Anda di halaman 1dari 3

MENGUBAH CERPEN KE DALAM

BENTUK NASKAH DRAMA


Kebaikan Membawa Keberuntungan
Hari itu matahari bersinar dengan sangat terik. Terlihat seorang anak laki-laki
bernama Doni sedang membawa keranjang kuenya.
Aisyah : (Menunjuk kue yang berada di dalam keranjang Doni) “Hey Don,
berapa harga donat itu?”
Doni :”Murah, kok. Hanya 5 rb.”
Aisyah :”Kalau gitu, berikan aku satu, dong!”
Aisyah adalah teman baik Doni yang sama-sama bersekolah di SMP Teladan.
Doni berbeda dengan teman-temannya. Ayahnya telah meninggal dunia dan
Ibunya seorang buruh pabrik. Doni harus berjualan kue di sekolahnya demi
menutupi kesusahan hidupnya dan dapat membayar uang sekolahnya. Walau
begitu, Doni tidak malu walau banyak ejekan dan Gurunya banyak yang tidak
suka tindakan itu. Dia tetap mengejar mimpinya walau banyak ejekan di
belakangnya.
Anjar : (Menghina) “Kamu masih membeli makanan kotor itu, Aisyah?”
Aisyah :”Kenapa kamu berbicara seperti itu?”
Anjar : (Merampas donat Aisyah dan membuangnya ke tanah) ”Apa kamu
tidak malu makan makanan seperti itu? Donat itu mengandung banyak
kuman. Kalau kamu mau, nanti aku belikan pizza.”
Aisyah : (Hendak menampar wajah Anjar dengan marah)
Doni : (Menahan tangan Aisyah) “Sudahlah, Aisyah. Nanti aku ganti yang baru.
Tak usah dipermasalahkan.”
Aisyah :”Apa kamu tidak tersinggung?”
Doni :”Tidak apa-apa, kok.”
Anjar : (Mengejek) ”Kamu denger sendiri, ‘kan? Dia saja mengakui kuenya
tidak sehat.”
Doni tetap sabar. Ia tau kalau watak Anjar sombong karna Ayahnya adalah
ketua komite di sekolah ini.
Aisyah :”Anjar, kenapa kamu sombong sekali? Kamu tidak seperti Anjar yang
kukenal dahulu.” (Menarik tangan Doni menjauhi Anjar)
Semenjak itu, Anjar makin membenci Doni. Ia pun sering usil pada Doni serta
mengancam teman-temannya untuk tidak membeli kue Doni. Akibat ulah
Anjar, pembelian kue Doni pun berkurang. Doni pun memutuskan untuk
berhenti sekolah sementara waktu dan berjualan kue di pasar karena Ia tak
mampu membayar SPP bulan depan. Seminggu sudah Doni mencari uang
untuk SPPnya. Aisyah yang tidak mengetahui apa-apa pun khawatir dan
segera mencari tahu keberadaan Doni. Tetapi, hasilnya nihil. Doni pun sudah
bersusah payah untuk mencari uang di pasar. Pada saat sedang menghitung
hasil penjualannya, Doni melihat seorang pria membuntuti lelaki tua yang
membawa tas hitam.
Doni : (Berteriak memperingati lelaki tua tersebut)
Lelaki Tua :”Terimakasih, Nak. Berkat kamu, perampok itu gagal mengambil
tas ini.”
Doni :”Tidak apa-apa, kok, Pak. Kita sebagai manusia sudah sepatuhnya saling
membantu.”
Lelaki tua itu merasa kasihan terhadap Doni dan bertanya mengapa Ia tidak
bersekolah. Doni pun menceritakan segalanya kepadanya.
Lelaki Tua : (Beranjak dari tempat duduknya) “Teruskan mimpimu, Nak. Saya
salut dengan kamu. Andai saja anak Saya seperti itu.”
Setelah berjuang dengan keras, Doni pun mendapat dana untuk membayar
SPPnya. Ia pun mengajak Aisyah ke ruang kepala sekolah. Ia merasa heran
karna mendapat info bahwa SPPnya telah lunas dan Ia tak perlu lagi
membayar SPP. Ia pun berterimakasih kepada kepala sekolah dan segera
meninggalkan ruang kepala sekolah. Tetapi, Ia terkejut melihat foto lelaki
yang Ia tolong ketika di pasar hari itu.
Doni :”Itu foto siapa?”
Aisyah :”Itu ketua komite sekolah kita.”
Doni : (Tersenyum)
Pantas saja, akhir-akhir ini Anjar jarang mengganggunya. Doni pun dapat
bersekolah tanpa gangguan apapun.

Anda mungkin juga menyukai