Anda di halaman 1dari 5

Nama : Siti Aulia

Kelas : VII-D
No. Absen : 25

Rarat yang Suka Membantu


Orientasi
Di sebuah rumah tua di pinggir kota, hiduplah seorang tukang sepatu yang sangat tua. Ia
memelihara kucing jantan yang diberi nama Rarat. Bulunya hitam legam dengan ekor yang
pendek. Rarat selalu duduk di samping Pak Tua, dan memperhatikan beliau bekerja. Dari membuat
pola, memotong bahan, hingga menjahit sepatu.

Komplikasi
Pagi itu, Pak Tua yang Rarat tunggu belum datang juga. Rarat melihat tumpukan sepatu
yang baru setengah jadi di meja kerja Pak Tua. Tiba-tiba pintu terbuka dan Pak Tua masuk sambil
terbatuk-batuk. Wajahnya pucat dan jalannya sempoyongan. Setelah mengelus bulu Rara untuk
menyapa, Pak Tua mulai bekerja lagi. Tak lama kemudian, pintu ada yang mengetuk. Dengan pelan
Pak Tua membuka Pintu.
“Pak, sepatunya bisa selesai kapan? Bapak sudah mundur 3 hari dari perjanjian”, kata tamu
itu dengan suara tinggi.
“Maaf, Pak. Akan saya selesaikan segera. Besok bisa Bapak ambil” kata Pak Tua sambil
terbatuk-batuk.
“Baik! Saya harap besok sudah jadi. Bila belum juga, saya minta uang saya dikembalikan!”
kata tamu itu berlalu tanpa pamit.
Pak Tua kembali bekerja sambil terbatuk-batuk dan sesekali menyeka keringatnya. Rarat
mengawasinya. Dia sungguh berharap dapat membantu Pak Tua bekerja. Tiba-tiba “Brukkkk!” Pak
Tua terjatuh dari kursinya. Rarat mendekatinya. Pak Tua tampak seperti sedang tertidur. Lama Pak
Tua terbaring di lantai dan tak kunjung juga bangun. Rarat menatapnya sedih. Dia menantap
kedua pasang kakinya, berharap dapat membantu Pak Tua. Tanpa terasa air mata Rarat menetes
dan membasahi kaki depannya.
Resolusi
Dari kaki depannya muncul seberkas cahaya yang berpendar-pendar. Tiba-tiba jari-jarinya
memanjang dan terasa tidak kaku. Rarat menggerakannya dan jari-jari kakinya dapat menarik baju
Pak Tua. Segera Rarat mengambil jarum dan benang sepatu yang tadi dikerjakan Pak Tua. Dengan
cepat sepatu itu selesai. Dan kemudian Rarat mengambil sepatu lainnya. Tanpa terasa, Rarat telah
menyelesaikan 10 sepatu dengan cepat. Kemudian Rarat mengambil kertas dan sepatu. Dia
menulis sesuatu dan mengantar kertas itu ke rumah sebelah. Tetangga yang melihat tulisan
tersebut segera berlari ke rumah Pak Tua.
“Tolong! Tolong! Pak Tua pingsan”, teriak tetangga itu.
Orang-orang berdatangan dan menolong Pak Tua.
Lima hari kemudian Pak Tua kembali ke rumahnya, Pak Tua heran. Rumahnya sangat rapi
dan sepatu-sepatunya telah selesai. Rarat menyambutnya. Mendekati kaki Pak Tua dan mengeong
pelan seperti senang melihat Pak Tua telah kembali.
Nama : Prisya Nova Aidina
Kelas : VII-D
No. Absen : 16

Persahabatan 2 Peri
Orientasi
Di sebuah desa kecil hiduplah 2 peri yang bersahabat dengan baik. Salah satunya bernama
Lia. Lia adalah peri yang sempurna, dan satunya bernama Mona. Mona adalah peri yang baik
tetapi Mona memiliki kekurangan, yaitu sayapnya yang robek sehingga Mona tidak bisa terbang
lagi. Walaupun keadaan Mona yang seperti itu, Lia selalu setia menemani Mona. Keduanya
memiliki paras yang cantik jelita.

Komplikasi
Beberapa bulan kemudian yang tepatnya sekarang ini musim penghujan. Suatu hari terjadi
banjir bandang yang menimpa desa kedua peri itu. Sang ratupun panik, Lia sempat kebingunan
karena kondisi Mona yang tidak mungkin bisa terbang sedangkan banjir akan segera datang.
Keduanya pasarah karena sudah tak memiliki harapan apapun. Lia sempat berkata “Tenanglah,
aku akan selalu ada di sini.” Mona hanya tersenyum.

Resolusi
Saat banjir menerjang desa itu, Mona dan Lia tidak merasakan apapun. Ternyata sang ratu
telah mengeluarkan keajaibannya. Sang ratu juga memberikan Mona kekuatan untuk terbang
tanpa sayap. Lia sangat bahagia karena Mona bisa menjadi peri yang normal seperti yang lain.

Anda mungkin juga menyukai