1
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2021
2
DAFTAR ISI
BAB I............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................3
C. Tujuan...............................................................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................4
A. Penulisan Kreatif.............................................................................................................................4
B. Mengawali Penulisan Membutuhkan Sebuah Strategi/Konsep Dasar..........................................5
C. Teknik Penulisan Kreatif.................................................................................................................6
D. Langkah-Langkah Pembelajaran Menulis dan Tahapan-tahapan Penulisan Kreatif......................7
1. Langkah-Langkah Pembelajaran Menulis.......................................................................................7
2. Tahap-Tahap Penulisan kreatif.....................................................................................................11
E. Manfaat menulis...........................................................................................................................12
F. Jenis-Jenis Tulisan.........................................................................................................................13
BAB III........................................................................................................................................................14
P E N U T U P.............................................................................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................15
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penulisan kreatif bisa diartikan sebagai kemampuan untuk mengendalikan pikiran-
pikiran kreatif yang bergumul dalam pikiran seseorang dan untuk menyusunnya ke dalam
sebuah kalimat dengan struktur yang baik; saya bisa mengatakan bahwa konsep daripada
"Menulis Kreatif" lebih berbobot daripada menyimpan imaginasi karena tidak semua imajinasi
adalah pikiran yang kreatif. Kreativitas lahir di dalam pikiran yang mapan dan matang. Seorang
penulis sama baiknya dengan pemikirannya sendiri. Ada dua tipe penulis yang dibahas adalah
penulis umum/harian dan penulis kreatif.
Karya sastra sebagai hasil kreativitas, kepekaan pikiran, dan perasaan pengarang dalam
menanggapi peristiwa di sekitarnya, menuntut penciptanya untuk memiliki daya kreativitas
yang tinggi. Dalam penciptaan karya sastra, kreativitas sangat diperlukan agar karya sastra yang
dihasilkannya dapat bersifat dulce et utile. Kalau karya yang dihasilkannya tidak dulce et utile,
karya tersebut belum dapat dikatakan bernilai sastra. Menurut Horace (dalam Pradopo, 1994)
hakikat karya sastra adalah dulce et utile, yang artinya menyenangkan dan berguna.
Maksudnya, karya sastra harus mampu memberikan kesenangan kepada pembaca, dan
berguna bagi kehidupan pembaca dalam menambah kedewasaan dan kebijaksanaan dalam
bermasyarakat.
B. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan makalah ini kami akan memfokuskan pada beberapa masalah di bawah ini :
3. Bagaimana konsep dasar penulisan Kreatif dan ciri-ciri manusia Kreatif dalam menulis?
C. Tujuan
Dilihat dari rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan karya tulis ini adalah
Mengetahui bagi mahasiswa sebagai peranan mahasiswa terhadap perkembangan bangsa
dalam penulisan kreatif sastra.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penulisan Kreatif
Wardhana menyatakan bahwa menulis adalah suatu keahlian dalam menuangkan suatu
ide, gagasan atau gambaran yang ada di dalam pikiran manusia menjadi sebuah karya tulis yang
dapat dibaca dan mudah dimengerti atau dipahami orang lain. Mac Arthur menyatakan writing
is a powerful tool for getting thing done and a language skill to convey knowledge and
information, artinya menulis merupakan keterampilan berbahasa untuk menyampaikan
gagasan dan informasi.
Pengertian menulis berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
menulis tidak sekedar melukiskan simbol-simbol saja, tetapi mengungkapkan pikiran, masalah,
gagasan, dan argumen ke dalam bahasa tulis berupa susunan kalimat dan paragraf yang utuh.
Oleh karena itu, menulis merupakan sarana komunikasi untuk melakukan negosiasi dan
transaksi dalam bentuk bahasa tulis.
Menurut White karangan yang baik dalam prosesnya mempertimbangkan empat hal,
yakni (1) the appeal target audience (menentukan target pembaca), (2) a coherent
structure (struktur tulisan yang koheren), (3) a smooth, detailed development (ketuntasan
6
pengembangan masalah tulisan), dan (4) an appropriate, well articulated style (gaya tulisan
yang menarik). Selain itu, selama proses menulis, penulis perlu serangkaian aktivitas yang
melibatkan beberapa fase. Fase-fase tersebut yaitu prapenulisan (persiapan), penulisan
(pengembangan isi karangan) dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau editing). Ketiga fase
tersebut akan dijabarkan seperti berikut ini.
Menurut Stephen king, menulis berarti menciptakan duniamu sendiri. Menurut Seno
Gumira Ajidarma menulis adalah suatu cara untuk bicara, berkata, menyapa, menyentuh
seseorang yang lain entah dimana. Cara itulah yang bermacam-macam dan disanalah harga
kreativitas ditimbang-timbang.
Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues menulis merupakan salah satu hal yang paling
penting yang kamu lakukan disekolah.
Menurut Eric Gould, Robert Diyanni dan William Smith menulis adalah perilaku kreatif
karena membutuhkan pemahaman atau merasakan sesuatu : sebuah pengalaman, tulisan, dan
peristiwa. Jadi dapat disimpulkan menulis adalah teks bertutur kata sesuai dengan gaya sendiri,
dari yang diketahui dan dialami.
Pada dasarnya, menulis kreatif berbeda dengan menulis ilmiah. Sebagian orang
menempatkan menulis kreatif adalah menulis untuk sastra seperti puisi, cerpen, dan
sebagainya. Menulis kreatif dibangun dari dua unsur penting, menulis sebagai keterampilan dan
kreatif sebagai mentalitas yang cenderung untuk menciptakan. Menulis merupakan
keterampilan untuk menuangkan ide dan gagasan secara tertulis. Kreatif berhubungan dengan
kemampuan dalam mencipta. Menulis kreatif dapat didefinisikan sebagai proses menulis yang
bertumpu pada pengembagan daya cipta dan ekspresi pribadi dalam bentuk tulisan yang baik
dan menarik. Artinya, menulis kreatif menekankan pada proses aktif seseorang untuk
menuangkan ide dan gagasan melalui cara yang tidak biasa sehingga mampu menghasilkan
karya cipta yang berbeda, yang tidak hanya baik tetapi juga menarik.
Jadi menulis kreatif adalah proses yang apabila berlangsung secara konsisten maka akan
menjadi keterampilan (skill) sebagai modal untuk menekuni profesi sebagai penulis kreatif.
Didalam menulis kreatif ada proses, keterampilan dan profesi.
Menulis kreatif dapat dikatakan sebagai ekspresi cara berfikir dalam menuangkan ide atau
gagasan yang tidak biasa sehingga mampu dituangkan menjadi karya yang berbeda. Menulis
kreatif bisa menjadi cara baru dalam melihat sesuatu yang memadukan kecerdasan dan
imajinasi, dan perpaduan itulah yang menjadi ciri khas dalam menulis kreatif.
7
seseorang tidak menulis. Tragisnya, malas memang bisa menghinggapi siapa saja. Termasuk
Anda.
Kedua: cari dan pilihlah ide atau masalah yang akan Anda angkat. Anda tak perlumuluk-
muluk dengan keinginan mengangkat masalah besar atau yang istimewa.Masalah sederhana
pun mana kala Anda mau dan mampu meramu akan menjadi cerita yang menarik. Lingkungan
Anda adalah penyedia materi yang tak pernah habis Anda kuras untuk "diteliti".
Ketiga: renungkan apa yang telah anda pilih sebagai materi untuk tulisan Anda.
Cernakan dengan hati-hati dan teliti, apakah Anda telah cukup memahami dan merasakannya.
Memerlukan sedikit kepekaan perasaan, nurani, Anda.
Keempat. Mulailah menulis. Tak perlu Anda memikirkan mutu tulisan Anda. Setiap kali
ada gagasan, langsung tulis. Upayakan tidak berhenti menulis ketika di akhir kalimat atau
paragraf. Menulis dan menulis akan menyeret Anda ke dalam keasyikan yang mungkin belum
pernah Anda bayangkan.
Kelima: jujurlah pada perasaan Anda. Anda tak perlu menipu diri sendiri dengan seolah-
olah mengetahui segala hal. Anda juga tidak perlu bercerita suatu hal yang tidak cukup Anda
ketahui. Cukup ceritakan apa yang Anda rasakan. Sekali lagi. Perasaan Anda. Bukan pikiran
Anda!
Keenam: periksa kembali tulisan Anda mana kala telah merasa cukup. Pikirkan
bagaimana seharusnya Anda mengungkap perasaan Anda. Perbaiki tiap bagian yang Anda
anggap belum tepat. Tulisan yang baik adalah tulisan yang bisa diterima akal sehat. Logis dan
bisa dipertanggungjawabkan serta memberi wawasan bagi pembacanya. Kecuali Anda ingin
berkesperimen. Nilai-nilai yang lahir bisa jadi baru terdapat di dalam eksperimen Anda sendiri.
Pada diri setiap orang (dalam pengajaran umum) harus dikembangkan keterampilan pokok
yang disebut 3 R.
Dalam acara pelatihan itu, Agus didaulat untuk berbicara tentang strategi penulisan
esai. Dalam uraiannya, dia memulai dengan sejumlah definisi (baca: teori) tentang esai,
selayaknya dosen mengajar di kelas. Seiring penguraian tentang teori itu, para audience tampak
lesu, kurang bergairah. Dia paham audience-nya kurang “berterima” dengan metode
“ceramah”; lalu, dia mengubahnya. Sambil seringkali mengusap hidungnya (yang mungkin
gatal), dia menjelaskan esai (dengan tidak terpaku pada teori) dalam kaitan dengan karya ilmiah
dan karya sastra.
8
terlihat. Kita puas menghabiskan hari demi hari bermain dan bereksperimen dengan berbagai
benda, mainan, dan unsur-unsur alam (hujan, pasir, lumpur, dsb). Semasih bayi serta bocah
baru belajar berjalan, secara alamiah kita adalah ahli rancang bangun, seniman, penyair, ahli
kerajinan seni, dan pemusik.
Kita umumnya mulai membatasi pencarian dan kemampuan kreatif pada usia teramat muda.
Biasanya, mulai saat SD. Di sini sedikit demi sedikit, kreativitas mulai dikekang oleh pendidikan
tradisional. Kita duduk berderet atau berkelompok dan diharuskan tunduk pada peraturan dan
prosedur yang kaku, yang kebanyakan membatasi keterampilan berpikir kreatif. Dalam belajar,
kita lebih sering menghafal ketimbang mengeksplorasi, bertanya, atau bereksperimen.
Saat menapaki SD, SMP, dan seterusnya, kreativitas semakin jarang diasah, sehingga akhirnya
berhenti tumbuh.
Namun, bukan Cuma sistem pendidikan yang memasung kreativitas. Upaya kreatif kita sering
ditanggapi dengan kritik dan umpan balik yang negatif, bukan dukungan dan dorongan. Apabila
ada guru, teman, orang tua, atau saudara dengan sengaja atau tidak melontarkan komentar
bernada olok-olok atas puisi, patung, cerpen, lukisan yang kita ciptakan, hati kita pun terluka
karenanya. Ternyata bagi kita, sikap menarik diri dan tidak lagi memperlihatkan
kreativitas tampak jauh lebih aman ketimbang menerima resiko olok-olok atau
dipermalukan. Saat kita beralih dari jenjang sekolah menapaki dunia kerja,
pergaulan antarmanusia dan mungkin dalam hidup berkeluarga, faktor lain yang menghambat
kita menggunakan daya kreatif secara maksimal adalah masalahketegangan. Kita banyak
menerima tekanan dalam kehidupan sehari-hari sehinggaenergi kita melemah. Kreativitas sulit
ditumbuhkan jika kita harus menghadiripertemuan demi pertemuan, merancang kegiatan
untuk anak-anak/keluarga, sekaligus menjaga rumah.
b. Prinsip-Prinsip Teori
c. Perencanaan Konten
d. Elemen
10
yang digunakan. Elemen yang dimaksud adalah bagian-bagian dari yang akan ditulis baik itu
topik, tema, diksi, gaya bahasa, dan lain sebagainya. Tema yang dapat diambil bisa
tentang sosial, budaya, pendidikan, atau tema-tema umum lainnya. Dalam pembelajaran
menulis kreatif guru boleh saja menentukan tema, tetapi siswa juga bisa mencari tema bebas
sesuai yang diinginkan. Tema-tema bebas tersebut misalnya tentang keluarga, pendidikan,
sosial, alam, budaya, kesehatan, politik, dan tema-tema lainnya sesuai dengan perkembangan
dan usia siswa.
e. Silabus
Setelah memutuskan konten dan bobot elemen adalah bagaimana akan mengatur isi
dan pengalaman belajar di dalam kelas. Isi dan pengalaman belajar tersebut menjadi dasar
organisasi silabusdalam pembelajaran menulis dari tradisional ke modern dan inovatif, yaitu
struktural (pada tingkat awal), fungsional, topikal, situasional, keterampilan dan proses, serta
tugas. Oleh karena itu, langkah selanjutnya adalah mengembangkan silabus.
f. Bahan
Langkah yang keenam adalah pemilihan bahan. Guru dalam memilih bahan atau topik
belajar dapat melalui video, perangkat lunak, dan buku. Bahan-bahan tersebut harus sesuai
dengan tujuan, prinsip, isi, dan bobot yang telah diputuskan agar tidak terjadi penyimpangan
atau kesalahan. Jika akan menggunakan buku, teks, atau artikel sebagai bahan belajar maka
harus memperhatikan topik, jenis penulisan, peluang, dan instruksi dalam metode
menghasilkan ide, instruksi pada prinsip-prinsip organisasi tulisan, kesempatan untuk
kolaborasi, hal-hal yang harus direvisi, dan dalam mengoreksi dan mengedit. Selain melalui hal-
hal tersebut, guru atau siswa juga dapat mencari bahan dari internet, berita, koran, majalah,
atau media lainnya. Dalam memilih bahan guru harus berhati-hati dan menyesuaikan dengan
perkembangan siswa. Guru jangan sampai memilih bahan yang kurang sesuai dengan
perkembangan siswa karena dapat memberi efek yang kurang baik.
11
g. Bermain Peran
Pertama, dalam kasus kelas besar tidak setiap tulisan harus diperbaiki atau bahkan
dilihat oleh guru. Siswa dapat melakukan penulisan jurnal, umpan balik untuk membaca atau
menulis bebas di mana tujuannya adalah untuk menghasilkan ide-ide sehingga meningkatkan
kelancaran akurasi. Kedua, siapa pun yang memiliki berbagai metode fisik menanggapi
komentar atau percakapan dengan penulis, umpan balikdengan perangkat lunak komputer,
menggunakan fitur-fitur seperti kemampuan "comment" dan “redlining” (menulis
kembali); umpan balik seperti rekaman suara; atau tanggapan tertulis. Ketiga, memilih
jenis dalam memberi umpan balik dengan memperhatikan waktu dan ukuran
kelas. Keempat, guru dan siswa perlu menyepakati tujuan umpan balik.
i. Evaluasi
Guru menggunakan tes dan tes esai kalimat untuk mengevaluasi siswa. Mereka
menggunakan hasil tes ini di samping kuesioner untuk mengetahui atau mengevaluasi
kesuksesan mereka sendiri sebagai guru. Salah satu bentuk evaluasi dalam pembelajaran
menulis sebenarnya membantu menggabungkan evaluasi siswa dan evaluasi program
penggunaan portofolio. Portofolio tersebut kemudian dievaluasi. Portofolio ini mengarahkan
siswa untuk merevisi dan untuk menyajikan karya terbaik mereka. Portofolio berisi kumpulan
tulisan mulai dari awal semester sampai akhir. Dengan portofolio baik guru maupun siswa
dapat mengetahui perkembangan keterampilan menulisnya. Portofolio juga dapat menambah
nilai siswa selain nilai tes semester.
j. Refleksi
Sasaran, isi, teori, silabus, bahan, kegiatan, umpan balik dan evaluasi adalah substansi
yang dapat direncanakan dalam pembelajaran menulis. Guru hendaknya selalu belajar dari
pengalaman dalam pembelajaran menulis di kelas agar kesalahan atau kekurangan dalam
pembelajaran tidak terulang lagi. Pengalaman merupakan hal yang sangat penting bagi guru.
12
Guru yang sudah berpengalaman akan lebih mudah dalam mengajar di kelas, baik dalam
pembelajaran menulis atau pembelajaran yang lainnya. Artinya pengalaman merupakan hal
yang penting dalam mendukung proses pembelajaran. Kualitas seorang guru juga dapat
ditentukan dari pengalamannya.
a. Tahap pemunculan ide yaitu tahap untuk mengenali bagaimana ide dapat muncul dalam
diri penulisnya. Ide sering muncul disembarang tempat dan tanpa mengenal waktu. Untuk itu
seorang penulis harus cepat mencatat ide yang muncul agar dapat menjadi bahan yang dapat
memperkaya tulisan.
b. Tahap pengembangan ide yaitu tahap untuk menambahkan atau mengembangkan ide-ide
yang sudah ada sebelumnya.
c. Tahap pelahiran ide yaitu tahap untuk menuangkan ide kedalam bentuk tulisan. Mulailah
menulis ide yang telah ditemukan. Namun pada tahap ini terdapat kendala yaitu penulis
seringkali terhambat oleh kosa kata, diksi yang tidak memadai, kesulitan dalam merangkai kata,
atau kendala psikologis karena penulis merasa takut atau malu untuk membuat tulisan
sehingga menyebabkan pelahiran ide menjadi tidak lancar.
d. Tahap penyempurnaan ide yaitu tahap untuk menyempurnakan tulisan yang sudah dibuat.
Biasanya ide bersifat tidak utuh dan tidak sempurna maka diperlukan upaya untuk membaca
kembali agar lebih sempurna. Penyempurnaan ide dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung oleh penulis, baik sekali maupun berulang-ulang sampai tulisan tersebut sempurna.
Menurut Yunus tahap penulisan kreatif yang biasa digunakan untuk penulis pemula adalah
teknik ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi). Teknik ATM dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. A = Amati, yaitu langkah menulis yang dilakukan dengan mengamati penulis yang sudah
berhasil, bagaiman cara penulis tersebut menulis, amati kebiasaanya saat menulis, dan
amatilah karya sastra yang laris dipasaran, sehingga menumbuhkan atau memberi, inspirasi
untuk memulai menulis tentang topic lainnya yang sama dengan cara yang berbeda.
13
b. T = Tiru, yaitu langkah menulis yang dilakukan jalan cerita atau tokoh yang disajikan.
Meniru pada tahap ini dimaksudkan untuk menjadi inspirasi. untuk merangkai kata, yang
meliputi jalan cerita dan cara tokoh dalam bertindak. Meniru dalam kaitan esensi pesan da nisi
tulisan yang dibumbui dengan gaya bahasa dan cara penceritaan menurut kita sendiri. Intinya
topik boleh sama tetapi cara penyajian tetap berbeda sesuai daya imajinasi dan kreatifitas yang
kita miliki.
c. M = Modifikasi, yaitu langkah menulis yang dilakukan dengan membubuhkan nuansa baru
atau jalan cerita yang berbeda dari kisah yang disajikan dalam cerita. Modifikasi berkaitan
dengan ciri identic yang membedakan karya yang satu dengan karya yang lainnya. Modifikasi
adalah menciptakan banyak perbedaan pada tiap cerita dari kisah yang menjadi inspirasi.
Modifikasi pada alur cerita, tokoh, latar, atau sudut pandang dapat menjadi sarana untuk
memperkaya cerita yang ingin ditulis.
E. Manfaat menulis
Bernard (dalam Gie 2002:21-22) mengemukakan enam manfaat kegiatan karang-mengarang,
yaitu:
a. Suatu sarana untuk pengungkapan diri (a tool for self-expression), yaitu suatu sarana
untuk mengungkapkan perasaan seseorang.
b. Suatu sarana untuk pemahaman (a tool for understanding), yaitu sewaktu mengarang
seseorang merenungkan gagasannya dan menyempurnakan penangkapannya terhadap
sesuatu hal sehingga akhirnya ia dapat memperoleh pemahaman yang baru atau yang
lebih mendalam tentang hal yang ditulisnya itu.
c. Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan
suatu perasaan harga diri (a tool to help developing personal satisfaction, pride, and
feeling of self-worth), artinya rasa bangga, puas, dan harga diri dapat membangkitkan
kepercayaan terhadap kemampuan sendiri untuk menciptakan karya-karya tulis lainnya.
d. Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap lingkungan
sekeliling seseorang (a tool for increasing awareness and perception of one’s
environment), maksudnya dengan sering mengarang seseorang meninggikan kesiagaan
inderawinya dan mengembangkan daya serapnya pada tingkat kejasmaniahan, tingkat
perasaan maupun tingkat kerohaniahan.
e. Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang
pasrah (a tool for active involvement, not passive acceptance), artinya dengan
mengarang, seseorang dapat mengemukakan gagasan, menciptakan suatu, dan secara
aktif melibatkan diri dengan ciptaannya.
f. Suatu sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan
menggunakan bahasa (a tool for developing an understanding of and ability to use the
14
language), artinya kegiatan mengarang bermanfat membantu tercapainya kemampuan
membaca dan mengerti apa yang ditulis.
F. Jenis-Jenis Tulisan
Secara garis besar, tulisan dibagi menjadi dua macam tulisan:
1. Fiksi
2. Nonfiksi
Fiksi adalah tulisan berisi cerita rekaan, khayalan, tidak berdasarkan kenyataan (fakta),
dengan mengandalkan kekuatan imajinasi. Contoh tulisan fiksi adalah cerita pendek (cerpen)
dan novel.
Nonfiksi adalah tulisan berdasarkan fakta atau kenyataan. Tulisan nonfiksi berisi informasi –
karenanya disebut juga “karya informatif”, seperti tulisan jurnalistik (berita, artikel, kolom,
feature) dan esai.
Tulisan artikel –disebut juga artikel opini– disebut nonfiksi atau faktual karena pemikiran
atau pendapat juga merupakan fakta, yaitu fakta dalam gagasan (facts in idea).
Kreatif merupakan sifat yang dimiliki oleh manusia. Ada beberapa ciri-ciri yang menunjukkan
bahwa seseorang itu kreatif. Berikut adalah daftarnya
1. Suka Berimajinasi
2. Menyukai Tantangan
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penulisan kreatif bisa diartikan sebagai kemampuan untuk mengendalikan pikiran-pikiran
kreatif yang bergumul dalam pikiran seseorang dan untuk menyusunnya ke dalam sebuah
kalimat dengan struktur yang baik; saya bisa mengatakan bahwa konsep daripada "Menulis
Kreatif" lebih berbobot daripada menyimpan imaginasi karena tidak semua imajinasi adalah
pikiran yang kreatif. Kreativitas lahir di dalam pikiran yang mapan dan matang. Seorang penulis
sama baiknya dengan pemikirannya sendiri. Ada dua tipe penulis yang dibahas adalah penulis
umum/harian dan penulis kreatif.
Pascapenulisan merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan tulisan kasar yang kita
hasilkan. Kegiatan ini meliputi penyuntingan dan merevisi.
B. Saran
Kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itulah saran dan kritik yang
bersifat membangun masih sangat kami harapkan guna penulisan makalah kami selanjutnya
agar menjadi lebih baik.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ayan, Jordan E. 2002. Bengkel Kreativitas. Diterjemahkan oleh Ibnu Setiawan. Bandung: Kaifa.
Laksana, A.S. 2006. Creative Writing: Tips dan Strategi Menulis untuk Cerpen dan Novel.
Jakarta: Mediakita.
Lasa, H.s. 2005. Gairah Menulis. Yogyakarta: Alinea. The Liang Gie. 1992. Pengantar Dunia
Karang-Mengarang. Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Pradopo, Rachmat Djoko. 1993. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/10/pengertian-menulis-dan-manfaat-menulis-
menurut-para-ahli-lengkap.html
17