Anda di halaman 1dari 9

Bu Mela Rendi

Kepsek Lusi

Cika Maria

Rania SALSA

Rika Dodi

Di suatu sekolah terdapat 1 kelas yang dikenal dengan kelas kematian, dimana anak anak ini merupakan
siswa/I yang sangat tidak bisa di atur, bahkan berani membantah omongan Gurunya. Namun semua itu
akan berubah dengan kerja keras sang Guru baru.

Di depan gerbang kini tengah berdiri seorang perempuan dengan setelan rapihnya, yang nampak seperti
Guru dengan mengucapkan Bismillah Guru tersebut memasuki gerbang tyang sedari tadi ia lihat.

Bu Mela, ya dia adalah orang yang tadi memperhatikan Gerbang sekolah dia merupakan Guru serta
walikelas dari kelas Kematian.

BU MELA : “Selamat pagi anak anak, perkenalkan saya Bu Mela, guru baru sekaligus walikelas di kelas
ini”

ucap Bu Mela sembari berjalan mendekati mejanya.

Lihatlah, bahkan muridnyapun sama sekali tidak memperdulikannya.mereka hanya melirik sejenak lalu
kembali kepada aktivitasnya. Ada yang sedang bermain ponsel, ada yang sedang membully si lugu, ada
yang bahkan melempari kertas kepada Bu Mela. Namun bukan Bu Mela namanya jika ia menyerah
begitu saja.

Bu Mela dengan kencang mengetuk ngetuk mejanya hingga membuat seluruh atensi berarah padanya.

BU MELA : hari ini kita free, kalian bebas mau ngapain aja itung itung hadiah perkenalan dari Ibu” ucap
Bu Mela dengan ceria.

CIKA : Gausah sok happy happy deh bu, gua yakin lu disini ga bakalan sampe 10 hari” celetuk salah satu
siswi perempuan bernama cika yang masih dengan posisinya berdiri sembari memegang kerah si lugu,
ya Mela adalah pelaku yang kini tengah membuli si lugu.

BU MELA : “Seandainya Ibu bisa bertahan selama 10 hari bahkan lebih bagaimana? Oke kita buat
perjanjian gimana?” Tanya Bu Mela bernada menantang.

RENDI : Cihh.. nantangin? Lu pikir lu siapa? Yakin mau nantangin kita?” seorang siswa yang tadi
melemparkan kertas yang di buntal bernama rendi kepada Bu Mela memandang remeh Bu Mela
BU MELA : “saya yakin!! Jika 10 hari saya masih bertahan di kelas ini maka kalian harus mengikuti
seluruh ucapan dan peraturan saya. Jika dalam 10 hari saya tidak dapat bertahan, maka saya akan pergi
dari sekolah ini selama lamanya. Bagaimana?” Kini Bu Mela melipatkan lengan di atas dadanya sembari
menatap penuh siswa yang tadi melemparkan kertas kepadanya.

Baiklah kini benar benar seluruh siswa menatapnya dingin, namun hal itu tidak meruntuhkan semangat
Bu Mela yang sedari awal.

BU MELA : “OKE” ucap siswa itu serentak.

Hari demi hari Bu Mela lewati dengan tegarnya meskipun perlakuan anak anak muridnya sangatlah
kejam, namun ia tahu bahwa pasti ada sesuatu di balik ini semua.

Genap 10 hari Bu Mela berada di kelas yang sama, banyak ocehan ocehan keluar dari para Guru lainnya

‘Udahlah Bu, nyerah aja. Mereka memang tidak bisa di ajari’

‘pergi aja deh bu, dari pada kena mental’

Dan masih banyak lagi.

Tapi dia percaya bahwa setiap langkahnya akan mendapatan balasan yang setimpal atas kerja kerasnya
selama ini.

“selamat pagi anak anak” sapanya dengan penuh senyuman. Namun seperti biasa, para murid muridnya
selalu acuh tak acuh.

TOK TOK TOK Ketukan keras itu membuat kebisingan hingga para siswa/I dikelasnya menutup kupingnya
karena ketukan yang dilkukan oleh Bu Mela.

BU MELA : “Genap 10 hari Ibu disini, kalian jelas tidak lupa dengan perjanjian 10 hari yang lalu? Karena
saya masih berada disini maka kalian harus mengikuti ucapan saya. Faham !!” ucap Bu Mela dengan
tidak melunturkan senyumannya.

SALSA : “Lu siapa sih ngatur ngatur kita?!” ucap siswi yang sedari awal Bu Mela masuk selalu saja focus
pada ponselnya, ia bernama salsa.

BU MELA : “Saya Walikelas kalian, dan saya yang kemarin bertaruh dengan kalian. Well… karena saya
menang maka saya berhak penuh atas kalian” ucap Bu Mela berjalan berjalan d kelas tersebut.

DODI : “Minimal ke kelas tuh bawa makanan lah. Biar ada gunanya gituloh” ucap dodi acuh tak acuh

BU MELA : “Yaa minimal kalau mau makanan tuh nurut dikitlah” sindir bu Mela kembali

DODI : ”Minimal….” Belum sempat dodi menyelesaikan perkataannya salsa langsung menyangkah

SALSA : “Berisik deh dodot. Minimal minimal. Minimal ngacalah”


DODI : Gua udah cakep sih. Pantesan cewek cewek pada klepek klepek. Dengan pdnya Dodi berkaca di
depan ponselnya

Jelas semua yang mendengarnya bermimik seperti ingin muntah

Baiklah kini mereka Bu Mela menang dan mereka adalah orang orang yang bertanggung jawab atas
omongannya.

BU MELA :“Sekarang Buka Buku kalian” Tegas Bu Mela.

RIKA : “Berisik, ga perlu teriak, kita ga tuli” ucap si pendiam. Jelas itu membuat seluruh pandangan
terarah padanya. Namun si pendiam itu acuh tak acuh sembari mengambil Buku di dalam tasnya.

CIKA : “waw waw waw… si culun ini udah berani ngomong ternyata” ucap cika mendekati meja rika si
pendiam dan si lugu yang selalu Cika Bully.

RIKA : “Bukan urusan lu!” ucap Rika.

Baiklah ini akan menambah kesulitan Bu Mela untuk merubah anak anaknya ini.

‘ada apa dengan Rika’itulah kiranya yang berada dalam benak Bu Mela

Untuk pertama kalinya mereka mengambil buku

Hari pertama ini benar benar membosankan untuk mereka.

RANIA : “udahlah bosen gua. Mending balik aja” tiba tiba salah seorang siswi bernama rania berdiri lalu
mengambil tasnya dan pergi dari sana.

Melihat salah satu teman mereka keluar, karena mereka menjunjung penuh solidaritas maka
merekapun mengikuti langkah rania.

Baikalah hari ini mungkin cukup membosankan, BuMela pun mengakuinya. Saat anak anak keluar dari
kelas, dan yang terakhir adalah rika. Bu Mela menahan Rika dengan memegang tangannya lalu
memintanya mengobrol sebentar dengan Bu Mela.

Mereka pun duduk

BU MELA : “Ada apa Rika? Kenapa kamu berubah setiba tiba ini?” Tanya Bu Mela

RIKA : “Kepo banget sih sama urusan orang” ketus Rika Lalu ergi meninggalkan Bu Mela.

Baiklah ini akan menjadi sebuah evaluasi bagi Bu Mela dimana kunci utama dari kelas ini adalah
mengenal latar belakang setiap siswa. Keesokan harinyaa….
BU MELA : “baik anak anak. Sekarang Ibu Mau Tanya ke kalian. Apakah menurut kalian semua yang ada
di kelas ini adalah keluarga buat diri kalian?” Tanya Bu Mela.

Yaa hari demi hari selalu ada peningkatan, sedikit banyaknya mereka mulai bisa mendengarkan Bu Mela.

1 KELAS F : “YOI” jawab serentak.

BU MELA : “kalau begitu anggap saja saya adalah saudara kalian. Dan kita ini adalah keluarga. Jelas
kalian akan menceritakan semua keluh kesah kalian bukan? Jadi siapa yang akan menceritakan 1 hal saja
yang membuat kalian seperti ini” ucap Bu Mela.

Rika adalah orang pertama yang berdiri

RIKA : “saya adalah orang yang sangat pendiam. Bahkan kalian pun tau itu. Tapi beberapa hari ini saya
berubah itu semua saya lakukan karena saya lelah dengan hidup saya, orang tua saya yang terlalu ambis
dengan nilai saya. Saya diam karena saya ingin mendapatkan nilai bagus tanpa membuat permasalahan
dengan Guru Guru lain. Tapi sekarang saya lelah dengan semua ini, saya tidak bisa meneruskan
ambisnya orang tua saya, saya memutuskan untuk berubah dan mengikuti kata hati saya” cerita panjang
Rika yang membuat semua orang menatapnya. Rika kembali duduk dengan senyuman tegarnya.
Dilanjutkan oleh Cika

CIKA : “gua cika, si cewe jahat yang selalu bully Rika. Kalian pasti herankan kenapa gua bully rika, ya
karena Gua benci aja sama si Rika yang sok pendiam. Gua sama tuh bocah tetanggaan, dan kalian tau
gua selalu di banding banding sama dia oleh orang tua gua. setelah tau gua masuk kelas terburuk ini
Gua sering dapet kekerasan. Makanya gua sering bully si Rika. Dan Rika… gua minta maaf Gua ga tau
kalau lu merasakan hal yang sama” ucap Cika menatap Rika

RENDI : “Gua Rendi, Gua besar karena kerja keras Gua sendiri, karena Gua seorang yatim Piatu. 1 tahun
yang lalu orang tua gua pergi. Dari situlah gua berubah jadi anak brandal kaya gini. Semua orang
memandang gua remeh termasuk Guru di sekolah ini. mereka bilang gua gaakn pernah jadi orang
sukses. Tapi setelah gua kenal Bu Mela pandangan Gua tentang dunia berubah, ternyata masih ada
orang yang setulus itu menyayangi kita. Bu Mela juga gak pantang nyerah buat ngambil hati kita.”

BU MELA : “Oh jelas lahh” pd Bu Mela

RANIA : “rania. Si cewe begajulan ini punya 4 orang tua. Dan Gua tinggal sendiri karena orang tua
kandung gua punya hidupnya yang baru, gua seperti anak buangan, tapi gua happy happy aja dengan
uang yang mereka kasih sih. Mereka juga ga pernah nuntut gua buat dapet nilai bagus. Sooo hidup gua
ga seberat kalian sih”

DODI : “Gua dodi, gua ga kenapa napa sih. Cuma gua seneng aja ikut ikutan si Rendi” tawa receh Dodi

SALSA : “gua salsa, yang idupnya flat. Ga niat sekolah karena udah kaya. Yaa buat gua selagi duit gua
ngalir ya fine fine aja. Gua Cuma ga ada bakat aja dan yaaa selalu dianggap ga guna sama orang orang
diluaran sana” santai Salsa
Semua murid menatap senyum kepada Bu Mela dan seketika mereka memeluk Bu Mela hangat.

DODI : “browww kita peluk juga nih?” Tanya Dodi kepada Rendi sembari bertingkah ingin memeluk
Rendi

RENDI : “ogahhhh” ketus Rendi

Jadilah hari ini menjadi hari penuh haru.

Hari demi hari telah mereka lalui dan benar saja banyak perubahan pesat yang terjadi.

Hingga sampai pada ujian akhir semester dimana mereka semua yakin bahwa mereka akan
mendapatkan nilai yang bagus karena kerja keras mereka dan Bu Mela.

Hari pengumuman nilai telah sampai dan boom… benar saja nilai mereka berkembang pesat. Hari itu
menjadi hari bahagia untuk mereka. Namun di balik itu kebahagiaan mereka terlampau singkat karena
ada fitnah yang datang

PAK HANAFI : “Panggilan kepada Bu Mela di tunggu di ruang kepala sekolah sekarang” baru saja mereka
terharu bahagia tiba tiba Bu Mela di panggil keruangan kepala sekolah.

BU MELA : “Ibu ke ruang kepsek sebentar ya” ucap Bu Mela berpamitan

“yoi Ibu” jawab mereka dengan semangat.

Bu Mela berjalan menuju ruangan kepala sekolah

BU MELA : “Permisi pak” ujap Bu Mela sopan

PAK HANAFI : “Masuk” jawab Kepala sekolah itu dengan dinginnya.

BU MELA : “Ada apa ya pak, ada yang bisa saya bantu?” Tanya BuMela sopan. Ternyata di dalam
ruangan tersebut terdapat

PAK HANAFI : “Saya kecewa dengan cara kerja Bu Mela yang seperti ini. saya mendapatkan laporan dari
Bu Maria dan Lusi bahwa Bu Mela beserta anak anak kelas ibu telah melakukan kecurangan dalam ujian”
ujar Kepala sekolah tersebut dengan tegas

BU MELA : “Maaf pak atas dasar apa Bapak bisa menuduh saya dan anak anak sayaseperti itu? Apakah
ada bukti yang jelas?” Tanya Bu Mela tak Kalah tegasnya

BU MARIA : “Tentu saja Bu Mela… tidak akan mungkin pak Hanafi memanggil Ibu kemari jika tidak ada
buktinya” jawab Bu Maria sembari menopang dadanya dengan kedua tangan yang di lipat.

BU MELA : “Jaga mulut anda Bu Maria. Tidak mungkin saya dan anak anak saya melakukan hal sekeji itu”
Bu Mela kini tidak dapat membendung emosinya.
BU MARIA : “cihhh.. silahkan jelaskan Lusi” ucap Bu Maria mengelus kepala Lusi, si Murid kela unggulan

LUSI : “Be..begini Pak. Sebelum ujian di mulai saya mendengar percakapan Bu Mela dengan Rendi, Bu
Mela dan Rendi bekerja sama membocorkan soal ujian and memberikan jawabannya kepada teman
teman kelasnya” Ucap Lusi sembari menundukkan kepalanya

LUSI : “Gini aja kalau ga percaya, bapak boleh cek tas Rendi. Karenakan semua soal ujian dan jawaban
berada di pihak sekolah bukan?” lanjut Lusi.

BU MELA& PAK HANAFI : “Baik” jawab Bu Mela dan Pk Hanafi bersamaan.

Bu Mela, Pak Hanafi, Lusi dan Bu Maria bergegas menuju ruang kelas F(kelas terburuk)

BRAKKKK…..

Tanpa babibu Bu Maria mengambil tas milik Rendi dan membukanya

“Wey wey weyy apa apaan ini” ucap rendi tidak terima

“Wah gabisa di biarin”

“dateng dateng main rebut milik orang aja”

“udah tua ga di ajarin sopan santun bukan”

Ujaran kebencian bertubi tubi datang kepada sang pelaku Bu Maria, namun Bu Maria tidak
memperdulikannya

Dannn boommmm

Terdapat lembar soal dan jawaban di dalam tas rendi. Sontak saja hal itu membuat seluruh orang yang
berada di dalam kelas tersebut tercengang

BU MARIA : “Jelas Bukan!! Ini buktinya!!pak menurut saya keluarkan mereka semua dari sekolah ini”
tegas Bu Maria merasa Menang.

PAK HANAFI : “Bu Mela saya benar benar kecewa dengan cara anda yang seperti ini. saya kira anda akan
membawa perubahan bagi anak anak kelas ini, tapi ternyata malah membuat mereka semakin buruk”
pak Hanafi

BU MELA : “Tidak mungkin pak, jelas jelas saya dan murid murid saya tidak melakukan hal seperti itu, itu
fitnah. Mereka murni mengerjakan soal ujian itu berkat kerja keras mereka, bukan dengan cara kotor
seperti ini” Bu Mela menentang ketidak adilan ini

BU MARIA : “Masih aja gamau ngaku” Bu Maria


Lusi jelas saja tersenyum kecut dalam hatinya berkata

‘Maaf yaa.. aku ngelakuin ini untuk kelangsungan hidupku’

Para murid murid kelas f pun bingung dengan apa yang terjadi. Mereka membungkam.

BU MARIA : “saya rasa bapak harus men DO anak anak ini and mengeluarkan Bu Mela dari sekolah ini”
ujar Bu Maria menghasut Pa Hanafi.

Bu Mela tidak bisa lagi membantah, namunjika itu menyangkut masa depan anak anaknya makaa..

BU MELA : “saya rela di keluarkan dari sekolah ini, asalkan tidak dengan anak anak murid saya. Mereka
mempunyai hak untuk belajar dan menjadi orang sukses. Jangan pernah mengacaukan masa depan anak
anak ini dengan mengeluarkan mereka. Saya akan mengurusi surat pengunduran diri saya seepatnya.
Jangan pernah merusak mental anak anak saya, mereka sudah berjuang sekeras ini, dan saya tidak akan
pernah membiarkan mereka hancur” ucap bu mela dengan tegas

Akhirnya pak hanafi, Bu Maria dan Lusipun bubarrr….

RENDI : “Bu sebenarnya apa yang terjadi, dan kenapa lembar ini ada di tas saya?” Tanya Rendi meminta
penjelasan

BU MELA : “Ibu juga tidak mengerti dengan apa yang terjadi, tapi kita sudah di fitnah bahwa kita
melakukan kecurangan dalam ujian. Ibu di kira memberikan lembar soal dan jawaban sebelum ujian
kepada kalia. Sedangkan jelas adanya bahwa kalian bekerja keras dengan belajar. Hiksss” Bu Mela

“Wahhh ini Gila sih, ga bisa di biarin”

“kita harus kasih pelajaran ke mereka”

“bener tuh masa ia kita diem aja”

BU MELA : “jangan. jangan membuat masalah lagi ibu gamau kalian kenapa napa. Ingat pesan ibu, kalian
harus menjadi orang orang hebat. Ibu pamit ya, semoga kita bisa bertemu lagi” ujar Bu Mela keluar dari
kelas.

Disisi lain

BU MARIA : Bagus lusi. Kamu tenang saja orang tuamu tidak akan saya pecat dan kamu akan selalu
menjadi murid kesayangan saya.

LUSI : Tapi bu, apa yang kita lakukan ini salah bu

BU MARIA : tau apa kamu. Karena kedatangan Guru itu, saya jadi tersingkirkan. Mereka banyak memuji
Guru itu, dan saya tidak suka!!

LUSI : tapi bu…


BU MARIA : Sudah lah lusi ikuti saja permainan saya jika kamu ingin keluargamu baik baik saja

LUSI : Ba…baik bu…

Hari demi hari berlalu hingga tiba dimana Lusi mengungkapkan kebenarannya

LUSI : “pak maaf, Lusi mau bilang, bahwa Bu Mela dan semua anak anak kelas F tidak bersalah. Kemarin
Lusi disuruh sama Bu Maria karena keluarga lusi bekerja di rumahnya Bu Maria. Alasan Bu Maria
melakukan halnitu karena Bu Maria merasa tersaingi dengan kehadiran Bu Mela” ucap Lusi sembari
merunduk.

PAK HANAFI : Kenapa kamu baru mengatakan itu sekarang Lusi?

LUSI : Maaf pak saya terlalu takut

PAK HANAFI : baiklah. Kamu boleh pergi sekarang. Terimakasih atas kejujuranmu

Tak lama Pak Hanafi memanggil Bu Maria

BU MARIA : Permisi pak, ada apa bapak mencari saya?

PAK HANAFI : Saya tidak menyangka dengan perlakuan Bu Maria terhadap Bu Mela dan murid murid
kelas f. apakah bum aria sadar, bum aria hamper saja menghancurkan masa depan mereka

BU MARIA: Maksud bapak?

Pak Hanafi menjelaskan apa yang di bicarakan Lusi tadi kepadanya

PAK HANAFI : Maaf Bu Maria dengan Berat hati saya mengeluarkan Bu Maria dari sekolah ini

BU MARIA :Loh pak ga bisa gitu don. Masa bapak lebih percaya Lus di bandingkan saya

Namun pak hanafi tidak menggubrisnya

Flashback….

Beberapa hari yang lalu Bu Mela bertemu dengan Lusi dan Bu Mela berkata

“Ibu tau lusi anak baik, lusi tidak akan melakukan hal itu secara tiba tiba jika tidak ada faktornya
bukan?” Tanya Bu Mela pelan

“Maafkan Lusi bu. Lusi hanya tidak ingin orang tua lusi di pecat oleh Bu Maria” ucap Lusi

“Nak, jangan pernah takut dengan seseorang hanya karena pangkat, karena semuanya bisa berubah
seiring berjalannya waktu. Apa dengan kebohongan seperi ini Lusi tenang?” Tanya Bu Mela kembali

“Tidak Bu. Bahkan lusi merasa lebih terancam” Lusi


“maka dari itu. Jangan pernah takut untuk berkata Jujur. Kebohongan hanya akan merusak hidup kita,
membuat kita tidak tenang dan kita akan merasa bersalah selamanya. Ibu rasa jika orang tua lusi tau,
mereka akan kecewa kepada lusi” Bu Mela

“Junjung tinggilah Kejujuran. Berhasil karena kebohongan itu tidak akan pernah membuat kita puas.
Berhasil karena kejujuran akan membuat kita bangga dan bahagia”

Flashback off

Begitulah kiranya

Kemudian tibalah saat dimana Pak Hanafi dan seluruh anak anak kelas F mencari Bu Mela. Namun tidak
ada kabar dari beliau hingga mereka mendapatkan kabar bahwa Bu Mela meninggal karena Penyakit
yang di deritanya.

Kini…. Seluruh siswa kelas f berada di batu nisannya Bu Mela

“Bu… Maaf karena kami Ibu menjadi seperti ini”

“Kenapa ibu pergi secepat ini, bahkan kami belum sempat memberikan ucapan terimakasih atas kerja
keras ibu”

“Bu… Ibu tau. Kami dan keluarga kami sekarang sudah bahagia.”

“bu… Cika kangen tau sama muka Ibu yang seneng banget pas ngeliat kita kalah taruhan”

“Kami janji tidak akan pernah mengecewakan Ibu disana. Ibu adalah pelita dalam gelapnya hidup kami.
Pahlawan tanpa jasa”

“kami janji akan membuat ibu bangga di atas sana”

“kami janji kami akan sukse dan membuat ibu bangga disana” merekapun berpegangan tangan

Bu maria : maafkan saya Bu Mela. Saya akan melanjutkan perjuangan ibu

Dan bu mariapun kembali di terima menjadi pengajar di sekolah tersebut

Tamatttt

Anda mungkin juga menyukai