Tidak halal bagi seorang muslim untuk tinggal di tempat saudaranya yang
kemudian saudaranya itu terjatuh ke dalam perbuatan dosa. Para shahabat bertanya:
Bagaimana bisa dia menyebabkan saudaranya terjatuh ke dalam perbuatan dosa?
Beliau menjawab: Dia tinggal di tempat saudaranya, padahal saudaranya tersebut
tidak memiliki sesuatu yang bisa disuguhkan kepadanya. (HR. Muslim)
Al Imam An Nawawi berkata: Karena keberadaan si tamu yang lebih dari
tiga hari itu bisa mengakibatkan tuan rumah terjatuh dalam perbuatan ghibah, atau
berniat untuk menyakitinya atau berburuk prasangka (kecuali bila mendapat izin dari
tuan rumah). (Lihat Syarh Shahih Muslim 12/28)
Meminta izin itu dijadikan suatu kewajiban karena untuk menjaga
pandangan mata. (Muttafaqun Alaihi)
6. Menyebutkan Keperluannya
Di antara adab seorang tamu adalah menyebutkan urusan atau keperluan dia
kepada tuan rumah. Supaya tuan rumah lebih perhatian dan menyiapkan diri ke arah
tujuan kujungan tersebut, serta dapat mempertimbangkan dengan waktu/
keperluannya sendiri. Hal ini sebagaimana Allah mengisahkan para malaikat yang
bertamu kepada Ibrahim u di dalam Al Quran (artinya): Ibrahim bertanya: Apakah
urusanmu wahai para utusan? Mereka menjawab: Sesungguhnya kami diutus
kepada kaum yang berdosa. (Adz Dzariyat: 32)
7. Segera Kembali Setelah selesai Urusannya
Termasuk pula adab dalam bertamu adalah segera kembali bila keperluannya
telah selesai, supaya tidak mengganggu tua rumah. Sebagaimana penerapan dari
kandungan firman Allah : tetapi jika kalian diundang maka masuklah, dan bila
telah selesai makan kembalilah tanpa memperbanyak percakapan, (Al Ahzab: 53)
Ya Allah, berikanlah barakah untuk mereka pada apa yang telah Engkau
berikan rizki kepada mereka, ampunilah mereka, dan rahmatilah mereka. (HR.
Muslim)