Anda di halaman 1dari 13

RUANG DAN WAKTUKU DI MASA SEKOLAH

Karya : Dwi Safitri

Kelas : XII MIPA 3

Nomor : 11

1
Ruang dan Waktuku Di Masa Sekolah

Aku bellova axcelia. Seorang gadis dari keluarga yang berkecukupan. Aku
Sekolah di SMAN 1 CEMARA, salah satu sekolah yang lumayan jauh dari
rumahku.

Menyambut cahaya matahari di pagi hari sudah manjadi rutinitas ku


setiap hari, berjalan dari rumah sampai sekolah dengan jarak yang cukup
jauh tidak membuatku menyerah untuk menuntut ilmu.

Hari itu adalah hari pertama aku memasuki sekolah SMA. Aku duduk di
kelas 10 MIPA 6,salah satu kelas yang di anggap sebagai kelas favorit
karena semua yang nilainya tinggi waktu lulus smp di satukan dalam
kelas 10 MIPA 6.

Aku bingung, gelisah campur aduk jadi satu karena pertama masuk
sekolah dan tidak kenal dengan siapapun, waktu itu ada salah satu siswi
bernama Atika, dia adalah orang yang duduk satu meja bersamaku
karena yang lain sudah mendapatkan teman duduknya masing masing
dan mereka sudah saling kenal.

Aku berkali - kali memainkan seragam sekolahku dengan tangan karena


rasa tidak nyaman berada di lingkungan sekolah baru.

Aku duduk di barisan paling depan dan waktu itu posisi masi pagi dan
masi banyak yang belum masuk kelas, saat itu ada seorang siswi
menghampiriku karena dia juga belum mempunyai teman duduk,
namanya atika.

Atika datang dan mulai manyapaku

" Hai nama kamu siapa ? dan kamu alumni SMP mana? "

" Eh haii juga, namaku bellova axcelia panggil saja lova hehe...,aku
alumni SMPN 1 CEMPAKA. Kalo kamu? "

" Namaku Atika, panggil saja Atik. Aku Alumni SMPN 1 GARUDA" Jawab
Atika dengan nada lirih.

2
Kring...kring...kring...

Bel sekolah berbunyi nyaring yang menandakan menginstruksi siswa


siswi untuk memasuki kelasnya masing masing.

Aku segera mempersiapkan jiwa, raga, batin dan pikiran untuk mulai
beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru dan teman - teman
baru.

5 menit dari bel sekolah berbunyi ada suara dentungan keramik


plak..plak..plak.. perasaanku mulai ngga enak karena itu pasti suara guru
yang akan memasuki kelas 10 MIPA 6 ini, aku masi panas dingin
membayangkan apakah aku sanggup beradaptasi dengan semua ini.

" Assalamu'alaikum murid-murid " ucap ibu guru cantik yang memasuki
ruang kelas 10 MIPA 6.

" Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Bu Guru " Jawab


semua siswa siswi kelas 10 MIPA 6.

Bu Guru cantik itu mulai memperkenalkan dirinya, dan ternyata dia


adalah wali kelas 10 MIPA 6 yang bernama Bu Santi.

Aku agak kaget ketika bu santi bertanya kepadaku

"iiih lucu banget kamuu, imutt mungil banget. Namanya siapa ?" Bu
santi bertanya kepadaku.

Jantungku seperti berhenti sejenak, terkejut, bingung, dan pikiran yang


aneh aneh menghantui pikiranku.

" Namaku Bellova Axcelia bu, biasa di panggil lova bu hehe.." Jawabku
dengan pipi berwarna merah jambu dan sedikit tertawa kecil biar
suasana tidak terlalu menegangkan.

Aku heran kenapa bu sinta terarah kepadaku, tapi setelah aku melihat
sekeliling ternyata memang aku yang paling kecil dan pendek.

3
" Hmm.... Pantas saja bu sinta terarah pandangnya ke aku, mungkin
karena aku yang paling kecil dan pendek ". Aku berbicara dengan hati
mungilku.

2 jam telah berlalu. Fase perkenalan dengan semua siswa sudah di


laksanakan. Kini waktunya jam istirahat.

Atika mulai bertanya kembali kepadaku

"Lova apakah kamu mau ke kantin untuk membeli makanan?"

"Hah kantin? Apa itu kantin?" Jawabku bingung karena dulu waktu SMP
hanya ada warung buat tempat makan

"Hahaha... Kamu lucu deh,jangan bercanda dong ini serius mau ngga ke
kantin?" Jawab atika

Dengan pikiran bingung aku pun meng "Iya" kan Atika untuk pergi ke
kantin dan ternyata kantin itu ya sama kayak warung yang menjual
makanan

Aku dan atika segera memesan makanan, sekitar 10 menit makan di


kantin tiba - tiba bel sekolah berbunyi yang menandakan waktu istirahat
telah selesai dan semua siswa siswi harus memasuki kelasnya masing -
masing.

Waktu masuk kelas aku bingung kenapa yang masuk bukan bu sinta
melainkan guru laki-laki yang berbicara pelan dan sangat pandai
berbicara tentang matematika. Ternyata dia adalah pak imam salah satu
guru matematika di SMAN 1 CEMARA.

Aku suka matematika dari dulu, ya walau nilaiku tidak terlalu bagus di
matematika, tapi aku suka pelajaran itu karena membuat otaku sedikit
bekerja hehe.

Aku menoleh ke arah Atika dan bertanya

" Tik kok bukan bu sinta ya yang masuk,kan tadi katanya bu sinta wali
kelas kita. Kok bu sinta tidak mengisi kelas kita satu hari penuh ya
tik.padahal ini hari pertama masuk sekolah ", kataku.

4
" Jadi gini lova. Satu mata pelajaran ya satu guru, makanya guru di sini
banyak banget kan". Atika menjelaskan kepadaku.

Setelah beberapa jam di sekolah kini waktunya aku pulang sekolah


dengan perasaan tidak nyaman bahkan punya keiinginan untuk pindah
sekolah karena merasa tidak bisa beradaptasi dan hanya mempunyai
satu teman.

Aku berjalan menuju halte angkutan umum untuk pulang sekolah,


sedangkan atika pulang sekolah menggunakan sepeda.

" Huft... Anda rumah aku deket pasti aku udah naik sepeda ". Ucapku
dalam batin.

Setelah hampir dua bulan aku sekolah di SMA aku jadi sangat akrab
dengan atika ketika di ruang kelas.

Suka duka telah aku lewati, hari demi hari aku jalani, hingga semester 1
hampir selesai dan saat itu ada pengisian daftar kegiatan Ekstrakurikuler
dan wajib untuk mengikuti minimal 1 kegiatan.

Saat itu suasana di kelas 10 MIPA 6 sedang ramai karena di luar kelas
sedang hujan dan petir,tiba - tiba bu sinta masuk dan membagikan
selembar kertas yang berisi tentang kegiatan Ekstrakurikuler yang ada di
SMAN 1 CEMARA.

" Atika kamu mau mengikuti Ekstrakurikuler apa?". Aku berbisik -bisik
pada Atika.

" Emm... aku juga bingung lova, aku suka menari sih, apa aku ikut ekstra
tari saja ya ". Jawab atika

" Wah kok sama sih atika, ayo kita ikut ekstra tari aja biar samaan dan
bisa mengembangkan bakat bersama - sama hehe...",aku menyarankan
kepada atika.

Aku dan atika mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Tari, selama mengikuti


ekstra tari aku jadi banyak mengenal teman dari kegiatan tersebut salah
satunya bernama melida.

5
Sejak saat itu aku, atika, dan melida mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
tari dengan bersungguh - sungguh dan semangat. Sampai pada akhirnya
aku, atika, dan melida terpilih untuk mengisi acara perpisahan kelas 12
dengan menarikan tari gambyong.

Aku, atika, dan melida berlatih terus - menerus hampir setiap pulang
sekolah.

Waktu itu jam telah menunjukan pukul 15.00 dan bel berbunyi

tet...tet...tet... Bel tersebut menunjukan waktu pulang sekolah telah tiba.


Setelah bel pulang sekolah berbunyi ada juga pengumuman

" untuk siswa - siswi yang telah di tunjuk untuk mengisi acara perpisahan
kelas 12 di mohon untuk berkumpul di ruang keterampilan " suara dari
ruang tata usaha.

" Atika, ayo cepat kumpul ke ruang keterampilan buat latihan nari " aku
berbicara kepada atika.

" Ayo lova " atika menjawab dan langsung bergegas menyeret tanganku
untuk berlari.

Sesampainya di ruang keterampilan aku dan atika bertemu melida

" Haii melida ". Sapaku dan atika kepada melida

" Haii juga lova, atika ". Melida menjawab dengan nada keras

" Sepertinya hari ini semangat banget kamu mel ". Tanyaku pada melida.

" Iya dong kita harus semangat supaya kita bisa tampil semaksimal
mungkin dan sebagus mungkin besok pas acara perpisahan, pokoknya
kita harus membuat para penonton kagum okeyyy lova, atika ". Melida
meyakinkan aku dan atika.

Latihan telah di mulai selama kurang lebih 2 jam dan sudah waktunya
untuk pulang. Aku sampai di rumah dengan keadaan matahari di sebelah
barat dan langit mulai memerah. Aku segerabergegas untuk mandi,
sholat, istirahat, menjadwal pembelajaran hari berikutnya lalu tidur.

6
Akhir bulan buat kelas 12 telah selesai .Hari ini hari yang cerah di SMAN
1 CEMARA, dan kini saatnya aku, atika, dan melida tampil di panggung
untuk mengisi acara perpisahan kelas 12 dengan menarikan tari
gambyong.

Semenjak saat itu aku, atika, dan melida sering mengikuti lomba tari
untuk mewakilkan SMAN 1 CEMARA. Sebenarnya bukan cuma aku, atika,
dan melida tapi ada juga kakak kelas aku yang di wakilkan untuk
mengikuti lomba tari yang berjumlah 5 orang.

Walaupun aku dan teman - teman tidak mendapatkan juara tapi aku
senang bisa mendapatkan pengalaman mengikuti lomba tari.

Semester 2 telah selesai kini saatnya kenaikan kelas 11, waktu kelas 11
siswa - siswi kelas 10 di acak berdasarkan nilai tertinggi untuk
mendapatkan urutan kelas, kebetulan aku dan atika masih satu kelas
yaitu kelas 11 MIPA 3. Tetapi aku dan atika tidak satu meja lagi, aku di
kelas 11 duduk bersama Renata.

Awal masuk kelas 11 aku masih agak canggung dengan renata karena
tatapan matanya yang membuatku bertanya - tanya kenapa renata
menawarkan aku untuk duduk bersamanya. Dari raut mukanya terlihat
seperti dia tidak nyaman duduk denganku

" ishh.. kenapa sih tatapan renata sangat tajam kepadaku!!" Aku kesal
namun aku pendam dalam hati.

" Lova kamu kenapa kok kaya takut gitu". Renata bertanya kepadaku.

" Hah? ini ga salah ya renata berbicara padaku dengan lemah


lembut".Ucapku dalam diam.

" Eh engga kok ren aku cuma mikirin gmna ya nanti di kelas 11 apakah
pembelajarannya sulit hehe.." Jawabku pada renata.

" Ah sudah ngga usah di pikirin kalo masalah itu mah, mending kenalan
sama temenku deh namanya vioren. Tuh dia duduk di belakangku, jujur
sih aku bosen duduk sama vioren si cewek crewet itu", kata renata

" Heh! Enak saja kalo ngomong, dasar cewek judes". Vioren menyaut

7
" Loh kok kita kaya cuma tukeran tempat duduk doang ya, dulu aku
duduk sama bellova sedangkan renata sama vioren, eh sekarang malah
jadi tukeran gini. Kalo gini kan enak kita bisa kenal lebih deket dan
nambah teman ". Atika berbicara.

" Eh ya salam kenal ya vioren ", aku menyapa vioren.

" Salam kenal juga, kamu mungil banget deh lucu". Vioren memujiku.

Hari demi hari telah berlalu kini aku, atika, renata, dan vioren menjadi
sahabat yang sangat dekat, bahkan bukan hanya di sekolah kita selalu
bersama, saat di rumah pun terkadang kita main bersama - sama.

Suatu hari aku, atika, renata, dan vioren sedang berkeliling sekolah
melewati kelas kelas yang ada di setiap sudut SMAN 1 CEMARA.

Tiba - tiba ada cowok tinggi, berambut ikal memasuki ruangan kelas 11
IPS 5, kelas yang di cap sebagai kelas anak - anak bandel dan nakal.

" Eh gaes kalian tau nggak sih dia tuh Daren cowok idaman aku banget".
Vioren berkata kepada aku, atika, dan renata.

" Dia tu cowok bandel, nakal lagi, masa kamu suka sama cowo kaya dia
sih ren, aku si ogah ya". Renata menyaut.

" Udah - udah kan kita punya tipe masing - masing, jadi ngga usah ribut
masalah cowok". Aku menyanggah ucapan renata.

Sepulang sekolah aku sedang berjalan tiba - tiba ada cowok yang
membawa motor dan hampir menabrakku.

" Heh kamu bisa bawa motor nggak sih, hampir saja jantungku copot!,
Nih liat baju aku jadi kotor kan kena cipratan air kotor". Aku memarahi
cowok itu.

" Kamu tuh kalo jalan yang bener dong". Daren menjawabku.

" Loh,loh, loh kamu....kamu kan Daren kan cowok kelas 11 IPS 5 yang sok
ganteng itu?",aku bertanya padanya.

" Loh kok bisa tau. Owh iya aku lupa aku kan artis di sekolah ya, cowok
ganteng di sekolah haha". Daren menyombongkan diri.

8
" Idih ke pede an banget jadi orang dasar orang prik". Tanggung jawab
dong ini baju aku kotor". Aku berkata dengan emosi.

" Ya udah sini aku anterin aja gimana, biar cepat - cepat kamu cuci tuh
baju". Daren menjawab

" Ya udah cepat keburu ngga bisa hilang nih noda kotor di bajuku",
kataku.

Saat di perjalanan daren menanyakan siapa namaku dan kelas berapa,


daren mengantarku sampai depan gang rumahku.

Hari berikutnya aku berangkat sekolah dan aku terkejut dan kaget ketika
vioren tiba - tiba menyindirku.

" Aduh, udah bocil, sok cantik lagi, udah tau temennya suka sama cowok
eh malah di rebut juga". Vioren berkata sambil melirak - lirikan mata.

Saat itu aku belum sadar dia sedang menyindir siapa tetapi pada saat
jam istirahat renata mengajaku ke kamar mandi dan menjelaskan.

" Heh! Bellova!.. kamu kemarin kenapa boncengan sama daren, vioren
kemarin cemburu tau. Kamu kan tau vioren suka daren kenapa malah
kamu bocengan sama dia?". Renata menjelaskan kepadaku.

" Tttpii... tapi ren, kemarin daren hampir menabrakku waktu aku pulang
sekolah, dan dia membuat bajuku kotor, aku hanya minta dia tanggung
jawab udah gitu doang kok. Aku beneran ngga ada maksud lain ren". Aku
menjawab sejujur - jujurnya.

Aku dan renata kembali ke kelas, dan aku berusaha untuk berbicara
kepada vioren.

" Vi.. vioren kamu marah ya sama aku?, gara - gara kemarin daren
boncengin aku?".

" Kayak ada yang nanya tapi kok orangnya nggak ada ya". vioren pura -
pura tidak menjawab pertanyaan ku.

9
Selang beberapa lama daren masuk ke kelas 11 MIPA 6 dan
mengampiriku. Vioren semakin cemburu melihat daren menghampiriku.
Aku juga heran kenapa daren tiba - tiba masuk ke kelas ku.

" Haii bellova. Kamu ngga papa kan?. Gimana baju kamu udah bersih?
Udah wangi?. Aku minta maaf ya soal kemarin, kemarin kan aku belum
minta maaf".

" Ehm..ehmm..ehm.." suara batuk vioren tepat di belakangku.

" Apaan sih daren, udah deh nggak usah sok akrab. Mending sono deh
jelasin ke si vioren kenapa kemarin kamu boncengin aku!" Ujarku pada
daren.

" Apa hubungannya sama vioren, kalo aku sukanya sama kamu
gimana?". Ucap daren.

" Daren!!. Aku menggebuk meja "blakkk".....kamu bisa ngga sih ngga
usah nambah masalah!". Aku kesal dan keluar kelas.

Atika menghampiriku karena dia tau aku butuh teman curhat. Atika
berkata kepadaku bahwa vioren suka sekali makan di cafe, kata atika
kalo aku bisa ajak vioren makan di cafe mungkin vioren akan sedikit
mengurangi rasa benci kepadaku.

Aku dan atika kembali ke kelas dan daren pun sudah kembali ke kelas.
Aku membujuk vioren untuk makan di cafe dan aku yang membayarnya.
Aku berusaha untuk menjelaskan kepada vioren tentang kejadian yang
sebenernya.

Akhirnya pulang sekolah aku mengajak vioren untuk makan di cafe,


awalnya dia ngga mau tapi setelah aku bilang ada daren juga dia jadi
mau.

" Kamu makin ke sini kok keliatan makin deket sih sama si daren. Dasar
temen makan temen". Vioren mengujar kepadaku.

" Vioren kok kamu gitu sih sama aku?, aku cuma pengen jelasin tapi
kamu nggak percaya vi, biar daren aja yang jelasin nanti". Kataku.

10
" Ah udah lah aku mau pulang, jangan lupa nanti traktir aku ya jam 16.00
harus udah di cafe". Kata vioren sambil pergi.

Aku juga menghampiri daren yang sedang duduk bersama temannya di


kantin.

" Heh daren sini ". Aku memanggil daren

" Eh si cewe imut ada apa". Daren memujiku dan bertanya

" Apaan sih daren ngga usah kayak gitu lagi bisa ngga sih, risih tau ga!.
Aku cuma mau ngajak kamu ke cafe nanti abis pulang sekolah di
perempatan jalan dekat rel. Aku minta kamu jelasin semuanya tetang
kejadian kenapa kamu bisa boncengin aku waktu pulang sekolah ke
vioren. Pokoknya aku ngga mau tau kamu harus jelasin sampai vioren
tidak marah lagi sama aku!",aku meminta daren menjelaskan.

" Ya udah deh iya nanti, aku coba jelasin ke vioren". kata daren

Sesampainya di cafe, aku, vioren, dan daren sudah berkumpul dan aku
menginjak kaki daren, sambil berbisik agar daren menjelaskan kepada
vioren.Tetapi setelah daren menjelaskan yang sebenarnya, vioren
berkata.

" Udah ya ngga perlu di jelasin. Aku sekarang sadar kok perasaan ngga
bisa di paksa, kalau kalian saling suka gapapa kok". Ujar vioren.

" Akhirnya sadar juga kamu cewe crewet" kata daren.

" Daren ngga boleh gitu, vioren baik banget kok. Dia crewet juga tetep
cantik". Kataku.

Setelah selesai makan di cafe kita bertiga pulang dan semenjak saat itu
daren mulai sedikit - sedikit mendekatiku, mulai dari memberi perhatian
kecil sampai pada saat aku lagi ada masalah dia berusaha menghiburku.
Pernah juga di menyanyikan ku sebuah lagu yang membuatku trenyuh
mendengarnya.Aku jadi merasa serba salah, di satu sisi aku ngga tega
liat vioren tersakiti karena daren dekat denganku, tapi di sisi lain
sepertinya aku mulai ada rasa sama daren.

11
Berbulan - bulan aku dekat sama daren tetapi aku terkejut ketika dapat
info dari atika dan renata.

" Bellova.... Kamu tau ngga kakak kelas kita yang super duper cantik itu
suka sama si daren. Dan yang lebih parahnya daren meresponnya". Kata
atika.

" Wah parah si daren dasar playboy cap buaya darat". Kata renata.

Aku yang masih penasaran apakah daren benar - benar seperti itu,
akhirnya aku mencoba nyuekin dan menghindar dari daren, anehnya
daren terlihat biasa - biasa saja, sperti tidak ingin mencari tau kenapa
aku menghindar darinya.

Hari demi hari aku mulai asing dengan daren. Aku sedikit kaget ketika
aku melihat daren dengan kakak kelas cantik duduk di depan kelas.

" Bellova.. bellova..". Daren memanggil ku

Namun aku sama sekali tidak menjawab nya, aku tidak tahu tujuan
daren memanggilku untuk apa, yang jelas aku sudah tidak mau
berurusan dengan orang yang bernama daren tersebut.

Ketika aku sedang duduk di taman sekolah sendirian, salah satu teman
daren menghampiriku.

" Bellova... Sendirian aja?, Kamu pasti sakit hati ya melihat daren sama
cewek lain?, dia dari dulu memang begitu, jadi ngga usah terlalu di
pikirin ya". Ujar temen daren.

" Haha... Siapa juga yang mikirin daren". Kataku

" Owh iya tujuan aku ke sini sebenarnya di suruh daren, nanti sebelum
pulang sekolah daren ingin foto denganmu katanya di parkiran sekolah".
Kata temen daren.

" Oke aku turuti, tapi setelah itu aku minta supaya daren ngga usah
ganggu - ganggu hidupku lagi". Kataku dengan hatiku yang sedikit
tersayat.

12
Bel pulang sekolah berbunyi. Aku sengaja pulang agak lambat karena
daren ingin foto denganku. Aku dan daren foto di parkiran sekolah dan
daren juga berpesan supaya ngga boleh asing harus tetap jadi teman
baik. Setelah kejadian itu aku dan daren benar benar asing dan sekarang
aku fokus ke masalah nilai - nilai mata pembelajaran di kelas yang
semakin merosot.

Vioren, atika, dan renata memberiku semangat untuk lebih giat belajar
dan untuk melupakan daren. Jiwa semangatku membara karena vioren
sudah tidak benci lagi denganku. Saat itu juga aku mulai belajar dengan
giat, bahkan jadi lebih aktif di kelas.

Ulangan kenaikan kelas sudah di depan mata. Aku, vioren, renata, dan
atika belajar bersama sama di sekolah maupun di luar sekolah. Aku
mulai terbiasa tanpa adanya daren berkat sahabat- sahabat ku.

Saat ulangan kenaikan kelas di mulai ternyata aku duduk dengan kakak
kelas cantik yang dekat dengan daren. Tetapi aku tidak benci pada kakak
cantik itu justru kita jadi semakin dekat.Karena aku rajin belajar,
akhirnya aku bisa mendapatkan juara 1 di kelas.

Semenjak aku naik kelas 12 aku sudah tidak memikirkan tentang cowok
lagi melainkan belajar berinteraksi dengan teman - teman yang berbeda
kelas, sampai akhirnya aku mengenal semuanya dan sampai sekarang
aku jadi punya banyak teman yang baik.

13

Anda mungkin juga menyukai