Oleh
Risna Sari
1
Jingga Di Langit Kelabu
Oleh :
Risna sari
217095
XII MIPA 1
2
SMA NEGERI 8 WAJO TAHUN AJARAN
2019/2020
Ayu : Boleh juga tuh, gimana kalau kita buat acara makan
makan di rumah mu ? (sahut Ayu menambahkan). Menurut mu
bagaimana Jen?
3
tiga tahun terakhir namun tetap saja kami bertemu hanya sebatas
sekolah, itu karena kami tak seperti remaja kebanyakan yang
senang keluar rumah.
_________________________________________________
Esok hari tidak ada kata telat ke sekolah karena aku telah
lulus, tidak ada kata mengeluh. Sebelum matahari terbit aku
sudah terbangun untuk menjalani rutinitas pagiku lalu aku
berangkat ke sekolah di antar bapak dan sering kali ketika
pulang aku harus berjalan kaki sendirian di tengah terik matahari
karena bapak telat menjemput ku. Kadang kala aku kasihan
melihat bapak yang selama 3 tahun terakhir mengantar dan
menjemput ku ke sekolah, ia tak pernah mengeluh aku tau itu
karena ia terlalu menyayangiku.
6
segerah rasa lapar ku sudah terobati saat itu juga karena
menu buka puasa hari ini cukup mengbangkitkan selerah
makan ku, dengan terburu buru aku makan dengan begitu
lahap sambil sesekali ku lihat bapak yang tengah
memperhatikan ku sejak tadi entah apa yang
dipikirkannya namun aku tak banyak tau tentang bapak
yang sikapnya dingin namun sangat peduli padaku, ku
habiskan segerah makanan ku sambal goreng, udang
rebus dan juga ikan bakar favorit ku adalah menu buka
puasa hari ini.Setelah selesai makan aku bergegas masuk
ke dalam kamar tanpa membantu ibu membereskannya
karena tugas ku itu diambil alih oleh adik perempuan ku
bernama risa. Risa adalah anak bungsu dan adik ku yang
paling manja juga sangat bawel kepada ku, seringkali ia
menceritakan banyak hal tentang teman-temannya
kepada ku bahkan ia selalu meminta bantuan dan juga
pendapat ku saat sedang merasa kesulitan untuk
menyelesaikan tugasnya sendiri, dan aku pun selalu
membantunya. Begitulah cara ku untuk berusaha
menjadi kakak yang baik kepadanya meskipun sesekali
ia sering membuat ku kesal namun aku selalu punya cara
agar tidak mengatakan sesuatu yang membuatnya benci
kepada ku.
Boleh kan?
‘’ Nak kau tidak usah ikut ikutan sekolah karena kau bukanlah
orang kuat, kau ingat kan penyakit mu...!!! itu tidak boleh
beraktifitas dengan banyak hal’’.
Ku harap ini hanyalah mimpi namun ini benar nyata, aku yang
tengah berada di dalam kamar yang sangat sederhana berusaha
untuk melupakan perkataan ibu yang baru saja di ucapkannya,
sambil membaringkan badan agar setidaknya hati,pikiran, dan
rasa letih akibat puasa bisa berkurang sedikit. Mata ku me merah
akibat menatap layar ponsel sambil berbaring, ya begitulah cara
9
ku menghibur diri dengan bermain ponsel sambil mendengarkan
lagu favorit ku.
Tidak lama setelah bermain ponsel aku mendapat pesan dari Ali,
yang sudah cukup lama tidak pernah ku lihat ali karena aku telah
lulus dari sekolah SMP dia adalah adik kelas ku saat itu, Ali
yang selalu menyapa ku setiap paginya bahkan ia rela
menunggu ku di depan gerbang sekolah demi kata sapa yang
ingin disampaikannya bahkan setiap hari. Kadang kalah aku
mengabaikannya karena malu di lihat oleh teman-teman satu
sekolah yang berada di sekitar depan gerbang, dengan mimik
muka ali yang memperlihatkan rasa sukanya kepada ku saat
masih berada di sekolah yang sama dengannya. Aku, Jeny,
Dea,dan Ayu selalu berjalan bersama dan kadang kalah Alih
sering mengikuti kami, entah anak itu tidak henti hentinya
menunjukkan rasa suka terhadap ku meskipun aku bersikap
dingin terhadapnya. Jauh sebelum aku naik ke kelas 9, aku
memang sudah mengenalnya lewat dea dan sejak hari itu ia
mulai bertingkah aneh saat aku tidak sengaja lewat depan
kelasnya dengan mimik muka tersenyum itu membuat ku merasa
bahwa ia sedang sakit jiwa. Tapi ku akui ia sangat baik dan
sopan terhadap ku selaku kakak kelasnya. Aku yang awalnya
tidak tau sama sekali bahwa ia sedang menyukai ku dan sikap
dingin yang ku tunjukkan membuat ali lelah akan hal itu.
10
Untuk pertama kalinya ali tidak memanggil ku dengan
sebutan kakak, aku yang tengah berada di depan kelasnya alih,
tiba tiba memanggil ku dan mengatakan semua rasa sukanya
kepada ku yang ku anggap ia sakit jiwa pada awalnya. Rasa
malu dan terharu karena teman- teman semua menyaksikan
drama yang di buat ali di pagi hari, sambil menatap ku ia
mengatakan rasa sukanya terhadap ku untuk pertama kalinya di
depan orang banyak. Aku hanya membalikkan badan lalu pergi
dan tidak menanggapinya. Ku akui sejak saat itu aku sudah
mulai peduli padanya karena aku tidak ingin melihat ia terluka
apalagi ia adalah siswa yang cukup berprestasi di sekolah, dan
sebelum naik kelas 8 ia mendapat peringkat 2 umum di sekolah,
aku pun memberi ucapan selamat atas prestasi yang di capainya
itu. Di sekolah ali tetap saja tidak pernah berubah kepadaku ia
sudah ku anggap sebagai adik sendiri, waktu itu saat sedang
berjalan bersama teman-teman tiba tiba ali menghapiri ku dan
mengambil ponsel yang ada di tangan ku lalu menyalin
nomernya di ponsel ku tanpa seizin ku.
11
berada di depan perpustakaan. Dari kejauhan ali mengikuti ku
dan berjalan tepat di samping ku lalu tersenyum dan mengatakan
‘’ Sepulang sekolah nanti aku aku akan mengabari mu’’
‘’Rein.......rein......rein..!!!!.......(teriak ibu)
‘’ iya buk.’’
‘’ apa buk...?
‘’Rein ibu hanya ingin bilang besok pagi kau harus bangun lebih
awal yaa’’.
12
‘’Mmmmmm memangnya ada apa buk, knapa tidak bilang
sekarang saja (kata ku memaksa ibu)’’ .
15
‘’Ayo sana mandi nanti ibu beritahu ( kata ibu sambil
membereskan tempat tidur ku)..’’
‘’Tapi kan bu ini masih terlalu pagi, lagi pula aku kan gak
sekolah (kata ku memaksa)..’’
Aku pun menuruti perkataan ibu, dengan berat hati aku bergegas
ke kamar mandi di pagi-pagi buta dengan suana embun yang
masih ada, angin sejuk yang melambai pada ku. Kusiram kepala
ku dengan air dan rasanya begitu dingin, mata ku yang begitu
berat terbuka akhirnya terkejut karena airnya terlalu dingin,
namun ku usahakan untuk tidak berteriak karena nanti takut
menggangu apalagi masih suasana hening di pagi hari, mungkin
sebagian tetangga masih belum terbangun. Selepas mandi aku
bergegas naik ke rumah kembali dan memakai baju seadanya
sembari memikirkan sesuatu yang ingin ibu beritahu pada ku
‘’Entah apa yang ingin dikatakan ibu pada ku (ucap ku dalam
hati)..’’
‘’yaa sudah kalau begitu kau boleh pergi hari ini untuk
mengambil formulir pendaftaraan lagi pula bapak mu juga
sudah setuju..’’
‘’Baik bu, terimah kasih banyak aku memeluk ibu dengan erat’’
‘’ Ini formulirnya dan jangan lupa isi semua data-data diri, kau
bisa mengembalikan secepatnya’’
17
‘’ Rein pulang yaa kak (kata ku sesusai di beri formulis
pendaftaraan)..’’
18
‘’Oiya nak tanya bapak mu saja agar ia membantu mu
mengisinya (jawab ibu menjelaskan)..’’
‘’Ini pak..’’ (ku ulurkan tangan ku, lalu memberi bapak formulir
yang ingin di isi)..’’
‘’Habis dari sekolah kak, risa sudah lapar sekali (kata risa sambil
memegang perutnya)..’’
19
‘’Sabar bentar lagi buka puasa kok..’’
‘’Kak rein buka pintunya risa mau pipis ni (kata risa memaksa )
20
lalu aku melangkah kan kaki ku dan membuka pintu rumah yang
sejak tadi sudah di ketuk oleh ibu dan risa sambil memanggil ku.
Aku dan risa masuk kedalam rumah lebih dulu karena ibu
sedang menjemur kerudung sholat di teras rumah, sementara
kakak eriska belum juga pulang karena menunggu sholat witir
berjamaa di mesjid, yaaa begitulah kakak ku sudah mulai hijrah
dan aku pun mulai mengenakan pakaian longgar atau baju gamis
panjang yang awalnya tidak ku sukai karena modelnya begitu
kuno bagi remaja seperti, ku dan aku juga memakai kerudung
panjang yang menutupi kedua tangan, meskipun begitu namun
sebagian sifat ku yang sering menjengkelkan hati ibu belum bisa
ku ubah sepenuhnya hanya saja sedikit demi sedikit mulai ku
perbaiki. Karena sudah cukup larut bagi ku jadi aku dan risa
masuk ke dalam kamar untuk tidur meskipun tidur berdua tetapi
kami merasa nyaman karena risa seringkali curhat atau sekedar
bercanda pada ku sebelum tidur dan sesekali aku dan risa
tertawa bersama saat berada di kamar. Candaan itu sudah selesai
aku dan risa tertidur dengan sangat lelap’’Anak-anak ku sudah
tidur rupanya (kata ibu sembari menyelimuti aku dan risa adik
ku)’’.
Pagi mulai menyapa dan aku bangun agak telat dan terburu-buru
mandi kemudian memakai baju lebih rapi dari biasanya karena
21
hari ini aku ingin mengembalikan formulir pendaftaran ku yang
sudah di isi bapak dengan data-data diri yang sudah lengkap.
Dengan menggunakan baju berwarna biru dan rok panjang
berwarna hitam di sertai kerudung yang menutupi kedua lengan
ku, kemudian bapak mengatar ku ke sekolah SMA, sekolah yang
ingin ku daftarkan diri nantinya.
22
‘’Sudah...sudah..jangan pada ribut ayo masuk rein (kata ibu
sambil memegang tangan ku lalu masuk ke rumah)’’.
‘’Dek kenapa tidak bawah atribut mos? (tanya kak sri pada
ku).’’
24
‘’Maaf kak ini hari pertama ku masuk (kata ku dengan nada
gugup, sambil di lihat oleh calon siswa-siswi dan juga kakak
senior yang lain).’’
‘’Yaa sudah kalau begitu karena kau telat dan tidak membawa
atribut apa pun, jadi kau dapat hukuman lari sebanyak 3 kali
keliling di lapangan”....!!!!
25
Aku tak memperdulikan mereka semua, aku tetap berlari
mengelilingi lapangan bersama kakak angga meskipun merasa
tidak enak hati karena semua memperhatikan, entah kenapa aku
merasa seperti berada dalam drama korea romantis, ku
selesaikan hukuman itu sambil sesekali tersenyum kepada kakak
angga yang sejak tadi masih meneduhi kepala ku meskipun aku
tidak mengenalnya sama sekali karena ini adalah hari pertama
ku, rasanya seperti mimpi bisa di teduhi di tengah gerimis yang
mulai deras ini, sesekali tatapan kakak angga tertuju pada ku
namun hanya aku yang pura-pura tidak menatapnya. Setelah
selesai di hukum dan cukup melelahkan karena lapangan itu
agak luas lalu aku kembali di barisan dan beberapa lama setelah
kembali di barisan lalu masih ada beberapa calon siswa-siswi
baru yang lebih telat dari ku, ia pun di beri hukuman yang sama
dengan ku oleh kakak mifta.
27
‘’Tangan ku agak sakit juga sebagian baju ku sudah kena lumpur
namun tetap ku cabuti rumput-rumput itu’’, sesekali kakak
angga melihat ku dan lagi-lagi mengajak mengobrol dan di lihat
oleh teman-teman yang lain dari ruangan yang berbeda.
‘’Ohh itu, tidak ada apa-apa lagi pula kan ini hari pertama ku
ikut mos (jawab ku menjelaskan kekeliruan nina pada ku).’’
‘’Iya juga sih rein, tapi rasanya aneh melihat kak angga ikut
menemani mu saat di hukum tadi, padahal kan sebelumnya
banyak yang di hukum juga tapi ia malah melihat-lihat saja dan
juga jarang mengambil alih seperti tadi sok jadi
pahlawan!!!(nina menjelaskan sikap kakak senior bernama
angga).’’
28
Lamunan ku terhenti saat tiba-tiba kakak angga berada di depan
yang baru saja dalam hati ku pikir kan’’Hahahah iyya kak
(jawab ku konyol pada kakak angga).’’
Lagi-lagi kakak angga begitu baik pada ku, lalu kenapa cuma
aku? Sedangkan teman-teman yang lain masih sibuk mencabuti
rumput-rumput itu. Ku tinggalkan teman-teman satu ruangan ku,
lalu pergi di wc untuk mencuci tangan dan lumpur yang ada di
baju ku, ‘’Yaa tentu saja banyak lumpur karena kan musim
hujan!!!!...bukan hanya baju rok ku juga kotor.’’
Kak mifta pun tidak pernah usai menatap ku, seolah tatapannya
itu penuh tanda tanya?, entah apa yang di pikirkannya pada ku,
tadi pagi juga ia menghukum ku meskipun aku punya alasan’’
kenapa terlambat’’ namun tetap saja ia tidak menerima alasan
apa pun dariku. Setelah selesai ku perkenalkan diri, kak angga
yang duduk di kursi guru menghampiri ku yang tengah berdiri di
depan teman-teman, lagi-lagi kak angga basa-basi pada ku
sambil sesekali tersenyum. Di ruangan ku itu cukup
menyenangkan karena panitianya juga baik dan kadang-kadang
bersikap konyol ke pada kami semua, bukan cuma itu saja, kami
juga di ajak bermain game dan itu sangat seru!!!! Sekali, karena
main gamenya rame-rame dan yang kalah dapat hukuman.
Karena terlalu asik berada di ruangan sampai bel berbunyi tanda
istirahat di mulai, permainan di hentikan dan kami pun boleh
keluar untuk bersitirahat sekaligus jajan, awalnya aku hanya
pergi ke kantin sendirian karena masih belum akrab dengan
teman-teman yang lain, tidak banyak yang ku beli di kantin
sekolah hanya roti dan air mineral saja untuk menjanggal perut
ku yang sudah lapar, lalu setelah itu aku mencoba berbaur
dengan calon siswa-siswi lain agar setidaknya aku menikmati
30
makanan yang ku beli dengan sedikit berkenalan dengan
mereka. Ku hampiri mereka yang tengah duduk menimati
makanan yang di belinya juga, aku pun duduk di samping
teman-teman sambil sedikit basa-basi terhadapanya.
‘’Hey kenalin nama aku rein, nama kamu siapa? (kata ku sambil
mengulurkan tangan).’’
‘’Ohh iyya nama kamu rein aku udah tau kok, kan tadi pagi kau
yang di hukum bukan oleh kak mifta, nama ku soya! (jawab
soya sambil tersenyum).’’
‘’Hahaha iyya soya, tadi aku tuh malu banget pas di hukum.’’
‘’Nggak usah malu rein lagi pula kan kau di hukum di temani
kak angga, tumben loh kayak gitu aku juga mau kaliii... (kata
soya sambil mengejek)’’
‘’ Iya..iyaa bener tuh kata soya kita juga mau di hukum apalagi
di teduhi oleh kak angga, kan sweet banget..!!! Acieeeeee rein (
kata ruri ikut berkomentar tentang kak angga).’’
31
Setelah berada di dalam ruangan sendirian di jam istirahat ini,
aku hanya bermain ponsel saja sambil menunggu jam masuk
kembali. Tidak lama akhirnya selang 20 menit berada di ruangan
akhirnya bel berbunyi tanda jam istirahat selesai, dan
pengumuman berbunyi bahwa ‘’Seluruh calon siswa-siswi di
suruh berkumpul di aula sekolah sekarang.’’
‘’Rein kenapa kau masih duduk situ, ayo kita ke aula ( kata soya
sambil menghampiri ku).’’
‘’Hehehe..’’
Aku pun pergi bersama soya ke aulah sekolah, entah ada apa kita
di kumpulkan semua dengan panitia-panitia mos lainnya.
Ternyata hari ini ada materi yang di bawakan oleh salah satu
guru bernama pak askar, di dalam ruangan aula itu kami semua
duduk dengan rapi bahkan aku sudah bisa melihat semua kakak-
kakak panitia dan juga calon siswa-siswi baru lainnya dari
berbagai alumni sekolah. Aku duduk berdampingan bersama
soya sambil menyaksikan vidio yang di putar pak askar sebagai
materi yang di bawakannya, lalu setelah selesai menonton vidio
itu pak askar pun bertanya’’Siapa yang bisa menanggapi cerita
dalam vidio kancil tersebut sehingga bisa memanjat pohon tanpa
terjatuh?..’’
Dengan berani aku yang waktu itu duduk di barisan tengah lalu
kemudian mengacungkan tangan dan berdiri di saksikan oleh
teman-teman lain beserta kakak-kakak senior
‘’Wah bagus sekali, beri tepuk tangan kepada anada rein (kata
pak guru memberi pujian)
‘’Apa kah ada tanggapan dari jawaban rein tadi? (tanya pak guru
kembali).’’
‘’Saya pak!
‘’ Yaaa silahkan!.’’
‘’Tapi jika saja kancil itu tidak tuli dan mendegarkan monyet
yang tidak suka padanya mungkin saja kancil menyerah dan
33
tidak bisa sampai di puncak ( jawab ku dengan nada tinggi
sambil memegang mic).’’
Akhirnya aku dan dio beradu argumen tentang vidio kancil dan
monyet itu, semua menyaksikan dan sesekali teman-teman yang
lain memberi tepuk tangan kepada ku dan juga dio, ku lihat
wajah kakak angga yang terus memplototi ku dengan matanya
yang bulat tepat berada di depan, namun hanya ku abaikan.
Siswa-siswi baru lainnya juga selalu melihat ke arah ku yang
tengah berdiri sesekali ku perlihatkan muka manis ku ini. Jam
sudah menunjukkan pukul 02:00 siang akhirnya tiba saat untuk
kembali ke rumah masing-masing, dengan menenteng tas ku,
aku berjalan bersama soya ke depan pintu gerbang dari jauh ku
lihat raut wajah ayah yang sejak tadi menunggu ku. Aku
melambaikan tangan kepada soya yang tengah berada di tempat
parkir motor itu, tanpa basa-basi aku di antar bapak pulang
kerumah dengan muka lelah dan mengantuk akibat di sekolah
tadi. Tidak lama setelah itu aku sampai di rumah.
‘’Sini masuk nak ibu sudah menunggu mu sejak tadi, ayo makan
pasti kau lapar (jawab ibu sambil membuka tudung saji).’’
‘’Iya bu...’’
34
badan karena lelah beraktivitas seharian di sekolah. Di kamar
yang sederhana yang tanpa jendelah ku nikmati istirahat ku
sembari memikirkan kejadian disekolah sesekali tersenyum,
‘’Ada apa dengan ku ini? (kata ku dalam hati).’’
36
Ku tatap semua wajah-wajah teman-teman baru ku nantinya,
beberapa diantara mereka sudah sering ku dengar namanya itu
karena sering menjawab pertanyaan atau sekedar
memperkenalkn diri di depan, juga beberapa kakak-kakak
panitia mos sudah ku ketahui nama-nama mereka, bahkan
sikapnya juga mulai dari yang: baik,cuek,konyol,dan paling
galak atau paling tegas. Akhirnya materi sudah selesai, aku yang
duduknya melantai bersama teman-teman kemudian berdiri
ingin bergegas pulang kerumah, tapi tidak lama setelah itu pak
askar datang dan tidak memperbolehkan untuk pulang karena
katanya masih ada penyampaian. Ternyata hari ini adalah
pembagian kelas, rasanya begitu bahagia mendengar bahwa
kami para calon siswa-siswi baru yang kurang lebih 100 orang
sudah ingin di bagi berdasarkan jurusan dan kelas yang berbeda
nantinya, karena di awal masuk ke sekolah SMA memang sudah
langsung penjurusan waktu itu, tanpa basa-basi aku langsung
memilih jurusan ipa. Pak askar pun menyebut nama-nama yang
masuk di jurusan ipa, dan juga jurusan ips, memang di sekolah
ku itu cuma ada dua jurusan ipa dan ips saja. Nama ku di sebut
juga yang sejak tadi ku tunggu akhirnya, aku lalu mengambil
barisan paling belakang karena nama ku palin terakhir di
sebutkan, ku lihat dari belakang ternyata mereka akan satu kelas
dengan ku nantinya. Untuk jurusan ipa ada tiga ruangan dan satu
ruangan untuk jurusan ips. Ketika semua nama-nama di
sebutkan dengan waktu yang cukup lama, apalagi di ruangan
aula itu siswa-siswi tidak bisa diam karena sibuk dengan
mendengarkan namanya, juga sebagian hanya berteriak tidak
jelas sehingga pak guru kewalahan menyuruhnya untuk diam,
kadang kalah kakak panitia yang mengambil alih untuk
menyuruhnya diam, namun tetap saja sebagian tidak menghargai
37
pak guru dan kakak panitia. Waktunya untuk pulang setelah
selesai membaca doa yang di pimpin oleh pak guru, teman-
teman lain keluar terlebih dahulu untuk melihat ruang kelas
mereka, dan soya pun mengajak ku untuk melihat ruang kelas
yang nantinya kita tempati, namun ku pilih untuk pulang saja
karena sudah sangat mengantuk lagi pula jam tangan yang
berada di tangan kiri ku menunjukkan pukul 03:00 soreh.
Kembali ku lambaikan tangan pada soya yang berada di depan
kantor sekolah dan soya berjanji pada ku bahwa ia ingin duduk
sebangku dengan ku nantinya, hari yang melelahkan akhirnya
aku sudah punya teman bernama soya dan cukup akrab dengan
ku. Ku lihat bapak yang tengah berada di depan gerbang sekolah
sedang menunggu ku sejak tadi, nampaknya muka bapak sangat
lelah sekali mungkin hari ini bapak terlalu sibuk mengantar dan
menjemput ku ke sekolah, ‘’Maklum saja aku kan tidak bisa
mengendarai sepeda motor’’, lagi pula bapak tidak
memperbolehkan ku!! Itu karena aku terlalu di manja
olehnya...’’
‘’Nak kau sejak tadi belum makan, bukan? (kata ibu dengan
nada bicara yang lembut)’’
Ku lihat ponsel ku segerah ternyata pesan itu dari ali, ‘’Ada apa
yaa? dengan ali tiba-tiba menyapa kembali (kata ku dalam
hati).’’
40
belum terbangun. Tatapan ku tertuju pada ‘’Jingga Di Langit
Kelabu.’’
‘’Iya buu!! Rein hanya melihat langit saja, lagi pula rein udah
mau mandi kok!! (jawab ku menjelaskan ibu).’’
‘’Sana cepat mandi!!!, nanti telat loh (kata ibu sambil melihat ke
arah ku).’’
‘’Siap...buk!!!
42
Bel berbunyi tanda upacara berlangsung, aku dan teman-teman
segerah bergegas berbaris untuk mengikuti upacara hari pertama
ku di sekolah SMA 8 WAJO. Aku berbaris paling depan dan
cukup antusias mengikuti upacara, setelah beberapa lama berdiri
upacara pun selesai dan aku kembali ke ruang kelas bersama
teman-teman sambil sedikit mulai berkenalan. Jam sudah
menujukkan pukul 02:00 siang setelah selesai sholat duhur aku
bergegas kembali ke rumah, ku lihat bapak sudah menunggu
sejak tadi. Hari demi hari telah ku lalui akhirnya tepat seminggu
aku sekolah di SMA 8 WAJO dan aku sudah akrab dengan
mereka, beberapa dari mereka sudah ku ketahui namanya
termasuk sein. Sein adalah teman yang baik, ia sangat pandai
bernyanyi, aku dan sein sering bercanda bersama. Semua
nampak bahagia apalagi teman ku bernama soya begitu pandai
membuat lelucon sehingga kami semua tertawa. Satu bulan
kemudian, Sein lebih menujukka perhatiannya pada ku, aku dan
sein mulai di jodoh- jodohkan oleh teman-teman ku namun tetap
saja aku tidak menanggapi mereka. Aku tetap seperti biasanya.
44
BIOGRAFI PENULIS
46
47