Anda di halaman 1dari 2

“Cinta Bertepuk Sebelah Tangan”

Karya : Bekti Lestari

Berada di dekatmu membuat jantungku berdebar sangat cepat, entah mengapa perasaan ini semakin lama
semakin kuat untuk selalu mengagumimu setiap kali kita bertemu dan saling menatap.Apakah ini yang
dinamakan cinta, tapi kenapa aku tak bisa berani mengungkapkannya dihadapanmu rasanya aku ingin terbang
saat ada di dekatmu bagaimana mungkin aku berani mengungkapkan perasaan ini di hadapan orang yang tak
mungkin bisa menerima perasaan ini. Hal terbodoh bila aku nekat untuk melakukannya tapi aku paling tidak
bisa menyimpan perasaan ini lama-lama yang tak mampu untukku pendam sendiri. Mungkin mencintai
seseorang itu adalah hal terindah dalam hidup kita. Apakah cinta harus dibalas atau tidak sama sekali. Sekarang
kita akan membuktikannya lewat cerita yang satu ini.

***

Cerita ini dimulai ketika aku sudah naik kelas 2 di SMA Tunas Nusantara. Saat itu kami sedang melaksanakan
MOS (Masa Orientasi Siswa) untuk siswa-siswi didik baru di sekolah kami. Aku sebelumnya tak mengenal
adik-adik kelasku mereka mengengenalkan diri sendiri kepadaku dan aku hanya menyapanya dengan biasa-
biasa saja. Namun, saat semua mengenalkan diri merekakepada kakak kelas, ada satu cowok yang tak peduli
dengan situasi yang sangat mengusik kuping, bahkan dia mencari buku diperpustakaan untuk dibaca.
Sungguh,aku tak menyangka masih ada cowok yang sukanya menyendiri dan tidak pernah jenuh membaca
buku. Saat itu, aku memberanikan diriku untuk memperkenankan diri kepada cowok itu dan aku
menghampirinya saat dia sedang asyik membaca buku sendiri diperpustakaan.

“Hay, sedang apa kamu sendirian disini, kenapa kamu gak ikut bersama teman-temanmu berkenalan dengan
senior kamu?” tanyaku pada cowok itu.

“Memangnya kenapa kalo aku tidak ikut, apa itu menjadi masalah untukmu?” balasnya cuek.

“Bukan begitu, gak masalah kok, tapi ya heran saja masa kamu lebih nyaman sendirian disini?”

“Aku memang lebih suka menyendiri kak. Bay The Way, nama kakak siapa, kitakan belum berkenalan?”
tanyanya agak sedikit malu.

“Kenal kan nama kakak Fany . Kamu sendiri siapa?” tanyaku agak sedikit canggung.

“ Namaku Ray. Kak aku ke kelas dulu ya mau beresin barang-barang buat MOS. Sampai ketemu kak?” berjalan
keluar dan tersenyum.

“Iya,kakak juga mau ke kelas. Sampai ketemu juga”. Sambil tersenyum bahagia.

Sejak saat itu, aku dengan dia sangat dekat dan sering kali tanpa sengaja mata kita saling bertatapan dan tidak
lupa memberikan senyuman satu sama lain. Hingga akhirnya aku mulai menyukai cowok yang belum lama aku
kenal tapi sudah meluluhkan hatiku dan yang paling aku suka dari dia adalah senyumanya yang membuat
jantungku berdekup kencang dan membuatku menjadi salah tingkah saat berada di dekatnya. Akupun
memberanikan diri meminta nomor handphone kepadanya. Untunglah dia mau memberikannya padakudan dia
juga memberikan senyuman saat dia memberika nomor ponselnya seolah-olah dia juga mengharapkannya. Saat
itu aku ingin sekali berteriak di sekolah, karena hari itu adalah hari yang tak bisa ku lupakan seumur hidupku
bisa duduk disampingnya dan mengobrol bersamanya dan aku berharap waktu gak akan berhenti begitu saja dan
hilang sekejap dari hadapanku. Tapi, semua itu memang tidak bisa bertahan lebih lama.

***
Akuterbangun saat ponselku berbunyi ternyata ada yang mengirim pesan padahal jam menunjukan pukul 22.00.
Aku kanget saat melihat layar ponselku yang tertulis Ray . Lalu aku segera bangun dan secepat kilat membuka
pesan di ponselku dan tertulis “Kakak sudah tidur ya, aku gak bisa tidur kak, gak tau kenapa bayangan kakak
selalu ada difikiranku.” Akupun membalas pesan itu “Hah! Yang bener kamu lagi mikirin kakak, sebenarnya
kaka tadi udah tidur, tapi gara-gara ada sms dan itu dari kamu aku jadi terbangun deh. Apa perlu kakak
temenin?” penuh dengan penasaran. “Maaf ya kak aku gak bermaksud buat bangunin kakak, gak usah kak
besok malah kesiangan kalo Cuma mau nemenin aku”. Akupun mencari alasan agar aku bisa smsan dengan
Ray. “Engak akan kesiangan, kan kaka tadi udah tidur, kamu tenang aja”. Sambil tersenyum senang saat
membalas sms. “Kakak aku sebenarnya suka sama kakak, kakak itu baik,perhatian,lucu lagi.” Aku membaca
pesan itu rasanya jantung ini tidak mau berhenti berdetak. “Apa! Suka sama kaka, kamu gak
bercandakan?”. Kaget tapi deg-degan. “Iya, aku suka sama kakak sebagai kakak kelas aku sendiri.” Hancur
sudah perasaanku saat itu, karena dia cuma menganggap aku hanya sebatas suka sebagai kakak kelas. Aku
menangis semalaman dan tidak membalas lagi sms dari Ray, aku sudah sakit hati karena terlalu berharap dengan
dia. Mungkinkah cinta tak harus memiliki dan dia tak pernah mengerti perasaanku.....

***

Paginya, aku berangkat sekolah dengan mata yang bengkak akibat menangis semalaman.Tanpa sengaja aku
betabrakan dengan Ray saat menuju ke kelasku dan akupun terjatuh karena benturan dari tabrakan itu terlalu
keras. Secepat mungkin aku menutupi mataku dengan kedua telapak tanganku agar tidak terlihat bengkak yang
tidak lain karena dia. Ray dengan cepat meminta maafpadaku “ Kak Fany, aku minta maaf aku tidak sengaja
menabrak kakak?” menunjukan wajah menyesal. “ Sudahlah aku baik-baik saja, kakak mau ke kelas duluan.”
Dengan muka cuek. Raypun heran tidak biasanya Kak Fany bersikap sedingin itu padanya. “Lalu kenapa dengan
wajahmu mengapa kakak menutupi dengan kedua telapak tangan?” dengan muka cemas. “Tidak apa-apa, ini
hanya tadi malem di gigit semut saat aku tertidur makanya jadi bengkak gini. Aku malu makanya aku tutupin,
sudah aku mau masuk ke kelas.” Penuh dengan rasa sedih. Ray , bingung kenapa hari ini Kak Fany beda sekali,
padahal tadi malamkan dia terlihat sangat gembira saat aku sms, aneh. Bicaranya dalam hati.

***

Tanpa sepengetahuan Fany sebenarnya Ray sudah mencintai cewek lain dan cewek itupun juga menyukai Ray.
Cewe itu adalah teman sekelasnya bernama Sindy. Mereka sangat akrab dan sering sekali Ray mengajak jalan
Sindy, sedangkan aku satu kalipun tidak pernah. Saat itu, aku mengikuti Sindy dan Ray pergi ke kantin berdua
dan Raypun memesankan makanan untuk Sindy. Mereka berdua terlihat sangat mesra dan bahagia.Aku yang
sedari tadi mengikuti mereka dan mengintip di balik pohonpun hanya bisa menangis merasakan sakit hati yang
begitu dalam dan tak mampu untuk menahan rasa sakit itu. Seandainya, aku jujur sama Ray kalo aku sudah lama
menyukainya pasti gak akan merasakan sakit hati yang sangat menyiksaku ini. Tapi, sudah terlambat karena
mereka diam-diam sudah jadian kemarin. Aku tidak mampu menahan rasa sakit ini, aku sekarang hanya bisa
menangis meratapi penyesalanku yang tidak mau berterus terang tentang perasaanku pada Ray dan hanya
menjadicinta bertepuk sebelah tangan yang sampai kapanpun cinta itu tidak akan pernah bisa aku miliki. Tapi
sampai kapanpun cintaku tidak akan pernah hilang dan aku akan selalu menunggunya sampai Ray bisa
mencintaiku sebagai seseorang yang istimewa dalam hidupmu bukan sebagai kakak kelas. Cintaku hanya
untukmu saat ini dan selamanya.....

Selesai....

Anda mungkin juga menyukai