Anda di halaman 1dari 8

JALAN CINTAKU....!!!!

Karya Rahayu Nur Rahmawati


Gelak tawa dan kebersamaan ini telah terjadi sejak dulu, sejak kita masih kanakkanak. Kita adalah sahabat, kita tlah seperti saudara, begitu dekat, dan mengerti satu sama
lain. Sebut saja dia dengan nama Rama. Tak ada sedikitpun angan yang terlintas difikiran ku
tuk merasakan cintanya, semua tlah berubah saat kita beranjak dewasa, disaat kita tlah
mengenal apa itu arti sebuah kebersamaan yang didampingi dengan cinta. Saat dia
mengatakan ingin mendampingi aku bukan sebagai sahabat ataupun saudara, sungguh tak
pernah ku sangka, bimbang ku rasakan. Tapi, ku tak mau membuatnya terluka atau kecewa,
ku putuskan untuk menerima permintaannya itu. Sejak saat itu, ada kebimbangan dalam
hatiku, apakah ini semua keputusan yang benar, di satu sisi aku tak mau mengecewakan
Rama, tapi di satu sisi dia baru saja mengakhiri hubungannya dengan salah seorang sahabatku
sendiri, Reina. Hubungan ku ini, awalnya tak ada yang mengetahui, hanya aku dan Rama.
Tapi, seiring berjalannya waktu, semuanya tahu, beegitupun Reina, awalnya aku takut jikalau
dia marah dan membenciku. Tapi ternyata dia tak mengapa, dia tak marah ataupun benci
kepadaku. Hubungan ku dengan Rama, awalnya baik-baik saja, tapi semenjak kita tak lagi
satu sekolah, saat kita memilih sekolah yang berbeda, hubungan ku semakin jauh, dan aku
merasa kita tlah jauh. Saat itu ku akui, hatiku tlah berpaling, dan setelah ku mengetahui
hatinya juga tlah berpaling kepada yang lain, ku putuskan mengakhiri hubungan ini.
mungkin ini memang jalan terbaik buat kita berdua, kita memang tak bisa satu, sudah tak
ada lagi kecocokan dalam hubungan kita, jadi lebih baik kita berhenti cukup sampai disini
Sebait pesanku ini diterimanya, dan dia menyetujui keputusan ku ini. Sejak saat itu,
aku menjalin hubungan dengan orang lain. Saat ini kumerasa sangat bahagia, orang tua ku
memberi restu terhadap hubungan ku dengan orang ini, sebut saja Adrian. Aku serasa tak mau
melepas dia, ku selalu berharap hubungan ini tak berakhir sia-sia. Tapi takdir berkata lain,
Adrian meninggalkan aku dengan sebuah luka, hatinya berpaling. Tak kusangka begitu pahit
ini semua bagiku, tak kusangka dirinya tega khianati ku. Ku terpuruk dalam kepedihan, tak
sanggup rasanya ku tuk bangkit dari semua kenyataan pahit ini.
jika memang kita harus berpisah, aku tlah menemukan seseorang yang lebih mencintaimu
dari pada aku
Pesannya ini, sampai sekarang tak ku mengerti, tak tau siapa yang dia maksud. Selau
ku coba melupakan dan menepis bayang-bayangnya dalam hidupku, tapi sungguh begitu sulit
ku rasa. Sakit ini semakin terasa, disaat dia tak mau menyapaku, bahkan menyebut nama ku
saja sudah tak pernah ia lakukan.
Beberapa bulan berselang, Rama kembali mendekatiku bukan sebagai sahabat.
aku menyadari bahwa selama ini aku hanya menyayangi dirimu, meski ku tlah lewati hari
dengan hati yang lain, tapi tak pernah ku rasakan sayang seperti dirimu Ucapannya tak
cukup mampu buatku luluh, dan aku katakan tak ingin menjalin hubungan yang seperti dulu.
kita lebih baik jadi seorang sahabat, kita tak mungkin bisa menjalaini hubungan seperti
dulu, aku sayang kamu sebagai sahabat ku
Tak pernah ku fikirkan akibat perkataanku itu, menyakitinya atau mengecewakannya,
aku tak tahu. Yang aku tahu, aku melakukan semua ini demi persahabatan ku dengan dia. Tak

pernah dia menyerah tuk meluluhkan hatiku, selalu ia memanjakan dan memberi perhatian
penuh terhadapku. Selalu ia berusaha tuk meyakinkanku, bahwa ia kan selau buatku bahagia.
aku sangat menyayangimu, beriku kesempatan satu kali lagi, tuk menghapus kesalahan ku
dimasa lalu, aku berjanji tak kan khianatimu, tak kan ku buatmu sakit, percayalah padaku
bahwa kasih dan sayangku buat kamu itu tulus
Kata-katanya itu, kian lama buat ku luluh terhadapnya. Hingga pada akhirnya ku
putuskan kembali tuk mencoba menjalin hubungan spesial dengan Rama.
ku coba mempercayaimu lagi, ku beri kau kesempatan dan ku percaya semua kata-katamu,
aku mohon jangan sakiti dan khianati diriku ini
Tanggal 17 januari 2012, kita menjalin hubungan kembali. Hari-hariku dipenuhi
dengan perhatian dan kasih sayangmu, pujian-pujian mu terhadapku jadi menu keseharianku.
Tapi, masih ada kebimbangan dalam hatiku, aku masih bertanya-tanya, sebenarnya apakah
aku sayang sama dia?? Tiap dia bilang sayang kepadaku, ku selalu bilang aku juga sayang
kamu , aku tak tahu salahkah ucapanku itu, yang aku tahu, aku akan membuatnya bahagia
jika aku mengatakan bahwa aku juga menyayanginya.
Sikapnya memang tak seperti dulu lagi, sudah lebih dewasa, tapi masih saja ada sikap
yang membuatku jengkel. Ingin selalu ku tegur tapi aku tak mau pertengkaran terjadi diantara
kita, aku Cuma ingin menjalin hubungan yang lebih lama dengannya. Walaupun ku coba
hindari pertengkaran, masih saja ada yang membuatku marah dan ngambek kepadanya, dia
selalu mencoba menenangkanku dan membuatku tersenyum lagi. Kian lama ku jalani hari
bersamanya,kian ku rasakan kebahagian, rasa sayang itu tumbuh dengan seiring berjalannya
waktu dan kebersamaan kita selama ini.
Ditengah kebahagiaan kita, ada masalah yang terjadi, hubunganku ini tanpa diiringi
restu kedua orang tuaku. Sakit saat ku dengar ucapan mereka, bahwa hubungan ku ini harus
segera berakhir. Ku coba bicara hal ini pada Rama, tapi aku nggak berani. Aku takut
menyakitinya, aku takut membuat dia terluka, aku nggak tega ngomong sama dia. Sekarang
ku di hampiri kebimbangan, apa yang harus aku lakukan, menuruti kata orang tua, apakah
memperhatakan hubungan ini. Sungguh, jadi kayak sinetron, hubungan nggak direstui garagara masalah yang sepele dan nggak jelas. Sumprit deh pusing mikirin masalah ini, mau
dibawa kemana hubungan ini.
Suatu hari, aku bertemu dengan dia di rumah temenku, sebut saja namanya Putra,
karena kebetulan banget pacarnya Putra adalah temen dekatku sendiri, panggil aja Isna. Jadi,
ceritanya double date gitu deh. Seru juga double date kayak gini, saat itu aku sama Rama
duduk berdua, dia nyuruh aku menutup kedua mataku, aku sempat nggak mau, tapi dia
maksa. Ya, okelah aku turutin. Dan tak lama kemudian aku rasakan ada sesuatu di leherku,
ku buka mataku dan ternyata dia telah memasangkan kalung di leherku. Dia tersenyum
padaku dan bilang aku sayang kamu. Ku balas senyum manisnya dan ku balas pula
ucapannya itu aku juga sayang kamu .
Tak lama kemudian aku berdiri, aku mengatakan sesuatu kepadanya,
bagaimana nanti seandainya kita tak lagi bersama ya? Dia terkejut dengan pertanyaanku
itu, serentak ia berdiri dan kembali bertaya kepadaku.
apa maksud kamu, apa yang kamu katakan? Aku diam sejenak dan menunduk
sambil ku pegangi kalung dari dia.
seandainya hubungan kita nanti berakhir bagaimana?
berakhir? Kenapa kamu berfikir seperi itu?
kamu tahukan, orang tuaku bagaimana, mereka tak merestui kita !

Rama terdiam, ia duduk kembali dan menunduk. Sungguh, sedih bangit hati ini
ngeliat dia kayak gitu. Dia kemudian mengajukan pertanyaan kepadaku.
apa kamu akan mengakhiri hubungan kita ini?
aku nggak tahu? jawabku dengan lemas
aku ikhlas, jika memang kamu akan memutuskan hubungan ini, tapi sungguh ku tak
kan sanggup kehilangan kamu
Rama menatapku, dengan mata yang berkaca-kaca. Oh, tuhan sungguh semakin tak
tega aku, rasanya tubuh ini makin lemas bahkan mau pingsan.
aku, aku nggak tahu, aku nggak tahu harus bagaimana
aku sangat menyayangimu, aku nggak bisa kehilangan kamu
aku juga sayang kamu
Dia berdiri dan memeluk erat tubuhku, ini untuk pertama kalinya aku dipeluk sama
pacar. Dan tak ku sangka air mata ini menetes begitu deras.
aku sungguh nggak mau kehilangan kamu , aku menyayangimu Berulang-ulang
kali Rama mengucapkan kata-kata itu.
aku juga sayang kamu, aku nggak mau putus dari kamu Setelah ku ucapkan
kalimat itu, air mata ini semakin tak mau berhenti.
aku nggak mau putus, nggak mau
jangan nangis ya, aku nggak mau liat kamu nangis kayak gini
tapi, aku nggak mau putus, aku sayang kamu
kita nggak akan putus, nggak akan pernah. Percaya lah padaku, pasti suatu hari
nanti, kita akan mendapatkan restu
apa kamu yakin?
aku yakin, sudah ya nggak usah nangis lagi, aku nggak tega ngliat kamu nangis
kayak gini
Rama mengusap air mataku dengan begitu lembut, kedua tangannya memegang
pipiku. aku menyayangimu, yakinlah bahwa hubungan kita akan baik-baik saja
Dipeluknya kembali tubuhku yang lemah ini, ku ucapkan berulang-ulang kali.
aku sayang kamu, aku nggak mau putus
Semakin kurasa nyaman dalam pelukannya, terasa sejenak beban ini hilang. Rasanya
aku tak ingin lepas dari pelukan hangatnya. Tapi waktu juga yang akhirnya melepaskan. Aku
sempat berfikir hari ini semuanya akan berakhir begitu saja, tapi ternyata salah , cerita ini
masih terus berjalan dan belum berakhir.
Sejak saat itu, cerita ini semakin indah, banyak moment-moment yang berkesan. Dia
selalu menemani tawaku, dia mengusap air mataku ketika ku menangis, dia selalu di
sampingku saat ku bersedih. Rasanya sayang ini semakin kuat.
Suatu hari saat meeting class, Isna tidur dirumahku, dan kami membuat rencana untuk
berangkat kesekolah esok hari, aku akan berangkat dengan Rama, dan dia akan berangkat
dengan Putra dan kami berencana berangkat agak siang dari pada biasanya.
Keesokan harinya, rasanya begitu semangat untuk memulai hari ini, setelah selesai sarapan
aku dan Isna berangkat, kami janjian bertemu Rama dan Putra di jembatan. Saat sampai di
jembatan baru Rama yang disana, Putra belum nongol ternyata. Rama mengajakku berangkat
lebih dulu karena ia takut telat, tapi Isna nggak mau ditinggal sendirian. Setelah beberapa
saat akhirnya Putra nongol juga, kamipun berangakat tapi kami tak melewati jalan yang
sama. Kami memang berbeda-beda sekaolah, Cuma aku dan Isna yang satu sekolah, aku dan
Isna nantinya akan bertemu di depan gerbang sekolah.
Sepanjang jalan, aku dan Rama bersenda gurau, jikalau bisa tiap hari kayak gini,
anganku melayang tinggi. Dia berkata padaku aku ingin tiap hari bisa berangkat ke sekolah
dengan kamu, menjemputmu di rumah dan disekolah, pengen banget

aku juga pengen kayak gitu, kayak anak-anak yang lain, bisa berangkat dan pulang
bareng,tapi apalah daya itu mustahil terjadi
Kami terdiam sejenak, seakan menghentikan angan yang sempat melayang. Saat
sampai di depan sekolahku, ku tengok kanan dan kiri mencari Isna, dan ternyata ia belum
datang.
cepat sana masuk, nanti telat
aku nunggu Isna
tunggu di dalam aja, cepat masuk
nggak lah, aku mau nunggu di sini aja
ya uda terserah kamu aja, aku ke sekolahku dulu ya, hati-hati kamu di sini
iya, kamu juga hati-hati ya
Aku duduk di depan gerbang sendirian, lalu ada temankku yang baru datang, dan aku
mengajaknya nungguin Isna, aku telfon tak diangkat olehnya, aku sms tapi tak di balas.
Sampai akhirnya gerbangpun ditutup, dan ada salah seorang temanku yang baru datang.
ngapain kalian berdua disini? tanyanya kepadaku dan temanku
nunggu Isna, dia belum datang
lhoh, gerbangnya kok ditutup katanya dengan kaget
ya uda, disini dulu nunggu Isna
Aku dan kedua temanku menunggu Isna, cukup lama kami menunggu dan akhirnya
dia datang juga. Dia datang dengan senyum yang lebar tanpa merasa bersalah karena tela
membuat kami menunggu. Saat kami akan masuk, pak satpam menghalangi kami, beliau tak
mau membukakan pintu gerbang. Beliau menyuruh kami menunggu anak-anak yang lain,
mungkin ada yang telat lagi. Dan ternyata benar, ada lebih banyak lagi yang telat. Setelah itu,
kami harus berbaris dengan rapi, dan kamipun dimarahin oleh pak satpam, bahkan kami di
video dan wajah kami di potret sama ketua osis. Wow, kayak teroris aja fikirku, setelah
kenyang dengan omelannya pak satpam dan ketua osis, kami harus berlari keliling lapangan,
padahal lagi ada pertandingan futsal. Sumpah, malu banget deh, diketawain dan dilihat sama
anak satu sekolahan, rasanya pengen ku tutup mukaku pakai kantung kresek.
Tapi, aku akuin deh nggak nyesel hari ini telat dan nggak apa-apalah harus dapat omelan
yang penting bisa bareng sama mas pacar. Heheehehe
Habis itu, aku dan Isna malah ketawa-ketawa sendiri, habis gokil banget deh kejadian
ini, mungkin akan selalu teringat dan nggak terlupakan. Saat pulang sekolah Putra sudah
sampai terlebih dulu menjemput Isna, dan kami menunggu Rama, sampai akhirnya Rama
datang menjemputku. Kami pulang bareng lagi dan kali ini kami pulang melewati jalan yang
sama. Rasanya hari ini nggak mau cepat-cepat berlalu, kapan lagi coba bisa kayak gini. Ada
yang lucu sih dari hubungan aku dan Rama, lalu Isna dan Putra. Jika salah satu dari kami ada
yang bertengkar pasti yang satunya juga bertengkar. Dan kalau lagi seneng dan bahagiabahagianya, pasti yang satu juga lagi bahagia. Kalau lagi berantem sama pacar,malah aku
dan Isna yang cuek-cuekan, diem-dieman,. Tapi kalau lagi baikan dan nggak ada masalah
sama pacar, kita pasti ngobrol terus, becanda terus. Kalau di fikir-fikir emang lucu sih, sedih
bareng seneng bareng.
Keanehan mulai aku rasakan saat bulan puasa, aku merasa sikap Rama berubah, aku
merasa dia uda nggak perhatian lagi sama aku. Tapi, aku coba untuk hilangkan perasaan ini.
Sebenarnya memang bulan puasa ini menyenangkan, aku dan Rama tak jarang sholat terawih
bareng dan sholat shubuh di mushola bareng.
Suatu malam selepas sholat tarawih, Rama mendatangi aku di rumah, kebetulan saat
itu kedua orang tuaku masih dimushola. Aku kurang mengerti tujuan dia rumahku itu apa,
lalu Rama berkata padaku aku sungguh menyayangimu . Aku tersenyum mendengar
ucapannya itu, belum sempat aku balas ucapannya itu, tiba-tiba ia memegang tanganku dan
memasangkan sebuah cincin di jari manisku.

aku sungguh sayang kamu, jangan tinggalkan aku, dan ku mohon jaga cincin ini
baik-baik ucap Rama dengan tatapan mata yang sendu
aku juga sayang kamu, kan ku jaga cincin ini seperti ku menjaga cinta ini
Ia memeluk tubuhku, sungguh ku rasa begitu nyaman dan ku merasa bahwa ia benarbenar menyayangi aku. Selepas itu, ia segera pulang. Ku pandangi cincin itu, dan aku
berfikir, apakah tak kan ada nantinya yang memisahkan aku dan dia?? Yah, semoga saja. Aku
hanya menginginkan yang terbaik buat hubunganku dengan Rama ini.
Beberapa hari setelah itu dan pada saat makan sahur, tak ku sangka kalung yag
diberikan oleh Rama putus, dan ku merasa perasaan ku tak menentu, ada kekhawatiran, ada
ketakutan, ku bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi?? Lalu, ku coba mengatakan
kepada Rama bahwa kalung pemberiannya itu putus.
kenapa, kalung itu bisa putus? tanya Rama
aku tak tau, tiba-tiba putus begitu saja
kamu sih nggak jaga baik-baik
aku sudah jaga baik-baik kok
ya sudahlah, besok-besok aku belikan lagi
Untung saja Rama tak marah padaku, tapi jika diingat-ingat barang-barangku dari
Rama tak pernah ada yang tetap utuh atau bagus sampai sekarang ini. Mulai dari boneka
yang ia berikan saat rekreasi waktu SMP dulu uda ada bagian yang sobek, gelang juga putus,
lalu bingkai fotonya pecah , dan kalungpun putus. Aneh memang dan sempat terfikir
dibenakku, apakah ini pertanda bahwa hubunganku dengan dia tak kan bertahan lama dan
kami ditakdirkan tidak untuk bersama. Tapi, selalu ku coba singkirkan jauh-jauh fikiran
buruk itu.
Malam itu, semakin ku rasakan ada yang aneh dari dia, lalu ku beranikan diri untuk
menegurnya, aku merasakan ada yang aneh dengan kamu akhir-akhir ini
aneh bagaimana?
aku merasa perhatianmu berkurang, tak seperti dulu
perhatianku terhadapmu tak pernah berkurang, mungkin hanya perasaanmu saja
ini bukan sekedar perasaan semata, kamu benar-benar berubah, tak seperti dulu
mungkin karenaku terlalu banyak tugas
Dan akhirnya semua perkataanku itu menimbulkan pertengkaran di antara kami, aku
marah padanya, dan mungkin ia juga marah padaku.
Keesokan harinya, aku tak memberi kabar padanya dan aku sangat berharap ia
mengirimi aku pesan atau menelfonku seperti biasa. Tapi, dari pagi hingga malam tak
satupun pesan ku terima darinya, semakin jengkel ku rasa, dan kemarahanku semakin besar
padanya.
Hari berikutnya, tetap ku coba tuk tak menghubungi dia, aku ingin tau apakah dia
akan menghubungi aku. Tapi, hingga siang hari, tak juga ia menghubungi aku, aku rasanya
sudah tak tahan menahan emosiku. Lalu ku kirimi dia pesan kok dari kemarin nggak ada
kabar, lupa ya kalau punya pacar, atau uda nganggep kalau uda nggak punya pacar ?
ngomong apaan sih, siapa yang lupa kalau uda punya pucar dan siapa juga yang
uda nganggep kalau nggak punya pacar
lha trus apa dong namanya, kalau dari kemarin seharian nggak hubungin aku dan
sekarang ini aku kalau nggak ngirim pesan, pasti kamu juga nggak akan ngirimi aku pesan
kan??
aku Cuma sakit hati aja, karena kamu menganggap kalau aku uda nggak perhatian
sama kamu
emang kenyataannya kayak gitu kok
Dan pertengkaran kami malam itu pun berlanjut, dan karena aku sudah jengkel aku
tak membalas pesan darinya. Lalu, entah kenapa rasanya saat itu aku ingin sekali membuka

jejaring sosial (fb). Saat itu ku terima pesan, dan anehnya yang ngirim aku pesan adalah
Rama, tpi, yang lebih anehnya di pesan itu ia bertanya ini pacarnya Rama?
iya
maaf, aku bukan Rama, kamu masih pacaran sama dia?
iya, aku masih pacaran sama dia, ini siapa?
beneran kamu masih pacaran sama dia?
beneran lah, kamu siapa sih sebenarnya kok pake fbnya Rama?
tapi dia bilang ke aku kalau kalian uda putus !!
uda, uda, hubungin aku di nomer ini ************
Lalu aku kasih nomer hp aku ke dia, dan kemudian ada pesan dari anak itu. kak,
beneran ya kamu masih pacaran sama Rama?
beneran lah, walaupun sekarang aku lagi berantem sama dia, kami nggak putus kok
dan nggak ada kata-kata putus tuh !!
tapi, dia bilang ke aku kalau kalian uda putus !!
kapan dia bilang kayak gitu, dan kamu itu siapa?
beberapa hari yang lalu, aku adik kelasnya kak!!
nama kamu siapa, dan kenapa sebenarnya kamu nanya kayak gitu sama aku?
aku Febri, aku Cuma mau pastiin aja yang sebenarnya itu bagaimana
sumpah ya, aku nggak ngerti maksud kamu itu apa
Rama uda bilang cinta ke aku, dan dia nembak aku kak!!
Membaca pesan itu rasanya aku ingin marah, nangis, perasaan ku nggak karu-karuan,
tapi aku masih mencoba untuk tetap tenang.
apa,? nggak mungkin
beneran kak, maafin aku kalau memang aku merusak hubunganmu dengan Rama
kalian uda pacaran?
aku bingung, dia tetap mau jadi pacar aku, aku uda coba nolak dan dia tetap ngotot mau
jadi pacar aku kak !!
aku tanya, kalian uda pacaran apa belum? Nggak usah muter-muter kalau jawab !!
uda kak, tapi baru beberapa hari saja kok, kalau gitu aku akan mutusin dia kak !!
Beberapa saat kemudian
dia nggak mau putus dari aku kak
oh, gitu ya..!!
maafkan aku kak, aku nggak punya maksud ngrusak hubungan kalian !!
Dan febri mengirimkan sebuah pesan dari Rama ke aku yang isinya disitu Rama nggak mau
putus dari Febri.
Lalu, aku mengirim pesan ke Rama, aku coba tetap tenangkan diri aku.
oh ya,aku lupa nanya sama kamu. Kita putus kan?
terserah
oke, kita resmi putus, akhirnya aku bisa bebas juga
ini kan yang kamu mau, putus dari aku dan kamu bisa dengan cowo lain?
kalau iya, emang kenapa, masalah buat kamu? Kamu aja bisa dengan cewe lain sebelum
kita putus, masa aku nggak bisa dengan cowo lain, padahal kita uda resmi putus !!
terserah apa kata kamu aja
iya,
satu
pesenku
buat
kamu,
urusin
tuh
selingkuhan
kamu

Dalam pesan itu, aku berlaga tenang dan santai menghadapi masalah ini, tapi sebenarnya
hatiku ini hancur banget dengan semua kejadian ini, sakit banget rasanya, pengen nangis,
pengen teriiak, pengen marah, tapi rasanya aku nggak tau bagaimana ngungkapin semua

perasaan yang ada di hatiku ini. Tanggal 13 agustus 2012, aku dan Rama resmi putus dan
hubungan sudah benar-benar berakhir, gara-gara perselingkuhannya dengan Febri, 7 bulan
kurang 4 hari hubungan ini berjalan dengan sia-sia, sad ending.
Lalu, aku megirim pesan lagi kepada Febri.
aku uda putus sama Rama
kok putus, maafin aku gara-gara aku kalian putus,
uda lah, nggak apa-apa
kalian nggak usah putus ya, biar aku saja yang putus sama Rama, kalian uda saling
mengenal lebih dulu,
aku uda terlanjur putus sama Rama, dan mungkin emang uda takdirnya aku putus sama dia
!!
maafkan aku ya !!
ya, moga kalian langgeng!!
amin kak, makasih doanya, dan sekali lagi maafin aku
Sumpah, aku nggak nyangka banget tuh anak bakalan bilang amin saat aku bilang
semoga kalian langgeng, muna banget tuh anak, awalnya bilang mau putus sama Rama, tpi
akhirnya malah bilang amin. Rasanya pengen aku mencaci maki mereka semua, pengen aku
pukulin sampe babak belur.
Sempat aku mengajak Febri bertemu dan ngomongin masalah ini baik-baik, tapi ia
menghindar dan menolak, aku kurang tau alasan dia yang sebenarnya menghindar dari aku
itu apa, dia Cuma bilang kalau dia lagi sibuk, tapi menurutku ia takut bertemu denganku,
mungkin ia takut aku bakalan marahin dia, padahal ngga ada maksud ku buat marah atau
maki-maki tuh anak, aku kan Cuma pengen tau lebih jelas dan ngomong secara tatap muka
langsung kan lebih enak dari pada Cuma lewat handphone.
Keesokan harinya aku mengirim pesan ke Febri.
tolong jaga Rama, seperti aku menjaganya. Tolong sayangi dan cintai dia, seperti aku
menyayangi dan mencintai dia, aku titip dia ke kamu, aku percayakan dia untuk kamu.
Jangan buat dia terluka. Semoga kalian bahagia selalu
Penuh dengan linangan air mata saat ku tulis dan ku kirim pesan tersebut, ada perasaan
tak rela untuk melepas begitu saja semua yang telah terjadi selama ini. Tapi apalah daya, ini
semua sebuah kenyataan yang harus aku hadapi, air mata ini semakin deras mengalir saat ku
kumpulkan semua barang pemberianmnya. Firasatku ternyata benar, bahwa hubungan ini
kan berakhir, dengan semua pertanda yang ada selama ini.
Ya Allah, sakit banget yang aku rasakan sekarang ini, sakit hati ini kembali lagi
berpijak dalam diriku, dia yang telah ku percaya, dia yang telah beriku senyum, dia yang
telah beriku mimpi, dia yang temani tawaku, dia yang hilangkan dukaku. Tapi, kini ia telah
pergi tinggalkan aku untuk cinta yang baru, cinta yang baru saja ia kenal. Kenapa harus
terjadi lagi, apa salahku, apa kurangku hingga dia sakiti aku seperti ini. Ya Allah, tak
sanggup rasanya aku mengingat semua kenangan antara aku dan dia, itu terlalu menyakitkan.
Ya Allah, jauhkan aku dari rasa benci, jauhkan aku dari dendam, berikan hambamu ini
keikhlasan dan ketabahan dalam menerima serta menghadapi semua ini. Ku serahkan semua
ini padamu ya allah, ku tahu ini semua rencanamu, ku tahu ini semua kehendakmu, engkau
yang telah menyatukan kami, dan engkau pula yang pisahkan kami ya allah
Sebait curahan hatiku itu ku panjatkan kepada Allah dengan semua sakit yang ku rasakan,
dengan semua air mata yang mengalir. Tapi aku coba tersenyum, aku masih mencoba untuk
tegar, karena ku percaya dan aku pasti bisa hadapi semua ini.

Beberapa saat kemudian, ku dengar handphone ku berdering, dan ku lihat ada satu
pesan. Saat ku buka ternyata itu pesan dari Rama.
andaikan aku bisa memutar waktu kembali, pasti akan ku lakukan. Tapi itu sungguh
mustahil, tak mungkin aku bisa memutar kembali waktu meski hanya satu detik saja. Karena
kesalahanku itu, kau pergi tinggalkan aku. Kini kita tlah berjalan sendiri-sendiri, semoga kita
bisa menjalani semua ini dengan baik.
Sedikit senyum yang hanya bisa kuberikan setelah membaca pesan itu, aku mencoba
tabah dan tetap tegar, aku tersenyum untuk menahan sakit yang ku rasakan.
Hari-hari ku kini memang sepi setelah ia tak ada lagi dalam kehidupanku ini, aku coba
move on, move on dan move on. Ku coba cari kesenanganku tanpa dia, ku coba cari tawaku
saat tak ada dia. Kini entah apa yang akan terjadi selanjutnya dengan perjalanan cinta ini,
apakah suatu saat aku bisa benar-benar memaafkan dia dan menghilangkan sakit ini karena
dia. Dan mungkin kelak ku bisa temukan yang lebih dari dia, tak aku mengerti, karena semua
itu menjadi rahasia Tuhan dan ku coba siap menerima semua yang telah di gariskan olehnya,
karena jodoh, rezeki dan matiku hanya Allah yang tahu.

Anda mungkin juga menyukai