Anda di halaman 1dari 5

CERPEN

OLEH:

SEPTI BUTARBUTAR

(2202411020)

KELAS : REGULER C 2020

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
REALITAS : Pada jumpa pers Minggu (15/3) pagi, ia mengumumkan instruksi bagi seluruh pemerintah
kabupaten kota untuk merumahkan seluruh siswa mulai PAUD hingga SMA/SMK dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di rumah, terhitung mulai 16 sampai dengan 29 Maret 2020. Ia
menegaskan, siswa tidak diliburkan, tapi belajar di rumah secara daring melalui sebuah kurikulum
yang telah dipersiapkan pemerintah provinsi.

REALITAS : "Meliburkan kegiatan belajar-mengajar di sekolah maupun kampus dalam masa karantina
yang ditentukan otorita setempat merupakan salah satu rekomendasi WHO yang bertujuan untuk
meminimalkan epidemi virus corona," kata Faqih dalam keterangan tertulis, Rabu (4/3).

REALITAS : Pembelajaran dalam jaringan (daring) untuk semua satuan pendidikan dibawah naungan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang mulai dari PAUD, SD, SMP, SKB, PKBM dan
LKP baik negeri maupun swasta yang sedianya berakhir pada 1 Juni 2020 akan diperpanjang sampai
dengan 20 Juni 2020. Hal ini terungkap dari Surat Edaran yang diterbitkan Dinas Pendidikan
Jombang pada Rabu, (27/5) kemarin.

KERANGKA PEMIKIRAN DALAM MEMBUAT CERPEN:

• Menganalisis realitas saat ini dan mengembangkan dengan melihat kehidupan pada masa ini

• Membuat orientasi dengan pengenalan cerita dan tokoh

• Selanjutnya menyusun bagian Komplikasi yang akan menjelaskan bagaimana suatu peristiwa
dapat terjadi, bagaimana sebab dan akibatnya pada cerita dan apa saja pengaruhnya bagi tokoh
yang ada di dalam cerita tersebut.

• Kemudian selanjutnya mengaitkan dan menghubungkan cerita agar tetap nyambung dengan
membuat bagian evaluasi yaitu sebuah tahapan di dalam cerita pendek mulai memasuki tahapan
konflik hingga menuju klimaksnya. Pada tahapan evaluasi ini, penyelesaian dari konflik sudah mulai
ada.

• Selanjutnya menyusun resolusi dan koda yaitu bagian yang penyelesaian konflik dan amanah
dalam cerpen

DARING TAK MENGURANGI SEMANGAT


ORIENTASI :

Berawal dari libur 2 Minggu hingga saat ini. “Sekolahku di rumah, di rumah sekolahku”, mungkin
itulah yang pantas dikatakan pada situasi sekarang. Dimana sekolah dilakukan dari jarak jauh tanpa
bertatap muka secara langsung tetapi hanya melalui layar ponsel atau laptop. Begitu juga yang
dirasakan oleh Lina, seorang siswi SMA yang duduk di kelas 2. Hari itu Lina merasa benar-benar sedih
dan bertanya-tanya mengapa hal ini terjadi, bahkan dia mengira bahwa ini hanya sementara tetapi
dia menyadari hal itu berlanjut hingga 1 tahun. Lina adalah anak pertama dari 2 bersaudara dan dari
keluarga yang sangat sederhana yang hidup apa adanya.

KOMPLIKASI :

Saat sekolah dilakukan melalui daring dia merasa sudah menyusahkan kedua orangtuanya.
Karena orang tuanya harus menyisihkan uang untuk membeli paket internet terlebih lagi membeli
handphone untuk adik perempuannya yang baru masuk kelas 1 SMP. Ayah Lina bekerja banting
tulang untuk keluarga, dia seorang buruh yang hanya masuk satu bulan 13 hari dengan begitu gaji
yang didapat pun tidak seberapa, bahkan bisa dibilang kurang untuk kehidupan selama satu bulan.
Ibunya hanya ibu rumah tangga. Sehingga ayahnya memiliki tanggung jawab besar untuk
menyekolahkan kedua anaknya. “Yah, paket internet ku habis. Padahal besok aku dan adik daring.
Apa ayah punya uang?" Ucap Lina pelan, dia merasa sangat menyusahkan ayahnya dan awalnya dia
tidak berani mengatakan nya, tetapi bagaimana lagi dia sangat membutuhkan paket untuk belajar.
“Sebenarnya ayah belum ada uang tetapi jangan khawatir ayah akan usahakan besok ada uang untuk
beli paket internet” ucap Ayahnya. Memang jika soal pendidikan ayahnya akan selalu mengusahakan
dan akan berjuang mati-matian untuk pendidikan anak-anaknya. Ayahnya tak pernah menghalangi
ataupun mengabaikan pendidikan kedua anaknya. Ayahnya selalu mengatakan bahwa ia belum bisa
menjadi ayah yang baik bagi kedua anaknya, tetapi bagi Lina dan adiknya, ayahnya adalah ayah yang
terbaik, jika ayahnya mengatakan hal itu Lina selalu menggodanya "Kalau ada nominasi penghargaan
Ayah terbaik pasti ayah sudah memenangkan penghargaannya, ayah itu ayah yang sangat luar biasa”
ucap Lina sambil memeluk ayahnya. Mendengar perkataan Lina ayah hanya bisa memeluk baginya
memiliki anak seperti Lina yang sangat bijak dan mengerti kondisi keluarganya membuat ayahnya
bangga padanya. “ Yang terpenting kalian bagus-bagus belajarnya udah buat ayah senang” ucap
Ayahnya sambil mengelus rambut Lina. Tak bisa dipungkiri ternyata pengumuman pembelajaran
daring dari menteri pendidikan diperpanjang hingga akhir 2020. Lina dan keluarga semakin bingung
dalam mengatur keuangan di saat situasi “besar pasak daripada tiang”.

Walaupun demikian, itu tidak membuat ayahnya lemah di depan istri dan anak-anaknya. Dia
selalu mengatakan bahwa dia bisa memenuhi kebutuhan mereka termasuk sekolah mereka. Sebab
itu, Lina juga tak goyah dengan keadaan, dia tetap semangat menjalani daring. Memang selama
daring berjalan banyak pelajaran yang sulit dipahami oleh Lina dengan baik, seringkali dia merasa
bingung dan kurang paham dengan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan begitu juga dengan
adiknya yang juga merasakan kesulitan dengan pembelajaran daring ini. Tak jarang Lina merasa ingin
menyerah dan selalu menyalahkan keadaan, tetapi bagaimana lagi semua sudah ada yang mengatur
dan kita hanya harus menjalaninya. Dia juga seorang manusia yang bisa merasa lelah dan wajar
merasa kesal. “Huh,,letih sekali rasanya. Aku ingin kembali belajar offline, lebih enak” ucapnya di
setiap dia merasa kesulitan mengerjakan tugasnya. Namun ibunya selalu berkata “ Lelah tidak apa-
apa itu wajar dan manusiawi tetapi jika menyerah apa lebih baik?”. Setiap ibunya berkata demikian,
Lina selalu merenung dan berpikir, bisakah dia melanjutkannya? atau haruskah menyerah?. Tetapi
dia selalu bisa optimis dengan cita-cita dan keinginan untuk membahagiakan keluarganya, di
benaknya muncul “lelah boleh, nyerah jangan”.

EVALUASI:

Malam harinya, hujan deras turun, terasa dingin dan sendunya malam hari. Ayahnya baru saja
pulang kerja tetapi dengan wajah yang tidak seperti biasanya, ayahnya memasang raut wajah yang
sedih dan bingung. Lina dan ibu segera mendekati dan bertanya mengapa ayahnya demikian. “Ada
apa Mas? Mengapa kelihatan sedang bingung dan sedih begitu? Apa ada masalah pekerjaan atau
apa?”. Belum dijawab oleh ayahnya Lina juga melontarkan pertanyaan “ Iyah ada apa yah? Biasanya
ayah tak begini” ucap Lina karna juga merasa khawatir. “Tidak apa-apa ayah hanya mendapat kabar
sedih." jawab ayahnya dengan lirih. Sontak Lina beserta ibunya kaget dan bertanya-tanya ada apa,
ada kabar sedih apa, semuanya bingung. Hingga ayahnya melanjutkan ceritanya "Ayah,
dirumahkan." Tidak butuh waktu lama, Lina dan ibunya kaget dan saling menatap seolah tak percaya
hal ini terjadi, namun saat mereka melihat ayahnya, mereka melihat segudang kesedihan di
matanya, raut wajahnya sangat menggambarkan betapa sedihnya dia dengan dirinya. "Maafkan
Ayah..." ucapnya dengan mata yang berkaca kaca. Ibu Lina sudah meneteskan air matanya dan tidak
kuat untuk berbicara lagi, "Ayah, tidak apa. Masih ada rezeki yang lain, besok kita cari lagi." Ucap
Lina. Sepatah kata dari Lina membuat semua orang pecah dengan tangisnya, Lina pun begitu. Tangis
mereka pecah beradu dengan kecewa, bingung, marah semua bercampur dengan hujan deras yang
turun malam ini.

Pagi pun tiba, seperti biasanya Lina dan adiknya telah siap melakukan ritual paginya yaitu
mandi dan juga sudah sarapan. Mereka berdua tengah bersiap untuk mengikuti kelas mereka
dengan secara daring. Ada sedikit yang berbeda, yang biasanya jika waktu seperti ini dia tidak akan
mendapati ayahnya masih di rumah karena biasanya sudah berangkat bekerja tetapi semuanya
berubah setelah ayahnya dirumahkan oleh perusahaannya. Tapi bagi Lina tidak masalah, semua akan
indah pada waktunya hanya butuh proses dan waktu saja. Tapi ayahnya tak tinggal diam saja,
ayahnya pun bergegas untuk mencari pekerjaan lain karena dia tahu tanggung jawabnya sebagai
kepala keluarga. Walaupun dia tahu sulit mencari pekerjaan di masa saat ini tapi dia tidak menyerah
begitu saja, dia akan berjuang semampunya.

Malam kembali, sedih kembali. Lina selalu merasa menambah beban ayahnya, hingga dia
berpikir ingin menyerah saja dan berhenti sekolah dan mencari pekerjaan. Dengan bekerja dia bisa
membantu keluarganya dan dia bisa mengambil kejar paket untuk lulusan SMA. Tetapi lagi-lagi
jawaban yang muncul yaitu cita-cita dan keinginannya dan lagi-lagi muncul di benaknya “lelah boleh,
nyerah jangan”, Yang semakin membuat dia optimis dengan kata-kata itu. Hal itu kembali
memberikan semangat, dengan itu dia mulai bangkit sedikit demi sedikit, dia yakin bahwa hari esok
sudah disiapkan dengan baik. Jika dia menyerah hari ini, apakah hari esok lebih baik? Bagaimana jika
hari ini, penentu hari esok? Kalau begitu Lina akan menjalani hari ini dengan baik dengan begitu hari
esoknya mungkin bisa lebih baik.

RESOLUSI :

Esok pun datang, seperti biasa Lina dan adiknya memulai hari dengan pembelajaran daring,
tugas sudah diberikan, tugas yang diberikan sangatlah membingungkan, guruku tidak menerangkan
dan langsung memberikan pertanyaan, secara tidak langsung dia berpikir "Apa ini? Tugas macam
apa? Aku tidak bisa." Kembali dia menjadi orang yang paling tersiksa, itulah sisi jelek yang
dimilikinya, dia tidak bisa seoptimis ayahnya dan dia tahu itu. Hingga akhirnya Lina berusaha dan
bisa menjawab semua soal yang diberikan gurunya, dia tersadar bahwa dia sebenarnya mampu, dia
hanya tidak ingin mencoba dan keluar dari zona nyaman. Lina hanya suka di tempat yang sudah jelas
dan tidak ingin mencari hal yang baru sehingga dia seringkali berpikir untuk menyerah, menyerah
dan menyerah. Ayahnya pun pulang dan ayahnya terlihat bahagia sekali, lalu ayahnya bercerita di
ruang tamu dengan suasana sore yang indah ditemani secangkir teh dan pisang goreng menambah
erat saja hubungan mereka sebagai keluarga. "Ayah sudah mendapatkan pekerjaan, tetapi
pekerjaannya hanya supir truk, gajinya pun cukup untuk kehidupan kita." "Syukurlah, ayah sudah
dapat pekerjaan saja ibu sudah senang." "Iya ayah, selamat ya. Aku tahu kalau ayah bisa
mendapatkannya, ayah kan hebat." Ucap Lina dengan nada menggoda "Iya, ayahnya siapa dulu..."
"Ayahnya, Lala dong." Sahut Lala dari kamarnya. "Ayahnya, Lina juga." Sahut Lina yang tidak mau
kalah dengan Lala adiknya. Sontak satu rumah tertawa terbahak-bahak melihat Lina dan adiknya
yang ramai memperebutkan ayahnya. Hari itu adalah salah satu hari terbaik dalam hidup Lina, ketika
semuanya jatuh ada saatnya akan bangun dan berlari.

KODA :

Hari-hari pun berlalu dengan belajar, belajar dan belajar online, hingga di titik ini Lina tidak
pernah lagi berpikir sedikit pun untuk menyerah, dia melihat betapa tangguhnya ayahnya, sangat
luar biasa baginya. Lina melewati hari -hari sulit saat masa pandemi dengan belajar online di rumah,
tapi hal itu tidak membuatnya jatuh hingga tak bangun lagi. Lina sadar hal ini adalah sebuah
tantangan untuk tetap semangat meraih cita cita dalam keadaan apapun, ini masih awal dan belum
ada apa apanya jika dibandingkan dengan yang lain. Lina berharap pandemi ini segera usai dan bisa
bertemu teman-teman nya kembali di sekolah dengan keadaan sehat dan bahagia. Sama-sama
meraih cita cita meskipun keadaan masing-masing berbeda. Cita cita bisa tercapai karena banyaknya
usaha dan doa yang dilakukan, yakinlah pasti bisa, jangan menyerah, kalau menyerah sementara saja
jangan lama-lama, banyak sekali lawan/saingan di luar sana yang lebih baik dan lebih tangguh.

Anda mungkin juga menyukai