Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kesantunan merupakan kehalusan dan baik. Kita juga menerapkan kesantunan dalam
kehidupan kita sehari-hari. Misalnya kesantunan dalam berbahasa. Adapun terdapat dua
konsep kesantunan berkaitan dengan aspek bahasa, yaitu kesantunan tampak pada pilihan
kata, nada, intonasi, dan struktur kalimatnya. Aspek yang kedua terdapat pada tingkah laku,
yaitu kesantunan dapat dilihat pada ekspresi, sikap, dan gerak-gerik tubuh lainnya. Dapat
disimpulkan bahwa terdapat dua konsep kesantunan, yaitu berbahasa dan berperilaku.
Secara luas, kesantunan juga dapat diartikan sebagai upaya untuk mewujudkan,
mempertahankan, serta menyelamatkan harga diri dan kehormatan mitra bicara selama
berlangsungnya suatu percakapan dalam suatu masyarakat. Di dalam kesantunan ada
pengorbanan untuk mau menghargai dan menghormati mitra bicara. Kalau tidak mau untuk
menghormati dan menghargai mitra bicara, maka kesantunan tidak akan berjalan dengan
bagaimana seharusnya.
Kesantunan memiliki unsur yaitu etika atau kaidah berbahasa, norma sosial, dan
sistem budaya. Kesantunan juga dipengaruhi oleh tata cara, adat, atau kebiasaan yang berlaku
dalam masyarakat itu sendiri. Selain itu, kesantunan juga dipengaruhi oleh konteks yang
berkaitan dengan tempat, suasana, waktu yang melatarbelakangi terjadinya komunikasi, peran
berkaitan dengan usia, kedudukan, atau status sosial dari penutur dan mitra tutur selama
berlangsungnya proses komunikasi.
Dalam kesantunan berbahasa terdapat beberapa maksim yaitu : maksim
kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan,
maksim kemufakatan, maksim simpati.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Maksim Kesederhanaan dan Kemurahan ?
2. Bagaimana bentuk nyata Maksim Kesederhanaan dan Kemurahan ?
3. Apa pentingnya belajar Maksim Kesederhanaan dan Kemurahan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memahami arti dan konsep dasar Maksim Kesederhanaan dan Kemurahan.
2. Mengetahui bentuk-bentuk Maksim Kesederhanaan dan Kemurahan
3. Mengetahui pentingnya belajar Maksim Kesederhanaan dan Kemurahan

1
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Maksim
Maksim merupakan kaidah kebahasaan di dalam interaksi lingual kaidah-
kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-
interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya. Selain itu maksim juga
disebut sebagai bentuk pragmatik berdasarkan prinsip kerja sama dan prinsip
kesopanan.
2.2 Pengertian Maksim Kesederhanaan
Rahardi (2005: 63) mengatakan bahwa di dalam maksim kesederhanaan atau
maksim kerendahan hati, peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati dengan
cara mengurangi pujian terhadap dirinya sendiri. Dalam masyarakat bahasa dan
budaya indonesia kesederhanaan dan rendah hati banyak digunakan sebagai parameter
penilaian kesantunan seseorang. Wijana (1996: 58) mengatakan maksim kerendahan
hati ini diungkapkan dengan kalimat ekspresif dan asertif. Kalimat ekspresif adalah
kalimat yang memiliki kata kerja menyatakan makna batin (ekspresif). Kalimat asertif
adalah kalimat yang dikomunikasikan kepada orang lain sesuai dengan apa yang kita
inginkan, rasakan, dan pikirkan dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta
perasaan pihak lain. Bila maksim atau kemurahan penghargaan berpusat pada orang
lain, maksim kerendahan hati berpusat pada diri sendiri. Maksim ini menuntut setiap
peserta pertuturan untuk memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri, dan
meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Contoh :
Sekretaris A : “ Dik nanti rapatnya dibuka dengan doa dulu, ya !”
Sekretaris B : “ Ya, Mbak. Tapi saya jelek, lho.”
Ketua : “War tolong nanti kamu gantikan saya untuk memimpin rapat, ya !”
Wakil : “Baik Pak, akan tetapi saya kurang bijaksana dalam mengambil
keputusan.”
Informasi indeksial :
Dituturkan oleh seorang sekretaris kepada sekretaris lain yang masih junior
pada saat mereka bersama-sama bekerja diruang kerja mereka (Rahardi,2005:64).
Dari tuturan sekretaris B di atas, dapat terlihat bahwa ia bersikap rendah hati
dan mengurangi pujian untuk dirinya sendiri. Dengan demikian, tuturan tersebut
terasa santun.

2
2.3 Maksim kemurahan
Maksim kemurahan atau maksim kemurah hati, para peserta diharapkan dapat
menghotmati orang lain. Penghormatan kepada orang lain akan terjadi apabila orang
dapat mengurangi keuntungan bagi dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan
bagi pihak lain. Pelaksnaan maksin kemurahan terlihat dari contoh berikut ini.
Anak kos A : “ mari saya cucikan baju kotormu. Pakaian ku tidak banyak kok
yang harus di cuci, sekalian saja.”
Anak kos B : “Tidak usah mbak nanti saya cuci baju siang hari.”
Dari tuturan itu, dapat terlihat jelas bahwa anak kos A berusaha
memaksimalkan keuntungan pihak lain dengan cara menambahkan beban bagi dirinya
sendiri. Dengan cara menawarkan bantuan mencuci baju kotor ke anak kos B.

3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesantunan dapat diartikan sebagai upaya untuk mewujudkan,
mempertahankan, serta menyelamatkan harga diri dan kehormatan mitra bicara
selama berlangsungnya suatu percakapan dalam suatu masyarakat. Di dalam
kesantunan ada pengorbanan untuk mau menghargai dan menghormati mitra bicara.
Kalau tidak mau untuk menghormati dan menghargai mitra bicara, maka kesantunan
tidak akan berjalan dengan bagaimana seharusnya.
Dalam kesantunan berbahasa ada beberapa maksim, salah satunya adalah
maksim kesederhanaan. Dalam maksim kesederhanaan atau maksim kerendahan hati,
peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati.

4
Daftar Pustaka

https://www.scribd.com/document/353575954/Makalah-Maksim-
Kesederhanaan
diakses tanggal 01 Oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai