Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sonia Firnanda

Kelas : ASD

Nim : 22080200038

UTS APRESIASI SARTRA

MERAIH IMPIAN

Sebuah cerpen yang mengisahkan tentang seorang siswa muda sukses dan cantik berasal dari
bandung bernama Maryana (yana) yang telah berhasil menemukan solusi atas masalah yang di
hadapinya.
“Yana,bapak ingin kamu menjadi anak yang sukses.”
Kata-kata itulah yang selalu membuat yana tak henti berjuang demi keluarga. Setiap pagi saya
memulai hari dengan harapan menuju ke sekolah untuk belajar, sepulang sekolah saya bergegas
menuju tempat bimbel untuk menambah ilmu, dan dimalam hari saya membaca buku-
buku pelajaran. Di samping semua itu saya tidak lupa berdo’a dan
memohon ridho dari Allah SWT.Saya ingin lebih dari kedua orang tuaku, saya ingin menjadi
panutan dan contoh yang baik bagiadik-adikku, serta ingin meringankan beban orang tuaku. Ayah
bekerja sebagai PNS. Bunda bekerja sebagai pedagang kecil-kecilan yang dapat menopang
kehidupan kami dengan kemampuannya. Itulah yang menjadi motivasi bagiku untuk semangat
belajar.
“Kenapa nak? Kok lemas?” ucap Bunda sambil mengusap
-usap kepalaku.
“Hufft...capek Bun.” Di warung, saya merebahkan badan walaupun tempat itu kecil, tetapi bisa
digunakan untuk beristirahat. Udara yang berhembus di siang ini begitu menyejukkan. Di bahu
bunda kusandarkan semua kelelahan batin dan fisikku. Setelah 9 jam belajar di sekolah otakku
terasa terbakar.
“Nak, kamu nggak pergi les? Biayanya mahal loh, jangan
disia-siakan.” Suara lembut itu yang
membangunkanku dari nikmatnya berbaring.
“Siap, Bun!” ucapku seraya bangun dan bersiap-siap untuk pergi les.

Tak berasa hari yang menentukan masa depan ku tlah tiba,segalanya sudah ku persiapkan
dengan matang untuk 4 hari kedepan. Rasanya gerbang yang akan membawa ku kefakultas
kedokteran sudah semangkindetak. Takut tapi harus aku jalani demi kedua orng tua ku.Ini
bagaikan mimpi tapi tidak ini kenyataan lembar demi lebar kertas soal yang aku
kerajakan.sekarang saya sedang melaksanakan UN. Empat hari sudah kulewati tinggal menunggu
hasinya semoga memuaskan. Alhamdulillah saya lulus dan mencoba mendaftar di SNMPTN. Ujian
masuk SNMPTN telah kulewati, tinggal menunggu hasil pengumuman kelulusan.

“Bun, hari ini pengumuman kelulusan SNMPTN. Do’akan Nanda ya, Bun.”

Pintaku kepada Bunda. Nak, apapun itu demi kebaikanmu selalu Bunda do’akan.” Ucap bunda
sambil memelukku.

Jika Bunda telah memelukku, tidak sepatah katapun keluar dari bibir ini, saya hanya bisa

mengeluarkan air mata dan terus berdo’a.

rumahku akan menjadi saksi pengumuman kelulusan SNMPTN. Melangkah ke warnet Chiza di
samping rumah, ku masukkan uname berserta password yang akan menunjukkan nasibku.
Kebahagiaan pun muncul! Perasaan bercampur menjadi satu. Pikiranku sudah melayang
membayangkan tubuh mungil ini mengenakan baju warna putih layaknya dokter bahkan
bagaikan mimpi. Oh tidak Ini sungguh-sungguh kenyataan. Mata berlinang mengeluarkan air mata
kebahagiaan. Ternyata memang benar usaha sama dengan hasil. Saya sangat bersyukur kepada
Allah SWT. Setelah melihat hasil dan usahaku yang sangat memuaskan akupun bergegas berlari
menuju rumah.Tidak sabar rasanya ingin memberi kabar Bahagia ini kepada ayah dan bunda.

Seprti biasa dengan wajah tenang dan harapan bunda menanti ku dan bertanya

“bagai mana nak,hasilnya”

“Alhamdulillah bun usahaku dan berkat doamu aku lulus bun”ucapku sambal memeluk bunda

“Alhamdulillah” sujud syukur kami kepada Allah SWT.

Mungkin kebahagiaan yang ku rasakan hanya sebatas itu saja, tepat pada hari pendaftaran ulang,
saya seperti melepas semua yang telah ku dapatkan, menghembuskannya ke udara. Keluargaku
mengalami kemalangan. Uang yang telah dipersiapkan untuk biaya masuk Fakultas Kedokteran
telah dicuri dan tidak berbekas sepeserpun. Aku tidak bisa berakta kata apalagi selain berdoa
yang terbaik untuk ku dan orng tua ku. Setelah dari itu bunda pun menghampiriku dan berkata

“Kami tidak memiliki cukup uang untuk kamu masuk Fakultas Kedokteran, nak” kata Bunda
lembut tapi pasti.

Perasaan bercampur menjadi satu,kecewa! Namun, inilah kenyataan yang harus ku terima.
Semalaman ku menangis di kamar, dan akhirnya reda saat Ayah dan Bunda menghampiri untuk
memberi senmangat.

“Ayah yakin, Allah tengah mempersiapkan sesuatu yang sangat istimewa untukmu nak.”
Kalimatitu seakan membuatku tersadar kalau tidak sepantasnya saya menangis karena kecewa.

“Nak, mungkin sekarang belum rezeki kamu. Kita coba tahun depan ya?” ucap Bunda
menghiburku

dengan tegar. Wajah yang damai itu memang terliahat tegar sekalipun ia rapuh.
Itulah yang membuatku tidak pernah berhenti berjuang.

Saya yakin Allah tengah mempersiapkan segala sesuatu yang sangat istimewa untukku. Entah
kapan, saya tak tahu. Kuyakinkan hatiku untuk cuti 1 tahun ke depan. Sedikit demi sedikit saya
belajar dari pengalaman hidup bunda. Belajar bagaimana cara tegar dalam menjalani hidup.
Bunda tiada henti-hentinya berjuang demi kebaikan kami, setelah seharian menjaga warung,
malam harinya bunda merajut sisa kain perca menjadi sebuah Bed Cover dan menjualnya di mini
market . Suatu malam ayah mengumpulkan kami semua di ruang keluarga. Seperti ada sesuatu
yang ingin disampaikan ayah kepada kami.

“Nak, mulai hari ini ayah memutuskan untuk tidak bekerja lagi dan tidak mengikuti organisasi.”

Ruangan itu hening seketika, tak ada yang berani menanggapi pernyataan ayah.

“Ayah akan mulai untuk membuka usaha.” Lanjut Ayah.

Wajah berseri langsung ku hadapkan kepada Ayah. Saya sangat bahagia mendengar pernyataan
ayah.
“itu lebih baik yah!” mataku berbinar-binar memeluk ayah.

Sejak saat itu kita jalani hidup baru mulai dari nol. Ayah membuka bisnis menumbuhkan benih
pohon. Setahun sudah ku lewati semenjak kejadian dimana saya begitu terpukul dan kehilangan
harapan. Ku rajut mimpiku kembali dari nol. Ku buka lembaran-lembaran pelajaran SMA yang
sudah berdebu. Dengan segenggam harapan, saya mendaftar untuk mengikuti SBMPTN dengan
mengambil Pendidikan Bhs. Inggris di salah satu Universitas di kota ku.

Semuanya tak sia-sia, saya di terima di jurusan Pendidikan Bhs. Inggris, ku jalani hari-hariku
dengan gembira. Menjalani hidup baru

“Alhamdulillah, itu semua berkat do’a ayah dan bunda.” Tak mampu ku menahan tangis

kebahagiaan, ku peluk erat bunda dan kutemukan ketenangan.

“Itu juga karena kerja keras yana.” Suara yang penuh ketegaran itu membuatku nyaman.

Mungkin tanpa doa dari mereka kerja kerasku ini bukan lah apa apa aku sangat Bahagia.
Setidaknya aku sedikit membuat kedua orng tua ku bangga walaupun aku tidk mrnjadi seorng
dokter yang aku inginkan,tapi aku sangat bersyukur.

Jadilah diri sendiri, siapa yang menyangka semua akan berakhir dengan kebahagiaan. Kita
diperbolehkan untuk bermimpi setinggi-tingginya, kemudian serahkan semuanya kepada Allah
SWT biarkan ia menentukan jalan terbaik untuk semua umatnya. Allah tidak pernah memberikan
cobaan di luar kemampuan umatnya serta Allah tidak akan merubah nasib seseorang sebelum ia
merubahnya terlebih dahulu. Semua tidak ada artinya jika kita angkuh dan sombong. Dan nikmat
Allah tiada henti-hentinya datang kepada umat yang bersungguh-sungguh.

Anda mungkin juga menyukai