Anda di halaman 1dari 25

KISAH SEORANG ANAK YANG BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

Pada suatu hari saat aku sedang bertugas di sebuah klinik didalam rumah sakit

ditempat kota ku tinggal, datanglah pasien yang merupakan seorang wanita yang sudah

lanjut usia bersama anak lelakinya yang berumur sekitar 30 tahun itu kedalam klinik

tempatku bertugas. Saat saya memperhatikan pasien beserta anak lelakinya tersebut, saya

melihat bahwa si anak lelakinya ini memberikan perhatian yang ekstra kepada ibunya ini. Ia

memegang tangan ibunya, kemudian ia merapihkan pakaian ibunya dan memberikan ibunya

makan serta minum.

Setelah saya berbincang bersama anaknya mengenai masalah kesehatan ibunya dan

saya pun meminta ibunya untuk diperiksa. Setelah di periksa, aku bertanya kepada anak

lelakinya mengenaik kondisi akal si ibu yang menurutku agak terlihat dan terasa janggal.

Setelah saya bertanya, anak lelakinya itu pun menjawab, “Dia adalah ibuku, dok. Ibuku

memiliki penyakit keterbelakangan mental sejak aku dilahirkan.” Ketika mendengar hal

tersebut, rasa ingin tahuku pun semakin bertambah. Akupun kembali menanyakan beberapa

hal kepada anak lelakinya itu, “Lalu, siapa yang merawatnya selama ini?” Dan anaknya itu

langsung menjawab, “Aku yang merawatnya dokter.”

Mendengar hal tersebut aku merasa takjub dan juga terkejut, melihat seorang anak

yang sangat berbakti kepada orangtua. Aku pun kembali mengajukan pertanyaan kepada

anak itu, “Dan selama ini, siapakah yang memandikan dan mencuci pakaian ibumu?” Kemudian

pemuda tersebut pun menjawab, “Aku menyuruh ibuku masuk ke kamar mandi untuk mandi

sendiri. Aku menunggunya di luar pintu kamar mandi hingga ibuku selesai mandi. Setelah ia

selesai mandi, aku memberikannya baju untuk dipakai. Pakaian kotor bekas ibuku pakai

kemudia aku kumpulkan dan aku masukkan kedalam mesin cuci untukku cuci. Aku membelikan

pakaian yang ibu butuhkan.”

Setelah mendengar semua itu akupun akhirnya menanyakan hal – hal lainnya lebih

dalam tentang ibunya itu, “Mengapa kamu tidak mencarikan pembantu yang bisa mengurus
ibumu?” Anaknya tersebut lalu menjawab, “Tidak dokter, pembantu tidak pernah

memperhatikannya dengan baik. pembantu juga tidak bisa benar – benar memahaminya. Aku

merasa khawatir dengan ibu, jadi aku memutuskan supaya aku yang merawat ibuku langsung.

Karena ibuku itu seperti anak kecil. Ia tidak bisa melakukan hal – hal yang biasa dilakukan

oleh orang dewasa normal lainnya. Dan akulah yang sangat memahami dan mengerti ibuku.

Karena aku sudah mengurus ibuku hampir 20tahun lamanya.”

Mendengar semua itu, rasanya tenggorokan ku sakit. Tak kuat aku menahan haru

mendengar kisah dan perlakuannya kepada ibunya itu. Sungguh benar – benar anak yang

berbakti kepada orangtua. Akupun kembali mengajukan pertanyaan kepada anaknya itu,

“Apakah sekarang kamu sudah menikah?”, “Alhamdulillah dok, saya telah menikah dan juga

memiliki dua orang anak” jawabnya kepada ku. Aku pun bertanya lagi, “Berarti selama ini,

istrimu juga membantu mu untuk mengurus ibu mu?” Lalu anak itu menjawab, “Iya dok,

istriku membantu ku semampunya karena aku juga tidak ingin memaksakannya. Istriku yang

memasak dan menyuapi ibu ku untuk makan. Ibuku sangat menyukai masakan istriku, dan

ibuku juga sangat senang disuapi oleh istriku. Aku juga telah mendatangkan pembantu untuk

membantu pekerjaan lain yang seharusnya istriku lakukan. Namun, aku selalu berusaha

supaya aku bisa makan bersama dengan ibuku. Karena aku harus memperhatikan kadar gula

yang ibuku makan. Karena, sudah dari dulu ibuku mengidap penyakit Diabetes. Oleh karena

itu aku harus selalu memperhatikannya agar ibuku tetap sehat. Aku selalu bersyukur kepada

Allah SWT karena aku dikelilingi oleh orang – orang yang menyayangiku dan juga ibuku.

Allah SWT memang sangat baik.”

Mendengar semua itu aku semakin takjub dengan anak yang berbakti kepada

orangtua ini beserta dengan istrinya. Saat aku memandang ke arah si ibu, aku tak sengaja

melihat betapa rapih dan bersihnya kuku si ibu ini. Saat itu aku bertanya kembali kepada si

anak, “Lalu siapakah yang memtong kuku ibumu ini? Aku melihat kukunya sangat rapih bersih

dan terawat.” Kemudian si anak menjawab, “Aku dokter. Aku melakukannya karena ibuku

tidak bisa melakukan apa – apa. Hanya itu yang bisa ku lakukan untuk membuat kukunya

bersih.”
Saat kami sedang mengobrol, tiba – tiba sang ibu memandang ke arah anaknya itu

dan bertanya kepada anaknya, “Kapan engkau akan membelikan aku kentang? Aku sangat

ingin makan ketang. Aku lapar.” Tanya ibu tersebut kepada anaknya. Dan anaknya pun segera

menjawab permintaan ibunya itu, “Tenanglah ibu, setelah semua ini selesai kita akan pergi

ketempat makanan yang menjual kentang yang ibu inginkan. Ibu jangankhawatir, ya? Aku

pasti akan membelikan ibu kentang.” Setelah mendengar hal tersebut ibunya pun terlihat

kegirangan bahagia sambil melompat – lompat. Setelah itu, si anak menatap ku dan berkata

kepadaku, “Dok, demi Allah… Saat aku melihat ibuku bahagia seperti itu aku sangat bahagia

sekali. Bahagianya melebihi ketika aku melihat anak – anakku bahagia. Ibuku adalah orang

paling berharga yang melahirkan ku kedunia ini dengan mempertaruhkan nyawanya.”

Akupun merasa iba dan tersentuh mendengar perkataan dari si anak yang berbakti

kepada orangtua tersebut. Rasa tangis yang ku tahan ini adalas tangis haruku melihat

mereka dan anaknya yang penuh kasih dan sayang itu. Setelah itu, aku pun kembali melihat –

lihat berkas rekam medis ibunya tersebut memastikan bahwa semua nya telah aku tuliskan

dengan lengkap. Rasa penasaranku pun kembali datang. Aku bertanya lagi kepada anak itu,

“Apakah kamu memiliki kakak atau adik?”, “Tidak. Aku tidak memiliki kakak maupun adik, aku

adalah putra semata wayang. Ibu ku diceraikan ayahku sebulan setelah mereka menikah.

Hingga sekarang akupun tidak tahu siapa ayahku yang sebenarnya.” “Jadi selama ini kamu di

rawat oleh ayahmu?”, tanyaku lagi kepadanya. Ia pun menjawab, “Tidak. Selama ini aku

dirawat oleh nenekku. Dan nenekku juga yang merawat ibuku ketika aku masih kecil dulu.

Namun nenek telah meninggal. Tapi aku yakin Allah SWT telah bersaama nenek di surga,

karena kebaikan nenek yang tak terhingga. Nenek meninggal saat usiaku 10 tahun.”

Dan ketikaaku bertanya apakah ibunya merawatnya ketika ia sakit, iapun menjawabt

tidak. Karena memang ibunya benar – benar tidak bisa melakukan dan tidak mengerti

apapun. Setelah itu, aku menulis resep obat untuk ibunya itu. akupun menjelaskan tentang

obat dan cara penggunaan obat tersebut. Setelah aku selesai menjelaskan semuanya, si

anak tadi kemudian memegang tangan ibunya tersebut sambil tersenyum dan berkata

kepadanya, “Mari ibu, sekarang kita sudah selesai. Ayo kita pergi untuk membeli kentang
yang ibu inginkan itu. Terimakasih juga aku ucapkan karena ibu telah mau sabar menunggu.”

Namun tak diduga ibunya malah menjawab seperti ini, “Tidaaakk.. Aku sudah tidak

menginginkan kentang. Sekarang aku inginnya pergi ke Mekkah. Ayo kita ke Mekkah”.

Akupun heran dengan jawaban ibunya itu, dan aku bertanya kepada ibunya itu, “Mengapa ibu

ingin pergi ke Mekkah? Apa yang membuat ibu ingin pergi kesana?” Lalu ibunya itupun

menjawab pertanyaanku dengan riang gembira, “Supaya aku bisa terbang di udara. Supaya

aku bisa menaiki pesawat. Aku ingin naik pesawat. Ayo kita pergi ke Mekkah.” Mendengar

hal tersebut, akupun kembali bertanya kepada anaknya itu, “Apakah kamu benar – benar

akan membawa ibumu ke Mekkah?” Lalu anaknya itupun menjawab, “Iya, tentu saja aku akan

membawanya. Aku akan mengusahakannya supaya ibuku bisa pergi kesana akhir bulan ini.”

Akupun mengatakan bahwa sebenarnya dalam agama tidak ada kewajiban umrah bagi

ibuya dan aku bertanya mengapa ia tetap akan membawa ibunya tersebut untuk umrah.

Anaknya itupun menjawab pernyataan dan pertanyaanku sambil tersenyum, “Memang tidak

diwajibkan. Namun mungkin kebahagiaan yang aku rasakan ketika aku membawa ibuku pergi

ke Mekkah merupakan kebahagiaan yang luar biasa bagi hidupku. Dan mungkin itu juga akan

membuat pahala ku lebih besar daripada aku umrah dengan tidak membawa ibuku bersama

ku.” Setelah menjawab pertanyaan terkahir dari ku anak itu pun berterimakasih kepadaku

dan kemudian ia bersama ibunya bergegas meninggalkan klinik tempat ku praktik. Setelah

itu, aku meminta kepada perawatku untuk meninggalkan ku sendiri diruangan dengan alasan

karena aku lelah dan aku ingin beristirahat. Namun sebenarnya itu hanyalah alasanku saja,

karena aku tak ingin perawat melihatku menangis. Perawat pun akhirnya meninggalkan ku

sendiri diruangan. Saat perawat itu pergi, tak kuasa aku menahan airmata ku. Ketika itu

pipiku terasa basah di banjiri oleh air mata haruku melihat seorang anak yang sungguh –

sungguh berbakti kepada orangtua itu. Akupun menangis sejadi – jadinya aku mengeluarkan

seluruh perasaan yang ku rasakan didalam hatiku ini. Aku pun berkata kepada diriku sendiri,

“Begitu berbakti kepada orangtua anak itu. Ia sangat berbakti kepada ibunya, ibunya yang

tidak pernah sepenuhnya menjadi ibu yang sesungguhnya seperti ibu – ibu normal lainnya.

Namun kasih sayang yang dimiliki aka itu untuk ibunya sungguh tidak terbatas. Sungguh
benar – benar anak yang sangat berbakti kepada orangtua. Semoga Allah SWT selalu

memberikan anak yang berbakti kepada orangtua tersebut kesehatan, rezeki, serta

kebahagiaan agar anak yang berbakti kepada orang tua tersebut bisa memberikan semua

yang ia miliki kepada ibunya itu.”

Ibunya yang mengandung dan melihairkan anak itu, namun tak pernah sekalipun

ibunya itu merawatnya, menggendongnya dengan enuh kasih sayang, mengurusnya ketika ia

sakit, mengajarinya membaca menuulis, berjalan, menghitung, berbicara, dan tidak pernah

melakukan hal yang seharusnya seorang ibu lakukan kepada anaknya. Namun anaknya itu

adalah sebuah anugrah yang paling berharga yang ibu nya lahir kan kedunia ini. Pemberian

luar biasa dari Allah SWT kepada sang ibu yang memiliki keterbelakangan mental seperti

itu.
Kisah seorang murid yang berbakti kepada guru nya

Pada suatu zaman ada seorang murid yang ta’at kepada gurunya, setelah ia

belajar lama ia pun kembali ke kampung asalnya, tahun demi tahun ia lalui yang akhirnya

beliau menjadi seorang yang alim yang terkenal di kampung itu dan di juluki “Syekh

Maulana Kendi”. Kenapa beliau di juluki Maulana Kendi?, karena beliau tidak lepas

dengan kendi tersebut untuk mengambil air wudhu dan untuk beliau minum airnya,

keta’atan ibadahnya sehingga beliau tidak memiliki harta apapaun, kecuali gubuk kecil

yang beliau tempati bersama seorang muridnya yang beliau sayangi.

Keta’atan dan ketaqwaannya menjadikan contoh untuk muridnya yang selalu

mendampinginya sehingga muridnya pun menjunjung tinggi ahlak dan kebesaran ilmunya.

Pada suatu saat Syekh Kendi menceritakan tentang gurunya yang berada dinegeri

seberang dan akhirnya menyuruh muridnya untuk menemuinya, keesokan harinya sang

murid berangkat kenegeri seberang dan sampailah didepan gerbang guru besar Syekh

Kendi, maka murid Syekh Kendi bertanya : “Apakah ini rumah guru besar Syekh Kendi?”,

rumah yang bagaikan istana yang luas, penjaga yang begitu banyak membuat keraguan

murid Syekh Kendi, seraya dihati berkata : “Guruku Syekh Kendi miskin tak punya apa-

apa sedangkan guru besarnya seperti ini”. Bertambah keanehannya di kala melihat

didalam istananya bangku-bangku emas dan mahkota emas dan begitu gemerlapan emas

yang ada di dalam rumahnya.

Dan akhirnya berjumpalah murid Syekh Kendi dengan guru besarnya yang

bernama Syekh Sulaiman (Guru dari Syekh Kendi), tiba-tiba beliau berkata : “Apakah

engkau murid Syekh Kendi murid dari pada kesayanganku?” benar wahai guru besar

(Guru Sulaiman), beri kabar kepada muridku agar dia lebih zuhud lagi didunia dan

salamkan ini kepadanya, kebingungan bertambah, guruku yang miskin di suruh tambah
miskin lagi menurut kata hatinya, dan pertanyaan ini membuat bingung dan akhirnya

keesokan harinya dia pulang menuju rumah Syekh Kendi gurunya dan membawa

pertanyaan yang membingungkan, setibanya dia dirumah Syekh Kendi dengan gembira

Syekh Kendi menyambut kedatangannya seraya bertanya : “Apa kabar yang kau bawa

dari guruku tercinta?” muridnya menceritakan : “Wahai guruku aku diberi kabar agar

engkau lebih zuhud lagi hidup didunia.”, tiba-tiba Syekh Kendi menangis, menangis dan

menangis lalu mengambil kendinya dan memecahkannya seraya berkata : “Benar guruku,

benar guruku”.

Ketahuilah wahai muridku kemewahan dan keindahan Syekh Sulaiman guruku tak

sedikitpun masuk kedalam hatinya, sedangkan aku selalu mencari-cari kendiku dan aku

takut kehilangannya, ini yang menyebabkan aku kurang zuhud kepada Allah SWT, karena

masih ada dihatiku dunia.


Perbedaan dan pengertian Zakat, Infaq, shodaqoh

Istilah Shadaqah, Zakat dan Infaq menunjuk kepada satu pengertian yaitu sesuatu yang
dikeluarkan. Zakat, Infaq dan Shadaqah memiliki persamaan dalam peranannya memberikan
kontribusi yang signifikan dalam pengentasan kemiskinan. Adapun perbedaannya yaitu zakat
hukumnya wajib sedangkan infaq dan Shadaqah hukumnya sunnah. Atau Zakat yang dimaksudkan
adalah sesuatu yang wajib dikeluarkan, sementara Infaq dan Shadaqah adalah istilah yang
digunakan untuk sesuatu yang tidak wajib dikeluarkan. Jadi pengeluaran yang sifatnya sukarela itu
yang disebut Infaq dan Shadaqah. Zakat ditentukan nisabnya sedangkan Infaq dan Shadaqah tidak
memiliki batas, Zakat ditentukan siapa saja yang berhak menerimanya sedangkan Infaq boleh
diberikan kepada siapa saja.

Perbedaannya juga dapat dicermati antara lain yaitu :

1. Zakat, sifatnya wajib dan adanya ketentuannya/batasan jumlah harta yang harus zakat dan siapa
yang boleh menerima.
2. Infaq, sumbangan sukarela atau seikhlasnya (materi).
3. Shadaqah, lebih luas dari infaq, karena yang disedekahkan tidak terbatas pada materi saja.
Pengertian Shadaqah, Zakat dan Infaq :

1. Shadaqah

Shadaqah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang suka bersedekah adalah orang
yang benar pengakuan imannya. Adapun secara terminologi syariat shadaqah makna asalnya
adalah tahqiqu syai’in bisyai’i, atau menetapkan/menerapkan sesuatu pada sesuatu. Sikapnya
sukarela dan tidak terikat pada syarat-syarat tertentu dalam pengeluarannya baik mengenai
jumlah, waktu dan kadarnya. Atau pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada
orang lain, terutama kepada orang-orang miskin setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan
jenis, jumlah maupun waktunya, sedekah tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja
tetapi juga dapat berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyum yang dilakukan
dengan ikhlas untuk menyenangkan orang lain termasuk kategori sedekah. Shadaqoh mempunyai
cakupan yang sangat luas dan digunakan Al-Qur’an untuk mencakup segala jenis sumbangan.
Shadaqah ialah segala bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh jumlah, waktu dan juga yang
tidak terbatas pada materi tetapi juga dapat dalam bentuk non materi, misalnya menyingkirkan
rintangan di jalan, menuntun orang yang buta, memberikan senyuman dan wajah yang manis
kepada saudaranya.

Sedekah berarti memberi derma, termasuk memberikan derma untuk mematuhi hukum dimana
kata zakat digunakan didalam Al-Qur’an dan Sunnah. Zakat telah disebut pula sedekah karena zakat
merupakan sejenis derma yang diwajibkan sedangkan sedekah adalah sukarela, zakat dikumpulkan
oleh pemerintah sebagai suatu pengutan wajib, sedegkan sedekah lainnya dibayarkan secara
sukarela. Jumlah dan nisab zakat di tentukan, sedangkan jumlah sedekah yang lainya sepenuhnya
tergantung keinginan yang menyumbang.

Pengertian sedekah sama dengan pengertian infaq, termasuk juga hukum dan ketentuan-
ketentuannya. Hanya saja shadaqoh mempunyai makna yang lebih luas lagi dibanding infaq. Jika
infaq berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut juga hal yang bersifat
nonmateriil.
Hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah menyatakan : “jika tidak mampu bersedekah
dengan harta, maka membaca tasbih, takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami-istri, atau melakukan
kegiatan amar ma’ruf nahi munkar adakah sedekah”.

Dalam hadist Rasulullah memberi jawaban kepada orang-orang miskin yang cemburu terhadap
orang kaya yang banyak bershadaqah dengan hartanya, beliau bersabda : “Setiap tasbih adalah
shadaqah, setiap takbir shadaqah, setiap tahmid shadaqah, setiap amar ma’ruf adalah shadaqah,
nahi munkar shadaqah dan menyalurkan syahwatnya kepada istri shadaqah”. (HR. Muslim)

2. Zakat

Zakat secara bahasa (lughat), berarti : tumbuh, berkembang dan berkah (HR. At-Tirmidzi)atau
dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan (QS. At-Taubah : 10).
Seorang yang membayar zakat karena keimanannya nicaya akan memperoleh kebaikan yang
banyak. Allah SWT berfirman : “Pungutlah zakat dari sebagian kekayaan mereka dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka”. (QS : At-Taubah : 103)
Sedangkan menurut terminologi syari’ah (istilah syara’) zakat berarti kewajiban atas harta atau
kewajiban atas sejumlah harta tertentu untuk kelompok tertentu dalam waktu tertentu.
Zakat juga berarti derma yang telah ditetapkan jenis, jumlah dan waktu suatu kekayaan atau harta
yang wajib diserahkan dan pendayagunaannya pun ditentukan pula, yaitu dari umat Islam untuk
umat Islam. Atau Zakat adalah nama dari sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat
tertentu (nishab) yang diwajibkan Allah SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak
menerimanya dengan persyaratan tertentu pula (QS. 9:103 dan QS. 30:39)
Ulama’ Hanafiyyah mendefinisikan zakat dengan menjadikan hak milik bagian harta tertentu dan
harta tertentu untuk orang tertentu yang telah ditentukan oleh Syari’ karena Allah.
Demikian halnya menurut mazhab Imam Syafi’i zakat adalah sebuah ungkapan keluarnya harta
atau tubuh sesuai dengan secara khusus. Sedangkian menurut mazhab Imam Hambali, zakat ialah
hak yang wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula, yaitu
kelompok yang disyaratkan dalam Al-Qur’an. Zakat mempunyai fungsi yang jelas untuk
menyucikan atau membersihkan harta dan jiwa pemberinya.

3. Infaq

Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan
sesuatu. Menurut terminologi syariat, infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau
pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan Islam. Jika zakat ada
nishabnya, infaq tidak mengenal nishab.

Infaq dikeluarkan setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah,
apakah ia di saat lapang maupun sempit (QS. 3:134)
Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf), maka infaq boleh diberikan kepada
siapapun. Misalnya, untuk kedua orang tua, anak-yatim, dan sebagainya (QS. 2:215)
Infaq adalah pengeluaran sukarela yang di lakukan seseorang, setiap kali ia memperoleh rizki,
sebanyak yang ia kehendakinya. Allah memberi kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan
jenis harta, berapa jumlah yang yang sebaiknya diserahkan.

Terkait dengan infak ini Rasulullah SAW bersabda : ada malaikat yang senantiasa berdo’a setiap
pagi dan sore : “Ya Allah SWT berilah orang yang berinfak, gantinya. Dan berkata yang lain : “Ya
Allah jadikanlah orang yang menahan infak, kehancuran”. (HR. Bukhori
Berapa banyak harta yang Harus Disisihkan untuk Zakat, Infaq,
dan Sedekah?

Menyisihkan harta merupakan pintu yang dibuka lebar oleh Allah SWT untuk meraih
keuntungan besar pada bulan Ramadan. Agar ibadahmu semakin maksimal, jangan lupa untuk
menyisihkan harta melalui zakat, infaq, dan sedekah. Namun banyaknya kebutuhan di bulan
Ramadan dan jelang Lebaran kerap membuat orang menunda amalan satu ini.

Maka dari itu, dibutuhkan pengaturan keuangan yang tepat agar pemasukanmu bisa memenuhi
semua keperluan Ramadan, salah satunya untuk menunaikan zakat, infaq, dan sedekah. Supaya
makin mudah, kamu bisa menyisihkan bujet seperti ini:

Zakat

Zakat merupakan harta yang wajib disisihkan oleh pemeluk agama Islam untuk diberikan
kepada golongan yang berhak. Zakat adalah salah satu dari lima rukun Islam. Maka dari itu,
hukum mengeluarkan zakat adalah wajib bagi tiap Muslim yang memenuhi syarat-syarat
tertentu. Zakat sendiri terbagi dari dua jenis, yaitu zakat fitrah dan zakat maal.

Zakat yang wajib dikeluarkan umat Muslim menjelang Hari Raya Idul Fitri adalah zakat fitrah.
Besaran zakat fitrah yang dibayarkan setara dengan 2,5 kilogram atau 3,5 liter makanan
pokok dari daerah yang bersangkutan. Di Indonesia, biasanya zakat fitrah yang lazim
dikeluarkan berupa beras. Jika harga beras saat ini berada di kisaran Rp12 ribu per kilogram,
maka dana yang harus dikeluarkan untuk membayar zakat fitrah adalah sebesar Rp30 ribu.

Bujet zakat fitrah: Rp30 ribu

Sedangkan zakat maal (harta) adalah zakat harta. Adapun beberapa jenis zakat maal antara lain
seperti zakat emas, perak, zakat pertanian dan perkebunan, zakat perniagaan, zakat peternakan
dan pertambangan, serta zakat pendapatan. Zakat maal hanya diwajibkan untuk orang-orang
yang telah mencapai nisab. Nisab adalah batasan kekayaan seseorang untuk menjadi wajib
zakat atau tidak. Perhitungan nisab pun tergantung dari jenis hartanya. Untuk menghitung zakat
pendapatan, berikut perhitungannya:

Rumus nisab zakat pendapatan: 520 x harga beras di pasaran per kilogram

Jika pendapatan yang dimiliki telah mencapai nisab, artinya ia wajib mengeluarkan zakat. Nilai
zakat yang dikeluarkan adalah 2,5 persen dari total penghasilan.

Misalnya Rio memiliki gaji bulanan sebesar Rp7 juta per bulan. Harga beras per kilogram di
pasaran yang biasa dikonsumsi Rio adalah Rp12 ribu per kilogram, sehingga nisab zakat maal
Rio adalah Rp6.240.000. Karena penghasilan Rio sebesar Rp7 juta per bulan dan di atas nisab,
artinya Rio harus membayar zakat maal sebesar Rp175 ribu per bulan.

Apabila kamu mempunyai harta lain berupa emas, perak, binatang ternak, hasil pertanian, maka
kamu harus menghitung lagi nisabnya. Masing-masing harta memiliki rumus nisab yang
berbeda-beda. Apabila mencapai nisab, maka jangan lupa untuk menyisihkan 2,5% dari total
hartamu.

Bujet zakat pendapatan: Rp175 ribu

Infaq dan Sedekah

Jika zakat wajib hukumnya untuk mereka yang dianggap mampu, maka lain halnya dengan infaq
dan sedekah. Infaq dan sedekah hukumnya sunnah, artinya tidak wajib dikeluarkan namun
dianjurkan. Penerima infaq dan sedekah juga bukan hanya golongan yang berhak. Siapa saja bisa
menerimanya termasuk orang tua, saudara, maupun kerabat.

Pengertian infaq sendiri adalah harta yang dikeluarkan seseorang. Sedangkan sedekah adalah
harta atau non harta yang dikeluarkan seseorang. Jika infaq bersifat materi, sedekah memiliki
arti lebih luas dan bisa bersifat non materi. Bahkan melakukan sejumlah kebaikan seperti
senyum, silaturahmi, mengucap syukur, juga masuk ke dalam kegiatan sedekah.
Khusus infaq dan sedekah, tidak ada nominal khusus yang ditentukan. Supaya infaq dan
sedekah terasa lebih ringan, kamu bisa mulai anggarkan minimal 10% dari pengeluaran
harianmu. Misalnya dalam sehari kamu menghabiskan Rp70 ribu untuk semua kebutuhan, mulai
dari konsumsi hingga transportasi, maka kamu bisa menyisihkan Rp7 ribu per harinya untuk
infaq dan sedekah.

Dalam sebulan, kamu sudah berinfaq dan bersedekah sebanyak Rp210 ribu. Mengingat pada
bulan suci Ramadan semua pahala akan dilipatgandakan, maka semakin banyak kamu berinfaq
dan bersedekah, maka semakin besar pula pahala yang bisa kamu dapatkan.

Bujet infaq & sedekah: Rp210 ribu

Nah, kamu sendiri sudah menunaikan zakat, infaq, dan sedekah belum?

Biar pengeluaran di bulan suci ini gak membeludak karena banyaknya keperluan,
gunakan Kredivobuat belanja kebutuhan Ramadan dan Lebaranmu!
Merunduk / Menunduk

Merunduk (layering) adalah proses pembiakan vegetative buatan yang dilakukan pada

tumbuhan bercabang panjang dengan merundukkannya ke tanah. Jadi, batang tanaman itu

ditundukkan ke tanah agar dapat berkembangbiak. Tetapi, kita harus menimbun batang

tanaman dengan tanah. Dari ruas-ruas batang tanaman tersebut akan tumbuh akar dan

menjadi tanaman yang baru.contohnya; [ tebu,melati,mawar dan lain-lain. ]

Merunduk adalah cara perkembanganbiakan vegetatif yg dilakukan dengan cara

membenamkan tangkai tanaman ke tanah, sehingga bagian yang tertanam dalam tanah

tumbuh akar.

Keuntungan merunduk : sifat buah/bunga sama dgn induknya, dpt mhasilkan individu br dgn

cepat.- Tingkat keberhasilan tinggi. Kerugian: Tidak banyak bibit yang dihasilkan.- hanya bs

dilakukan pd tanaman yg dahannya elastis & cukup dekat dgn permukaan tanah, tdk dpt

dilakukan pd tanaman yg relatif besar.

Cara kerja;

1. Gali lubang pada tanah.


2. Pilih batang taman yang sudah tua, kuat, dan panjang.

3. kerat baian kulit batangnya seperti pada mencangkok.


4.bengkokan batang tanaman dengan sedikit dari bagian tengahnya menyentuh tanah.

5.tahan batang tanaman tadi dengan cara menguburbbagian batang yang menyentuh tanah

.
6. biarkan selama beberapa hari sambil menyiram gundukan tanah tersebut setiap hari.
Pengertian mencangkok ;

Mencangkok adalah salah satu cara pembudidayaan yang banyak di minati

masyarakat, karena dengan mencangkookmmaka akan menghasilkan tanaman yang

sama persis dengan induknya, akan cepat menghasilkan buah sera memiliki batang

yang tinggi.

Ada beberapa keuntungan dari mencangkok.diantaranya, Tumbuhan hasil cangkokan

akan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji. Tumbuhan

yang dicangkok memiliki sifat yang sama dengan induknya.

.Berikut ini langkah langkah pencakokan;

1.pililah terlebih dahulu cabang yang akan di cangkok. Setelah menemukan cabang

yang cocok untuk dicangkok, selamjutnya kupas sekeliling kulit cabang tersebut

dengan panjang sekitar 12 cm sampai terlihat kayunya [ kambium ].


2. selanjutnya bungkuslah batang dengan sabut kelapa atau plastic yang di ikat

dengan tali rapia.

3. masukan campuran tanah dan pupuk ke dalam tempat pencakokan.


4. selanjutnya ikat bagian atas plastic dengan tali.

5. setelah berumur 3-4 minggu dari proses pencakokan, akan terlihat akar yang

tumbuh. Tunggu hingga akar banyak pada cangkokan.


DOKUMENTASI PENGEMBANGBIAKAN TANAMAN

DENGAN CARA MERUNDUK

Nama anggota ; Sitti Shufina Andy

Nuryani waly

Naura fahriza

Hendri diki kurniawan

Fatur sangaji

Kelas ; IX-I

Tugas ; IPA

Anda mungkin juga menyukai