Anda di halaman 1dari 2

Aku Dan Harapanku

Cerpen Karangan: Adhe Rizaldi


Kategori: Cerpen Keluarga, Cerpen Pendidikan, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 2 January 2018

Langit terlihat begitu sendu, matahari terlihat bersembunyi di balik awan tebal, hujan seakan
ingin menyapa tapi angin menolaknya.

Ketika harapan tidak sesuai dengan keinginan? Mungkin hati akan merasa sakit, tapi aku
mencoba menyakinkan hati kalau semua adalah garis hitam di dalam hidupku.

1 tahun yang lalu, ketika aku menduduki kelas 3 SMP aku dibuat bingung dengan berbagai
pilihan. Anak remaja yang tidak tahu dunia seluruhnya, harus memilih antara aku harus sekolah
dan berkerja ketika keinginanku untuk bersekolah terhenti begitu saja aku terpaksa mengubur
semua mimpi, cita-cita, harapan dan semua yang ada di dalam imajinasi kecilku.

Aku memang bukan seorang anak yang terlahir dari keluarga yang kaya raya, bukan anak yang
bisa melanjutkan sekolah hingga ke perguruan tinggi. Tapi aku hanya seorang anak yang terlahir
dari keluarga sederhana, ayahku berkerja sebagai pedagang sedangkan Ibuku hanya sebagai ibu
rumah tangga. Sedih memang, tapi aku coba untuk ihklas menjalani kehidupan di dunia yang
fana ini. Aku masih percaya akan sebuah keajaiban dan mukjizat yang datangnya dari Allah asal
aku berusahan sekuat tenaga dan terus berdoa sebaik baiknya kepada Allah SWT. Agar aku bisa
melanjutkan sekolah dan bisa membuat kehidupan ini berubah.

Hari pertama aku berkerja di sebuah warung makan, di dalam hati aku bertekad untuk berkerja
keras supaya bisa membantu perekonomian keluargaku, setelah aku berkerja ternyata aku
merasakan bahwa mencari uang yang halal itu sangat sulit tidak semudah kita menghambur
hamburkannya untuk sekedar barang yang tidak penting.

Letih, mungkin orangtuaku lebih…


Cape, mungkin orangtuaku lebih..
Mengeluh mungkin orangtuaku tidak pernah…
Tapi beda dengan aku sekarang baru sebentar berkerja sudah merasakan yang namanya cape tapi
aku coba menepisnya aku kembali semangat, demi untuk membuat orang orang yang aku
sayangi di dunia ini yaitu orangtuaku bisa tersenyum penuh bangga terhadapku bisa membuat
mereka bahagia dengan caraku yang sederhana.

Setelah beberapa bulan aku berkerja akhirnya aku sudah bisa mengumpulkan sedikit demi sedikit
uang untuk hari minggu nanti aku bawa untuk pulang ke kampung halaman, rasa rinduku
terhadap orangtuaku yang jauh di sana sudah mulai terasa aku mencoba menguatkan diri sendiri.
“sabar masih hari minggu”
Sambil ku duduk termenung di teras kosanku di dalam setiap doaku aku masih berharap bahwa
ini bukan akhir dari segalanya, aku selalu percaya akan sebuah kejutan yang Allah berikan di
hari yang akan datang.

Hari minggu yang aku tunggu pun telah tiba rasa rindu yang memuncak seakan bisa kulepaskan
di hari ini, cairan bening itu menetes tak henti aku terus memeluk orang yang paling berjasa
dalam hidupku ini seorang wanita yang sangat aku hargai dan cintai wanita itu, adalah Ibuku.
Aku memeluk ibuku begitu erat rasanya rindu ini begitu besar.

Setelah melepas rasa rindu itu ibu ayahku dan aku sedang berkumpul di ruang tengah kami
sedang ngobrol santai dan menceritakan pengalaman aku pertama kali berkerja. Tapi di tengah
obrolan santai tersebut tiba tiba ayahku berkata..
“nak ayah boleh bertanya?”
“boleh, memangnya ayah ingin bertanya apa?”
“ayah ingin bertanya apakah di dalam hati kamu masih ada keinginan untuk melanjutkan
sekolah?” tiba tiba ku terdiam memikirkan pertanyaan itu rasannya aku ingin menjawab segera
semua pertanyaan itu, tapi hatiku mencoba untuk terlihat tenang di hadapan ayah.

“sejak dulu sampai sekarang jawabanya masih sama ayah, aku masih bertekad untuk bisa
melanjutkan sekolah”
“memangnya untuk apa kamu sekolah?”
“agar aku bisa membuat ayah dan ibu bisa bahagia dan merubah kehidupan kita menjadi lebih
baik lagi”
sekarang giliran ayahku yang tiba tiba terdiam entah apa yang dia pikirkan tapi aku melihat sorot
matanya yang seperti ingin menangis tapi dia mencoba untuk menahanya untuk keluar.

“tahun ini kamu lanjutkan sekolah lagi” tiba tiba ayahku berkata seperti itu dan entah apa yang
aku rasakan intinya aku merasakan kebahagian yang luar bisa
“tapi ayah…”
“nggak ada tapi tapian ayah yang akan berkerja keras agar kamu bisa sekolah dan bisa
melanjutkan pendidikan yang layak”

Pada saat itu aku benar benar bahagia sampai aku bersujud syukur kepada allah dan inilah
keajaiban yang Allah janjikan untuk aku dan aku merasa bersyukur atas apa yang telah aku lalu
karena itu sebagai pelajaran yang berharga yang bisa aku ambil hikmahnya di suatu saat nanti.

Sekarang aku sudah bersekolah kembali di sebuah sekolah SMA, aku merasa bahagia karena aku
bisa melanjutkan impian dan cita citaku yang sempat terhenti dan aku akan mewujudkanya
dengan cara bersekolah. Sekarang aku akan berjuang untuk orang yang memperjuangkanku.
orangtuaku berjuang untuk bisa menyekolahkanku dan aku berjuang untuk bisa membanggakan
kedua orangtuaku dengan semangat untuk sekolah dan belajar.

Anda mungkin juga menyukai