Anda di halaman 1dari 47

Jingga Di Langit Kelabu

Oleh
Risna Sari

1
Jingga Di Langit Kelabu

Oleh :

Risna sari

217095

XII MIPA 1

PELAJARAN BAHASA INDONESIA

2
SMA NEGERI 8 WAJO TAHUN AJARAN
2019/2020

Baru saja pengumuman kelulusan, tidak terasa hari ini


adalah hari terakhir ku disekolah, aku bahagia tapi tak bisa aku
pungkiri bahwa ada sedikit sedih yang ku rasa, sebentar lagi aku
tidak akan bertemu dengan Dea, Ayu dan Jeny. Ya mereka
adalah sahabatku, yg hampir setiap hari bersamaku. Namun
sebentar lagi kita tak akan bertemu sesering dulu sebab kami
akan melanjutkan sekolah ke tempat yang berbeda.

Dea : Rein !!! (panggil Dea sambil berlari menghampiri ku di


depan gerbang sekolah)

Aku : Iya Dea, ada apa?

Dea : Sepulang sekolah kita ke rumah ku yuk

Ayu : Boleh juga tuh, gimana kalau kita buat acara makan
makan di rumah mu ? (sahut Ayu menambahkan). Menurut mu
bagaimana Jen?

Jeny : Terserah kalian saja

Dea : Rein....rein..., kok diam, bagaimana jadi kan ke rumahku?

Aku : Iya (jawab ku singkat).

Sepulang sekolah, kami yang masih mengenakan seragam


langsung ke rumah Dea untuk pertama dan mungkin jadi yang
terakhir kalinya. Meskipun kami telah berteman baik selama

3
tiga tahun terakhir namun tetap saja kami bertemu hanya sebatas
sekolah, itu karena kami tak seperti remaja kebanyakan yang
senang keluar rumah.

Sepanjang jalan menuju rumah Dea, aku hanya diam


sambil menikmati hembusan angin di sertai tawa Ayu yang
begitu keras juga sikapnya yang konyol, begitu bahagia rasanya
punya teman seperti mereka. Rumah Dea cukup jauh dari
sekolah, pantas saja ia sering terlambat.

Begitu sampai kami di sambut dengan hangat dan senyum


ramah oleh ayah ibu Dea. Mereka menyuguhi kami makanan,
Sepiring pisang goreng dan teh hangat, Sederhana namun begitu
nikmat. Sore itu di teras rumah Dea kami

_________________________________________________

Kunikmati hari hari terakhir bersama mereka sebelum kami


benar benar berpisah dan sekolah di tempat yang berbeda beda
nantinya, meskipun aku tak berencana untuk lanjut ke SMA
karena kondisi ku yang semakin parah, namun aku tak banyak
menceritakan kepada mereka, agar tak mengasihani ku karena
aku merasa baik baik saja.

Hembusan angin dan di sertai kendaraan yang berlalu lalang


di depan rumah Dea, sambil menikmati pisang goreng panas dan
es teh manis yang di buat Dea. Ku tatap wajah –wajah mereka
yang penuh bahagia dan tawa meski sering kali membuat ku
jengkel karena ulah mereka yang tidak bisa diam dan selalu
berusaha untuk menghibur ku setiap detiknya. Meski kami
4
semua tak berasal dari keluarga berada namun tetap saja kami
tak pernah kekurangan apapun termasuk kasih sayang kedua
orang tua yang sangat berjasa mendidik kami.

Hari mulai menjelang petang aku, Ayu,dan Jeny kembali ke


rumah dan meninggalkan Dea sendiri di rumahnya. Sesampai
ku di depan rumah kulihat nampak sepi dan aku bergegas masuk
ke rumah ternyata ibu, ayah, dan adik ku sedang tidak berada di
rumah yang ada hanya kakak ku saja, Tak banyak bicara aku
langsung masuk ke dalam rumah mengganti seragam ku dengan
kaos dan celana panjang lalu cuci muka dan setelah itu aku
merebahkan badanku. “haahh.. sungguh melelahkan” (bisikku
dalam hati sambil menghela nafas).

Esok hari tidak ada kata telat ke sekolah karena aku telah
lulus, tidak ada kata mengeluh. Sebelum matahari terbit aku
sudah terbangun untuk menjalani rutinitas pagiku lalu aku
berangkat ke sekolah di antar bapak dan sering kali ketika
pulang aku harus berjalan kaki sendirian di tengah terik matahari
karena bapak telat menjemput ku. Kadang kala aku kasihan
melihat bapak yang selama 3 tahun terakhir mengantar dan
menjemput ku ke sekolah, ia tak pernah mengeluh aku tau itu
karena ia terlalu menyayangiku.

Namun aku sudah benar- benar merasakan libur panjang kali


ini, dimana setiap paginya aku sering bangun jam 10 itu karena
aku tak punya aktivitas selama masa sekolah usai untuk tingkat
SMP. Hari- hari telah berlalu begitu cepat siang dan malam
sebagian ku habiskan dengan bermalas malasan di tempat tidur
dan juga aku tak pernah lagi bertemu dengan sahabat- sahabat ku
karena kita telah sama-sama sibuk.
5
Tidak terasa kalender harian ku menunjukkan tanggal 1 juni
2017 dimana sudah bulan suci ramadhan dengan antusiasnya aku
untuk puasa pertama tahun ini yang sudah ku anggap biasa
karena tahun tahun sebelumya sudah ikut berpuasa. Hari kian
semakin cepat berlalu dimana aktivitas ku yang biasanya
bermalas malasan kini tidak lagi karena sebagian waktu ku
kugunakan untuk membantu ibu di dapur membuat menu
berbuka puasa.

‘’Nak tolong kupas jagung ini’’(Kata ibu meminta bantuan)

“Baik bu’’(kata ku dengan sigap)

Sambil membantu ibu di dapur yang tengah mempersiapakan


menu buka puasa yang tinggal beberapa menit lagi aku mencoba
memberanikan diri menyampaikan ke inginanku untuk
melanjutkan sekolah Menengah Atas namun kali ini ibu hanya
diam dan tidak menanggapi pembicaraan ku. Ibu hanya sibuk
menyelesaikan masakannya lalu setelah itu ia berbaring di depan
tv sambil menunggu waktu buka puasa. Kulihat wajah ibu yang
sepertinya lelah sekali hari ini mungkin aku akan membicarakan
keinginan ku untuk sekolah lain kali saja apalagi pendaftaran
calon siswa baru untuk tingkat SMA baru saja di buka dan juga
tutupnya masih lama, dan waktu ku untuk mendaftar nantinya
masih sangat banyak.

‘’ ALLAH HU AKBAR ALLAH HU AKBAR’’(suara adzan


magrib)

Akhirnya suara adzan magrib berbunyi yang sejak tadi


sudah ku tunggu karena perut ku sudah mulai lapar,

6
segerah rasa lapar ku sudah terobati saat itu juga karena
menu buka puasa hari ini cukup mengbangkitkan selerah
makan ku, dengan terburu buru aku makan dengan begitu
lahap sambil sesekali ku lihat bapak yang tengah
memperhatikan ku sejak tadi entah apa yang
dipikirkannya namun aku tak banyak tau tentang bapak
yang sikapnya dingin namun sangat peduli padaku, ku
habiskan segerah makanan ku sambal goreng, udang
rebus dan juga ikan bakar favorit ku adalah menu buka
puasa hari ini.Setelah selesai makan aku bergegas masuk
ke dalam kamar tanpa membantu ibu membereskannya
karena tugas ku itu diambil alih oleh adik perempuan ku
bernama risa. Risa adalah anak bungsu dan adik ku yang
paling manja juga sangat bawel kepada ku, seringkali ia
menceritakan banyak hal tentang teman-temannya
kepada ku bahkan ia selalu meminta bantuan dan juga
pendapat ku saat sedang merasa kesulitan untuk
menyelesaikan tugasnya sendiri, dan aku pun selalu
membantunya. Begitulah cara ku untuk berusaha
menjadi kakak yang baik kepadanya meskipun sesekali
ia sering membuat ku kesal namun aku selalu punya cara
agar tidak mengatakan sesuatu yang membuatnya benci
kepada ku.

Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara,


rasanya begitu beruntung bisa merasakan yang namanya
punya kakak perempuan juga adik perempuan yang
menambah kebahagiaan tersendiri bagi ku, meskipun
dari kami bertiga aku adalah anak yang paling manja dan
juga nakal kata ibu mungkin karena aku adalah anak
7
kesayangan ibu dan juga diantara kami aku yang fisiknya
paling lemah juga punya riwayat penyakit yang cukup
serius, itu yang membuat ibu begitu menyayangiku di
bandingkan kakak dan adik ku. Mereka cukup di beri
kesehatan oleh sang pencipta dibandingkan aku,
kadangkalah aku menyalahi takdir dengan melihat
kondisi ku yang mulai parah namun tetap ku usahakan
tersenyum setiap saat seolah aku baik-baik saja, ya
begitulah cara ku menyembunyikan luka yang sedang ku
alami agar aku bisa terlihat baik baik saja sebelum ibu
berbicara dan mengizinkan ku melanjutkan sekolah ke
tingkat SMA sederajat, aku tak ingin terlihat lemah di
depan ibu dan juga saudara ku beserta ayah, meskipun
bulan puasa aku berusaha puasa tanpa memperlihatkan
rasa letih dan lapar agar saat pendaftaran nanti aku dapat
izin untuk lanjut sekolah. Begitu cepat rasanya hari
berganti hari hingga 2 pekan telah berlalu meski suasana
ramadhan namun tetap saja jam berdetak dengan cepat
pagi berganti senja dan malam pun mulai menyapa
kembali aku yang tengah gelisah memikirkan cara agar
aku bisa menyampaikan keinginan ku kepada ibu dan
ayah untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SMA,
meskipun sebelumnya aku sudah menyampaikan kepada
ibu namun tidak ditanggapi olehnya.

Pagi itu saat suasana embun masih terlihat aku


terbangun dengan begitu awal setelah selesai sholat
subuh aku bergegas mandi dan membereskan tempat
tidur ku sendiri meskipun orang-orang rumah merasa
aneh dengan sikap ku hari itu, semua ku lakukan tanpa
8
membuat ibu jengkel terhadap ku dan saat semua selesai
aku kembali mengatakan kepada ibu tentang keinginan
ku untuk sekolah.

‘’ Buk aku ingin melajutkan sekolah ku untuk tingkat SMA’’

Boleh kan?

‘’ Nak kau tidak usah ikut ikutan sekolah karena kau bukanlah
orang kuat, kau ingat kan penyakit mu...!!! itu tidak boleh
beraktifitas dengan banyak hal’’.

Dengan nada bicara ibu yang seolah tidak setuju bukan


karena perkara biaya namun karena aku memang tidak di
perbolehkan sekolah apalagi sekolah yang ingin ku masuk ki
adalah sekolah dengan sistem fulldayschool dimana siswa siswi
berada di sekolah hingga jam 16:00 soreh. Aku yang saat itu
hanya mendengarkan ibu berbicara dan sesekali ku perlihatkan
muka sedih di hadapan ibu dan ayah namun sepertinya ibu tidak
peduli dengan mimik muka ku itu, tanpa berbicara apa pun aku
hanya menganggukkan kepala lalu pergi ke dalam kamar.

‘’Huuu..uuu aku lelah mendengar jawaban ibu yang


mengecewakan hati’’

Ku harap ini hanyalah mimpi namun ini benar nyata, aku yang
tengah berada di dalam kamar yang sangat sederhana berusaha
untuk melupakan perkataan ibu yang baru saja di ucapkannya,
sambil membaringkan badan agar setidaknya hati,pikiran, dan
rasa letih akibat puasa bisa berkurang sedikit. Mata ku me merah
akibat menatap layar ponsel sambil berbaring, ya begitulah cara

9
ku menghibur diri dengan bermain ponsel sambil mendengarkan
lagu favorit ku.

‘’ kring!!! Pemberitahuan pesan’’.

Tidak lama setelah bermain ponsel aku mendapat pesan dari Ali,
yang sudah cukup lama tidak pernah ku lihat ali karena aku telah
lulus dari sekolah SMP dia adalah adik kelas ku saat itu, Ali
yang selalu menyapa ku setiap paginya bahkan ia rela
menunggu ku di depan gerbang sekolah demi kata sapa yang
ingin disampaikannya bahkan setiap hari. Kadang kalah aku
mengabaikannya karena malu di lihat oleh teman-teman satu
sekolah yang berada di sekitar depan gerbang, dengan mimik
muka ali yang memperlihatkan rasa sukanya kepada ku saat
masih berada di sekolah yang sama dengannya. Aku, Jeny,
Dea,dan Ayu selalu berjalan bersama dan kadang kalah Alih
sering mengikuti kami, entah anak itu tidak henti hentinya
menunjukkan rasa suka terhadap ku meskipun aku bersikap
dingin terhadapnya. Jauh sebelum aku naik ke kelas 9, aku
memang sudah mengenalnya lewat dea dan sejak hari itu ia
mulai bertingkah aneh saat aku tidak sengaja lewat depan
kelasnya dengan mimik muka tersenyum itu membuat ku merasa
bahwa ia sedang sakit jiwa. Tapi ku akui ia sangat baik dan
sopan terhadap ku selaku kakak kelasnya. Aku yang awalnya
tidak tau sama sekali bahwa ia sedang menyukai ku dan sikap
dingin yang ku tunjukkan membuat ali lelah akan hal itu.

‘’ Heey bisa tidak kau sedikit suka padaku?’’ (kata ali)

10
Untuk pertama kalinya ali tidak memanggil ku dengan
sebutan kakak, aku yang tengah berada di depan kelasnya alih,
tiba tiba memanggil ku dan mengatakan semua rasa sukanya
kepada ku yang ku anggap ia sakit jiwa pada awalnya. Rasa
malu dan terharu karena teman- teman semua menyaksikan
drama yang di buat ali di pagi hari, sambil menatap ku ia
mengatakan rasa sukanya terhadap ku untuk pertama kalinya di
depan orang banyak. Aku hanya membalikkan badan lalu pergi
dan tidak menanggapinya. Ku akui sejak saat itu aku sudah
mulai peduli padanya karena aku tidak ingin melihat ia terluka
apalagi ia adalah siswa yang cukup berprestasi di sekolah, dan
sebelum naik kelas 8 ia mendapat peringkat 2 umum di sekolah,
aku pun memberi ucapan selamat atas prestasi yang di capainya
itu. Di sekolah ali tetap saja tidak pernah berubah kepadaku ia
sudah ku anggap sebagai adik sendiri, waktu itu saat sedang
berjalan bersama teman-teman tiba tiba ali menghapiri ku dan
mengambil ponsel yang ada di tangan ku lalu menyalin
nomernya di ponsel ku tanpa seizin ku.

‘’Biarkan saja rein lagi pula kau kan sudah......?(kata dea)

‘’Sudah apa kak? ( kata ali)’’

‘’Tidak ali bukan apa-apa dea hanya bercanda ( kata ku dengan


gugup)

‘’Benar kah?’’(kata dea)’’.

Lagi-lagi dea ingin mengatakan hal konyol kepada Ali di depan


ku, aku berusaha mengalihkan topik pembicaraan saat itu juga,
setelah itu aku pergi meninggalkan mereka dan juga Ali yang

11
berada di depan perpustakaan. Dari kejauhan ali mengikuti ku
dan berjalan tepat di samping ku lalu tersenyum dan mengatakan
‘’ Sepulang sekolah nanti aku aku akan mengabari mu’’

‘’ iya.. terserah kau saja’’ (kata ku singkat).

Bahagia rasanya membayangkan masa-masa sekolah apalagi


semua tentang ali.

‘’Rein.......rein......rein..!!!!.......(teriak ibu)

‘’ iya buk.’’

Seketika itu juga aku yang tengah berbaring di kamar sambil


mendengarkan lagu favorit dan membayangkan semua tentang
ali dan sahabat-sahabat ku di sekolah ku hentikan sejenak karena
ibu berteriak memanggil ku, entah ada apalagi dengan ibu.
Segerah aku bangun dari tempat tidur dan membuka pintu kamar
ku.

‘’ iya buk rein datang’’.

‘’Cepat sini nak ibu ingin memberi mu sesuatu’’.

‘’ apa buk...?

Mimik muka ibu begitu menyenangkan padahal tadi pagi ia


sempat memarahi ku karena tidak setuju aku lanjut sekolah
untuk tingkat SMA.

‘’Rein ibu hanya ingin bilang besok pagi kau harus bangun lebih
awal yaa’’.

12
‘’Mmmmmm memangnya ada apa buk, knapa tidak bilang
sekarang saja (kata ku memaksa ibu)’’ .

Ibu semakin membuat ku penasaran saat itu juga


meskipun aku berusaha membuatnya mengatakan namun ibu
tetap tidak diam. Setelah itu aku kembali ke dalam kamar dan
melanjutkan berbalas pesan dengan ali yang tidak pernah
berubah pada ku meskipun aku telah lulus dari sekolah SMP dan
ia barusaja naik kelas 9(kelas 3). Aku yang tengah berbaring di
kamar lalu menatap jam dinding yang sudah pukul 15:00 atau
jam 03:00 soreh tidak terasa sudah 3 jam aku berada di dalam
kamar tanpa melakukan aktivitas dan beberapa jam lagi buka
puasa. Ali semakin bercanda pada ku meskipun hanya lewat
pesan, banyak hal yang di ceritakan ali lewat pesan dan sebagian
adalah isi hatinya sendiri, aku hanya menanggapi pesan ali
dengan sebagian isi hati yang aku rasa semenjak berteman baik
dengannya. Setelah puas berbalas pesan dengan ali hingga daya
baterai ponsel ku memerah aku kembali membuka pintu kamar
dan melihat keadaan ibu yang tengah sibuk mempersiapkan
menu buka puasa yang tinggal 2 jam lagi.

‘’Dek ambilkan garam itu (kata ku meminta bantuan)....’’

‘’Oke kak (kata risa singkat)...’’

Aku yang tengah menumis bawang merah dan ingin


mempersiapkan ikan goreng saus rica-rica hanya tinggal
mencampurkan garam saja dan selesai, risa tengah sibuk
memanaskan nasi dan ibu membakar ikan di bawah rumah
karena di rumah telah aku dan risa yang menyelesaikannya.
‘’Huuuuuuuu melelahkan sekali akhirnya semua selesai tinggal
13
menunggu waktu buka puasa saja’’. Suara adzan berbunyi tanda
buka puasa di mulai kami berkumpul di tempat makan yang
seadanya, aku,risa,eriska,ibu,dan bapak hanya di diam sembari
menikmati menu buka hari ini. Setelah usai aku bergegas
membersihkan peralatan makan dan mengambil air wudhu untuk
sholat berjamaa di rumah, usai sholat magrib di rumah aku yang
tak punya aktivitas lalu mengambil remot tv dan menyaksikan
acara favorite ku dan itu tidak berlangsung lama karena aku
ingin pergi tarwih bersama ibu,risa,eriska dan ayah. Kami hanya
pergi tarwih dengan berjalan kaki meskipun cukup jauh namun
berjalan kaki cukup menyenangkan karena di sertai hembusan
angin malam dan kendaraan berlalu lalang melintas di sebelah
kami disertai antusian anak-anak kecil yang banyak pergi tarwih
menjelang 10 hari terakhir. Aku yang jarang absen pergi tarwi
merasa bersyukur karena masih di beri kesehatan dan umur
yang panjang dan ini ku lakukan sebagai rasa terimah kasih ku
kepada sang pencipta alam semesta.

Di mesjid jami nurul falaq tempat ku melaksanakan


sholat bersama-bersama keluarga dan tempatnya pun juga sangat
nyaman karena pembangunan dari tahun ke tahun lebih
meningkat. Usai sholat isyah dan mendengarkan ceramah islam
dan ketikah semua kegiatan selesai kami pun pulang dengan
malam yang ramai karena orang-orang pun pulang seusai sholat
tarwih dan beberapa diantaranya menunggu untuk sholat witir.
Aku pulang cepat bersama risa adik ku, ibu dan kakak ku
menunggu untuk ikut sholat witir berjamaa, sengaja aku pulang
cepat karena mata ku sudah terasa berat seharian tadi hanya
berbaring sambil memegang ponsel hingga jatah tidur siang ku
lewat kan. Di jalan bersama risa kami hanya bercanda sambil
14
berjalan sesekali ketika melewati jalan sepi aku menakutinya.
‘’Hahaha begitu bahagia rasanya melihat risa lari terbirit-birit
setelah ku takuti di tengah gelapnya malam’’

‘’Sudah.... sudah kak jangan menakuti risa lagi (kata risa


memohon pada ku).

‘’ Hehehehe maafkan kakak risa (jawab ku konyol).

Sampainya di rumah ku ketuk pintu dan memberi salam


‘’Assalamualaikum’’.

Terdengar dari dalam rumah jawaban salam yang ku


beri ‘’waalaikum salam’’, ternyata bapak lebih dulu
sampai dirumah jelas saja karena ia tidak berjalan kaki
melainkan mengendarai motor milik kami sendiri. Bapak
pun membuka pintu aku dan risa segerah masuk ke
dalam rumah dan merapikan kerudung yang sudah ku
gunakan sholat tarwih. Setelah itu aku masuk ke dalam
kamar dan tidak lama berada di dalam kamar yang gelap
itu aku pun tertidur hingga tidak menyadari bahwa sudah
pagi.

‘’Bangun....bangun....bangun rein ini sudah pagi ( kata ibu


sambil membuka pintu kamar)’’

‘’ Iya buk, aku pun bangun dengan berat meninggalkan kasur


dan bantal ku, karena ibu membangukan ku pagi pagi
buta’’.

‘’Ada apa sih bu ini kan masih terlalu pagi?...’’

15
‘’Ayo sana mandi nanti ibu beritahu ( kata ibu sambil
membereskan tempat tidur ku)..’’

‘’Tapi kan bu ini masih terlalu pagi, lagi pula aku kan gak
sekolah (kata ku memaksa)..’’

‘’Rein kemarin kan ibu berjanji untuk memberitahu mu sesuatu,


jadi sana mandi dulu baru ibu memberitahu mu’’.

‘’ Heeee ibu, baiklah...’’

Aku pun menuruti perkataan ibu, dengan berat hati aku bergegas
ke kamar mandi di pagi-pagi buta dengan suana embun yang
masih ada, angin sejuk yang melambai pada ku. Kusiram kepala
ku dengan air dan rasanya begitu dingin, mata ku yang begitu
berat terbuka akhirnya terkejut karena airnya terlalu dingin,
namun ku usahakan untuk tidak berteriak karena nanti takut
menggangu apalagi masih suasana hening di pagi hari, mungkin
sebagian tetangga masih belum terbangun. Selepas mandi aku
bergegas naik ke rumah kembali dan memakai baju seadanya
sembari memikirkan sesuatu yang ingin ibu beritahu pada ku
‘’Entah apa yang ingin dikatakan ibu pada ku (ucap ku dalam
hati)..’’

‘’Rein kau di panggil ibu (kata risa)..’’

‘’Iya tunggu sebentar (kata ku sambil menyisir rambut).’’

Setelah selesai aku menghampiri ibu yang berada di depan tv


‘’Ada apa bu, kata risa ibu memanggil ku yaa..’’

‘’Rein ibu menyetujui mu untuk melanjutkan sekolah, tapi apa


kau yakin?...’’
16
‘’Beneran bu, ibu setuju...horeeee...horeeee(kata ku bersemangat
mendengar jawaban ibu)..’’

‘’yakin lah bu aku kan baik-baik saja..’’

‘’yaa sudah kalau begitu kau boleh pergi hari ini untuk
mengambil formulir pendaftaraan lagi pula bapak mu juga
sudah setuju..’’

‘’Baik bu, terimah kasih banyak aku memeluk ibu dengan erat’’

Akhirnya keinginan untuk melajutkan sekolah selangkah


lebih dekat rasa bahagia selalu ku tunjukkan di sepanjang jalan
saat menuju ke sekolah diantar bapak untuk mengambil formulir
pendaftaran tingkat SMA, meskipun bulan puasa rasa lapar dan
haus ku tidak terasa saat mentari mulai berada di titik tengah
yang artinya sudah cukup panas dan sekolah itu lebih jauh dari
sekolah SMP ku dulu. Sampainya disana aku melangkahkan
kaki kanan dan memasuki ruang kantor, ku lihat kak ilmi kakak
senior ku di SMP lalu menyambut ku dengan hangat yang
nantinya adalah kakak senior ku kembali di SMA ini.

‘’ Ehhh rein mau lanjut disini yaa?..’’

‘’Iya kak (jawab ku seadanya)..’’

‘’ Ini formulirnya dan jangan lupa isi semua data-data diri, kau
bisa mengembalikan secepatnya’’

‘’Iya kak (sambil menulis nama ku di buku yang disediakan kak


ilmi)..’’

17
‘’ Rein pulang yaa kak (kata ku sesusai di beri formulis
pendaftaraan)..’’

Dengan semangat aku pulang kerumah sambil memegang


formulir pendaftaran yang ada di tangan kanan ku sambil
berjalan keluar dari pintu gerbang, dan ku lihat bapak yang sejak
tadi menunggu ku.

‘’Bagaimana rein sudah selesai?...(kata bapak)..’’

‘’Iya pak, hanya tinggal di isi saja lalu di kembalikan ke sekolah


lagi (jawab ku menjelaskan bapak)..’’

‘’ Ooohh begitu yaaa, ayo naik pasti ibu sedang menunggu di


rumah..’’

Setelah perbincangan singkat aku dan bapak di depan gerbang


sekolah, aku bergegas pulang kerumah di antar bapak kembali.
Di perjalanan yang kira-kira di tempuh 11 menit dari sekolah
kerumah dengan kecepatan standar yang di pakai bapak saat
mengedarai sepeda motor. Setelah berdiam diri duduk dimotor
dengan sedikit pegal akhirnya sampai juga di rumah, ku lihat ibu
tersenyum saat itu tanda bahagia melihat aku anaknya paling
lemah akhirnya akan sekolah lagi untuk tingkat SMA. Kuharap
aku tak mengecewakan ibu dan bisa mewujudkan cita-cita ku
menjadi orang sukses serta berwibawah dan tidak di pandang
sebelah mata oleh orang orang yang sering jahat kepada ku.

‘’Ibu ini dia formulirnya (sambil ku berikan kertas formulir itu


kepada ibu)..’’

18
‘’Oiya nak tanya bapak mu saja agar ia membantu mu
mengisinya (jawab ibu menjelaskan)..’’

‘’Rein sini bapak lihat’’

‘’Ini pak..’’ (ku ulurkan tangan ku, lalu memberi bapak formulir
yang ingin di isi)..’’

‘’Rein tolong ambilkan bapak pulpen dan kacamata, biar bapak


yang mengisinya lagipula tulisan bapak lebih bagus darimu
(jawab bapak meminta bantuan dan sedikit bercanda pada ku)..’’

Bapak kemudian mulai mengisi data-data diri di formulir


pendaftaran ku seketikah itu juga, sembari bapak mengisi
formulir, aku membantu ibu di dapur karena risa sedang tidak
berada di rumah. Risa sibuk mengurus ijazanya yang ingin di
perbaiki karena namanya tidak sesuai akta kelahiran, lagi pula
risa juga sebentar lagi sekolah ke tingkat SMP. Aku yang sudah
lulus di tingkat SMP dan risa yang lulus di tingkat SD, dan kami
berdua akan sama-sama melanjutkan sekolah ke tingkat
selanjutnya, aku ke tingkat SMA dan risa adik ku tingkat SMP.
Setelah selesai membantu ibu di dapur dan bapak juga sudah
selesai mengisi formulir ku, hanya tinggal mengfoto copy yaitu:
Surat SKHU,Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, dan beberapa
lainnya.

‘’Risa pulang buuu’’

‘’Darimana saja kau dek’’

‘’Habis dari sekolah kak, risa sudah lapar sekali (kata risa sambil
memegang perutnya)..’’

19
‘’Sabar bentar lagi buka puasa kok..’’

5 menit kemudian akhirnya buka puasa, yang sejak tadi risa


sudah mulai mengeluh kelaparan karena ia barusaja pulang dari
sekolah SD, untuk memperbaiki data-data diri yang kurang tepat
di ijazanya. Tidak terasa sebentar lagi bulan puasa akan berlalu
yang tinggal menghitung hari. Aku kembali memeriska formulir
pendaftaran yang sudah di isi oleh bapak saat itu. Setelah selesai
buka puasa aku berbaring sejenak dan kemudian mengambil air
wudhu lalu sholat magrib. Tidak lama setelah itu aku kembali
berbaring di depan tv karena malam ini aku tidak pergi sholat
tarwih di mesjid itu karena sedang tidak enak badan lagi pula
aku sedikit malas-malasan malam itu, ibu,kakak,adik,dan bapak
saja yang pergi tarwih sedangkan aku menjaga rumah sendirian
sambil berbaring di depan tv, karena merasa takut berada di
rumah sendirian jadi aku agak menaikkan volume tv. Hingga
mata ku memerah menatap layar tv, dengan sedikit mengantuk
aku pun tertidur di depan tv, dengan suasana tv yang masih
menyala saat .

‘’Rein....rein....rein...buka pintunya (kata ibu sambil mengetuk


pintu)’’

‘’Kak rein buka pintunya risa mau pipis ni (kata risa memaksa )

‘’Sepertinya kakak rein sedang tidur bu (kata risa menjelaskan


pada ibu)’’

Aku yang tengah tertidur dengan lelap tiba-tiba bangun dengan


terburu-buru sambil membuka gorden yang ada di ruang tengah

20
lalu aku melangkah kan kaki ku dan membuka pintu rumah yang
sejak tadi sudah di ketuk oleh ibu dan risa sambil memanggil ku.

‘’Tuh kan kakak rein memang tidur tadi...!!! ( kata risa


mengejek ku sambil menjulurkan lidah di hadapan ku)’’

‘’Iya..iya sini kerudung sholat mu ibu jemurkan (kata ibu sambil


menjemur kerudung sholat risa yang basah akibat keringat di
teras rumah)’’.

Aku dan risa masuk kedalam rumah lebih dulu karena ibu
sedang menjemur kerudung sholat di teras rumah, sementara
kakak eriska belum juga pulang karena menunggu sholat witir
berjamaa di mesjid, yaaa begitulah kakak ku sudah mulai hijrah
dan aku pun mulai mengenakan pakaian longgar atau baju gamis
panjang yang awalnya tidak ku sukai karena modelnya begitu
kuno bagi remaja seperti, ku dan aku juga memakai kerudung
panjang yang menutupi kedua tangan, meskipun begitu namun
sebagian sifat ku yang sering menjengkelkan hati ibu belum bisa
ku ubah sepenuhnya hanya saja sedikit demi sedikit mulai ku
perbaiki. Karena sudah cukup larut bagi ku jadi aku dan risa
masuk ke dalam kamar untuk tidur meskipun tidur berdua tetapi
kami merasa nyaman karena risa seringkali curhat atau sekedar
bercanda pada ku sebelum tidur dan sesekali aku dan risa
tertawa bersama saat berada di kamar. Candaan itu sudah selesai
aku dan risa tertidur dengan sangat lelap’’Anak-anak ku sudah
tidur rupanya (kata ibu sembari menyelimuti aku dan risa adik
ku)’’.

Pagi mulai menyapa dan aku bangun agak telat dan terburu-buru
mandi kemudian memakai baju lebih rapi dari biasanya karena
21
hari ini aku ingin mengembalikan formulir pendaftaran ku yang
sudah di isi bapak dengan data-data diri yang sudah lengkap.
Dengan menggunakan baju berwarna biru dan rok panjang
berwarna hitam di sertai kerudung yang menutupi kedua lengan
ku, kemudian bapak mengatar ku ke sekolah SMA, sekolah yang
ingin ku daftarkan diri nantinya.

Sampainya disana ku lihat dari kejauhan nampak ramai karena


calon siswa-siswi baru juga mengembalikan formulir
pendaftarannya, tanpa basa basi aku menghampiri salah satu
kakak senior yang tidak ku ketahui namanya lalu ku ulurkan
tangan kanan ku yang berisi formulir beserta data-data diri ku
yang sudah ku lengkapi sebelumnya.

‘’Kak ini formulir pendaftaran ku semuanya sudah lengkap (kata


ku menjelakan dengan nada gugup)’’

‘’Oiyya dek (jawab kakak senior singkat sambil membaca nama


ku di formulir itu)’’.

Setelah semua selesai aku kembali ke rumah dengan mimik


muka bahagia dan juga agak lelah menjelang hari Raya Idul Fitri
yang tandanya sebentar lagi bulan puasa berakhir .

‘’Akhirnya sampai juga di rumah yang dari tadi kepalah ku


kepanasan bu...!!! (kata ku mengeluh pada ibu sambil menaiki
tangga rumah)’’

‘’Hahahaha dasar manja!!!! (kata kakak sambil berdiri di depan


pintu)’’

22
‘’Sudah...sudah..jangan pada ribut ayo masuk rein (kata ibu
sambil memegang tangan ku lalu masuk ke rumah)’’.

Akhirnya aku masuk ke dalam rumah dengan bahagia,


berharap bahwa sebentar lagi aku akan mengenakan baju
seragam sekolah berwarna Putih Abu-Abu berharap semua akan
berjalan sesuai dengan apa yang telah ku impikan selama ini
meskipun beberapa kendala ku untuk lanjut sempat terhenti
selama 3 minggu karena ibu beserta keluarga yang lain tidak
memperbolehkan aku lanjut sekolah karena kesehatan ku tidak
begitu baik di bandingkan kedua adik dan kakak ku. Waktu
semakin berjalan dengan begitu cepat suasana ramadhan telah
terlewati saatnya merayakan hari kemenangan bagi seluruh umat
muslim di dunia yaitu merayakan Hari Raya Idul fitri saling
memafkan dan berilahturahmi di rumah sanak saudara. Setelah
selesai saling miminta maaf dengan ibu,bapak,kakak,dan juga
adik, aku kerumah nenek untuk sekedar meminta maaf dan
bersyukur karena kedua nenek dan kakek ku dari ibu masih
hidup, sedangkan nenek dan kakek ku dari ayah sudah
meninggal sebelum bapak menikah dengan ibu. Kali ini aku
berada di rumah nenek bersama risa cukup lama karena aku
menunggu sepupu ku yang datang ke rumah dan itu selalu ad
setiap tahunnya yaaa saudara ibu yang selalu datang
mengunjungi orang tuanya dan juga anak-anaknya adalah
sepupu kami. Kemudian tepat tanggal 13 juli 2017 aku ke
sekolah untuk kegiatan mos (Masa Orientasi Siswa) sebenarnya
sudah di laksanakan sejak 3 hari yang lalu tapi aku baru
mengikuti hari ke 4 karena sakit, itu pun aku di beri informasi
oleh teman seangkatan ku dulu di SMP katanya aku harus naik
hari ini dengan memakai baju yang di cita-citakan, karena aku
23
terlalu kecil untuk ukuran anak SMA jadi hanya memakai baju
putih dengan rok hitam lalu kerudung hitam meski tidak sesuai
dengan cita-cita ku yang ingin menjadi dokter namun
mengenakan seragam guru pada saat itu. Ku langkahkan kaki ku
menuju depan gerbang sekolah SMA pada saat itu tanpa
membawa atribut mos apa pun, di depan gerbang terlihat kakak
senior bernama kak sri kakak senior ku dulu di SMP lanjut di
sekolah SMA ku saat ini.

‘’Dek kenapa tidak bawah atribut mos? (tanya kak sri pada
ku).’’

‘’Maaf kak hari ini adalah hari pertama ku ke sekolah karena


kemarin-kemari sakit kak!!! (jawab ku menjelaskan)’’.

‘’Ooo iyya ayo masuk (jawab ka sri menerima alasan yang ku


berikan padanya)’’.

Aku kembali melangkah kan kaki dan masuk ke lapangan dari


jauh ku lihat calon siswa-siswi baru tengah berbaris dengan rapi
sambil mendengarkan instruksi dari kakak-kakak senior,
beberapa diantara mereka memperhatikan ku berjalan karena
hari ini aku yang baru datang dan lagi-lagi telat di hari pertama
ku dan hari ke empat bagi mereka. Sampainya di lapangan aku
hendak mengambil barisan lagi-lagi ada salah satu senior yang
menanyakan atribut ku’’Dek mana atributnya terus kok telat ini
kan udah jam 7 kenapa baru datang? (tanya kakak senior dengan
nada tinggi).’’

24
‘’Maaf kak ini hari pertama ku masuk (kata ku dengan nada
gugup, sambil di lihat oleh calon siswa-siswi dan juga kakak
senior yang lain).’’

‘’Yaa sudah kalau begitu karena kau telat dan tidak membawa
atribut apa pun, jadi kau dapat hukuman lari sebanyak 3 kali
keliling di lapangan”....!!!!

Tanpa berkata apa pun aku bergegas menuruti perintahnya entah


nama kakak senior itu siapa?, aku sedikit tidak suka padanya.
Aku pun mulai berlari dengan sedikit santai di lihat oleh banyak
siswa-siswi dan juga kakak-kakak senior, seketikah itu saat aku
sedang berlari di lapangan sendirian salah satu kakak senior
menghampiri ku dan ikut berlari bersama ku mengelilingi
lapangan sembari mengajak ku mengobrol dan hanya ku jawab
dengan singkat dan anggukan kepala, di tengah hujan gerimis
saat sedang di hukum oleh kakak senior cewek itu yang ternyata
namanya adalah mifta. Saat putaran kedua hujan gerimis
semakin deras saja dan kakak senior itu mengangkat tangannya
lalu meneduhi kepala ku yang basah akibat hujan, Seketikah itu
juga suasana menjadi ramai oleh teriakan kakak senior yang lain
ke pada ku dan juga ke pada kak angga, aku pun sudah tau kalau
nama kakak senior baik itu adalah kakak angga. Bukan hanya itu
saja calon siswa-siswi ikut berteriak kepada ku dan kepada kak
angga.

‘’Cieeeee angga ehemmmmmm (Kata kak mifta mengejek)’’

‘’Cieeeee rein ehem...ehem.. (kata boy teman seangkatan ku


dulu ikut mengejek)’’

25
Aku tak memperdulikan mereka semua, aku tetap berlari
mengelilingi lapangan bersama kakak angga meskipun merasa
tidak enak hati karena semua memperhatikan, entah kenapa aku
merasa seperti berada dalam drama korea romantis, ku
selesaikan hukuman itu sambil sesekali tersenyum kepada kakak
angga yang sejak tadi masih meneduhi kepala ku meskipun aku
tidak mengenalnya sama sekali karena ini adalah hari pertama
ku, rasanya seperti mimpi bisa di teduhi di tengah gerimis yang
mulai deras ini, sesekali tatapan kakak angga tertuju pada ku
namun hanya aku yang pura-pura tidak menatapnya. Setelah
selesai di hukum dan cukup melelahkan karena lapangan itu
agak luas lalu aku kembali di barisan dan beberapa lama setelah
kembali di barisan lalu masih ada beberapa calon siswa-siswi
baru yang lebih telat dari ku, ia pun di beri hukuman yang sama
dengan ku oleh kakak mifta.

Setelah semua selesai di beri instruksi oleh kakak senior, aku


beserta teman-teman yang lain kemudian di suruh masuk ke
dalam ruangan yang telah di tentukan sebelumnya, aku yang
tidak tau ruangan ku saat itu kemudian bertanya kepada salah
satu kakak senior’’Oiya kak ruangan saya dimana kak? (kata ku
sambil tersenyum)’’

‘’Sini dek biar kakak tunjukkan (jawab kakak senior cewek


itu)’’

Sambil berjalan berdampingan dengan salah satu kakak senior


cewek, aku di antar ke ruangan paling ujung yang ad di sekolah
itu, sambil di perhatikan oleh calon siswa-siswi baru beserta
kakak senior lainnya, aku pun masuk ke ruangan mos ku itu, dan
duduk di bangku paling belakang itu dikarenakan aku pertama
26
kali datang ke sekolah selama mos berlangsung atau (masa
orientasi sisiwa), tapi tidak masalah bagi ku. Setelah selesai ku
simpan tas ku di atas meja sambil di lihat oleh calon siswa-siswi
baru yang juga satu ruangan dengan ku dan beberapa lainnya
adalah teman seangkatan ku dulu. Karena masih pagi aku
membatu salah satu teman menyapu ruangan yang ku tempati,
dan tidak lama kakak senior bernama angga datang ke ruangan
ku, saat itu aku yang tengah menyapu ruangan tiba-tiba di
hampiri olehnya dan mulai basa-basi dengan ku. Sedangkan
teman yang lain membersihkan halaman kelas dan sesekali
mereka menatap ke dalam ruangan yang ada aku dan kakak
angga saja. Kusapu ruangan itu dengan bersih dan di depan meja
guru terlihat kakak angga yang tengah duduk dan basa-basinya
mulai di tingkatkan, dengan banyak pertanyaan kepada ku, aku
pun menjawabnya dengan nada santai seolah ia adalah teman ku
sendiri dan perbicangan ku dengannya berlangsung lama, juga
sesekali memuji ku’’Cantik, aku suka alis tebal mu itu”

‘’Hahahaha si kakak ini ada apa? (jawab ku sambil ketawa)’’

‘’Oiya nama mu siapa dek?(tanya kak angga pada ku)’’

‘’Rein kak (jawab ku singkat sambil memegang sapu)’’

Setelah selesai ku sapu ruangan itu aku kembali membantu


teman-teman satu ruangan ku mencabut rumput-rumput di
halaman kelas, dan kakak angga tidak pernah meninggalkan
ruangan ku saat itu. Aku pun mencabut rumputnya dengan
tangan kosong, meskipun waktu itu aku memakai baju berwarna
putih namun tidak ku pedulikan lagi pula ini adalah perintah.

27
‘’Tangan ku agak sakit juga sebagian baju ku sudah kena lumpur
namun tetap ku cabuti rumput-rumput itu’’, sesekali kakak
angga melihat ku dan lagi-lagi mengajak mengobrol dan di lihat
oleh teman-teman yang lain dari ruangan yang berbeda.

‘’Rein...rein....rein.. (teriak nina dari ruangan sebelah).’’

‘’Iya nina ada apa? (jawab ku seadanya sambil menghampiri


nina yang berada di depan ruangannya).’’

‘’Ada hubungan apa kau dengan kak angga senior kita?(tanya


nina sedikit kepo).’’

‘’Ohh itu, tidak ada apa-apa lagi pula kan ini hari pertama ku
ikut mos (jawab ku menjelaskan kekeliruan nina pada ku).’’

‘’Iya juga sih rein, tapi rasanya aneh melihat kak angga ikut
menemani mu saat di hukum tadi, padahal kan sebelumnya
banyak yang di hukum juga tapi ia malah melihat-lihat saja dan
juga jarang mengambil alih seperti tadi sok jadi
pahlawan!!!(nina menjelaskan sikap kakak senior bernama
angga).’’

‘’Ohh gitu nin, yaah sudah aku pergi dulu.’’

Sambil berjalan beberapa langkah ke ruangan, ku pikir perkataan


nina tadi sedikit membingung kan’’Apa benar kakak angga
senang dengan ku, kenapa kak angga begitu akrab pada ku.
padahal ini baru pertemuan pertama (kata ku dalam hati).’’

‘’Heyy rein kenapa kau melamun, awas nanti kau menabrak


tiang (kata kakak angga yang berada di depan ku).’’

28
Lamunan ku terhenti saat tiba-tiba kakak angga berada di depan
yang baru saja dalam hati ku pikir kan’’Hahahah iyya kak
(jawab ku konyol pada kakak angga).’’

‘’Sudah-sudah rein sana cuci tangan dan bersihkan baju mu yang


kotor itu (kata kakak angga sembari tersenyum pada ku)’’.

Lagi-lagi kakak angga begitu baik pada ku, lalu kenapa cuma
aku? Sedangkan teman-teman yang lain masih sibuk mencabuti
rumput-rumput itu. Ku tinggalkan teman-teman satu ruangan ku,
lalu pergi di wc untuk mencuci tangan dan lumpur yang ada di
baju ku, ‘’Yaa tentu saja banyak lumpur karena kan musim
hujan!!!!...bukan hanya baju rok ku juga kotor.’’

Setelah selesai mencuci tangan dan baju ku dari lumpur, aku


bergegas masuk kedalam ruangan dan teman-teman yang satu
ruang ku baru saja pergi mencuci tangan mereka dan setelah itu
ia juga masuk ke dalam ruangan bersama ku. Pembersihan
ruangan dan halaman kelas yang ku tempati sudah selesai juga
meskipun cukup melelahkan namun aku bahagia karena bisa
bertemu dengan teman-teman baru di sekolah itu. Aku berjalan
ke tempat duduk ku yang ada paling belakang, dan teman-teman
yang lain pun duduk di kursinya masing-masing, tidak lama
setelah itu kakak senior bernama kak angga dan kak mifta
datang ke ruangan kami mereka berdua yang jadi panitian mos
untuk ruangan satu, ruangan yang ku tempati saat itu. Lagi-lagi
setelah duduk di kursi masing-masing aku kembali di panggil
kak mifta maju ke depan kelas untuk memperkenalkan diri,
karena aku adalah peserta baru yang mengikuti mos (Masa
Orientasi Siswa) dengan mimik muka santai aku pun berjalan ke
depan kelas dan memperkenalkan diri.
29
‘’Perkenalkan nama saya Rein Siregar, dari alumni Smp 1
sajoanging.’’

‘’Heyyyy rein (jawab teman-teman sambil melambai pada ku).’’

Aku pun berdiri di depan kelas sambil memperkenalkan diri dan


ku lihat pandangan kak mifta selalu tertuju pada ku yang berada
di kursi guru bersama kak angga saat itu.

‘’Nama yang bagus (kata kak angga melontarkan pujiannya).’’

Kak mifta pun tidak pernah usai menatap ku, seolah tatapannya
itu penuh tanda tanya?, entah apa yang di pikirkannya pada ku,
tadi pagi juga ia menghukum ku meskipun aku punya alasan’’
kenapa terlambat’’ namun tetap saja ia tidak menerima alasan
apa pun dariku. Setelah selesai ku perkenalkan diri, kak angga
yang duduk di kursi guru menghampiri ku yang tengah berdiri di
depan teman-teman, lagi-lagi kak angga basa-basi pada ku
sambil sesekali tersenyum. Di ruangan ku itu cukup
menyenangkan karena panitianya juga baik dan kadang-kadang
bersikap konyol ke pada kami semua, bukan cuma itu saja, kami
juga di ajak bermain game dan itu sangat seru!!!! Sekali, karena
main gamenya rame-rame dan yang kalah dapat hukuman.
Karena terlalu asik berada di ruangan sampai bel berbunyi tanda
istirahat di mulai, permainan di hentikan dan kami pun boleh
keluar untuk bersitirahat sekaligus jajan, awalnya aku hanya
pergi ke kantin sendirian karena masih belum akrab dengan
teman-teman yang lain, tidak banyak yang ku beli di kantin
sekolah hanya roti dan air mineral saja untuk menjanggal perut
ku yang sudah lapar, lalu setelah itu aku mencoba berbaur
dengan calon siswa-siswi lain agar setidaknya aku menikmati
30
makanan yang ku beli dengan sedikit berkenalan dengan
mereka. Ku hampiri mereka yang tengah duduk menimati
makanan yang di belinya juga, aku pun duduk di samping
teman-teman sambil sedikit basa-basi terhadapanya.

‘’Hey kenalin nama aku rein, nama kamu siapa? (kata ku sambil
mengulurkan tangan).’’

‘’Ohh iyya nama kamu rein aku udah tau kok, kan tadi pagi kau
yang di hukum bukan oleh kak mifta, nama ku soya! (jawab
soya sambil tersenyum).’’

‘’Hahaha iyya soya, tadi aku tuh malu banget pas di hukum.’’

‘’Nggak usah malu rein lagi pula kan kau di hukum di temani
kak angga, tumben loh kayak gitu aku juga mau kaliii... (kata
soya sambil mengejek)’’

‘’ Iya..iyaa bener tuh kata soya kita juga mau di hukum apalagi
di teduhi oleh kak angga, kan sweet banget..!!! Acieeeeee rein (
kata ruri ikut berkomentar tentang kak angga).’’

‘’Hahahah apaansih!! Kalian..’’

Ternyata kejadian tadi pagi membuat teman-teman yang lain


ikut tau, bahkan aku sama sekali tidak kepikiran,’’ Mereka jadi
tau nama ku sebelum ku perkenalkan diri’’, biarkan sajalah ku
anggap ini adalah lelucun di hari pertama ku saja. Ku habiskan
segerah roti dan air mineral lalu pergi ke dalam ruangan ku
meninggalkan soya dan ruri sebelum mereka bercerita banyak
tentang aku dan kakak angga.

31
Setelah berada di dalam ruangan sendirian di jam istirahat ini,
aku hanya bermain ponsel saja sambil menunggu jam masuk
kembali. Tidak lama akhirnya selang 20 menit berada di ruangan
akhirnya bel berbunyi tanda jam istirahat selesai, dan
pengumuman berbunyi bahwa ‘’Seluruh calon siswa-siswi di
suruh berkumpul di aula sekolah sekarang.’’

‘’Rein kenapa kau masih duduk situ, ayo kita ke aula ( kata soya
sambil menghampiri ku).’’

‘’Iyaa tunggu, kau mengageti ku saja.’’

‘’Hehehe..’’

Aku pun pergi bersama soya ke aulah sekolah, entah ada apa kita
di kumpulkan semua dengan panitia-panitia mos lainnya.
Ternyata hari ini ada materi yang di bawakan oleh salah satu
guru bernama pak askar, di dalam ruangan aula itu kami semua
duduk dengan rapi bahkan aku sudah bisa melihat semua kakak-
kakak panitia dan juga calon siswa-siswi baru lainnya dari
berbagai alumni sekolah. Aku duduk berdampingan bersama
soya sambil menyaksikan vidio yang di putar pak askar sebagai
materi yang di bawakannya, lalu setelah selesai menonton vidio
itu pak askar pun bertanya’’Siapa yang bisa menanggapi cerita
dalam vidio kancil tersebut sehingga bisa memanjat pohon tanpa
terjatuh?..’’

Dengan berani aku yang waktu itu duduk di barisan tengah lalu
kemudian mengacungkan tangan dan berdiri di saksikan oleh
teman-teman lain beserta kakak-kakak senior

‘’Saya pak (kata ku sambil mengangkat tangan)’’


32
‘’Yaaa coba perkenalkan diri terlebih dahulu dan alumni
sekolah? (kata pak askar sambil memberi mic).’’

‘’Oke perkenalkan nama saya Rein Siregar dari alumni sekolah


Smp 1 sajoangin (kata ku sambil memperkenalkan diri dengan
memegang mic yang di beri oleh pak askar).’’

‘’pesan yang dapat di ambil dari vidio si kancil adalah jangan


pernah mendengarkan perkataan yang berusaha membuat mu
jatuh, kenapa kancil bisa sampai di puncak? itu karena ia tuli,
jadi menurut saya kita tidak perlu mendegarkan orang-orang
yang tidak suka terhadap kita, cukup lakukan yang terbaik tanpa
menanggapi perkataan orang tentang kita.’’Terimah kasih (kata
ku menjelaskan vidio kancil dengan santai).’’

‘’Wah bagus sekali, beri tepuk tangan kepada anada rein (kata
pak guru memberi pujian)

‘’Apa kah ada tanggapan dari jawaban rein tadi? (tanya pak guru
kembali).’’

‘’Saya pak!

‘’ Yaaa silahkan!.’’

‘’Perkenalkan nama saya adalah dio alumni dari Mts. Menrut


saya apa yang di katakan oleh rein kurang tepat karena
seharusnya kita perlu mendengarkan orang-orang yang tidak
suka terhadap kita.’’ Sekian jawaban saya (kata dio menanggapi
pembicaraan ku).’’

‘’Tapi jika saja kancil itu tidak tuli dan mendegarkan monyet
yang tidak suka padanya mungkin saja kancil menyerah dan
33
tidak bisa sampai di puncak ( jawab ku dengan nada tinggi
sambil memegang mic).’’

Akhirnya aku dan dio beradu argumen tentang vidio kancil dan
monyet itu, semua menyaksikan dan sesekali teman-teman yang
lain memberi tepuk tangan kepada ku dan juga dio, ku lihat
wajah kakak angga yang terus memplototi ku dengan matanya
yang bulat tepat berada di depan, namun hanya ku abaikan.
Siswa-siswi baru lainnya juga selalu melihat ke arah ku yang
tengah berdiri sesekali ku perlihatkan muka manis ku ini. Jam
sudah menunjukkan pukul 02:00 siang akhirnya tiba saat untuk
kembali ke rumah masing-masing, dengan menenteng tas ku,
aku berjalan bersama soya ke depan pintu gerbang dari jauh ku
lihat raut wajah ayah yang sejak tadi menunggu ku. Aku
melambaikan tangan kepada soya yang tengah berada di tempat
parkir motor itu, tanpa basa-basi aku di antar bapak pulang
kerumah dengan muka lelah dan mengantuk akibat di sekolah
tadi. Tidak lama setelah itu aku sampai di rumah.

‘’Ibu aku pulang ( kata ku sambil melepas sepatu).’’

‘’Sini masuk nak ibu sudah menunggu mu sejak tadi, ayo makan
pasti kau lapar (jawab ibu sambil membuka tudung saji).’’

‘’Iya bu...’’

Tanpa basa-basi aku menyatap makanan yang di buat ibu dan


setelah itu mengganti pakaian ku dengan baju kaos biasa dan
celana training yaa begitulah gaya ku sehari-hari saat berada di
dalam rumah. Setelah makan aku bergegas masuk ke dalam
kamar untuk beristirahat sejenak, atau sekedar membaringkan

34
badan karena lelah beraktivitas seharian di sekolah. Di kamar
yang sederhana yang tanpa jendelah ku nikmati istirahat ku
sembari memikirkan kejadian disekolah sesekali tersenyum,
‘’Ada apa dengan ku ini? (kata ku dalam hati).’’

Aku mulai lelap dalam tidur sambil memikirkan kejadian tadi


hingga ibu sulit membangungkan ku, yaa karena terlalu lelah
hingga tidur ku sampai pagi kembali menyapa memang cukup
lama aku tertidur di kamar bahkan tidak makan malam karena
ibu tidak tega membangunkan ku.

‘’Rein bangun-bangun nak!, hari ini kan kau mau ke sekolah


(kata ibu sambil berteriak).’’

‘’Iyaaa bu, rein bangun (kata ku sambil menggosok mata).’’

Aku bangun dengan terburu-buru dan pergi ke kamar mandi


setelah itu memakai baju berwarna mera, kerudung panjang
berwarna merah dan juga rok hitam sesuai yang di katakan
kakak-kakak panitia, dan ini adalah hari terakhir mos (Masa
Orientasi Siswa) atau hari kedua buat ku. Meskipun aku hanya
mengikuti mos dua hari saja namun tetap berkesan buat ku. Aku
kembali diantar bapak ke sekolah SMA untuk mengikuti mos di
hari terakhir, sampainya di sekolah aku lagi-lagi telat tapi kali
ini aku tidak di hukum seperti kemarin karena yang jaga pintu
gerbang adalah kakak angga dan kakak ilmi, rasanya bahagia
bisa melihat senyuman kakak angga di pagi hari. Aku
melangkah masuk ke dalam sekolah dengan begitu anggunnya
aku berjalan, lalu ketika berada di depan kantor aku mendengar
kakak angga mengucapakan’’Selamat Pagi Rein, aku hanya
menoleh dan tersenyum padanya.’’
35
Ku lanjutkan jalan ku sembari di lihat oleh kakak-kakak senior
yang lain, sebagian dari mereka tersenyum dan bersikap ramah
pada ku, aku masuk ke dalam aula sekolah yang sejak tadi calon
siswa-siswi sudah duduk dengan rapi disana, sambil ku pandangi
aulah itu entah kenapa? pandangan ku tertuju oleh salah satu
siswa yang duduk di barisan, ia begitu terlihat manis dengan
gaya rambut yang seadanya, rasanya aku ingin mengajaknya
berkenalan. Hari itu para bapak ibu guru memperkenalkan nama
mereka masing masing sambil ku lihat dengan teliti agar aku
bisa tau semua nama-nama bapak ibu guru yang nantinya akan
mengajari ku di sekolah ini. Setelah satu per-satu memperkenal
kan diri sekarang giliran pak guru bernama pak askar, yaa aku
memang sudah tau namanya karena pak askar yang selalu
menjadi pemateri atau sekedar datang membuat lelucon saja,
sejauh ini beliau adalah guru favoritku. Aku senang dengan
sikapnya yang ramah dan lucu itu, meskipun berada di ruangan
seharian aku tidak merasa bosan karena beliau sangat pandai
membuat lelucon atau sekedar bercerita tentang pengalaman
saja. Setelah semua selesai, materi yang di bawakan oleh salah
satu pembina bernama pak askar, bel berbunyi tanda jam
istirahat sekaligus waktu sholat duhur dilaksanakan. Karena
lapar aku bergegas ke kantin dengan soya teman satu ruang ku
sendiri, sehabis ke kantin aku dan soya ikut sholat duhur
berjamaa di musholla sekolah. Setelah semua selesai aku
kembali ke dalam ruangan aula untuk mendengarkan dan
mencatat materi yang di bawakan oleh pembina.’’Huuu..uuu
membosan kan sekali (kata ku sambil menarik napas).’’
Mungkin karena kali ini bukan pak askar jadi pemateri, makanya
aku sedikit bosan..’’

36
Ku tatap semua wajah-wajah teman-teman baru ku nantinya,
beberapa diantara mereka sudah sering ku dengar namanya itu
karena sering menjawab pertanyaan atau sekedar
memperkenalkn diri di depan, juga beberapa kakak-kakak
panitia mos sudah ku ketahui nama-nama mereka, bahkan
sikapnya juga mulai dari yang: baik,cuek,konyol,dan paling
galak atau paling tegas. Akhirnya materi sudah selesai, aku yang
duduknya melantai bersama teman-teman kemudian berdiri
ingin bergegas pulang kerumah, tapi tidak lama setelah itu pak
askar datang dan tidak memperbolehkan untuk pulang karena
katanya masih ada penyampaian. Ternyata hari ini adalah
pembagian kelas, rasanya begitu bahagia mendengar bahwa
kami para calon siswa-siswi baru yang kurang lebih 100 orang
sudah ingin di bagi berdasarkan jurusan dan kelas yang berbeda
nantinya, karena di awal masuk ke sekolah SMA memang sudah
langsung penjurusan waktu itu, tanpa basa-basi aku langsung
memilih jurusan ipa. Pak askar pun menyebut nama-nama yang
masuk di jurusan ipa, dan juga jurusan ips, memang di sekolah
ku itu cuma ada dua jurusan ipa dan ips saja. Nama ku di sebut
juga yang sejak tadi ku tunggu akhirnya, aku lalu mengambil
barisan paling belakang karena nama ku palin terakhir di
sebutkan, ku lihat dari belakang ternyata mereka akan satu kelas
dengan ku nantinya. Untuk jurusan ipa ada tiga ruangan dan satu
ruangan untuk jurusan ips. Ketika semua nama-nama di
sebutkan dengan waktu yang cukup lama, apalagi di ruangan
aula itu siswa-siswi tidak bisa diam karena sibuk dengan
mendengarkan namanya, juga sebagian hanya berteriak tidak
jelas sehingga pak guru kewalahan menyuruhnya untuk diam,
kadang kalah kakak panitia yang mengambil alih untuk
menyuruhnya diam, namun tetap saja sebagian tidak menghargai
37
pak guru dan kakak panitia. Waktunya untuk pulang setelah
selesai membaca doa yang di pimpin oleh pak guru, teman-
teman lain keluar terlebih dahulu untuk melihat ruang kelas
mereka, dan soya pun mengajak ku untuk melihat ruang kelas
yang nantinya kita tempati, namun ku pilih untuk pulang saja
karena sudah sangat mengantuk lagi pula jam tangan yang
berada di tangan kiri ku menunjukkan pukul 03:00 soreh.
Kembali ku lambaikan tangan pada soya yang berada di depan
kantor sekolah dan soya berjanji pada ku bahwa ia ingin duduk
sebangku dengan ku nantinya, hari yang melelahkan akhirnya
aku sudah punya teman bernama soya dan cukup akrab dengan
ku. Ku lihat bapak yang tengah berada di depan gerbang sekolah
sedang menunggu ku sejak tadi, nampaknya muka bapak sangat
lelah sekali mungkin hari ini bapak terlalu sibuk mengantar dan
menjemput ku ke sekolah, ‘’Maklum saja aku kan tidak bisa
mengendarai sepeda motor’’, lagi pula bapak tidak
memperbolehkan ku!! Itu karena aku terlalu di manja
olehnya...’’

‘’Maaf ya pak, kalau nunggu lama (kata ku merasa tidak enak


hati pada bapak)’’

‘’ Ayok cepet naik, kita pulang ibu mu sudah menunggu (jawab


bapak mengalihkan pembicaraan).’’

Aku pun pulang bersama bapak dengan wajah sumringah karena


senin nanti aku akan menjadi bagian dari sekolah SMA 8
WAJO, sekolah yang pernah ku daftarkan diri ku kalah beberapa
hari sebelumnya. Dengan melihat sekeliling ku, aku bahagia
karena semuanya nampak berjalan dengan baik sejauh ini. Ku
harap aku bisa bertemu dengan teman-teman baik nantinya.
38
Sampainya aku di rumah bersama bapak, aku bergegas menaiki
anak tangga dengan begitu semangat sehingga kaki ku sedikit
tersandung ‘’Aduuh sakit sekali (Kata ku sambil memeriksa kaki
ku yang tersandung).’’

Tepat hari minggu tanggal minggu 16 juli 2017 ibu membelikan


ku seragam sekolah berwarna putih abu-abu, aku bahagia
melihat seragam sekolah yang di beli ibu untuk ku, rasanya
sudah tidak sabar untuk ke sekolah dan bertemu dengan wajah-
wajah asing. Aktivitas ku di hari minggu ini yang jam sudah
pukul 02:00 siang adalah sibuk mempersiapkan peralatan
sekolah, baju seragam sekolah berwarna putih abu-abu itu ku
setrika dengan baik meskipun baju itu baru namun tetap saja aku
tak ingin terlihak kumal di hari pertama sekolah, hingga tidak ku
sadari bahwa aku belum makan sejak pagi, namun rasa lapar itu
terobati dengan sendirinya saat ku lihat seragam sekolah ku yang
serba baru juga rapih.

‘’Nak kau sejak tadi belum makan, bukan? (kata ibu dengan
nada bicara yang lembut)’’

‘’Hahaha iyya bu, rein lupa!!! (jawab ku dengan nada konyol


sambil tersenyum).’’

Semua sudah ku selesaikan dengan baik hingga senja kembali


menyapa, di teras rumah aku duduk sembari melihat awan yang
tadinya berwarna biru cerah terlihat berkabut, sepertinya akan
hujan, aku tidak henti-hentinya menatap awan berharap agar jam
cepat berdetak karena aku tidak sabar untuk ke sekolah besok.
Jam sudah menunjukkan 19:45 malam, aku hanya berada di
kamar ku saja seusai sholat mangrib, lalu selepas itu aku
39
bersama bapak menonton tv bersama, sambil sesekali ku lihat
ponsel ku.

‘’Kring!! Pemberitahuan pesan.’’

Ku lihat ponsel ku segerah ternyata pesan itu dari ali, ‘’Ada apa
yaa? dengan ali tiba-tiba menyapa kembali (kata ku dalam
hati).’’

Pesan singkat yang di kirim ali hanya sekedar basa-basi, namun


sebagian isi pesan itu selalu membuat ku tersenyum sendiri
kalah menbacanya. Ku lanjutkan nonton tv ku bersama bapak
setelah selesai membaca pesan ali, ‘’Sudah-sudah aku tidak
ingin membalas pesan ali lagi, biarkan saja dia menunggu!! (kata
ku dalam diam).’’

Karena sudah cukup bosan nonton tv, apalagi di chanel tv yang


di lihat bapak hanya sepak bola. Malam ini cukup dingin, aku
yang tengah berada di kamar dan meninggalkan bapak yang
masih sibuk nonton tv, sedangkan ibu sudah tertidur dengan
sangat lelap, awan yang tadi ku lihat berkabut tenyata benar itu
akan hujan sampai mata ku di tetesi air hujan karena beberapa
bagian atap kamar ku bolong. Aku tidur dengan suasana hati
sedikit gelisah dan tidak yakin apakah aku bisa? Esok benar aku
sudah sekolah berharap tidak ada yang mengecewakan di hari
pertama ku.

Senin 17 juli 2017 aku bangun dari tidur ku yang semalaman


sempat ku pikirkan, aku bangun dengan mimik wajah ceria
dengan suasana pagi yang masih terasa begitu dingin dan segar,
ku lihat teras rumah yang nampak sepi karena tetangga masih

40
belum terbangun. Tatapan ku tertuju pada ‘’Jingga Di Langit
Kelabu.’’

‘’Rein ayok masuk sini, kenapa kau di luar? (kata ibu)

‘’Iya buu!! Rein hanya melihat langit saja, lagi pula rein udah
mau mandi kok!! (jawab ku menjelaskan ibu).’’

‘’Sana cepat mandi!!!, nanti telat loh (kata ibu sambil melihat ke
arah ku).’’

‘’Siap...buk!!!

Karena aku takut di marahi ibu di pagi-pagi buta ini aku


bergegas mengambil handuk dan peralatan mandi ku, di kamar
mandi yang tidak terlalu luas, ku coba sedikit mengkhayalkan
menjadi orang sukses”Hahaha ternyata mengkhayal jadi orang
kaya cukup menyenangkan batin ku!!! ( kata ku sambil
menyiram kepala dengan air).’’

Setelah selesai mandi aku bergegas pergi ke atas rumah sambil


menaiki beberapa anak tangga, ‘’ Ku bayangkan bahwa tangga
itu akan menjadi lift nanti saat aku sudah kaya!!.’’ Ku persingkat
waktu ku tanpa basa-basi, baju yang sudah ku persiapkan sehari
sebelumnya dengan membaca ‘’Bismillah’’ aku memakainya,
dan berangkat ke sekolah di antar bapak tidak lupa berjabat
tangan kepada ibu sebelum berangkat sekolah. Di sepanjang
perjalanan ku lihat semua aktifvitas masyarakat yang tengah
sibuk, beberapa hektar sawah ku lewati di sepanjang jalan,
negeri ku begitu kaya namun tetap saja diantara mereka hanya
jadi orang yang sering di bodohi, ada dua sekolah dasar yang
juga ku lihat di sepanjang jalan menuju sekolah karena memang
41
jaraknya cukup jauh dari rumah melebihi sekolah SMP ku dulu.
‘’Akhirnya sampai juga (kata ku dalam hati).’’ Ku tatap pintu
gerbang itu dengan penuh semangat berharap suatu hari nanti
aku bisa menjadi orang hebat dari salah satu siswa-siswi SMA 8
WAJO. Ku langkah kan kaki kanan ku lalu perlahan masuk ke
dalam sekolah dengan suasana baru dan asing bagiku, aku pun
berjalan menuju ruang kelas ku dengan suasana yang sedikit
sepi. Ku lihat beberapa teman-teman kelas ku sudah datang dan
berada di ruang kelas. Suasana kelas masih sangat berantakan,
rerumputan di sekitar kelas tumbuh begitu subur dengan
sendirinya, sambil ku lihat sekelilingku, dengan suasana hening
karena tak saling sapa, yaa begitulah karena ini adalah hari
pertama membuat semua terasa canggung. Semua teman sekelas
ku sudah datang satu per satu, dan beberapa diantara mereka
adalah teman SMP ku dulu. Tidak lama setelah salah satu ibu
guru mendatangin ruang kelas ku dan ternyata itu adalah ibu
wali kelas ku nantinya selama satu tahun, bu guru memberitahu
kepada kami semua untuk selalu menjaga kebersihan kelas,
halaman kelas dan juga menjaga solidaritas. Di hari pertama
sekolah kami semua hanya sibuk membersihkan, merapikan, dan
juga menata ruang kelas yang usang menjadi lebih hidup. Ku
pandangi wajah teman-teman ku, sepertinya mereka semua
adalah teman yang baik. Dan salah satu diantara mereka yang
pernah ku lihat di mos (Masa Orientasi Siswa) ternyata satu
kelas dengan ku meskipun aku tidak tau namanya, ia adalah
seseorang yang sering ku perhatikan kalah itu.’’Hahaha lucu
sekali, kenapa aku bisa sekelas dengannya?’’ (kata ku dalam
hati).’’

42
Bel berbunyi tanda upacara berlangsung, aku dan teman-teman
segerah bergegas berbaris untuk mengikuti upacara hari pertama
ku di sekolah SMA 8 WAJO. Aku berbaris paling depan dan
cukup antusias mengikuti upacara, setelah beberapa lama berdiri
upacara pun selesai dan aku kembali ke ruang kelas bersama
teman-teman sambil sedikit mulai berkenalan. Jam sudah
menujukkan pukul 02:00 siang setelah selesai sholat duhur aku
bergegas kembali ke rumah, ku lihat bapak sudah menunggu
sejak tadi. Hari demi hari telah ku lalui akhirnya tepat seminggu
aku sekolah di SMA 8 WAJO dan aku sudah akrab dengan
mereka, beberapa dari mereka sudah ku ketahui namanya
termasuk sein. Sein adalah teman yang baik, ia sangat pandai
bernyanyi, aku dan sein sering bercanda bersama. Semua
nampak bahagia apalagi teman ku bernama soya begitu pandai
membuat lelucon sehingga kami semua tertawa. Satu bulan
kemudian, Sein lebih menujukka perhatiannya pada ku, aku dan
sein mulai di jodoh- jodohkan oleh teman-teman ku namun tetap
saja aku tidak menanggapi mereka. Aku tetap seperti biasanya.

Pagi itu di sekolah sein tidak sengaja menitipkan ponselnya ke


pada dio, karena dio adalah teman yang paling menyebalkan
sehingga ia melihat isi ponsel sein yang berisi pesan ku untuk
sein, karena ku akui semalam aku dan sein memang berbalas
pesan. Dio pun memberitahu semua teman yang ada di kelas
bahwa aku dan sein sering berbalas pesan, semenjak hari itu aku
merasa tidak pernah tenang berada di ruang kelas karena aku dan
sein sering di bully dengan nada candaan hingga semua menjadi
tidak terkendali lagi, bahkan parahnya aku dan sein pernah di
kuncikan dalam ruang berdua. Mereka memang keterlaluan!!
Aku benci!!! Hal itu berlangsung sangat lama hingga pada
43
malam rabu aku dan sein benar-benar bertengkar di sosial media
karena kesalah pahaman yang terjadi itu pun ulah teman-teman
ku yang pandai bersandiwara dan merubah topik obrolan
sehingga sein merasa malu dan sejak saat itu, sein yang sering
bercanda, sering menyapa, sering tersenyum pada ku mulai
menghilang dan bahkan aku seperti bukan temannya lagi, ia
benar-benar berubah seperti bukan dirinya lagi saat pertama
sekolah hingga aku sudah menjadi alumni sekolah. Semua telah
berakhir dan berada dalam ruang hening, usang, dan semu.
Biarkan kisah ini ku simpan rapi dalam cerita ‘’Jingga Di Langit
Kelabu’’ tentang rasa yang tak pernah usang, pada mu yang tak
tergantikan oleh waktu.

44
BIOGRAFI PENULIS

Nama ku Risna Sari, lahir di


cenranae, 2 maret 2000. Aku adalah anak ke
dua dari tiga bersaudara, buah dari pasangan
Muh arifin dan Sumarni. Risna adalah nama
panggilan akrabku, aku terlahir dari keluarga
yang sangat sederhana. Ayahku seorang
pebisnis di lingkungan sajoangin sedangkan
ibu ku adalah seorang penjahit di lingkungan
cenranae. Sejak kecil ayah selalu menasehati ku agar rajin
beribadah, bersikap jujur, dan baik terhadap sesama. Ketika
berumur 6 tahun, aku mulai bersekolah di SDN 154
AKKAJENG, kemudian setelah lulus aku melanjutkan
pedidikan di SMP 1 SAJOANGING di tahun 2014. Selepas lulus
SMP di tahun 2017, aku melanjutkan pedidikan di SMA 8
WAJO. Ketika masih SMP, aku sangat senang menulis karya
ilmiah remaja yang berupa cerpen hingga novel itu karena
berawal dari rasa bosan, hingga saat ini aku selalu menulis
cerpen dan novel hanya di buku harian ku saja. Aku sangat
gembira ketika menulis cerita di buku harian ku seolah buku dan
pulpen adalah teman ku. Setelah peristiwa itu, semangat ku
dalam menulis semakin menggebu-gebu berharap suatu hari
nanti aku dapat menjadi penulis yang terkenal yang karya-
karyanya selalu di tunggu-tunggu dan dapat menginspirasi orang
lain. Ketika masih berada di kelas X saya aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler di sekolah seperti Organisasi Osis, Pramuka, Kir,
dan juga Pik Remaja. Karya yang sudah saya ciptakan adalah
puisi yang berjudul Diam dan novel yang berjudul JINGGA DI
LANGIT KELABU.
45
Saat ini aku masih duduk di kelas XII SMA Jurusan MIPA,
selepas lulus SMA nanti, aku berencana melanjutkan kuliah di
jurusan sastra indonesia, dan selepas itu aku ingin melanjutkan
kursus bahasa inggri di kediri.

46
47

Anda mungkin juga menyukai