Anda di halaman 1dari 4

ADAB BERTAMU DAN MENERIMA TAMUDALAM ISLAM

Menurut kamus bahasa Indonesia, bertamu diartikan ; datang berkunjung kerumah


seorang teman atupun kerabat untuk suatu tujuan ataupun maksud.
Secara istilah bertamu merupakan kegiatan mengunjungi rumah ahabat, kerabat atau
orang lain, dalam rangka menciptakan kebersamaan dan kemalahatan bersama.

Adab-adab dalam bertamu


1. Beritikad Yang Baik
Di dalam bertamu hendaknya yang paling penting untuk diperhatikan adalah
memilki itikad dan niat yang baik. Bermula dari itikad dan niat yang baik ini akan
mendorong kunjungan yang dilakukan itu senantiasa terwarnai dengan rasa kesejukan
dan kelembutan kepada pihak yang dikunjungi.
Bahkan bila ia bertamu kepada saudaranya karena semata-mata rasa cinta
karena Allah dan bukan untuk tujuan yang lainnya, niscaya Allah akan mencintainya
sebagaimana ia mencintai saudaranya. Sebagaimana Rasulullah :
: :

: . :
: .

Ada seseorang yang berkunjung kepada saudaranya di dalam suatu kampung,
maka Allah mengirim malaikat untuk mengawasi arah perjalanannya. Ia (malaikat)
bertanya kepadanya: Mau kemana anda pergi? Ia menjawab: Kepada saudaraku
yang ada di kampung ini. Malaikat berkata: Apakah dia memiliki nikmat (rizki) yang
akan diberikan kepada engkau. Dia menjawab: Tidak, semata-mata saya
mencintainya karena Allah. Malaikat berkata: Sesungguhnya saya diutus oleh Allah
kepadamu. Sesungguhnya Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai
saudaramu. (Shahih Al Adabul Mufrad no. 350, Ash Shahihah no. 1044)

2. Tidak Memberatkan Bagi Tuan Rumah


Hendaknya bagi seorang tamu berusaha untuk tidak berlama-lama sehingga
dapat membuat repot atau menyusahkan tuan rumah, sebagaimana yang disabdakan
oleh Rasulullah :
: .

:

Tidak halal bagi seorang muslim untuk tinggal di tempat saudaranya yang
kemudian saudaranya itu terjatuh ke dalam perbuatan dosa. Para shahabat bertanya:
Bagaimana bisa dia menyebabkan saudaranya terjatuh ke dalam perbuatan dosa?
Beliau menjawab: Dia tinggal di tempat saudaranya, padahal saudaranya tersebut
tidak memiliki sesuatu yang bisa disuguhkan kepadanya. (HR. Muslim)
Al Imam An Nawawi berkata: Karena keberadaan si tamu yang lebih dari
tiga hari itu bisa mengakibatkan tuan rumah terjatuh dalam perbuatan ghibah, atau
berniat untuk menyakitinya atau berburuk prasangka (kecuali bila mendapat izin dari
tuan rumah). (Lihat Syarh Shahih Muslim 12/28)

3. Memilih Waktu Berkunjung


Hendaknya bagi orang yang ingin bertamu juga memperhatikan dengan
cermat waktu yang tepat untuk bertamu. Karena waktu yang kurang tepat terkadang
bisa menimbulkan perasaan yang kurang baik dari tuan rumah bahkan tetangganya.
Dikatakan oleh shahabat Anas :





Rasulullah tidak pernah mengetuk pintu pada keluarganya pada waktu
malam.
Beliau biasanya datang kepada mereka pada waktu pagi atau sore.
(Muttafaqun Alaihi)
Demikianlah akhlak Nabi , beliau memilih waktu yang tepat untuk
mengunjungi keluarganya, lalu bagaimana lagi jika beliau hendak
bertamu/mengunjungi orang lain (shahabatnya)? Tentunya kita semua diperintahkan
untuk meneladani beliau .
4. Meminta Izin Kepada Tuan Rumah
Hal ini merupakan pengamalan dari perintah Allah di dalam firman-Nya
(artinya): Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang
bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.
Yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu selalu ingat. (An Nur: 27)
Di dalam ayat tersebut, Allah memberikan bimbingan kepada kaum mukminin
untuk tidak memasuki rumah orang lain tanpa seizin penghuninya. Di antara hikmah
yang terkandung di dalamnya adalah:
Untuk menjaga pandangan mata. Rasulullah bersabda:




Meminta izin itu dijadikan suatu kewajiban karena untuk menjaga
pandangan mata. (Muttafaqun Alaihi)

5. Mengenalkan Identitas Diri


Ummu Hani, salah seorang shahabiyah Rasulullah mengatakan:Aku
mendatangi Nabi ketika beliau sedang mandi dan Fathimah menutupi beliau. Beliau
bersabda: Siapa ini? Aku katakan: Saya Ummu Hani. (Muttafaqun Alaihi)
Demikianlah bimbingan Nabi yang langsung dipraktekkan oleh para
shahabatnya, bahkan beliau pernah marah kepada salah seorang shahabatnya ketika
kurang memperhatikan adab dan tata cara yang telah beliau bimbingkan ini.
Sebagaimana dikatakan oleh Jabir :Aku mendatangi Nabi , kemudian aku mengetuk
pintunya, beliau bersabda: Siapa ini? Aku menjawab: Saya. Maka beliau pun
bersabda: Saya, saya..!!. Seolah-olah beliau tidak menyukainya. (Muttafaqun
Alaihi)

6. Menyebutkan Keperluannya
Di antara adab seorang tamu adalah menyebutkan urusan atau keperluan dia
kepada tuan rumah. Supaya tuan rumah lebih perhatian dan menyiapkan diri ke arah
tujuan kujungan tersebut, serta dapat mempertimbangkan dengan waktu/
keperluannya sendiri. Hal ini sebagaimana Allah mengisahkan para malaikat yang
bertamu kepada Ibrahim u di dalam Al Quran (artinya): Ibrahim bertanya: Apakah
urusanmu wahai para utusan? Mereka menjawab: Sesungguhnya kami diutus
kepada kaum yang berdosa. (Adz Dzariyat: 32)
7. Segera Kembali Setelah selesai Urusannya
Termasuk pula adab dalam bertamu adalah segera kembali bila keperluannya
telah selesai, supaya tidak mengganggu tua rumah. Sebagaimana penerapan dari
kandungan firman Allah : tetapi jika kalian diundang maka masuklah, dan bila
telah selesai makan kembalilah tanpa memperbanyak percakapan, (Al Ahzab: 53)

8. Mendoakan Tuan Rumah


Hendaknya seorang tamu mendoakan atas jamuan yang diberikan oleh tuan
rumah, lebih baik lagi berdoa sesuai dengan doa yang telah dituntunkan Nabi , yaitu:



Ya Allah, berikanlah barakah untuk mereka pada apa yang telah Engkau
berikan rizki kepada mereka, ampunilah mereka, dan rahmatilah mereka. (HR.
Muslim)

Adab Menerima Tamu


Memuliakan tamu dilakukan antara lain
1. Menyambut kedatangannya dengan muka menis dan tutur kata yang lemah lembut
2. Mempersilahkan duduk ditempat yang baik. Kalau perlu, disediakan ruangan khusus
untuk menerima tamu yang selau dijaga kerapian dan kelestariannya.
3. Kalau tamu datang dari tempat yang jauh dan ingin menginap, tuan rumah wajib
menerima dan menjamunya mekimal tiga hari tiga malam. Lebih dari tiga hari
terserah kepada tuan rumah untuk tetap menjamunyaatau tidak.

Anda mungkin juga menyukai