Anda di halaman 1dari 2

LIBURAN

Pembagian rapot sudah dilaksanakan kemarin pada saat saya masih duduk di bangku
sekolah. Aku dinyatakan naik ke kelas XII dengan nilai yang cukup baik. Meskipun aku tidak
masuk rangking, aku tetap senang karena bagiku yang penting adalah aku naik kelas dan
tidak diremedial. Akhirnya aku pun bisa menikmati liburan panjang yang menyenangkan.

Sudah terbayang olehku bahwa Ayah dan Ibu akan mengajakku berlibur ke tempat
wisata yang menyenangkan seperti biasanya. Bahkan, aku sudah menyiapkan baju dan
perlengkapan lainnya sejak jauh-jauh hari. “Kali ini aku akan berlibur kemana ya?” Tanyaku
dalam hati. “Ah, kemanapun itu, yang penting liburanku menyenangkan!”

Aku pun lalu menemui Ibu dan Ayahku yang kebetulan sedang di meja makan. Lantas
aku pun bertanya, “Ayah, Ibu, liburan kali ini kita akan kemana?” Terlihat Ayah dan Ibu
saling pandang, dan kemudian Ayah pun berkata, “Nak, kali ini kamu liburan sama Ibu di
rumah, ya. Soalnya, Ayah kali ini sedang ada tugas di luar kota. Nanti kalau ada waktu libur
lagi, Ayah janji kita akan berlibur lagi seperti biasa.” Aku kecewa mendengar pernyataan itu.
Namun, aku hanya bisa menerima keputusan dari Ayahku.

Hari-hari liburku pun hanya bisa kulewati di rumah saja. Sebetulnya, aku ingin
sesekali pergi ke luar rumah, entah itu sendirian ataupun bersama teman. Namun sayangnya,
Ibuku melarang dan aku pun malah disuruhnya membantu setiap pekerjaan rumah. Kalaupun
aku ke luar rumah, biasanya hanya ke pasar saja, itu pun juga ditemani oleh Ibu.

Ibuku berkata bahwa aku tidak boleh keluar rumah karena Ibu ingin mengajariku cara
mengurus rumah, memasak, mencuci, dan menyetrika baju selama liburan sekolah. Ibu
mengajariku hal-hal tersebut agar aku bisa mandiri jika suatu saat nanti aku kuliah atau
bekerja di perantauan.

Selain mengajarkan hal-hal tersebut, Ibu juga ingin supaya aku fokus belajar di rumah
guna menyambut ujian nasional dan sejumlah ujan lain yang akan aku hadapi nanti. Jujur
saja, aku sebetulnya ingin menolak apa yang Ibu lakukan kepadaku. Namun, apa boleh buat,
aku hanya bisa menerima dan mengikuti saja apa yang Ibu perintahkan kepadaku.

Pada suatu sore, Ibu tiba-tiba mengetuk pintu kamarku. Aku pun membuka pintu dan
berujar, “Ada apa, Bu?”

“Kamu sekarang mandi. Ibu tunggu di luar.”

1
“Loh, kita memang mau kemana, Bu?”

“Ibu mau ajak kamu ke taman kota. Ya, hitung-hitung liburan lah, masa mau di rumah terus?”

“Hah, yang betul? Baiklah kalau begitu, aku mandi dulu ya, Bu.”

Setelah mandi, aku dan Ibu pun kemudian bergegas ke taman kota. Meskipun hanya
berjalan-jalan di sekitar taman kota, namun entah mengapa aku merasa sangat senang. Entah
mungkin karena beberapa hari kemarin terlalu lama di rumah, atau mungkin karena ini
pertama kalinya aku berjalan-jalan di taman ini sekian lama. Ah, apapun itu, yang jelas aku
akan menikmati suasana menyenangkan ini

Unsur Instrinsik

Tema: liburan
Tokoh dan penokohan:
● Aku: pendiam, berbakti pada orangtua.
● Ibu: tegaa, sabar, telaten, peduli
● Ayah: sabar, penyayang, pekerja keras
Alur: maju
Latar:
● Latar tempat: rumah, ruang makan, taman kota, kamar
● Latar waktu: pagi hari, sore hari
● Latar suasana: sepi,
Gaya bahasa: lugas
Sudut pandang: orang pertama
Amanat: melatih anak untuk tidak selalu berlibur saat musim liburan. Melatih anak untuk
belajar mandiri adalah pemanfaatan liburan yang sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai