Anda di halaman 1dari 4

Judul: Mewujudkan Mimpi

Tema: Persahabatan

Tokoh: Andi, Shani.

Sinopsis:

Andi adalah seorang anak yang optimis dan selalu mempunyai mimpi-mimpi aneh yang hendak
dia wujudkan. Sayangnya, mimpi-mimpi tersebut tidak ada satu pun yang terwujud. Di lain
pihak, Shani adalah seorang anak yang cenderung santai dan tidak mempunyai mimpi ataupun
ambisi yang muluk. Meskipun mimpi-mimpi sahabatnya terkadang tidak masuk akal dan terlalu
memaksakan diri, Shani tetap selalu setia mendukung mimpi-mimpi sahabatnya itu. Suatu hari,
Andi mempnyai sebuah mimpi yang hendak dia wujudkan. Andi berharap dengan sangat bahwa
mimpinya itu dapat terwujud. Bisakah Andi mewujudkannya? Mampukah Shani membantu
sahabatnya dalam mewujudkan mimpinya?

Dialog:

Andi: “Shan, aku ingin cerita nih?”

Shani: “Cerita apa? Soal mimpi gilamu, kan? Kamu sekarang mau bermimpi apa lagi? Jadi
astronot? Atau, berkelana ke planet Neptunus?”

Andi: “Hahaha, kau ini tahu saja. Aku memang mau menceritakan mimpiku. Tapi, mimpiku kali
ini tidak seaneh yang dulu. Kali ini, mimpi yang aku wujudkan ini lebih realtistis. Aku ingin jadi
penulis novel, Shan. Tepatnya menjadi penulis novel fantasi. Kamu tahu sendiri kan kalau aku
ini tukang ngayal. Jadi, aku merasa bahwa menjadi penulis novel fantasi adalah impian yang
sepertinya bisa aku wujudkan.”

Shani: “Widih, tumben-tumbenan mimpimu realistis, mana bagus juga lagi. Eh, ngomong-
ngomong, kamu udah bikin naskahnya belum?”

Andi: ” Udah, dong. Malah kemarin aku kirim ke penerbit.”

Shani: “Widih, mantap kali kalau begitu! Semoga naskahmu diterima penerbit ya, Ndi.”

Andi: ” Aamiin. Makasih ya Shan,.”

Beberapa waktu kemudian.

Shani: “Ndi, bagaimana dengan naskah novelmu? Diterima penerbit tidak?”

Andi: “Nggak, nih Shan. Malahan, aku disuruh revisi sama penerbitnya. Mana revisiannya
banyak lagi. Ah, sepertinya impianku untuk bikin novel fantasi bukanlah impian yang bisa aku
wujudkan.”
Shani: “Yaelah, Ndi. Naskah kamu kan cuma disuruh direvisi; bukan ditolak. Jadi, naskah kamu
masih punya kesempatan buat diterbitkan oleh penerbit. Lagian, kalau tidak diterbitkan di
penerbit yang kamu tuju itu, kamu masih bisa kirim ke penerbit lain. Iya, kan?”

Andi: “Iya sih, Shan. Eh, ngomong-ngomong, terim kasih ya atas masukannya.”

Shani: ” Sama-sama, Ndi.”

Andi pun kembali merevisi naskah novelnya tersebut. Shani sebagai sahabatnya pun terus
memberi dukungan dan masukan kepada Andi. Singkat cerita, novel fantasi karangan Andi pun
terbit dan digemari oleh banyak pembaca.
Tema : Indahnya Persahabatan.

Naskah Drama

Seisi Rumah Tari nampak sibuk. Seminggu lagi Liana, kakak Tari akan menikah. Tari sedang libur
sekolah, ia sedang bersantai di sofa saat Liana menghampirinya.

Liana : Tari, kamu libur ya?

Tari : Iya, kak. Kenapa?

Liana : Tolongin kakak bisa, dong?

Tari : Tolongin apa, kak?

Liana : Kebetulan kurir yang biasa nolongin kakak lagi sakit. Kamu bisa nggak bantuin ambil souvernir di
mall, anterin sisa pembayaran catering di Gading Resto, ambilkan baju untuk pagar ayu di Budhe Ayu
dan cek kesiapan gedung pernikahan kakak?

Tari : Hah? Banyak banget, kak. Itu harus selesai dalam sehari?

Liana : Iya nih, Tar. Tolongin kakak ya, please?

Tari : Ya udah deh.

Tari sedang berpikir keras bagaimana ia dapat melakukan tugas yang diberikan kakaknya, sementara jarak
dari keempat tersebut saling berjauhan. Bersamaan dengan itu, Mega dan Heru datang ke rumah Tari.

Mega : Tar, kita ke toko buku, yuk! Kata Heru lagi ada diskon besar-besaran, loh!

Heru : Iya, Tar. Kemarin kamu kan mau cari novel terbarunya Alberthiene Endah, kan?

Tari : Wah, teman-teman, kayaknya aku nggak bisa ikut kalian deh. Aku harus bantuin Kak Lianan untuk
mempersiapkan pernikahannya. Nih, aku harus ke semua tempat ini.

Tari menunjukkan selembar kertas yang bertuliskan daftar permintaan tolong kakaknya.

Mega : Tar, kamu yakin bisa ke semua tempat ini? Semuanya kan saling berjauhan. Apa perlu kita bantu?

Heru : Bener tuh si Mega! Gimana kalo kita bantuin kamu? Aku telepon Danang dan Joni deh biar
mereka juga bantuin kita.

Heru menelepon Danang terlebih dahulu.

Heru : Halo, Dan. Kamu bisa bantuin Tari nggak? Dia lagi bantuin persiapan nikahan kakaknya. Nah,
kamu bisa kan tolong ambilkan souvernir di Mall. Dekat rumahmu kan?

Danang : Oke, bisa aja. Bentar lagi, ya. Ini masih repot.

Anda mungkin juga menyukai