnya (yaitu: 'alif,
dal, dzál, ra', zay, dan wan). Huruf Arab dapat kita bagi menjadi dua
kelompok, yaitu: kelompok huruf-huruf "egois" seperti dijelaskan di atas dan
kelompok huruf-huruf "toleran" yakni selain huruf di atas. Serta penulisan
harakat/syakal di atas (fathah), di bawah (kasrah), atau di akhir huruf,
penulisan hamzah qatha' dan hamzah washal dan sebagainya. Kemampuan
mengolah nalar (maharah aqliyyah) yaitu kemampuan yang berkaitan dengan:
a.penggunaan bahasa (language use), yaitu kemampuan untuk menulis yang
benar dengan kalimat yang baik sesuai dengan situasi dan kondisi, termasuk
di dalamnya penggunaan mufradat (vocabulary), idiom-idiom (ibarah
ishthilâhiyyah), nahwu dan tarakib (struktur).
b.pengungkapan isi (muhtawa/content), yaitu kemampuan berpikir secara
kreatif dan mampu menyusun ide atau pikiran dengan tepa dan relevan
dengan topik yang ada.
c. keterampilan gaya bahasa, yaitu kemampuan memanipulasi kalimar dan
paragraf serta menggunakan bahasa secara efektif.
d. keterampilan manilai (taqwim/evaluation), yaitu kemampuan untu menulis
materi-materi yang sesuai untuk tujuan khusus dan sesua dengan pemikiran
pembaca, dengan menyeleksi informasi yang relevan, begitu juga dengan
kemampuan memilih bentuk yang sesu untuk menuntaskan sebuah tulisan.
e. kemampuan mengorganisasi (tashnif/organization), yaitu mampu
mengungkapkan, mengorganisasikan dan menyusun pokok pikiran dengan
lancar, jelas, logis, dan apik.
2. Menulis huruf, kata, kalimat, alinea, dan wacana
Dilihat dari wujud lahir produk tulisan atau lambang-lambang tulisan
yang dibuat oleh siswa, maka keterampilan menulis dapat diurutkan dari yang
paling mudah sampai yang paling sulit, yaitu: menulis huruf, kemudian kata-
kata, lalu kalimat, kemudian paragraf, dan selanjutnya menulis wacana.
3. Menulis reproduktif, reseptif-produktif, dan produktif
Kemampuan reproduktif maksudnya kemampuan memproduksi ulang.
Kegiatan yang dilakukan dalam kemampuan ini ialah siswa menyalin tulisan
(teks) dari buku tertentu atau dari tulisan di papan tulis. Kegiatan ini

5
bertujuan agar siswa terbiasa menulis kata-kata dalam bahasa asing. karena
setiap bahasa mempunyai sistem penulisan yang berbeda dengan bahasa lain,
lebih-lebih bahasa Arab yang mempunyai huruf yang berlainan dari huruf
latin (Indonesia). Cara menulisnya juga berbeda, tulisan Latin dimulai dari
arah kiri ke kanan sedangkan bahasa Arab sebaliknya. Dalam bahasa latin
semua huruf bisa ditulis berdiri sendiri dan bisa juga ditulis secara
bersambung, sementara bahasa Arab tidak demikian. Cara menulis tersebut
sudah harus mendapat perhatian pada tingkat permulaan, karena kemampuan
yang dicapai pada tingkat ini akan menentukan bagi perkembangan dalam
kemampuan menulis berikutnya.
Dalam menulis reseptif-produktif, kegiatan yang dilakukan ialah siswa
diberikan teks tertulis yang dibaca sendiri atau yang diperdengarkan melalui
kaset kemudian mereka diminta untuk mereproduksi atau menceritakan
kembali teks tersebut secara keseluruhan atau sebagian (intinya) saja. Dalam
kemampuan ini, siswa masih terikat pada teks yang diberikan, terutama
mengenai isi, jalan cerita dan konsep penilaian.
Terakhir kemampuan produktif. Untuk pengembangan kemampuan in
siswa harus menulis secara bebas berdasarkan tema yang diberikan dengan
penentuan beberapa kata kunci. Menulis jenis ini sering juga disebut dengan
menulis kreatif.
4.Menyalin, dikte, mengarang terprogram, dan mengarang bebas
Kemahiran menulis dapat juga kita lihat dari aspek yang lain, yaitu dari
tingkat kesulitan dan kompleksitas keterampilan yang dibutuhkan. Dengan
cara ini kemahiran menulis dapat kita urutkan dari yang paling sederhana
sampai kepada yang paling kompleks, yiatu diawali dengan kemampuan
menulis huruf-huruf (dari huruf tunggal sampai membentuk sebuah kata),
kemudian kemampuan menyalin (mulai dari menyalin huruf sampai
aline/paragraf dari buku atau sumber lain), kemudian mampu menulis dengan
didiktekan (baik dikte huruf-huruf, kata-kata, kalimat, maupun
aline/paragraph). Selanjutnya berkembang menjadi kemampuan
menulis/mengarang terprogram (kitabah muqayyadah/insya' muwajjah) dan

6
yang terakhir mampu menuangkan gagasan sendiri dalam bentuk karangan
bebas (kitabah hurrah/insya' burr).
Tujuan seseorang membuat tulisan (karangan) adalah untuk
mengungkapkan fakta-fakta, perasaaan, sikap serta isi pikiran secara jelas dan
efektif, agar pernbaca dapat menghayati tulisan tersebut sesuai dengan
gagasan yang ada dalam pikiran penulis. Agar apa yang diungkapkan cukup
bermakna, gasan-gagasan yang disampaikan hendaklah disajikan sedemikian
rupa sehingga menampakkan kalimat-kalimat yang apik (unified), jelas
(clear). bermakna (significant), ekonomis (economical) dan mengikuti aturan
tata bahasa yang dapat diterima (gramatically accepted).
D. Prosedur Pengajaran Maharah Al-Kitabah
Penjenjangan dalam pengajaran merupakan prinsip pendidikan yang
mesti diaplikasikan dalam berbagai situasi belajar, baik untuk materi
pelajaran bahasa maupun untuk materi pelajaran lainnya. Prinsip pentahapan
dalam pengajaran mestilah disusun mulai dari materi yang paling mudah
sampai ke materi yang paling sulit. Apabila kita terapkan prinsip pentahapan
ini dalam pengajaran menulis, maka kita akan mulai mengajar keterampilan
menulis dari nagl, naskh (menyalin), imla (dikte), menulis terstruktur,
kemudian menulis bebas.
1. Keterampilan Sebelum Menulis Huruf
Keterampilan pra-menalis (pre-writing skill) adalah keterampilan
dasar yang perlu dikembangkan anak-anak sebelum mereka mampu menulis.
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan anak untuk duduk dengan
sikap dan posisi yang benar, memegang dan menggunakan pensil, latihan
gerakan tangan, menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas
tulisan yang telah ada,menghubung-hubungkan tanda titik-titik yang
membentuk tulisan
2. Pengajaran Menulis Huruf
Huruf merupakan tanda aksara dalam tata tulis dimana termasuk
anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa, aksara. Dalam bahasa
Arab, kumpulan huruf-huruf yang melambangkan bunyi-bunyi Bahasa Arab
disebut juga hijaiyah. Huruf hijaiyah disebut pula dengan Alfabet Arab.

7
Kata Alfabet itu sendiri juga berasal dari bahasa Arab: Alif, Baa, Taa.
Namun kemudian setiap huruf disebut dengan Alfabet. Sementara itu ada
pula yang menyebut Alfabet dengan Abjad.Abjad, Alfabet atau huruf
hijaiyyah berjumlah 28 (dua puluh delapan) huruf tunggal, atau 30 (tiga
puluh) dengan memasukkan huruf Lam-Alif dan Hamzah (sebagai huruf
yang menerima sandang/harakat). Huruf hijaiyah ada yang dapat
menyambung dan disambung, ada pula yang disambung tetapi tidak dapat
menyambung.
3.Pengajaran Menyalin Atau Menjiplak (Naskh/Naql)
Pada tahap pengajaran menyalin, murid dibimbing untuk mencontoh
tulisan yang telah dipelajarinya. Contoh tulisan yang akan ditiru bisa pada
dibuat pada lembaran kertas tempat siswa akan menyalinnya (naskh) atau
bisa juga dibuat pada media lain (naql), semisal papan tulis atau kartu kata,
atau slide projecter/in-focus. Ruang lingkup materi yang disalin dapat
berupa menyalin huruf, suku kata, kalimat, paragraph dengan tulisan yang
rapi dan jelas dengan pemakaian ejaan dan kosakata yang tepat.
Beberapa penulis menggunakan istilah imla' manqul untuk maskud
yang sama dengan menyalin naql. Imla' ini biasanya diberikan kepada
peserta didik tahap pemula karena pada pembelajaran imla' manqul ini
peserta didik diminta untuk memindahkan tulisan dari media tertentu dalam
buku pelajaran. Pada tahap awal, pembelajaran menulis guru memberikan
latihan kepada peserta didik dengan menirukan tulisan kalimat pendek yang
terdapat di buku atau di papan tulis.
Kalau dilihat dari penekanan kegiatan menyalin yang didahului
dengan kegiatan melihat terlebih dahulu materi yang akan disalin, maka
pengajaran menyalin terkadang disebut juga dengan imla' manzhûr. Dalam
pembelajaran imla' mandhur peserta didik diminta untuk melihat tulisan
dengan cermat dan setelah itu peserta diminta untuk memindahkan tulisan
yang telah dilihat ke dalam buku tanpa melihat kembali tulisan tersebut.
Pembelajaran menulis ini dapat diberikan oleh guru melalui tugas membaca
beberapa alenia dalam teks kemudian peserta didik diminta untuk menulis
kembali hasil bacaannya dan mengarahkan tata cara penulisannya yang

8
benar.Walau terlihat sederhana, kegiatan latihan menyalin tulisan Arab
memiliki beberapa manfaat, di antaranya:
a. Menyalin merupakan latihan tambahan bagi para siswa dalam menulis
huruf-huruf dengan tangan. Apabila seorang guru mendorong para siswa
untuk menyalin, maka sebenarnya menyalin merupakan latihan untuk
menulis indah.
b. Menyalin dapat menumbuhkan keterampilan menggunakan ejaan yang
benar.
c. Menyalin dapat melatih para siswa menggunakan tanda baca dengan
benar.
d. Menyalin dapat memantapkan penguasaan materi pelajaran yang telah
dipelajarinya berupa kosa kata dan pola-pola kalimat.
4.Pengajaran Dikte (Imla')
Imla' berarti talqin yaitu menyampaikan atau mendiktekan kepada
orang lain dengan suara keras agar dia memindahkan secara baik dan benar.
Dalam dikte terjadi penggabungan antara aktivitas mendengarkan dan
menulis dengan cara menulis apa yang didengar dari perkataan orang lain.
Setelah para siswa dilatih menyalin tulisan untuk jangka waktu yang
memadai, mulailah mereka dilatih imlá'. Latihan ini dilakukan untuk
menguji kemampuan menulis mereka atas apa yang mereka dengar. Dengan
mulainya mereka berlatih dikte tidak berarti mereka berhenti berlatih
menyalin. Kedua keterampilan tersebut sebaiknya dikerjakan bersama-sama.
Dikte biasanya diberikan pada materi pelajaran yang sudah dikenal,
baik cara membaca atau kosakatanya. Akan lebih baik lagi kalau guru
terlebih dahulu menentukan materi bacaan yang akan dilatihkannya dengan
me sehingga para siswa dapat mempersiapkannya terlebih dahulu dengan
membaca materi tersebut. Hal ini lebih baik daripada imlâ' diberikan yang
secara tiba-tiba. Imla' yang diumumkan sebelumnya dapat memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk mempersiapkan terlebih dahulu dengan
berlatih. Sedangkan imla' yang diberikan secara tiba-tiba akan didahului
dengan persiapan yang tidak memadai. Imla' bisa dilakukan dengan berbagai
bentuk; imla kata-kata pilihan, imla' kalimat-kalimat pilihan dan smile alinea

9
yang bersambung.
5.Pengajaran Menulis Terstruktur (Insya' Muwajjah)
Setelah para siswa mempelajari menulis huruf-huruf, menyalin, dan
dikte, mereka mulai belajar kitâbah muqayyadah (menulis terstruktur) yang
dinamai juga dengan kitabah muwajjahah. Jenis menulis ini diberikan
terlebih dahulu sebelum menulis bebas.
Insya' muwajjah adalah membuat kalimat atau paragraf sederhana
dengan bimbingan tertentu berupa pengarahan, contoh, kalimat yang tidak
lengkap, dan sebagainya. insya' muwajjah bisa juga disebut mengarang
terbatas (insya' muqayyad), sebab karangan pelajar dibatasi oleh ukuran-
ukuran yang diberikan oleh pemberi soal, maka dalam prakteknya tidak
menuntut pelajar untuk mengembangkan pikirannya secara bebas.
6.Pengajaran Menulis/Mengarang Bebas (Insya' Hurr)
Menulis bebas merupakan tahap terakhir dari perkembangan
Pengajaran keterampilan menulis. Para siswa mesti diajarkan keterampilan
menulis bebas secara otomatis. Karangan bebas adalah karangan yang di
dalamnya sesuatu yang ada dalam pikiran tanpa harus terikat oleh tertuang
segala aturan tertentu yang ketat.
Menulis bebas berbeda dengan menulis terbimbing karena pada
kegiatan menulis jenis ini siswa membuat kalimat atau paragraf tanpa
pengarahan, contoh, kalimat yang tidak lengkap dan sebagainya. Mengarang
bentuk ini lebih tinggi tingkatannya di bandingkan dengan mengarang
terpimpin, karena pada menulis jenis ini siswa diberi kebebasan untuk
mengekspresikan fikirannya.
Mengarang bebas berorientasi kepada pengekspresian pokok pikiran
berupa ide, pesan, perassaan, dan sebagainya ke dalam bahasa tulisan bukan
visualisasi bentuk atau rupa huruf, kata, atau kalimat saja. Maka wawasan
dan pengalaman pengarang sudah mulai dilibatkan secara leluasa pada
kegiatan menulis jenis ini. Menulis karangan bebas tidak hanya
mendeskripsikan kata kata atau kalimat ke dalam tulisan secara struktural,
melainkan juga bagaimana ide atau pikiran penulis tercurah secara sistematis
untuk memahamkan, meyakinkan, atau mempengaruhi pembaca. Materi dan

10
orientasi mengarang bebas (insya' burr) pada umumnya berkisar pada:
a.Narasi/karangan narasi (sardiy, qashashiy)
Yaitu gambaran peristiwa yang terjadi secara kronologis dimana suatu
peristiwa terjadi sesudah peristiwa yang lainnya. Yang penting dalam hal ini
adalah urutan waktu dimana penulis menceritakan apa yang terjadi
berikutnya sampai pada peristiwa yang terakhir. Pada tulisan model ini
biasanya digunakan fi'l madhin, karena cerita yang diungkapkan pada tulisan
tersebut telah terjadi di masa lampau baik peristiwa tersebut terjadi
sebenarnya atau hanya sebuah asumsi.
b. Eksposisi/karangan eksposisi (ardhiy, syarhiy)
Yaitu karangan dan tulisan yang bersifat memberikan informasi
dengan menggunakan pengembangan sacara analisis, spesial dan kronologs
Model ini menggambarkan peristiwa masa sekarang, lampau, atau masa
yang akan datang. Peristiwa yang digambarkan biasanya betul-betul terjadi,
tetapi kadang-kadang juga bersifat fiktif. Adapun bentuk fid disesuaikan
dengan waktu dari materi yang digambarkan. Untuk memudahkan siswa
sebaiknya digambarkan hal-hal yang sifatnya kongkrit dan nyata.
c. Deskripsi/karangan deskripsi (washfiy, bayaniy)
Yaitu karangan yang berbentuk essi yang memberikan gambaran
tentang manusia, tempat serta benda-benda lainnya. Jika narasi berhubungan
dengan peristiwa-peristiwa menurut urutan waktunya, maka deskripsi
berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya tetap, serta memberikan gambaran
tentang suatu masalah yang lebih ditekankan pada keadaan suatu objek.
d. Argumentasi/karangan argumentasi (istidlaliy, istintajiy)
Yaitu karangan yang bersifat pengungkapan gagasan-gagasan yang
umum dan mengandung analisis tentang fakta yang lebih luas. Lebih dari itu
penulis juga harus mengungkapkan fakta, menyusun, membandingkan,
menghubungkan, kemudian menyimpulkan. Penulis tulisan ini mempunyai
pandangan tertentu untuk memuaskan pembaca, baik dengan tulisan emotif
maupun ilmiah, atau dengan campuran keduanya.
7.Pengajaran Menulis Indah (Khath)
Salah satu bentuk keterampilan menulis yang perlu mendapat

11
perhatian khusus adalah menulis indah bahasa Arab, yaitu kemampuan
menulis yang dikenal dengan istilah al-khath atau kaligrafi Arab. Dalam
khazanah Islam, kaligrafi atau seni menulis khat Arab sering disebut art of
Islamic an (seninya seni Islam). Sebutan ini menunjukkan arti penting seni
kaligrafi dalam kehidupan kaum muslimin, dan kedudukannya sangat
unggul melebihi seni-seni yang lain. Keunggulan ini nampak dalam
peranannya sebagai alat komunikasi penting, yaitu tulis baca.
Masyarakat yang pandai menulis dan membaca adalah masyarakat
yang maju.Di Indonesia, seni kaligrafi sudah sangat populer dan
berkembang di tengah masyarakat. Bahkan, aktivitas menulis khat indah ini
diiringi oleh kegiatan penunjangnya berupa lomba-lomba yang diikuti oleh
para kaligrafer muda di seluruh provinsi sampai tingkat kabupaten,
kecamatan, dan desa.
E. Teknik Pengajaran Maharah Al-Kitabah
1.Teknik Pengajaran Keterampilan Sebelum Menulis Huruf
Pada tahap ini siswa dilatih cara memegang pena dan meletakkan
buku di depannya. Demikian juga mereka harus belajar memantapkan cara
menggaris, seperti kemiringannya, cara memulai dan cara mengakhiri. Hal
ini penting sebagai persiapan sebelum mereka belajar menulis kata-kata
pada tahap berikutnya. Garis-garis pada tahap ini kadang-kadang lurus dan
terkadang bengkok. Garis-garis yang lurus bisa miring, mendatar atau
vertikal Sedangkan garis-garis yang bengkok mempunyai tingkat
kebengkokan yang berbeda.
Guru membimbing para siswa cara memegang pena yang benar serta
mengawasi mereka pengawasan agar terbiasa menulis dengan benar. Tidak
adanya dari guru kadang-kadang dapat menimbulkan kebiasaan kebiasaan
menulis yang aneh.
2. Teknik Pengajaran Menulis Huruf
Setelah para siswa berlatih membuat garis-garis, mulailah mereka
belajar menulis huruf-huruf. Pada tahap ini sebaiknya kita mengikuti
langkah-langkah berikut ini:
a.Mulai dengan berlatih menulis huruf-huruf secara terpisah sebelum mereka

12
berlatih menulis huruf sambung;
b. Tulislah huruf-huruf tersebut secara tertib dengan mempertimbangkan
kemiripan bentuk;
c.Tulislah huruf-huruf sebelum menulis suku kata atau kata;
d Tulislah satu atau dua huruf baru pada setiap pelajaran;
e Guru memulai menulis contoh tulisan, kemudian para siswa mulai menulis
pada buku tulis mereka.
3. Teknik Pengajaran Menyalin (Naskh/Naql)
Setelah para siswa selesai berlatih menulis huruf, baik yang
bersambung maupun yang terpisah, sebaiknya mereka diajarkan untuk
menyalin pelajaran membaca yang mereka pelajari (buku pelajaran yang
menjadi pegangan).
Mengarahkan siswa agar dapat menyalin tulisan Arab harus
berencana, terarah, selangkah demi selangkah. Mula-mula guru
memperlihatkan gambar tulisan Arab yang cukup besar. Gambar itu dapat
ditempelkan pada papan tulis. Atau setiap siswa mendapat kartu tulisan
Arab tersebut.
Setelah mengamati gambar tulisan Arab siswa mengikuti garis-garis
gambar dengan ujung pensil atau ujung jarinya. Petunjuk garis mana yang
pertama diikuti dan arahnya ke mana sangat membantu siswa. Sekali arah
panah membantu siswa dalam bekerja. Setelah langkah pertama dan kedua
dilakukan berulang-ulang siswa siap dan dapat menyalin tulisan Arab itu
secara utuh
4.Teknik Pengajaran Dikte (Imla')
Kegiatan pengajaran imla' dapat dilakukan dengan mengikuti langkah
langkah berikut ini:
a. Guru menentukan materi bacaan yang sudah dikenal para siswa agar
mereka mempersiapkan diri terlebih dahulu di rumah. Dari materi itulah
guru mengambil bahan imlâ' untuk waktu berikutnya.
b.Guru mendiktekan materi bacaan, baik seluruhnya, sebagian, maupun
memilih sebagian kalimat atau kata. Ketika mendiktekan bacaan, guru
membacakannya dengan perlahan sebanyak tiga kali. Guru juga harus

13
membacanya dengan teliti. Para siswa akan menulis apa yang mereka dengar
dan mereka mendengar apa yang diucapkan oleh gurunya.
c.setelah dikte selesai, guru mengadakan koreksi. Selang waktu antara
kegiatan imla dan pengkoreksian tidak boleh terlalu lama, karena Setelah
pengukuhan harus segera dan cepat.
d. Guru atau siswa menulis jawaban-jawaban yang benar di dalam buku
tulis
e.Setiap siswa mengoreksi tulisan masing-masing, atau mereka saling
menukarkan buku dengan sesama mereka dan mengoreksinya. Koreksi oleh
masing-masing jauh lebih baik, lebih cepat dan lebih ringan dibandingkan
dengan saling tukar buku. Untuk para siswa pemula semua tugas sebaiknya
dikoreksi langsung oleh guru.
f.Guru dan para siswa membahas kesalahan-kesalahan yang terjadi pada
latihan dikte.
g. Guru meminta para siswa mengulangi setiap tulisan mereka yang
sebanyak tiga, empat atau lima kali.
5. Teknik Pengajaran Menulis Terstruktur (Insya' Muwajjah)
Menulis terstruktur dapat dilakukan dengan mengikuti bentuk berikut ini :
a. Kata-kata yang sepadan
dengan mengikuti bentuk Para siswa diminta untuk menulis beberapa
kalimat yang sepadan dengan kalimat tertentu, setelah itu diberikan beberapa
kata yang layak untuk menulis kalimat-kalimat tersebut.
b.alenia yang sepadan
Para siswa diberikan sebuah alinea yang tertulis kemudian mereka
diminta untuk menulisnya kembali dengan mengubah salah satu dari kata-
kata pokok yang ada padanya. Apabila pada alinea tersebut berkisar tentang
seseorang yang bernama Hatim, maka mereka diminta untuk mengubahnya
dengan seorang pemudi, misalnya, bernama Maryam. Kata pengganti ini
tentunya akan mengubah fi`il, dhamir, shifah dan berbagai hal yang berkaitan
dengan hatim menjadi berkaitan dengan maryam.
c.Kata kata yang dibuang

14
Para siswa diminta untuk mengisi tempat yang kosong pada sebuah
kalimat. Kata-kata tersebut mungkin harf jarr, 'athf, istifbam, syarth atau yang
lainnya.
d. Mengisi kata kosong (cloze test)
Suatu karangan yang sudah dipersiapkan guru setiap kata kelima dihi
langkan. Karangan ini diberikan kepada siswa untuk diperbaiki. Perbaikan
dengan cara mengisi kotak-kotak kosong.
e. Menyusun kata-kata
Para siswa diberikan sejumlah kata-kata, kemudian mereka diminta
untuk menyusunnya sehingga menjadi sebuah kalimat yang benar.
f.Menyusun kalimat
Menyusun atau membangun kalimat dapat dilakukan dengan berbagai
Teknik ini bisa dilakukan dengan cara:
1) menjawab pertanyaan
2) melengkapi kalimat
3) memperbaiki susunan kalimat
4) memperluas kalimat dimana guru menyebutkan sebuah kalimat model,
kemudian siswa memperluas kalimat model itu dengan kata atau frase yang
ditentukan oleh guru
5) substitusi dimana guru memberikan atau membacakan sebuah kalimat
model, lalu guru menyebutkan suatu kata lain yang menduduki posisi jabatan
tertentu dalam kalimat model tadi, selanjutnya siswa menuliskan kalimat baru
dengan cara menggantikan isi jabatan kata pada kalimat model.
g. Menggabungkan dua atau beberapa kalimat
Kepada siswa disajikan dua kalimat. Kemudian mereka diminta untuk
menggabungkannya menjadi sebuah kalimat. Penggabungan tersebut
menggunakan adât (kata sambung) tertentu untuk membatasinya atau mereka
diberi kebebasan untuk membatasinya. Atau kepada siswa diberikan beberapa
kalimat yang tidak taratur, kemudian mereka diminta untuk menyusunnya
menjadi sebuah alinea.

15
h. Mengubah/tranformasi kalimat
Kepada siswa disajikan sebuah kalimat kemudian mereka diminta
mengubahnya menjadi manfi, atau mutsbat, atau istifhâm, atau khabariyyah,
atau juga ta'ajjubiyyah; atau dari madhi, mudhari dan am atau juga menjadi
mahni ma'lam atau majbal dan sebagainya.
i. Menyempurnakan kalimat
Kepada siswa disajikan sebagian dari suatu kalimat, kemudian mereka
diminta untuk menyempurnakannya dengan menambahkan kalimat pokok
atau kalimat penunjangnya.
6. Teknik Pengajaran Menulis/Mengarang Bebas (Insya' Hurr)
Untuk mengajarkan keterampilan menulis bebas, kita bisa mengikuti
langkah-langkah berikut:
a.Persiapan menulis bebas
Sebelum siswa menulis suatu tema, guru hendaknya menyiapkan materi
yang akan diajarkannya, mengomentari kesalahan sebelumnya, dan
membantu mereka dalam mengerjakan tugas. Persiapan-persiapan tersebut
meliputi hal-hal berikut ini:
1) Guru mengingatkan hal-hal penting yang secara otomatis harus mereka
kerjakan, yaitu menulis foot note, judul, tanggal dan kolom kosong sebelum
alinea.
2) Guru mengingatkan para siswa tentang karakteristik-karakteristik alinea
yang baik. Sangat dianjurkan guru menyajikan sebagian contoh alinea yang
memenuhi karakteristik-karakteristik tersebut.
3) Untuk pertemuan pertama, guru dan siswa saling membantu dalam
mempersiapkan outline karangan. Setelah dilakukan latihan yang cukup guru
membiarkan para siswa mengerjakannya sendiri,
4) Guru dan siswa sebaiknya berdiskusi sekitar tema tulisan sebelum kegiatan
menulis dimulai.
5) Guru membekali para siswa dengan kata-kata pokok yang akan digunakan
dalam menulis suatu tema.
6) Guru memilih tema yang disukai oleh para siswa serta tema yang ada
dalam jangkauan pengetahuan mereka.

16
7) Guru memberikan batasan-batasan tertentu untuk sebuah karangan, seperti
jumlah alinea, jumlah kata-kata, jumlah kalimat dan jumlah baris.
8) Guru sebaiknya memberikan kalimat-kalimat utama untuk setiap alinea.
b. Praktik menulis.
Setelah guru membekali para siswa dengan kemampuan menulis bebas
tentang suatu materi, mulailah siswa menulis. Dalam kegiatan tersebut
sebaiknya diperhatikan hal-hal berikut ini:
1) siswa memikirkan materi apa yang akan ditulisnya;
2) siswa menulis pokok-pokok pikiran yang akan dituangkan dalam
tulisannya secara sistematis. Pokok-pokok pikiran tersebut telah ada dan
terbesit di dalam pikirannya
3) siswa mengulangi kembali sistematika pokok-pokok pikirannya. Pokok
pokok pikiran tersebut akan membatasi setiap alinea. Demikian juga perlunya
membatasi jumlah alinea-alinea yang akan ditulisnya;
4) setelah mempersiapkan pokok-pokok pikiran mulailah siswa menulis
outline berdasarkan pokok-pokok pikiran sebelumnya;
5) setelah penulisan outline selesai siswa diminta untuk mengoreksi
kemungkinan beberapa kesalahan, seperti kesalahan sintaksis, penulisan, atau
kesalahan gramatikal;
6) setelah selesai mengecek dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
mungkin terjadi, siswa menulis gambaran akhir dari alinea atau karangan
tersebut.
c. Mengoreksi tulisan bebas
Mengoreksi kesalahan dalam tulisan bebas dapat dilakukan dengan dua
cara. Pertama tashkih mufashshal, yaitu guru mengoreksi kesalahan dengan
memberi koreksi sebagai pengganti tulisan yang salah. Guru
menggarisbawahi tulisan yang salah kemudian di atas atau di bawahnya
ditulis pembetulannya.
Kedua tashih murammaz, yaitu dengan cara menggarisbawahi atau
menandai bagian tulisan yang salah tanpa memberikan penggantinya, cukup
dengan simbol-simbol (rumúz) tertentu saja. Ketiga koreksi gabungan, yaitu
dengan menggabungkan kedua metode sebelumnya, yaitu guru kadang-

17
kadang menulis jawaban yang betul sebagai ganti dari jawaban yang salah
dan kadang-kadang pula guru hanya menulis tanda-tanda tertentu pada bagian
tulisan yang salah.
Di samping teknik-teknik pengajaran kemahiran menulis yang
dijelaskan sebelumnya, teknik-teknik berikut dapat juga dimanfaatkan oleh
guru bahasa Arab untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa :
a.Memperkenalkan Karangan
b.Meniru Model
c.Karangan Bersama
d.Menyusun Kembali Karangan
e Menyelesaikan Cerita
f.Menjawab Pertanyaan
g.Meringkas Isi Bacaan
h.Reka Cerita Gambar
i.Mengembangkan Kata Kunci
j.Mengembangan Kalimat Topik
k.Mengembangkan Judul
7.Teknik Pengajaran Menulis Indah (khat)
Dengan berbagai karakter huruf Arab yang jauh berbeda dengan huruf
huruf Indonesia, mulai dari arah penulisan sampai i'rab, tentu saja menulis
aligrafi Arab sangat ketat dengan kaidah khathiyyah, maka untuk
menguasainya perlu waktu dan latihan yang cukup. Teknik pembelajaran
yang acok untuk kaligrafi yaitu teknik demonstrasi, teknik menjiplak, teknik
ceramah, teknik penugasan dan teknik drill.
Sebelum memulai pembelajaran khat pendidik hendaknya menyiapkan
rancangan pembelajaran yangmeliputi beberapa unsur. Seperti: tujuan
pelajaran, materi pelajaran, sarana-sarana pembantu, dan tahap-tahap
penyampaian pelajaran. Untuk mengembangkan kemampuan siswa menulis
dah, guru bisa mempertimbangkan langkah-langkah berikut :
a.Pembelajaran khat pada langkah awal ini dimulai dengan memotivasi siswa
untuk meniru sebisanya tidak perlu dituntut supaya detail dan indah.

18
Hendaknya guru mewajibkan peserta didik menggunakan alat-alat penjelas
dan warna.
b. Pada langkah kedua ini peserta didik membutuhkan pengarahan seperti
cara menyempurnakan setiap bentuk huruf seumpama gigi sin, kepala ha dan
lengkungan-lengkungan huruf tertentu dan seterusnya. Mereka harus selalu
diberi motivasi, karena mempunyai buku tulis tersendiri untuk Khat Naskhi
yang digunakan untuk membaca dan menulis setiap mata pelajarannya. Pada
periode ini, peserta didkk lebih banyak diarahkan kepada cara menggunakan
tangan dan memegang kalam/pena secara betul.
c. Pada langkah ketiga ini peserta didik diharapkan memiliki buku tulis Khat
Riq"ah yang merupakan materi baru. Tangannya yang telah terlatih menulis
Khat Naskhi akan sangat membantunya dalam mempelajari jenis kaligrafi
baru ini. Selain itu, pada langkah ini, harus ada peningkatan ketajaman
menelaah, pengetahuan tentang hubungan-hubungan dan perbandingan antara
bentu-bentuk huruf serta tuntutan agar murid memperbagus kaligrafinya
untuk membangkitkan ketajaman rasa seni dalam jiwanya
d. Pada langkah keempat ini peserta didik harus memiliki buku tulis Khat dan
diwajibkan mengerjakan tugas-tugas menulis Khat di buku tersebut agar
tangannya terlatih secara serius untuk membaguskan tulisannya. Tugas lain
adalah membuat ragam iluminasi/ornamen dan medium berwarna yang
menerangkan huruf-huruf/ kata-kata.
e. Tahap ini merupakan periode dimana pelajar memiliki buku-buku tulis,
Riqah dan Tsulus. Studi kaligrafi/khat pada periode ini merupakan studi atas
dasar kesadaran dan ketelatenan, dibawah bimbingan dan pengarahan yang
datang dari perasaan pentinganya kaligrafi/khat dan pentingnya memperelok
tulisan. Disiapkan untuk digunakan latihan setelah diajarkan karena
kaligrafi/khat telah dibiasakannya melalui pemahaman dan indera.
f. Pada tahap keenam ini titik-titik kelemahan terdapat pada pulpennya.
Misalnya, dalam cara memiringkan/memanjangkan goresannya, sebab peserta
didik kelas satu dan dua masih membutuhkan pengarahan dalam menulis
dengan pulpen yang baik. Pedidik harus selalu memperhatikan ujung pelatuk
kalam kayu/bambu, sehingga keserasian potongannya senantiasa terjaga. Oleh

19
karena itu, pendidik selalu membawa contoh kalam tersebut untuk
diperhatikan peserta didiknya. Setiap kali hendak menulis, keserasian
potongannya harus dicek. Jika umur kalam tambah menua ukurannya
memendek. Saat itulah kita segera merautnya untuk meyakinkan bahwa ujung
pelatuknya tetap bagus dan tulisan dapat digoreskan dengan indah.
F. Media Pengajaran Maharah Al-Kitabah
Keterampilan menulis adalah kamampuan melukiskan lambang-
lambang grafis dan mengolah nalar yang bertujuan mengungkapkan ide atau
gagasan yang dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca. Tujuan seseorang
membuat tulisan (karangan) adalah untuk mengungkapkan fakta-fakta,
perasaaan, sikap serta isi pikiran secara jelas dan efektif, agar pembaca dapat
menghayati tulisan tersebut sesuai dengan gagasan yang ada dalam pikiran
penulis.
Beberapa media pengajaran yang dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan keterampilan menulis adalah sebagai berikut.
1.Huruf-huruf hijaiyah bermagnet.
2 Huruf-huruf dan kata-kata terputus yang dipasang pada papan flanel.
Papan flanel adalah jenis papan yang permukaannya dilapisi dengan
kain flanel. Kegunaan lainnya adalah untuk menempelkan program yang
berupa gambar, skema, kartu kata, dan semacamnya.
3.Kaset rekaman.
Yang di maksud kaset rekaman adalah kaset yang di isi dengan
rekaman suara, dimana guru memilihkan teks yang sesuai dengan tingkatan
siswa dan dibaca dengan kecepatan normal. Kemudian setelah siswa
mendengarkan, siswa di minta menulis ulang apa yang telah didengar baik di
papan tulis atau di kertasnya sendiri, dan juga memberikan waktu
secukupnya.
4.Foto dan gambar.
Foto dan gambar bisa digunakan dengan tujuan agar siswa dapat
menulis dengan cepat berdasarkan gambar yang dilihat. Foto dan gambar
dapat di
gunakan untuk pembelajaran kitabah. Hal ini tergantung pada kemampuan

20
guru dalam menggunakan media tersebut. Contoh: guru membawa foto
atau gambar, kemudian guru bisa meminta pada siswa untuk
mendeskripsikan, mencari kosakata, mencari lawan kata, memberikan
kesimpulan secara tulisan untuk foto atau gambar tersebut.
5. Lembar fotocopy tulisan.
Media ini digunakan dengan cara menyuruh siswa meneruskan tulisan.
Misalnya: lembaran foto copy tulisan yang belum selesai gagasannya (tulisan
tersebut semestinya 10 paragraf tetapi 3 paragraf terakhir dibuang). kemudian
pembelajar menambahkan paragraph sesuai dengan idenya.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan menulis adalah kamampuan melukiskan lambang-
lambang gratis dan mengolah nalar yang menggambarkan suatu, yang
bertujuan mengungkapkan ide atau gagasan yang dapat dibaca dan dipahami
oleh pembaca. Tujuan seseorang membuat tulisan (karangan) adalah untuk
mengungkapkan fakta-fakta, perasaaan, sikap serta isi pikiran secara jelas dan
ziektil, agar pernbaca dapat menghayati tulisan tersebut sesuai dengan gagasan
yang ada dalam pikiran penulis.
Menulis merupakan bagian dari keterampilan bahasa yang harus
dikuasai oleh siswa, dengan demikian pengajarannya pun memiliki tahapan-
tahapan untuk mempermudah penguasaan siswa. Mulai dari menulis huruf,
menyalin (nagl), dikte (imla), menulis terstruktur (insya' muwajjah) sampai
mengarang bebas (insya' hurr). Keterampilan mengarang terstruktur, memiliki
beberapa bentuk, yaitu: kata-kata yang sepadan, alinea yang sepadan, kata-
kata yang dibuang, mengisi kata kosong, menyusun kata-kata, menyusun
kalimat. menggabungkan kalimat, mengubah kalimat dan menyempurnakan
kalimat Sementara dalam mengarang bebas, siswa diberikan kebebaran dalam
mengarang dan menuangkan ide mereka. Dalam keterampilan ini, langkah-
langkah yang dilalui adalah: persiapan menulis bebas, praktek menulis dan
terakhir mengoreksi tulisan bebas.
B. Saran
Kami selaku penyusun menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna
dan tentunya banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini.Hal ini
disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan kami. Oleh karena itu ,
kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat
bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umunya

22
DAFTAR PUSTAKA
Fachrurrazi A. dan Mahyuddin E. 2020. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab.
Bandung: CV. Pustaka Cendekia Utama. Cet. Ke-2.

23

Anda mungkin juga menyukai