Anda di halaman 1dari 100

RANCANGAN AKTUALISASI

PENGGUNAAN LEAFLET SEBAGAI MEDIA UNTUK


MENINGKATKAN PENGETAHUAN MASYARAKAT
TENTANG FAKTOR RESIKO PENYAKIT HIPERTENSI PADA
KEGIATAN POSBINDU PTM DESA PUPUT KECAMATAN
PARTITTIGA KABUPATEN BANGKA BARAT

OLEH :
DERI ANDALDI, AMK
NIP. 199312162020121003

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN II


ANGKATAN IV TAHUN 2021

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIA DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT BERKERJASAMA
DENGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

MUNTOK

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGGUNAAN LEAFLET SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN


PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG FAKTOR RESIKO
PENYAKIT HIPERTENSI PADA KEGIATAN POSBINDU PTM DESA
PUPUT KECAMATAN PARTITTIGA KABUPATEN BANGKA BARAT

NAMA : DERI ANDALDI, AMK


NIP : 199312162020121003
PANGKAT/GOL. : PENGATUR / IIC
JABATAN : PERAWAT TERAMPIL
INSTANSI : PUSKESMAS PUPUT

Telah disetujui sebagai salah satu persyaratan mengikuti Seminar


Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II
Angkatan IV Kabupaten Bangka Barat pada hari Kamis, tanggal 15 Juli
tahun 2021 Bertempat di Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM
Daerah Provinsi Daerah Kabupaten Bangka Barat

Mentok, 15 Juli 2021

Tim Pembimbing
Coach, Mentor,

Drs. Agustu Afendi, M. Si Ns. Yudistira Panjaitan,S.Kep


NIP. 19670809199403100 NIP. 1985606162011011008

BERITA ACARA
SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

ii
Pada Hari Ini Kamis, Tanggal 15 Juli 2021 (Lima Belas Bulan Juli Tahun
Dua Ribu Dua Puluh Satu) telah dilaksanakan Seminar Rancangan Aktualisasi
Nilai- Nilai Dasar Profesi PNS Bagi Peserta Pelatihan Dasar Angkatan 4 Tahun
2021 Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Di BKPSDMD Kabupaten Bangka
Barat Atas Nama :
Nama : Deri Andaldi, AMK
Nip : 19931216202012 1 003
Jabatan : Perawat Pelaksana
Instansi : Puskesmas Puput
Mentor : Yudistira Panjaitan, S.Kep., Ns.
Coach : Drs. Agustu Afendi, M. Si
Judul : Penggunaan Leaflet sebagai media untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang faktor resiko Penyakit Hipertensi
pada kegiatan Posbindu PTM di Desa Puput Kecamatan Parittiga
Kabupaten Bangka Barat

Muntok, 15 Juli 2021

COACH/PEMBIMBING PESERTA

Drs. Agustu Afendi, M. Si Deri Andaldi, AMK


NIP. 19670809199403 1 004 NIP. 19931216202012 1 003

MENTOR PENGUJI

Yudistira Panjaitan, S.Kep., Ns. Dora Wardani, ST


NIP. 19850616 201101 1 008 NIP. 19741204200501 2 002

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kepada Allah


SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan
Rancangan Aktualiasasi yang berjudul Penggunaan Leaflet sebagai Media
Untuk Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat tentang Faktor Resiko
Penyakit Hipertensi Di Posbindu PTM Desa Puput Kecamatan Parittiga
Kabupaten Bangka Barat dapat diselesaikan.
Penulis mengucapkan terimakasih untuk setiap pihak yang
mendukung baik berupa bantuan ataupun doa dalam menyusun laporan
ini. Terkhusus penulis sampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Yudistira Panjaitan, S.Kep. Ns, selaku Mentor dan Kepala
Puskesmas Puput
2. Bapak Drs. Agustu Afendi, M. Si selaku coach/pembimbing.
3. Ibu Dora Wardani, ST selaku penguji seminar rancangan Aktualisasi
4. Seluruh jajaran dan Staff Kantor BKPSDMD Kabupaten Bangka Barat
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
5. Seluruh peserta Latsar Golongan II Kelompok IV
6. Semua pihak yang ikut serta mendukung dalam pembuatan laporan
Rancangan Aktualisasi ini.
Dalam penulisan Laporan ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan oleh karena itu masukan berupa saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan. Semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Muntok, Juli 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halama

n
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………..ii
BERITA ACARA……………………………………………………...iii

KATA PENGANTAR…………………………………………………iv
DAFTAR ISI...................................................................................v
DAFTAR TABEL...........................................................................vi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….vii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................8
A. Latar Belakang....................................................8
B. Tujuan dan Manfaat............................................15
C. Gambaran Umum Unit Kerja...............................17
D. Visi, Misi dan Tata Nilai Unit Kerja......................18
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................20
A. Nilai-nilai Dasar Aneka........................................20
B. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI............36
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI....................................60
A. Identifikasi Isu......................................................60
B. Isu yang diangkat................................................66
C. Gagasan Pemecahan Isu...………..…….…...…..66

D. Rencana dan Tahapan Kegiatan........................67


E. Relefansi Kegiatan dengan Nilai dan Kedudukan
serta Peran PNS..................................................73
F. Formulir Kerja F1.................................................84
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................100

v
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Identifikasi Isu……………………………………………………...61
Tabel 3.2. Penetapan Isu Dengan Metode APKL................................... 63
Tabel 3.3. Analisis Akar Permasalahan Dengan Metode USG............... 65
Tabel 3.4. Rencana dan Tahapan Kegiatan........................................... 67
Tabel 3.5.Formulir F1 Rancangan Aktualisasi………………………….... 85

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Perspektif Whole of Govermen………………………..44

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pegawai Aparatur Sipil Negara (Pegawai ASN) adalah pegawai negeri

sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh

pejabat Pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan

pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan

peraturan perundang-undangan.

Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara, pegawai ASN memiliki peran penting dalam penyelenggaraan

pemerintahan yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan

publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Oleh karena itu penting agar

PNS memiliki profesionalisme dan kompetensi yang memadai untuk bisa

menjalankan tugas tersebut dengan baik dan penuh tanggungjawab.

Pembentukan PNS yang profesional harus diawali dengan pendidikan dan

pelatihan yang ditegaskan dalam PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang

Pelatihan Dasar PNS dan Peraturan Kepala LAN Nomor 93 Tahun 2021

tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil

untuk membentuk PNS yang memiliki karakter yang dibentuk oleh nilai-

nilai dasar profesi PNS yang sudah diatur dalam Undang-Undang

sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara prima

sebagai pelayan publik.

8
Sesuai Peraturan Kepala LAN_RI Nomor 12 Tahun 2018 tentang

Pelatihan Dasar Pegawai Negeri Sipil. Sistem ini menuntut setiap peserta

latsar untuk dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu

Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti

Korupsi yang disingkat menjadi ANEKA. Melalui proses pembelajaran ini,

setiap peserta latsar harus dapat menemukan dan mengungkapkan

makna di balik penerapan nilai-nilai dasar tersebut pada setiap

pelaksanaan di unit kerja masing-masing.

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya di sebut Puskesmas

adalah pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya masyarakat

dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Puskesmas Puput Kecamatan Parittiga Kabupaten Bangka Barat

merupakan tempat pelayanan kesehatan yang mempunyai tugas sesuai

dengan visinya yaitu mewujudkan masyarakat Kecamatan Parittiga yang

sehat, mandiri dan berkualitas menuju Bangka Barat Hebat 2021.

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Seseorang tidak

bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya jika berada dalam kondisi

tidak sehat. Sehingga kesehatan merupakan modal setiap individu untuk

meneruskan kehidupannya secara layak.

Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menjamin setiap warga

Negara memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai

9
dengan kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan dasar, setiap individu

bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan orang-

orang yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga pada dasarnya

pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan adalah tanggung

jawab setiap warga Negara.

Meskipun upaya untuk memenuhi kebutuhan bidang kesehatan melekat

pada setiap warga Negara, namun mengingat karakteristik barang/jasa

kesehatan tidak dapat di usahakan/diproduksi sendiri secara langsung

oleh massing-masing warga Negara, melainkan harus ada pihak lain yang

secara khusus memproduksi dan menyediakan, maka penyediaan

barang/jasa bidang kesehatan mutlak memerlukan keterlibatan

pemerintah untuk:

a. Menjamin ketersediaan barang/jasa kesehatan yang dapat

diperoleh warga negara yang memerlukan sesuai dengan

kebutuhan; dan

b. Menyediakan barang/jasa kesehatan bagi warga negara yang

tidak mampu memenuhi kebutuhan di bidang kesehatan.

Mengingat kebutuhan warga negara terhadap barang/jasa kesehatan

sangat vital dan dengan karakteristik barang/jasa kesehatan yang unik

dan kompleks, maka peranan pemerintah di bidang kesehatan harus

distandarisasi, agar warga negara dapat memenuhi kebutuhan di bidang

kesehatan. Sejak era reformasi urusan pemerintahan secara bertahap

diserahkan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dan hal ini

10
sesuai dengan pasal 18 ayat (6) amandemen UUD 1945 yang

menyatakan bahwa pemerintahan daerah menjalankan otonomi

seluasluasnya. Peraturan terakhir yang mengatur tentang pembagian

urusan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah adalah Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang merupakan pengganti Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004. Pada Undang-Undang 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah, salah satu dari enam urusan concurrent

(bersama) yang bersifat wajib dan terkait dengan pelayanan dasar adalah

urusan kesehatan.

Karena kondisi kemampuan sumber daya Pemerintah Daerah di seluruh

Indonesia tidak sama dalam melaksanakan ke enam urusan tersebut,

maka pelaksanaan urusan tersebut diatur dengan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) untuk memastikan ketersediaan layanan tersebut bagi

seluruh warga negara. SPM sekurang-kurangnya mempunyai dua fungsi

yaitu (i) memfasilitasi Pemerintah Daerah untuk melakukan pelayanan

publik yang tepat bagi masyarakat dan (ii) sebagai instrumen bagi

masyarakat dalam melakukan kontrol terhadap kinerja pemerintah dalam

pelayanan publik bidang kesehatan. Standar Pelayanan Minimal adalah

ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar minimal yang

merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap

warga negara.

Kebijakan mengenai SPM mengalami perubahan dengan ditetapkannya

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan

11
Minimal, sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 18 ayat (3) Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan

kebijakan ini SPM Bidang Kesehatan mengalami perubahan yang cukup

mendasar dari SPM sebelumnya sebagaimana ditetapkan dengan

Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal.

Pada SPM yang lalu pencapaian target-target SPM lebih merupakan

kinerja program kesehatan, maka pada SPM yang sekarang pencapaian

target-target tersebut lebih diarahkan kepada kinerja Pemerintah Daerah,

menjadi penilaian kinerja daerah dalam memberikan pelayanan dasar

kepada Warga Negara.

Pemenuhan mutu pelayanan dasar pada SPM bidang kesehatan daerah

kabupaten/kota terdiri dari 12 indikator yaitu pelayanan kesehatan ibu

hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan bayi baru

lahir, pelayanan kesehatan balita, pelayanan kesehatan pada usia

pendidikan dasar, pelayanan kesehatan pada usia produktif, pelayanan

kesehatan pada usia lanjut, pelayanan kesehatan penderita hipertensi,

pelayanan kesehatan penderita diabetes mellitus, pelayanan kesehatan

orang dengan gangguan jiwa berat, pelayanan kesehatan orang terduga

tuberculosis, dan pelayanan kesehatan orang dengan resiko terinfeksi

virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (HIV).

Mencegah sakit adalah lebih mudah dan murah dari pada mengobati

seseorang apabila jatuh sakit. Salah satu cara untuk mencegah hal

tersebut asalah dengan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat adalah

segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan

12
hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat

mengganggu kesehatan. Dengan semakin banyaknya penderita penyakit

tidak menular (degeneratif) seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung,

kanker dan penyakit tidak menular lainnya yang disebabkan karena gaya

hidup yang tidak sehat.

Pengertian Hipertensi menurut WHO (World Health Organization) ialah

suatu kondisi pembuluh darah yang terus menerus mengalami

peningkatan tekanan. Darah disemprotkan dari jantung ke seluruh bagian

tubuh dalam pembuluh. Setiap saat jantung berdetak, memompa darah

dalam pembuluh. Tekanan darah tercipta oleh darah yang mendorong

terhadap dinding pembuluh darah (arteri) seperti yang dipompa oleh

jantung. Semakin tinggi tekanan darah, jantungpun harus bekerja atau

memompa lebih keras.

Klasifikasi hipertensi menurut WHO untuk tekanan darah orang dewassa

normal didefinisikan sebagai tekanan darah 120 mmHg ketika jantung

berdetak (sistolik) dan tekanan darah 80 mmHg saat jantung berelaksasi

(diastolic). Ketika tekanan darah sistolik sama dengan atau diatas 140

mmHg dan/atau tekanan darah diastolic sama dengan atau diatas 90

mmHg tekanan darah dianggap tinggi.

Terdapat dua faktor Resiko Hipertensi, Faktor yang tidak dapat diubah

dan dapat diubah

a. Faktor resiko yang tidak dapat diubah

 Umur

 Jenis kelamin

13
 Genetic

b. Faktor resiko yang dapat diubah

 Merokok

 Diet rendah serat

 Konsumsumsi garam lebih

 Kurang aktifitas Fisik

 Stress

 Berat badan berlebih/ kegemukan

 Konsumsi alkohol

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan

kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain

berdasarkan ilmu dan kiat yang dimilikinya dalam batas-batas

kewenangan yang dimilikinya. (PPNI, 1999: Chitty,1997). Peran utama

perawat adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,

keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnose masalah yang

terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang

kompleks.

Permasalahan yang terjadi adalah belum tercapainya target SPM tentang

penyakit hipertensi diwilayah kerja Puskesmas Puput Parittiga tahun 2020

yaitu Desa Puput dengan jumlah penderita Hipertensi 1360 orang

sedangkan targetnya 1754 orang, Desa Teluk Limau dengan jumlah 842

orang, sedangkan targetnya 922 orang. Permasalahan lain adalah

sebagian besar pasien hipertensi tidak melakukan pemeriksaan

14
kesehatan rutin minimal satu bulan sekali, ketidakdisiplinan pasien dalam

minum obat hipertensi, dan masih banyaknya pasien hipertensi yang tidak

menjaga pola makannya.

Oleh sebab itu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang

optimal sebagaimana yang terdapat di dalam visi Puskesmas puput yaitu

mewujudkan masyarakat Kecamatan Parittiga yang sehat, mandiri dan

berkualitas menuju Bangka Barat Hebat 2021, dibuatlah rencana kegiatan

aktualisasi mengenai upaya meningkatan pengetahuan masyarakat

tentang penyakit diabetes mellitus di Posbindu Desa Cupat Kecamatan

Parittiga Kabupaten Bangka Barat.

1.2. Tujuan dan Manfaat

1.2.1. Tujuan

Adapun tujuan rancangan aktualisasi ini yaitu :

1.2.1.1. Tujuan Umum

Diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai dasar profesi

Pegawai negeri Sipil yaitu ANEKA dalam melaksanakan tugas

dan tanggungjawab di unit kerja sehingga mendukung

penyelenggaraan pemerintahan yang diharapkan masyarakat.

1.2.1.2. Tujuan Khusus

a. Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam


melaksanakan tugas jabatannya.
b. Kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam
menjalankan jabatannya.
c. Kemampuan menjunjung tinggi etika publik dalam pekerjaan
dan pelayanan publik.

15
d. Kemampuan memprioritaskan mutu yang dihasilkan dari
tugas dan tanggung jawab.

1.2.2. Manfaat

Manfaat penyusunan rancangan aktualisasi ini yaitu :

1.2.2.1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II

a. Saya telah memahami, menginternalisasi dan

mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang

meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,

Komitmen mutu dan Anti Korupsi.

b. Sebagai Perawat pelaksana, saya telah mampu

menjalankan fungsi sebagai pelaksana kebijakan,

pelayan publik, perekat, dan pemersatu bangsa yang

memiliki integritas dan professional di wilayah kerja

UPTD Puskesmas Puput.

1.2.2.2. Bagi Instansi (UPTD Puskesmas Puput)

Laporan aktualisasi meningkatkan efektivitas, efisiensi,

dan inovasi serta mutu pelayanan di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Puput serta membantu terwujudnya visi dan

misi UPTD Puskesmas Puput.

1.2.2.3. Bagi Stakeholder

Masyarakat khususnya mendapatkan pelayanan dan

informasi yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan

harapan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Puput.

16
1.3. Gambaran Umum Unit Kerja

Deskripsi Organisasi

Setelah adanya pemekaran wilayah melalui undang-undang Nomor

5 Tahun 2010 tentang pembentukan Kecamatan Parittiga di

Kabupaten Bangka Barat. Kecamatan Parittiga berkedudukan di

Desa Kelabat.

Perkembangan Kecamatan Parittiga dipengaruhi oleh potensi yang

menjadi sektor unggulan. Sektor-sektor tersebut antara lain:

1. Sektor Pertanian

2. Sektor Perdagangan

3. Sektor Perkebunan

4. Sektor Perikanan

5. Sektor Peternakan

6. Sektor Kehutanan

7. Sektor Pariwisata

8. Sektor Pertambangan

Sejak tahun 2010, Kecamatan Parittiga memiliki 10 (sepuluh)

wilayah administrasi desa dan 2 Puskesmas. Sepuluh desa

tersebut sebagai berikut :

1. Desa Sekar Biru

2. Desa Telak

3. Desa Cupat

4. Desa Bakit

5. Desa Puput

17
6. Desa Air Gantang

7. Desa Kelabat

8. Desa Kapit

9. Desa Semulut

10. Desa Teluk Limau

Sedangkan 2 Puskesmas tersebut adalah :

1. Puskesmas Puput

2. Puskesmas Sekar Biru

Penduduk yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Puput terdiri

dari berbagai ragam suku bangsa dan keturunan. Berikut adalah

tabel data luas wilayah, jumlah dusun, jumlah penduduk, jumlah

rumah tangga dan jumlah kepadatan penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Puput pada tahun 2020.

1.4. Visi, Misi dan Nilai Organisasi

1.4.1. Visi Puskesmas Puput

“Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Parittiga Yang Sehat,

Mandiri Dan Berkualitas Menuju Bangka Barat HEBAT 2021”

1.4.2. Misi Puskesmas Puput

a. Meningkatkan Derajat Kesehatan, Baik Individu

Ataupun Masyarakat

b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan

Yang Berkualitas, Adil, Merata Dan Terjangkau

Oleh Masyarakat Baik Di Dalam Dan Luar

Puskesmas

18
c. Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya

Kesehatan Sehingga Terwujudnya Pelayanan

Kesehatan Yang Berkualitas

d. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Dan

Lintas Sektoral Dalam Pembangunan

Kesehatan.

1.4.3. Tujuan Puskesmas Puput

Memberikan Pelayanan Kesehatan yang Adil, Merata

Kepada Masyrakat agar mau dan mampu Hidup Sehat Serta

Berkualitas Dalam Rangka Menuju Bangka Barat HEBAT

2021 yang berorientasi pada kepuasan pasien.

1.4.4. Moto Puskesmas Puput

“Melayani Dengan Sepenuh Hati”

1.4.5. Tata Nilai

“SIAP”

Senyum : Senyum Dalam Memberikan Pelayanan

Kesehatan

Ikhlas :Ikhlas Melakukan Kegiatan Pelayanan Di

Dalam Maupun Luar Gedung

Adil : Adil Dalam Memberikan Pelayanan

Kesehatan, Tidak Memandang Status Sosial

Masyarakat

Profesional : Profesional Dalam Melakukan Pelayanan

Kesehatan Sesuai dengan Standar

19
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Nilai – nilai Dasar ANEKA

2.1.1. Landasan Teori

Pemahaman Nilai-Nilai Dasar PNS besar perannya dalam rangka

mewujudkan PNS yang bekerja secara profesional, efektif dan efisien.

Pemahaman ini adalah langkah awal dari internalisasi dan habituasi nilai-

nilai dasar PNS dalam menjalankan fungsi jabatannya bukan hanya ketika

dalam masa pelatihan dasar, tetapi diharapkan dapat terus dilaksanakan

hingga berakhir masa kerja seorang PNS. Berdasarkan dari kelima nilai

dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen

mutu dan Anti korupsi yang harus di tanamkan kepada setiap ASN, maka

perlu di ketahui indikator-indikator dari kelima nilai dasar tersebut yaitu:

2.1.1.1 AKUNTABILITAS

Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau

tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki

makna yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk

bertanggung jawab. Akuntabilitas adalah suatu kewajiban

pertanggungjawaban yang harus dicapai sedangkan akuntabilitas

adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok

atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi

amanahnya.

20
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama ( Bovens,

2007), yaitu untuk menyediakan kontrol demokratis ( peran

demokratis ); untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan

kekuasaan (peran konstitusional ); dan untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas ( peran belajar ).Akuntabilitas publik terdiri

dari dua macam, yaitu : akuntabilitas vertikal ( pertanggungjawaban

kepada otoritas yang lebih tinggi ) dan akuntabilitas horisontal

(pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi

terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka

mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas

kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program,

dan akuntabilitas kebijakan.

Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat

akuntabilitas berupa : Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja, dan

Laporan Kinerja.

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada

beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus

diperhatikan, yaitu :

1) Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari

atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang

penting dalam menciptakan lingkungannya.

21
2) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan

kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun

kelompok/instansi.

3) Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang

tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur

dan keyakinan.

4) Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah

laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak

di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai

perwujudan kesadaran akan kewajiban.

5) Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral

mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.

6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah

kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan

akuntabilitas.

7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam

lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara

akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan

kapasitas.

8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab

harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang

menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.

9) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus

melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

22
2.1.1.2 Nasionalisme

Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai

ASN.Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan

mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan

tugasnya merupakan hal yang lebih penting.Diharapkan dengan

nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki

orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan

negara.Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik

menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai

ASN.Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila

demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan

nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.

Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang

meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai

bangsa lain sebagaimana mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme

berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa

dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme

Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia

Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada

nilai-nilai Pancasila. Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar

nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu :

1) Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa Ketuhanan YME

menjadikan Indonesia bukan sebagai negara sekuler yang

23
membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru

mendorong nilai-nilai ketuhanan mendasari kehidupan

masyarakat dan berpolitik. Nilai-nilai ketuhanan yang

dikehendaki Pancasila adalah nilai-nilai ketuhanan yang

positif, yang digali dari nilai-nilai keagamaan yang terbuka

(inklusif), membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan dan

persaudaraan.

Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai ketuhanan

diharapkan bisa memperkuat pembentukan karakter dan

kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif, dan memiliki

kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri dan

kekayaan alam yang diberikan Tuhan untuk kemakmuran

masyarakat.

2) Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sila kedua

memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti

menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai

kemanusiaan dan hak asasi manusia. Ini berarti negara

menjalankan fungsi “melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa

3) Sila ketiga: Persatuan Indonesia Semangat kebangsaan

adalah mengakui manusia dalam keragaman dan terbagi

dalam golongan-golongan. Keberadaan bangsa Indonesia

terjadi karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang

24
tumbuh dalam jiwa rakyat sebelumnya, yang menjalani satu

kesatuan riwayat, yang membangkitkan persatuan karakter

dan kehendak untuk hidup bersama dalam suatu wilayah

geopolitik nyata.Selain kehendak hidup bersama,keberasaan

bangsa Indonesia juga didukung oleh semangat gotong

royong. Dengan kegotong royongan itulah, Indonesia harus

mampu melindungi segenap bangsa dan tumpah darah

Indonesia, bukan membela atau mendiamkan suatu unsur

masyarakat atau bagian tertentu dari territorial Indonesia.

Tujuan nasionalisme yang mau didasari dari semangat

gotong royong yaitu ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti

kemajemukan dan keanekaragaman budaya, suku, etnis,

agama yang mewarnai kebangsaan Indonesia, tidak boleh

dipandang sebagai hal negatif dan menjadi ancaman yang

bisa saling menegasikan. Sebaliknya, hal itu perlu disikapi

secara positif sebagai limpahan karunia yang bisa saling

memperkaya khazanah budaya dan pengetahuan melalui

proses penyerbukan budaya. Ke luar berarti memuliakan

kemanusiaan universal, dengan menjunjung tinggi

persaudaraan, perdamaian dan keadilan antar umat

manusia.

4) Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan

Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi

25
pertama , badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi

ajang memperjuangkan asprasi beragam golongan yang ada

di masyarakat. Fungsi kedua, semangat permusyawaratan

bisa menguatkan negara persatuan, bukan negara untuk

satu golongan atau perorangan. Permusyawaratan dengan

landasan kekeluargaan dan hikmat kebijaksanaan

diharapkan bisa mencapai kesepakatan yang membawa

kebaikan bagi semua pihak. Abraham Lincoln

mendefinisikan demokrasi sebagai “pemerintahan dari

rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Ada tiga prasyarat

dalam pemerintahan yang demokratis, yaitu : (1) kekuasaan

pemerintah berasal dari rakyat yang diperintah; (2)

kekuasaan itu harus dibatasi; dan (3) pemerintah harus

berdaulat, artinya harus cukup kuat untuk dapat

menjalankan pemerintahan secara efektif dan efisien.

Secara garis besar, terdapat dua model demokrasi, yaitu :

majoritarian democracy (demokrasi yang lebih

mengutamakan suara mayoritas) dan consensus democracy

( demokrasi yang mengutamakan konsensus atau

musyawarah). Oleh karena itu, pilihan demokrasi konsensus

berupa demokrasi permusyawaratan merupakan pilihan

yang bisa membawa kemaslahatan bagi bangsa Indonesia.

5) Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia

Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri

26
bangsa menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi

masyarakat yang bertujuan menyelenggarakan keadilan.

Keadilan sosial juga merupakan perwujudan imperative etis

dari amanat pancasila dan UUD 1945. Peran negara dalam

mewujudkan rasa keadilan sosial, antara lain :

(a) perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sistem

kemasyarakatan;

(b) pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan

kesempatan;

(c) proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan

sumber daya yang diperlukan;

(d) dukungan atas partisipasi bermakna atas pengambilan

keputusan bagi semua orang.

2.1.1.3 ETIKA PUBLIK

Etika Publik atau etos individu/kelompok berdasarkan nilai-

nilai dan norma-norma luhur. Kode etik adalah aturan-aturan yang

mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut

pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk

ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur

tingkah laku / etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat

melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat

27
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Berdasarkan

UU ASN, kode etik dan kode perilaku ASN adalah :

1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab

dan berintegritas

2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.

3) Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.

4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan

atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan

etika pemerintahan.

6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.

7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara

bertanggung jawab, efektif dan efisien.

8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam

melaksanakan tugasnya.

9) Memberikan informasi secara benar dan tidak

menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan

informasi terkait kepentingan kedinasan.

10)Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,

status, kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau

mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau

untuk orang lain.

28
11)Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga

reputasi dan integritas ASN.

12)Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan

mengenai disiplin pegawai ASN.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam

undang-undang ASN, memiliki indicator sebagai berikut :

1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara

Pancasila.

2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar

Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.

3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.

4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya

kepada publik.

8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan

program pemerintah.

9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,

cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan

santun.

10)Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.

11)Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

29
12)Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja

pegawai.

13)Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

14)Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang

demokratis sebagai perangkat sistem karir.

2.1.1.4 KOMITMEN MUTU

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada

orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu

kinerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab

pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar

dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.Komitmen mutu

merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi

dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pelayanan publik. Ada empat indikator dari nilai-

nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan yaitu :

1) Efektif

Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai

dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat

ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut

jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak

hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana)

mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,

30
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya

kebutuhan pelanggan.

2) Efisien

Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan

mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan

efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan

sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga

dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya,

penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan

mekanisme yang ke luar alur.

3) Inovasi

Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang

konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk

membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam

bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari

sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan

tugas rutin.

4) Mutu

Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau

bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai

keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan

sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan

melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar

31
yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu

menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan

keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.

Terdapat lima dimensi karakteristik yang digunakan

pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan

Pasuraman dalam Zulian Zamit, 2010:11), yaitu:

a) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,

perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;

b) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan

pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan

yang telah dijanjikan;

c) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk

memberikan pelayanan dengan tanggap;

d) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan,

dan sifat dapat dipercaya.

e) Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap

kebutuhan pelanggan.

2.1.1.5 ANTI KORUPSI

Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang

artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering

dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang

luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup

32
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih

luas.Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang

pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.

Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang

harus diperhatikan, yaitu:

1) Jujur

Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama

bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya

kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang

berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan

transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri

maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap

godaan untuk berbuat curang.

2) Peduli

Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang

memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial

tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana

masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita,

dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial

tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara

yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan

sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.

3) Mandiri

Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri

33
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang

lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang

memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna

bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin

hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab

demi mencapai keuntungan sesaat.

4) Disiplin

Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan

konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat

seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam

menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan

kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang

yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan

tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan

kekayaan dengan cara yang mudah.

5) Tanggung jawab

Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan

menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah

untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama

manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya

akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang

Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan

kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir

dalam perbuatan tercela dan nista.

34
6) Kerja Keras

Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan

kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik

yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan

kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya

dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu

tanpa mengeluarkan keringat.

7) Sederhana

Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang

menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi

kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia

tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.

Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah

ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan

pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan

selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.

8) Berani

Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki

keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak

kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan

berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani

berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan

teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang

menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi

35
dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak

kepada hal-hal yang menyimpang.

9) Adil

Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa

yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan

menuntut untukmendapatkan lebih dari apa yang ia sudah

upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi

kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan

kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran

bagi masyarakat dan bangsanya.

2.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

2.2.1 Manajemen ASN

Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan

pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas

dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan

nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi

pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN

yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

1. Kedudukan ASN

Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi

selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi

yang profesional.Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi,

36
maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.

Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014

tentang ASN :

a. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri

Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

(P3K).PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi

syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh

pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan

pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara

nasional.Sedangkan P3K adalah warga negara Indonesia yang

memnuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina

kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan

kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu

dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

b. Pegawai ASN berkedudukan sebagai apartur negara yang

menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi

pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi

semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang

menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain itu

untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini

dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan

persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian,

pikiran dan tenaga pada tugasyang dibebankan kepadanya.

Oleh karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN.

37
khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu

pejabat karir tertinggi. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah

dan luar negeri. Namun demikian pegawai ASN merupakan

kesatuan. Kesatuan bagi pegawai ASN sangat penting,

mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah,

sering terjadinya isu putra daerah yang hampir ASN berfungsi,

bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang

profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan

kegiatan dalam terjadi dimana-mana sehingga perkembangan

birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut

merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.

2. Peran ASN

Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka

pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:

a. Pelaksana kebijakan public

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan

kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan

masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta

harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada

kepentingan publik

b. Pelayan publik

38
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai

peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan

penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif

yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik

dengan tujuan kepuasan pelanggan.

c. Perekat dan pemersatu bangsa

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat

persatuan dan kesatuan NKRI.ASN senantiasa setia dan taat

sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan

pemerintah.ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN

serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada

kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.Dalam UU

ASN disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan

manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan

kesatuan.

3. Hak dan Kewajiban ASN

Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang

diberikan oleh hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh

hukum, baik pribadi maupun umum.Dapat diartikan bahwa hak

adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar melaksanakan

tugas dan tanggungjawabnya dengan baik , dapat meningkatkan

produktivitas, menjamin kesejateraan ASN dan akuntabel, maka

39
setiap ASN diberikan hak. Hak ASN dan P3K yang diatur dalam UU

No. 5 Tahun 2014 tentang ASN sebagai berikut:

PNS berhak memperoleh:

a) gaji, tunjangan, dan fasilitas;

b) cuti;

c) jaminan pensiun dan jaminan hari tua;

d) perlindungan; dan

e) pengembangan kompetensi.

P3K berhak memperoleh:

1. gaji dan tunjangan;

2. cuti;

3. perlindungan; dan

4. pengembangan kompetensi.

Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan

pasal 70 UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa

setiap pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk

mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 pemerintah

juga wajib memberikan perlindungan berupa:

1. Jaminan kesehatan;

2. Jaminan kecelakaan kerja;

3. Jaminan kematian;

4. Bantuan hukum.

40
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan

yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah suatu

yang sepatutnya diberikan. Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5

Tahun 2014 tentang ASN wajib:

a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik

Indonesia, dan pemerintah yang sah;

b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat

pemerintah yang berwenang;

d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,

kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;

f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,

perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di

dalam maupun di luar kedinasan;

g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan

rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan; dan

h. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

41
4. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN

Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan

bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode

perilaku.Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga

martabat dan kehormatan ASN.Kode etik dan kode perilaku berisi

pengaturan perilaku agar pegawai ASN.

a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,

dan berintegritas tinggi;

b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

e. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau

Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika

pemerintahan;

f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan;

g. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara

bertanggung jawab, efektif, dan efisien;

h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam

melaksanakan tugasnya;

i. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan

kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait

kepentingan kedinasan;

42
j. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,

status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau

mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau

untuk orang lain;

k. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga

reputasi dan integritas ASN; dan

l. melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan

mengenai disiplin Pegawai ASN.

2.2.2 Whole of Government (WoG)

1. Pengertian Whole of Government (WoG)

Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di

lapangan maka WoG didefinisikan sebagai “suatu model

pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk

mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi

karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara

lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan

perilaku. Sesuai dengan karakteristik wicked problems, maka

model pendekatan WoG mempunyai perspektif tertentu

sebagaimana yang diilustrasikan pada Gambar 1.1. di bawah ini

43
Gambar 2.1.

Perspektif Whole of Government (WOG) dalam kebijakan publik

2. Penerapan Whole of Government (WoG) dalam pelayanan

terintegrasi

Praktek Whole of Government (WoG)

Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat

dilakukan, baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal.

Cara-cara ini pernah dipraktikkan oleh beberapa negara, termasuk

Indonesia dalam level-level tertentu.

1) Penguatan koordinasi antar lembaga

Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah

lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau

dan manageable. Dalam prakteknya, span of control atau

rentang kendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah

satu alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga

yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk

44
sebuah koordinasi.Dengan jumlah lembaga yang rasional,

maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.

2) Membentuk lembaga koordinasi khusus

Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang

bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau

kementrian adalah salah satu cara melakukan WoG.

Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status

lembaga setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara

dengan kelembagaan yang dikoordinasikan.

3) Membangun gugus tugas

Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi

yang dilakukan di luar struktur formal, yang setidaknya

tidak permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya

menjadi salah satu cara agar sumber daya yang terlibat

dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari

lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses

koordnasi tadi.

4) Koalisi sosial

Koalisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan

koordinasi antar sektor atau lembaga,tanpa perlu

mebentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi.

Tantangan dalam praktek Whole of Government (WoG)

45
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di

tataran praktek sebagai berikut:

1. Kapasitas SDM dan institusi

Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam

WoG tidaklah sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi

kendala serius ketika pendekatan WoG, misalnya

mendorong terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan,

dimana terjadi penggabungan SDM dengan kualifikasi

yang berbeda.

2. Nilai dan budaya organisasi

Nilai dan budaya organisasi menjadi kendala ketika terjadi

upaya kolaborasi sampi dengan kelembagaan.

3. Kepemimpinan

Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam

pelaksanaan WoG.Kepemimpinan yang dibutuhkan

adalah kepemimpinan yang mampu mengakomodasi

perubahan nilai dan budaya organisasi serta memperbaiki

SDM yang tersedia guna mencapai tujuan yang

diharapkan.

Praktek Whole of Government (WoG)

46
Dalam pelayanan public praktek WoG dalam pelayanan

publik dilakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait

dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang dikenail

dapat didekati oleh pendekatan WoG sebagai berikut:

1. Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan

publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen

resmi yang dibutuhkan warga masyarakat. Dokumen yang

dihasilkan bisa meliputi KTP, status kewarganegaraan,

status usaha, surat kepemilikan, atau penguasaan atas

barang, termasuk dokumen-dokumen resmi seperti SIUP,

izin trayek, izin usaha, akta, sertifikat yanah dan lain-lain

2. Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan

berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat,

seperti pendidikan, kesehatan, ketenagkerjaan,

perhubungan dan lain-lain.

3. Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan

jenis barang yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti

jalan, jembatan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air

bersih, dan lain-lain.

4. Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan

hukuman dan peraturan perundang-undangan, maupun

kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan

masyarakat.

47
Adapun berdasarkan pola pelayanan publik, juga dapat

dibedakan dalam lima macam pola pelayanan sebagai berikut:

1. Pola pelayanan teknis fungsional, yaitu suatu pola

pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi

pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan

kewenangannya. Pelayanan merupakan pelayanan

sektoral, yang bisa jadi sifatnya hanya relevan dengan

sektor itu, atau menyangkut pelayanan di sektor lain.

WoG dapat dilakukan manakala pola pelayanan publik ini

mempunyai karakter yang sama atau memiliki

keterkaitan antar satu sektor dengan yang lainnya.

2. Pola pelayanan satu atap, yaitu pola pelayanan yang

dilakukan secara terpadu pada suatu instansi pemerintah

yang bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing.

Pola ini memudahkan masyarakat pengguna izin untuk

mengurus permohonan izinnya, walaupun belum

mengurangi jumlah rantai birokrasi izinnya.

3. Pola pelayanan satu pintu, yaitu pola pelayanan yang

dilakukan secara tunggal oleh suatu unit kerja

pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit

kerja pemerintah terkait lainnya yang bersangkutan. Ini

adalah salah satu bentuk kelembagaan WoG yang lebih

utuh, dimana pelayanan publik disatukan dalam satu unit

48
pelayanan saja, dan rantai izin sudah dipangkas menjadi

satu saja.

4. Pola pelayanan terpusat, yaitu pola pelayanan yang

dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang bertindak

selaku koordinator terhadap pelayanan instansi

pemerintah lainnya yang terkait dengan bidang

pelayanan masyarakat yang bersangkutan.

5. Pola pelayanan elektronik, yaitu pola pelayanan elektronik yang

dilakukan menggunakan teknologi infromasi dan komunikasi yang

merupakan otomasi dan otomatisasi pemberian layanan yang bersifat

elektronik atau daring (online) sehingga dapat menyesuaikan diri dengan

keinginan dan kapasitas masyarakat pengguna.

3. Nilai-nilai dasar Whole of Government

Praktek WOG dalam pelayanan publik dilakukan dengan

menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik

berdasarkan nilai-nilai dasar berikut ini.

1) Koordinasi

Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang efektif dan

efisien antar lembaga dalam menjalankan kegiatan kelembagaan

2) Integrasi

Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem antar

lembaga sehingga menjadi kesatuan yang utuh

3) Singkronisasi

49
Singkronisasi merupakan penyelarasan semua kegiatan/data yang

berasal dari berbagai sumber , dengan menyingkronkan seluruh

sumber tersebut

4) Simplifikasi

Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu baik terkait

data/proses di suatu lembaga untuk mengefisienkan waktu, tenaga

dan biaya.

2.2.3 Pelayanan Publik

1. Konsep Pelayanan Publik

Pengertian Pelayanan Publik

Berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah yang perlu

diketahui, yaitu melayani dan pelayanan. Pengertian melayani

adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan

seseorang. Sedangkan pengertian pelayanan adalah usaha

rnelayani kebutuhan orang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

1995).

Adapun menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun

2003, mengenai pelayanan adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang

dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai

upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

50
b. Penyelenggara adalah Pelayanan Publik adalah Instansi

Pemerintah.

c. Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan

kerja satuan organisasi Kementrian, Departemen,

Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan

instansi Pemerintah lainnya, baik Pusat maupun Daerah

termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik

Negara dan Badan Usaha Milik Daerah.

d. Unit Penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada

instansi Pemerintah yang secara langsung memberikan

pelayanan kepada penerima pelayanan publik.

e. Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai instansi

pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan

publik sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

f. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat,

instansi pemerintah dan badan hukum yang menerima

pelayanan dari instansi pemerintah.

Pelayanan merupakan suatu proses. Proses tersebut

menghasilkan suatu produk yang berupa pelayanan, kemudian

diberikan kepada pelanggan. Sebagai contoh adalah proses

pelayanan surat masuk. Proses pelayanan surat masuk adalah

sebagai berikut:

a) Surat diterima oleh seorang petugas.

51
b) Surat disortir (dipisah-pisahkan).

c) surat diterima pencatat surat kemudian dicatat dalam buku

agenda/ kartu kendali

d) Surat disampaikan ke pengarah surat.

e) Surat didistribusikan ke unit organisasi sesuai dengan

alamat yang tertulis dalam surat (sering di sebut dengan

istilah "unit pengelola").

f) Surat diterima oleh unit pengolah.

Menurut Gonroos, 1990, Pelayanan dapat dibedakan

menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Coreservice adalah pelayanan yang ditawarkan kepada

pelanggan, yang merupakan produk utamanya. Misalnya untuk

pelayanan pembuatan KTP, maka penyediaan KTP merupakan

layanan utamanya.

2. Facilitating service adalah fasilitas pelayanan tambahan

kepada pelanggan, misalnya terkait dengan pelayanan

administrasi kependudukan (KTP, akte kelahiran, dll), maka

pemerintah menyediakan layanan satu atap atau satu pintu

dengan menggunakan teknologi yang canggih.

Menurut Savas (1987) membagi barang layanan menjadi 4

(empat) kelompok :

52
a. Barang yang digunakan untuk memenuhi kepentingan individu

yang bersifat pribadi. Barang privat (private goods) ini tidak ada

konsep tentang penyediaannya, hukum permintaan dan

penawaran sangat tergantung pada pasar, produsen akan

memproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan

bersifat terbuka. Oleh sebab itu penyediaan layanan barang

yang bersifat barang privat ini dapat berlaku hokum pasar, hanya

apabila barang privat ini menyangkut kesejahteraan orang

banyak, misalnya beras atau bahan kebutuhan pokok

masyarakat lainnya, maka pemerintah tidak akan membiarkan

berlakunya pasar secara murni. Dengan kata lain apabila pasar

mengalami kegagalan dan demi kesejahteraan, maka perlu

intervensi pemerintah

b. Jenis barang yang kedua disebut tool goods, yakni barang yang

digunakan atau dikonsumsi bersama-sama dengan persyaratan

apabila menggunakannya harus membayar atau ada biaya

penggunaan, apabila pengguna atau konsumen tidak membayar

maka tidak dapat menggunakannya. Penyediaannya bisa

menggunakan hukum pasar dimana produsen akan

menyediakan permintaan/kebutuhan barang tersebut. Barang

seperti ini hampir sama seperti barang privat, penyediaan barang

ini di beberapa negara disediakan oleh negara dan seringkali

menggunakan ukuran pemakaiannya atau dapat dikatakan

barang privat tetapi dikonsumsi bersama-sama;

53
c. Jenis barang ketiga disebut collective goods, yaitu barang yang

digunakan secara bersama-sama atau kolektif dan

penyediaannya tidak dapat dilakukan dengan melalui mekanisme

pasar, karena barang ini digunakan secara terus menerus dan

secara bersama- sama serta sulit diukur berapa besar

penggunaan barang ini untuk setiap individu. Dalam penggunaan

barang ini apabila diukur dari sisi ekonomi akan muncul

pembonceng gratis (free rider) dimana mereka ikut

menggunakan atau menikmati barang tersebut tanpa membayar

dan tanpa kontribusi secara fair. Penyediaan barang ini tidak ada

yang mau menyediakan atau memproduksinya secara sukarela.

Oleh karenanya penyediaan barang ini dilakuan dengan

kontribusi secara kolektif yaitu dengan menggunakan pajak.

d. Jenis barang yang keempat adalah common pool goods, jenis

barang ini memiliki karakteristik dimana yang menggunakan

barang ini tidak ada yang mau membayar, biasanya

digunakan/dikonsumsi secara bersama-sama dan kepemilikan

barangini oleh umum, tidak ada orang yang mau menyediakan

barang ini. Untuk itu pemerintah melakukan pengaturan terhadap

barang ini

Dalam kenyataannya keempat jenis barang diatas sangat

sulit dibedakan atau dipisahkan masing-masing jenis termasuk

barang yang mana, karena setiap barang tidak murni menjadi salah

54
satu karakteristik jenis barang yang ada. Setiap barang mempunyai

kecenderungan karakteristik barang yang satu dengan barang yang

lain.

Pelayanan Prima

Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah

"Excellent Service" yang secara harfiah berarti pelayanan

yang sangat baik dan atau pelayanan yang terbaik.Disebut

sangat baik atau terbaik, karena sesuai dengan standar

pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh instansi yang

memberikan pelayanan. Apabila instansi pelayanan belum

memiliki standar pelayanan, maka pelayanan disebut sangat

baik atau terbaik atau akan menjadi prima, manakala dapat

atau mampu memuaskan pihak yang dilayani (pelanggan).

Jadi pelayanan prima dalam hal ini sesuai dengan harapan

pelanggan.Tentunya agar keprimaan suatu pelayanan dapat

terukur, bagi instansi pemberi pelayanan yang belum

memiliki standar pelayanan, maka perlu membuat standar

pelayanan prima sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan

yang dapat memenuhi dan memuaskan pelanggan atau

masyarakat serta memberikan fokus pelayanan kepada

pelanggan.

55
Pelayanan prima kepada masyarakat didasarkan

pada tekad bahwa "pelayanan adalah pemberdayaan".

Kalau pada sektor bisnis atau swasta tentunyapelayanan

selalu bertujuan atau berorientasi profile atau keuntungan

perusahaan. Pelayanan prima yang diberikan kepada

masyarakat padadasarnya tidaklah mencari untung, tetapi

memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat secara sangat baik atau terbaik.

Dalam hal memberdayakan masyarakat ini,

pelayanan yang diberikan tidaklah bertujuan selain mencari

untung, juga menjadikan masyarakat justru terbebani atau

teberdayakan dengan pekayanan dari pemerintahan yang

diterimanya.Contohnya dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat selama ini masih sering muncul keluhan

dari masyarakat dengan adanya pungutan biaya di luar

ketentuan, atau berbelit-belitnya prosedur serta lamanya

pelayanan yang diberikan.Belum lagi masih ditambah

dengan petugas yang kurang ramah sehingga munculnya

sikap, anggapan dan penilaian terhadap

pemerintahan.Misalnya kesan bahwa birokrasi adalah

prosedur yang berbelit-belit dan mempersulit urusan.

Adanya korupsi, kolusi dan nepotisme dalam pelayanan

sektor publik.Bahkan dalam pelayanan publik muncul istilah

"kalau masih bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah?"

56
Atau kalau kita berurusan dengan pelayanan pemerintah,

mungkin akan ada penawaran dari aparatur pelayannya,

"mau lewat jalan tol atau biasa?".Untuk itu pelayanan prima

sektor publik yang dilakukan oleh pemerintah selain

memenuhi kebutuhan hajat hidup masyarakatnya, sudah

barang tentu adalah untuk memberdayakan bukan

memperdayakan.

Jadi dengan demikian perbaikan pelayanan sektor

publik jelas merupakan kebutuhan yang mendesak, bahwa

dalam rangka reformasi administrasi negara,perbaikan

pelayanan kepada publik merupakan kunci keberhasilannya.

Pelayanan prima bertujuan memberdayakan masyarakat,

bukan memperdayakan, sehingga akan menumbuhkan

kepercayaan publik atau masyarakat kepada

pemerintahannya. Adapun kepercayaan adalah awal atau

modal dari kolaborasi dan partisipasi masyarakat dalam

program-program pembangunan.

Adapun pelayanan prima akan bermanfaat bagi

upaya peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada

masyarakat sebagai pelanggan dan sebagai acuan untuk

pengembangan penyusunan standar pelayanan. Baik

pelayan, pelanggan atau stakeholder dalam kegiatan

pelayanan, akan memiliki acuan mengenai mengapa,

57
kapan, dengan siapa, dimana dan bagaimana pelayanan

dilakukan.

2. Nilai-nilai Dasar Pelayanan Publik

Perhatian pemerintah terhadap perbaikan pelayanan kepada

masyarakat, sebenarnya sudah diatur dalam beberapa pedoman,

antara lain adalah Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 yang

mengemukakan tentang prinsip-prinsip pelayanan publik sebagai

berikut:

1. Kesederhanaan.

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah

dipahami dan mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan.

a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik;

b. Unitkerja/pejabat yang berwenang dan

bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan

memberikan pelayanan dan penyelesaian

keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan

pelayanan publik;

c. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara

pembayaran.

3. Kepastian Waktu.

58
Pelaksanaan pelayanan Publik dapat diselesaikan dalam

kurun waktu yang telah ditentukan.

4. Akurasi

Produk pelayanan Publik diterima dengan benar, tepat

dan sah.

5. Keamanan

Proses dan produk pelayanan Publik memberikan rasa

aman dan kepastian hukum.

6. Tanggung jawab.

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat

yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelengaraan

pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam

pelaksanaan pelayanan publik.

7. Kelengkapan Sarana dan prasarana.

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja

dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan

sarana teknologi telekomunikasi dan informatika

(telematika).

8. Kemudahan Akses.

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai,

mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat me

manfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.

59
9. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan.

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan

santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlah

10. Kenyamanan.

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang

tunggu yang nyaman,bersih, rapi, lingkungan yang indah

dan sehat serta dilengkapi denganfasilitas pendukung

pelayanan, seperti parker, toilet, tempat ibadah, dan lain-

lain.

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Identifikasi, Penetapan, dan Gagasan Pemecahan Isu

Untuk menyusun rancangan kegiatan aktualisasi, maka saya akan

menjelaskan jabatan saya. Jabatan saya adalah Perawat Terampil.

Adapun uraian tugas pokok dan fungsi saya sebagai Perawat

Terampil adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan asuhan keperawatan pasien dan keluarga

b. Melaksanakan kegiatan program pelayanan keperawatan

sesuai dengan protap yang telah ditentukan

c. Melaksanakan kegiatan urusan pelayanan keperawatan

sesuai dengan protap yang telah ditentukan untuk

60
memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat

ditingkat Puskesmas

d. Melaksanakan evaluasi pelayanan keperawatan sebagai

bahan tindak lanjut kegiatan perawatan di tingkat

Puskesmas.

e. Melaksanakan tugas lain yang telah diberikan oleh

Pimpinan sesuai tugas dan fungsinya

3.1.1. Identifikasi Isu

Identifikasi isu pada rancangan aktualisasi ini didasari dari tiga

prinsip kedudukan dan peran ASN yaitu manajemen ASN,

Whole of Government, dan pelayanan publik, terkait dengan

pelaksanaan tugas dan fungsi penulis sebagai Perawat

Pelaksana di unit kerja yaitu Puskesmas Puput Kecamatan

Parittiga. Berdasarkan observasi dan diskusi bersama mentor

dan tim Keperawatan Puskesmas Puput, ditemukan beberapa

isu yang menjadi perhatian bersama.

Tabel 3.1. Identifikasi Isu


Sumber Peran Kondisi yang
No Isu Kondisi Saat Ini
Isu ASN Diharapkan
1. Rendahnya Internal Pelayanan Banyaknya Pentingnya Peran
kesadaran Publik masyarakat di dari tenaga
masyarakat wilayah kerja kesehatan dalam
untuk mencuci Puskesmas memberikan Edukasi
tangan Puput yang mengenai PHBS ke
menggunakan masih melalaikan pada masyarakat
sabun diera Pola Hidup sehingga masyarakat
pandemic Bersih dan Sehat menyadari
covid-19 di salah satunya pentingnya cuci
wilayah kerja cuci tangan tangan menggunakan
puskesmas menggunakan sabun
Puput sabun apalagi

61
sekarang dimasa
pandemic covid-
19
2. Rendahnya Internal Manajeme Adanya Pentingnya peran
Pemahaman n ASN masyarakat yang ASN dalam
Masyarakat menolak memberikan
tentang dilakukan pemahaman tentang
pentingnya vaksinasi vaksinasi covid-19,
vaksinasi dikarenakan bahwasanya divaksin
covid-19 diera pemahaman akan membantu
pandemi masyarakat yang menguatkan tubuh
diwilayah salah akan seseorang dalam
kerja vaksinasi yang melawan virus covid-
puskesmas menurut 19, sehingga
Puput masyarakat membantu
membawa pemerintah dalam
dampak yang mejalankan program
kurang baik bagi vaksinasi untuk
kesehatanya seluruh warga
negaranya.
3. Kurangnya Internal Whole of Banyaknya Memberikan Edukasi
Pengetahuan Governme masyarakat yang melalui Penyuluhan
masyarakat nt tidak mengontrol kesehatan sangat
tentang faktor kesehatan penting bagi
resiko secara rutin masyarakat sehingga
penyakit dinfasilitas memahami faktor
Hipertensi di pelayanan resiko yang akan
Desa Puput kesehatan, terjadi bila tidak
masyarakat yang menjaga pola makan
tidak menjaga dan mengontrol
pola makan kesehatan secara
sehat untuk rutin
menjaga
kesehatannya

Dari identifikasi isu tersebut, selanjutnya dilakukan analisis isu

untuk menemukan isu utama (core issue) menggunakan

metode APKL, identifikasi akar permasalahan menggunakan

metode USG, dan identifikasi gagasan kreatif menggunakan

analisis efektivitas, efisiensi dan kemudahan.

62
1) Analisis isu utama (core issue) menggunakan analisis

APKL

Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu yang bertujuan

untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas isu

yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan

kegiatan yang dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan

menggunakan metode APKL (Aktual, Problematik,

Kekhalayakan dan Layak). Setelah dilakukan analisis APKL,

maka dipilih isu yang menjadi prioritas utama yang

selanjutnya akan diidentifikasi akar permasalahannya.

Empat kriteria penilaian metode APKL yaitu sebagai berikut:

a. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat

dibicarakan di kalangan masyarakat.

b. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang

kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.

c. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang

banyak.

d. Layak artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan

untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

3.1.2. Penetapan Isu

Penetapan isu menggunakan metode APKL dapat dilihat

pada tabel 3.2

Tabel 3.2

NO ISU/MASALAH A P K L JML RANK


1. Rendahnya pemahaman masyarakat 3 5 3 4 15 2

63
tentang pentingnya vaksinasi covid-19

di era pandemi di wilayah kerja

Puskesmas Puput
2. Rendahnya Kesadaran masyrakat 3 3 3 4 13 3

untuk mencuci tangan menggunakan

sabun diera pandemic covid-19

diwilayah kerja Puskesmas Puput


3. Kurangnya pengetahuan masyrakat 5 4 4 5 18 1

tentang faktor resiko penyakit

Hipertensi di Desa Puput


Keterangan: A=Aktual, P=Problematik, K=Kekhalayakan, L=Layak

Pembobotan berdasarkan skala Likert 1-5 (5=Sangat besar,

4=Besar, 3=Sedang, 2=Kecil, 1=Sangat kecil)

2) Analisis Identifikasi Permasalahan Menggunakan USG

Dari isu utama yang dipaparkan diatas, selanjutnya

dilakukan identifikasi akar permasalahan dari isu tersebut.

Identifikasi akar permasalahan yang didapat adalah:

a. Kurangnya pengetahuan masyrakat tentang memahami

faktor Resiko penyakit Hipertensi di Desa Puput

b. Rendahnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya

vaksinasi covid-19 diera pandemic di Puskesmas Puput

c. Rendahnya Kesadaran masyrakat untuk mencuci tangan

menggunakan sabun diera pandemic covid-19 diwilayah

kerja Puskesmas Puput

64
Akar permasalahan tersebut kemudian dianalisis dengan

menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth)

menggunakan skala Likert dengan pembobotan 1-5. Kriteria

analisis USG yaitu:

a. Urgency yaitu seberapa mendesak suatu isu harus

dibahas, dianalisis dan ditindak lanjuti.

b. Seriousness yaitu seberapa serius suatu isu harus

dibahas yang dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.

c. Growth didefinisikan sebagai seberapa besar

memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani dengan

segera.

Analisis Akar Permasalahan USG dapat dilihat pada Tabel 3.3

Tabel 3.3

No. Kriteria Jml Rank


Penilaian Masalah
U S G
1. Kurangnya Pengetahuan Masyarakat Tentang 5 5 5 15 1

Faktor Resiko Penyakit Hipertensi Di Desa

Puput
2. Rendahnya pemahaman masyarakat tentang 3 4 4 12 2

pentingnya vaksinasi covid-19 di era pandemi

di wilayah kerja Puskesmas Puput

3. Rendahnya Kesadaran masyrakat untuk 2 3 3 8 3

mencuci tangan menggunakan sabun diera

pandemic covid-19 diwilayah kerja Puskesmas

65
Puput
Keterangan: U=Urgency, S=Seriousness, G=Growth

Pembobotan berdasarkan skala Likert 1-5 (5=Sangat besar,

4=Besar, 3=Sedang, 2=Kecil, 1=Sangat kecil)

3.2. Isu Yang Diangkat

Berdasarkan identifikasi masalah dan analisis bersama mentor,

maka disepakati, isu yang akan diangkat adalah “Kurangnya

Pengetahuan Masyarakat Tentang Faktor Resiko Penyakit

Hipertensi Di Desa Puput". Jika isu tersebut tidak bisa segera

diselsaikan maka akan menyebabkan meningkatnya PTM di

wilayah kerja Puskesmas Puput, yaitu penyakit Hipertensi

Menurunnya kesadaaran masyarakat dalam menjaga kesehatan

dan mengontrol kesehatan secara rutin, yang menghambat

terbentuknya masyarakat sehat sesuai dengan visi dan misi

puskesmas Puput.

3.3. Gagasan Pemecahan Isu

Berdsarka hasil analisi isu tersebut, perlu mencari solusi

dengan kreatifitas dan inovasi berupa ide gagasan pemecahan

isu yaitu Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang

Faktor Resiko Penyakit Hipertensi di Desa Puput dengan

melakukan Penyuluhan menggunakan Metode Media

66
Cetak pada masyarakat dalam kegiatan Posbindu PTM di

Desa Puput

Kegiatan pemecahan isu diatas dilaksanakan dengan

menerapkan niali-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi)

dan penerapan nilai kedudukan dan peran ASN dalam NKRI

(Manajemen ASN, WoG, dan Pelayanan Publik).

67
3.4. Rencana dan Tahapan Kegiatan

Tabel 3.4

BULAN
N KEGI
JULI AGUSTUS
O ATA TAHAPAN
. N 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
1 Konsul 1 Membuat
tasi jadwal
Pelaks konsulta
anaan si dengan
Aktua atasan                                            
lisasi 2 Melakuk
an
diskusi
dengan
atasan
mengenai
aktualisa
si yang
akan
dilaksana
kan                                            
3 Meminta                                            
persetuj
uan dari

68
atasan
mengenai
kegiatan
yang
akan
dilaksana
kan
dalam
aktualisa
si
2 Meny 1 Menyusu
usun n
Ranca rencana
ngan pelaksan
Kegiat aan
an kegiatan                                            
2 Melakuk                                            
an
konsulta
si kepada
pengelola
program
posbindu
PTM
tentang
konsep
kegiatan
yang

69
akan
dilakukan
3 Melak 1 Membuat
ukan rancanga
Kegiat n leaflet
an dan
Pembu angket
atan 2 Melakuk
Leafle an
t dan konsulta
Angke si
t rancanga
n leaflet
dan
Angket
yang
akan
digunaka
n dengan
atasan
3 Meminta
persetuj
uan
atasan
mengenai
rancanga
n leaflet
dan

70
Angket
1 Menceta
k leaflet                                            
2 Menceta
k Angket
                                           
3 Berkoor
dinasi
Menyi dan
apkan meminta
Media izin
yang dengan
4 Digun pengelola
akan h barang
Untuk puskesm
Penyul as untuk
uhan meminja
mkan
LCD dan
infocus
sebagai
media
penyuluh
an                                            
5 Melak 1 Menyiap                                            
ukan kan alat
Penyul dan
uhan bahan

71
2 Mempers
ilahkan
masyara
kat yang
datang
untuk
duduk di
kursi
yang
telah
dusediak
an
3 Membagi
kan
angket
ke pada
masyara
kat dan
melakuka
n
pretest                                            
4 Menjelas                                            
kan cara
pengisian
angket
kepada
masyara
kat

72
5 Membagi
kan
leaflet                                            
6 Melakuk
an
penyuluh
an
7 Mengada
kan sesi
Tanya
jawab
8 Melakuk
an post
test
1 Membuat
evaluasi
hasil
kegiatan                                            
Meny 2 Mengeti
usun k laporan
6                                            
lapora
n 3 Konsulta
si dan
pengesah
an
laporan                                            
Keterangan : : Hari Libur : Kegiatan

73
3.5. Relevansi kegiatan dengan nilai dan Kedudukan serta Peran
PNS
Adapun kegiatan-kegiatan sebagaimana diuraikan tersebut
memiliki keterkaitan dengan nilai ANEKA dan Peran Kedudukan
PNS yang akan saya uraikan satu persatu sebagai berikut:

Kegiatan 1: Membuat jadwal konsultasi dengan atasan

1. Membuat jadwal konsultasi dengan mentor


 Akuntabilitas: tanggung jawab merupakan tanggung
jawab seorang perawat dalam menjalankan tugasnya
dan untuk selalu mengkomunikasikan setiap kegiatan
yang akan dilakukan kepada atasan. Kejelasan dengan
cara membuat jadwal konsultasi sehingga kesepakatan
pertemuan dengan atasan dapat terjadwal dengan baik.
 Nasionalisme: sesuai dengan nilai dasar nasionalisme
yaitu nilai ‘’sila ke 4 yang berkaitan dengan musyawarah
mufakat’’ dengan cara melakukan diskusi terbimbing
dengan kepala puskesmas (mentor).
 Etika publik: Menghargai komunikasi, konsultasi dan
kerjasama
Dalam membuat jadwal bimbingan dengan atasan,
dengan penuh etika,sopan,dalam berbicara dan
menggunakan bahasa Indonesia bentuk menghormati
atasan dan guna mendapatkan jadwal yang tepat

Output/hasil; Jadwal pertemuan, bukti screenshoot


Whatsapp, dan Foto Dokumentasi

2. Melakukan diskusi dengan atasan mengenai aktualisasi


yang akan dilaksanakan

74
 Akuntabilitas :
Akuntabilitas berupa kejelasan yaitu dengan cara
menjelaskan permasalahan isu yang akan diangkat
secara rinci dan mudah dipahami oleh atasan .
 Nasionalisme :
Nasionalisme berupa jujur yaitu menyampaikan kegiatan
dengan jujur tanpa ada yang ditutupi.
 Etika Publik :
Dalam Berdiskusi dengan atasan mengutamakan sopan
santun dan saling mengahrgai.

Output/hasil ; formulir aktualisasi identifikasi isu dan lembar


konsultasi. Foto dokumentasi

3. Meminta persetujuan dari atasan mengenai kegiatan yang


akan dilaksanakan dalam aktualisasi
 Nilai Akuntabilitas : bertanggung jawab penuh dengan
kegiatan yang telah disetujui atasan
 Nilai Etika Publik ; dalam kegiatan diskusi dengan
mentor mengenai persetujan kegiatan perlu menjaga
dan memelihara dan menjunjung tinggi standar etika
publik
 Nilai Nasionalisme ; yaitu musyawarah (sila ke 4) dengan
cara selalu mengedepankan musyawarah dalam
menentukan keputusan agar menghasilkan kesepakatan
yang baik
Output/hasil ; lembar persetujuan, foto dokumentasi

Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi :

Dengan berkoordinasi dengan kepala puskesmas terkait


kegiatan yang akan dilakukan, maka akan berkontribusi terhadap

75
visi dan misi Puskesmas Puput, yaitu visi “terwujudnya masyarakat
Kecamatan Parit Tiga yang sehat, mandiri dan berkualitas menuju
Bangka Barat hebat 2021” dan misi ke 3 “meningkatkan
kompetensi sumber daya kesehatan sehingga terwujudnya
pelayanan kesehatan yang berkualitas”.
Penguatan Nilai Puskesmas Puput
Dengan berkoordinasi dengan kepala puskesmas untuk
kegiatan yang akan dilakukan, maka akan menguatkan nilai dari
Puskesmas Puput yaitu profesional. Profesional dalam melakukan
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar.

Kegiatan 2: Menyusun Rencana Kegiatan

1. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan


 Nilai Akuntabilitas, saya akan mengaktualisasikan nilai
tanggung jawab, kejelasan dengan cara membuat
konsep rencana kegiatan secara jelas.
 Komitmen Mutu : Pada tahap membuat Rencana
kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan, saya akan
menerapkan nilai mutu dengan cara berorientasi pada
kualitas hasil.
 Nasionalisme : Pada tahap membuat rencana kegiatan
aktualisasi yang akan dilaksanakan, saya akan
menerapkan nilai nasionalisme dengan cara
bertanggung jawab terhadap hasil atau tujuan kegiatan.
Output/hasil : Dokumen rancangan Kegiatan

2. Melakukan konsultasi kepada pengelolah program posbindu


PTM tentang konsep kegiatan yang akan dilaksnakan

76
 Nilai Akuntabilitas ; tanggung jawab. Dalam menyampaikan
rancangan kegiatan
 Nilai etika publik : dalam berkonsultasi mengutamakan komunikasi
yang sopan, ramah, santun serta menghargai
Output/hasil ; lembar konsultasi , dokumen rancangan
kegiatan

Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi

Dalam menyusun konsep kegiatan ini, maka akan


berkontribusi terhadap visi dan misi Puskesmas Puput, yaitu visi
“terwujudnya masyarakat Kecamatan Parit Tiga yang sehat,
mandiri dan berkualitas menuju Bangka Barat hebat 2021” dan misi
ke 3 “meningkatkan kompetensi sumber daya kesehatan sehingga
terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas”.
Penguatan Nilai Puskesmas Puput
Dengan menyiapkan konsep kegiatan, maka akan
menguatkan nilai dari Puskesmas Puput yaitu ikhlas. Ikhlas
melakukan kegiatan pelayanan kesehatan di dalam maupun di luar
gedung.

Kegiatan 3: Melakukan kegiatan pembuatan untuk media


informasi

1. Membuat rancangan leaflet dan Angket


 Nilai Akuntabilitas : Pada tahap mencari contoh dan
membuat rancangan desain pembuatan video di
internet, saya akan menerapkan nilai kejelasan dengan
cara membuat rancangan yang jelas agar mudah
dimengerti dan dipahami.

77
 Komitmen Mutu : Pada tahap mencari contoh dan
membuat rancangan desain, pokok bahasan di internet
dan buku-buku, saya akan menerapkan nilai mutu
dengan cara mencari/memilih yang lebih baik/menarik
sehingga leaflet menjadi lebih bermutu.

2. Melakukan konsultasi rancangan leaflet dan Angket yang


akan digunakan dengan atasan
 Etika Publik : (Memelihara dan Menjunjung Tinggi
Standar Etika yang Luhur) Pada tahap melakukan
konsultasi rancangan desain media informasi dengan
kepala puskesmas, saya akan menerapkan nilai
memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang
luhur dengan cara berbicara yang sopan dan santun.
 Nasionalisme (Sila ke 4) : Pada tahap meminta
persetujuan rencana kegiatan penyuluhan kepada
kepala puskesmas, saya akan menerapkan nilai
Nasionalisme sila ke 4 dengan cara musyawarah agar
apabila terdapat kekurangan dalam rancangan desain
atasan bisa memberikan masukan/saran agar
rancangan desain menjadi lebih baik.
3. Meminta persetujuan kepala puskesmas mengenai
rancangan Leaflet dan Angket
 Etika Publik (Memelihara dan Menjunjung Tinggi
Standar Etika yang Luhur): Pada tahap meminta
persetujuan kepala puskesmas mengenai rancangan
Leaflet dan Angket, saya akan menerapkan nilai
memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang
luhur dengan cara berbicara yang sopan dan santun.

78
 Nasionalisme (Sila ke 4) : Pada tahap meminta
persetujuan kepala puskesmas mengenai rancangan
video, saya akan menerapkan nilai Nasionalisme sila ke
4 dengan cara menghargai perbedaan pendapat, tidak
memaksakan kehendak kepada orang lain.
Output/ hasil : Foto dokumentasi, rancangan leaflet dan
angket, lembar persetujuan

Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi

Dengan pembuatan rancangan media informasi untuk


penyuluhan, maka akan berkontribusi terhadap visi dan misi
Puskesmas Puput, yaitu visi “terwujudnya masyarakat Kecamatan
Parit Tiga yang sehat, mandiri dan berkualitas menuju Bangka
Barat hebat 2021” dan misi ke 3 “meningkatkan kompetensi sumber
daya kesehatan sehingga terwujudnya pelayanan kesehatan yang
berkualitas”.
Penguatan Nilai Puskesmas Puput
Dengan pembuatan video, maka akan menguatkan nilai dari
Puskesmas Puput yaitu ikhlas. Ikhlas melakukan kegiatan
pelayanan kesehatan di dalam maupun di luar gedung. Karena saat
ini pelayanan Kesehatan luar Gedung sulit dilakukan karena situasi
pandemic covid19

Kegiatan 4: Menyiapkan media yang akan digunakan untuk


penyuluhan

1. Mencetak Leaflet

79
 Akuntabilitas : (transparan) dengan cara menyampaikan
informasi tentang secara jujur dan terbuka kepada
masyarakat.
 Komitmen mutu : (Efektif, Efisien, inovatif) pembuatan
pembuatan Leaflet yang menarik dan inovatif sehinga
membuat minat para pembaca

2. Mencetak Angket
 Akuntabilitas : (transparan) dengan cara menyampaikan
informasi tentang secara jujur dan terbuka kepada
masyarakat.
 Komitmen mutu : (Efektif, Efisien, inovatif) memberikan
pertanyaan yang efisien serta efektif untuk menjadi tolak
ukur pengetahuan masyarakat
 Nilai pelayanan public : (tidak diskriminatif) dengan cara
tidak membeda-bedakan peserta yang menonton.
 Whole of Government : dengan menyatukan seluruh
sektor yang terkait dengan pelayanan public agar
tersebarnya informasi sebagai kebutuhan masyarakat.

3. Berkoordinasi dan meminta izin pengelola barang


Puskesmas untuk meminjam LCD dan Infocus sebagai
media penyuluhan
 Akuntabilitas : (transparan) dengan cara menyampaikan
informasi tentang secara jujur dan terbuka.
 Whole of Government : dengan menyatukan seluruh
sektor yang terkait dengan pelayanan public agar
tersebarnya informasi sebagai kebutuhan masyarakat.
Output/hasil :leaflet, angket, surat permohonan
peminjaman barang, foto dokumentasi

80
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Puskesmas Puput
Dengan melakukan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakt, maka akan berkontribusi terhadap visi dan misi
Puskesmas Puput, yaitu visi “terwujudnya masyarakat Kecamatan
Parit Tiga yang sehat, mandiri dan berkualitas menuju Bangka Barat
hebat 2021” dan misi ke 2 “menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang berkualitas, adil, merata dan terjangkau oleh masyarakat baik di
dalam dan di luar puskesmas”.
Penguatan Nilai Puskesmas Puput
Dengan melakukan penyuluhan ini, maka akan menguatkan
nilai dari Puskesmas Puput yaitu adil. Adil dalam memberikan
pelayanan kesehatan, tidak memandang status sosial masyarakat.

Kegiatan 5: Melakukan penyuluhan

1. Menyiapkan alat dan bahan


 Nilai Akuntabilitas,bertanggung jawab terhadap kegiatan
yang akan dilaksnajkan
2. Mempersilahkan masyarakat yang datang untuk duduk dikursi yang
telah disediakan
 Nilai Etika Publik : Sopan santun, serta ramah kepada
masyarakat untuk mempersilahkan duduk
 Nasionalisme : adil tidak membeda – bedakan baik ras
ataupun agama
3. Membagikan Angket dan melakukan pretest
 Nilai akuntabilitas : transparan dalam melakukan pretes
untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyrakat
 Nasionalisme : tidak deskrimitif dan membeda bedakan
dalam membagikan Angket dan melakukan pretes
 Etika Publik : sopan santun dalam menjelaskan pengisian
angket

81
4. Menjelaskan cara pengisian Angket kepada masyarakat
 Akuntabilitas : Kejelasan dalam menyampaikan Angket
 Etika Publik : Sopan, Santun serta ramah dalam
penyampaian
 Anti korupsi : jujur dalam menyampaikan
5. Membagikan leaflet
 Nilai Akuntabilitas ( tanggung jawab ) membagikan kepada
seluruh masyrakat yang hadir
 Etika Publik : sopan santun, ramah dalam membagikan
lembafr Leaflet
 Nasionalisme : bekerja sama dengan pengelola program
PTM dalam membagikan leaflet
6. Melakukan penyuluhan
 Akuntabilitas : transparan dengan cara menyampaikan
informasi secara jujur an terbuka
 Nilai pelayanan publik : tidak deskriminatif, dengan cara
tidak membeda bedakan peserta yang hadir
7. Mengadakan sesi Tanya jawab
 Akuntabilitas : tanggung jawab dan transparan dalam
memberikan jawaban
 Etika publik : sopan dan santun dalam menyampaikan
jawaban dari pertanyaan masyrakat
8. Melakukan post test
 Anti korupsi : jujur dalam memberikan penilaian Angket
 Etika publik : sopan santun dan ramah dalam melaksnakan
post tes
 Akuntabilitas : tranparan dalam melakukan post test
Konsultasi dan pengesahan laporan
 Etika publik : hormat yaitu menunjukan sikap sopan dan
santun dalam berbicara / konsultasi kepada atasan .

82
Output/hasil : Leaflet, Angket, foto Dokumentasi

Kontribusi terhadap Visi dan Misi Puskesmas Puput

Dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat maka akan

berkontribusi terhadap visi dan misi Puskesmas Puput, yaitu visi

“terwujudnya masyarakat Kecamatan Parit Tiga yang sehat, mandiri dan

berkualitas menuju Bangka Barat hebat 2021” dan misi ke 2

“menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adil, merata

dan terjangkau oleh masyarakat baik di dalam dan di luar puskesmas”.

Penguatan Nilai Puskesmas Puput

Dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat maka akan

menguatkan nilai dari Puskesmas Puput yaitu adil. Adil dalam

memberikan pelayanan kesehatan, tidak memandang status sosial

masyarakat.

Kegiatan 6 : Menyusun Laporan

1. Membuat analisa dan evaluasi hasil kegiatan


 Akuntabilitas : tanggung jawab : bertanggung jawab dalam
menyusun laporan kegiatan yang akan di berikan kepada
atasan
 Komitmen mutu : efektif dan efisien dalam memanfaatkan
waktu penyusunan laporan
2. Mengetik laporan
 Akuntabilitas : tanggung jawab dan kejelasan dalam
penyusunan laporan

83
 Anti korupsi : disiplin dan jujur dalam menyusun laporan
sesuaidengan jadwal dan evaluasi kegiatan yang telah
dilaksnakan
3. Konsultasi dan pengesahan laporan
 Etika publik : yaitu menunjukan sikap hormat, sopan santun
ketika berbicara dengan atasan
 Anti korupsi : jujur dalam menyampaikan laporan
 Nasionalisme : bertanggung jawab dalam menyelesaikan
laporan kegiatan

Output/hasil : Foto dokumentasi, lembar persetujuan, lembar pengesahan

Kontribusi terhadap Visi dan Misi Puskesmas Puput

Dengan menyusun laporan maka akan terwujudnya visi dan misi

Puskesmas Puput, yaitu visi “terwujudnya masyarakat Kecamatan Parit

Tiga yang sehat, mandiri dan berkualitas menuju Bangka Barat hebat

2021” dan misi ke 2 “menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang

berkualitas, adil, merata dan terjangkau oleh masyarakat baik di dalam

dan di luar puskesmas”.

Penguatan Nilai Puskesmas Puput

Dengan Menyusun laporan maka hasil kegiatan ini menguatkan nilai

peduli serta tanggung jawab Puskesmas Puput

84
3.6. FORMULIR F1 RANCANGAN AKTUALISASI

NAMA : DERI ANDALDI

NIP : 199312162020121003

JABATA : PERAWAT PELAKSANA

INSTANSI : PUSKESMAS PUPUT

Isu yang diangkat : 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang faktor resiko penyakit hipertensi Desa Puput

2. Rendahnya Pengetahuan masyrakat tentang vaksinasi covid-19 di Puskesmas Puput

3. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mencuci tangan menggunakan sabun di era


pandemic

Covid-19 di Puskesmas Puput

Isu yang diangkat : Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang resiko penyakit hipertensi di Desa Puput

Gagasan Pemecahan Isu : Penggunaan Media cetak sebagai media untuk Meningkatkan Pengetahuan masyarakat
tentang faktor resiko penyakit hipertensi pada kegiatan Posbindu PTM di Desa Puput

85
Tabel 35

NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUNSTANSI KONSTRIBUSI PENGUATA


MATA PELATIHAN TERHADAP VISI N NILAI
DAN MISI ORGANISA
ORGANISASI SI
1 2 3 4 5 6 7
1. Konsultasi 1. Membuat jadwal 1. Screenshoo 1. Nilai akuntabilitas : Dengan melakukan Dengan
pelaksanaa konsultasi t WA ( tanggung jawab), konsultasi maka bekoordinasi
n dengan atasan dengan (Kejelasan) diharapkan akan dengan
aktualisasi atasan 2. Nilai Nasionalisme (nilai menghasilkan kepala
tentang sila ke 4) kegiatan yang lebih puskesmas
jadwal 3. Nilai Etika publik : terarah. Serta dengan
pertemuan menghargai, komunikasi, berkontribusi kegiatan
2. Dokumenta konsultasi dan kerjasama terhadap visi dan yang akan
si Foto misi Puskesmas dilakukan
Puput, yaitu visi maka akan
“terwujudnya menguatkan
masyarakat nilai dari
Kecamatan Parit pukesmas

86
Tiga yang sehat, puput yaitu
mandiri dan profesional
berkualitas menuju
Bangka Barat hebat
2021” dan misi ke 3
“meningkatkan
kompetensi sumber
daya kesehatan
sehingga
terwujudnya
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas”.
2. Melakukan 1. Lembar 1. Nilai Akuntabilitas
diskusi dengan konsultasi (transparansi, tanggung
atasaan 2. Dokumen/fo jawab)
mengenai rmulir 2. Nilai Nasionalisme (sila ke
aktualisasi yang gagasan 4)
akan pemecahan 3. Nilai Etika Publik

87
dilaksanakan isu (memelihara dan
3. Foto menjunjung tinggi standar
dokumentas etika luhur)
i
3. Meminta 1. Lembar 1. Nilai Akuntabilitas
persetujuan dari persetujuan (kepercayaan,tanggung
atasan jawab
mengenai 2. Etika Publik (menghargai,
kegiatan yang komunikasi,dan konsultasi)
akan
dilaksanakan
dalam
aktualisasi
2. Menyusun 1. Menyusun 1. Dokumen 1. Nilai Akuntabilitas, saya Dengan menyusun Dengan
rencana rencana rancangan akan mengaktualisasikan konsep kegiatan menyiapkan,
kegiatan pelaksanaan kegiatan nilai Tanggung jawab, maka diharapkan maka akan
kegiatan kejelasan Dalam akan mendukung menguatkan
pelaksanaannya saya terwujudnya visi nilai dari
menggunakan teknik misi Puskesmas Puskesmas
kesesuaian. Puput, yaitu visi Puput yaitu

88
2. Komitmen Mutu (inovatif “terwujudnya ikhlas. Ikhlas
dan efesien) masyarakat melakukan
Kecamatan Parit kegiatan
Tiga yang sehat, pelayanan
mandiri dan kesehatan di
berkualitas menuju dalam
Bangka Barat hebat maupun di
2021” dan misi ke 3 luar gedung.
“meningkatkan
kompetensi sumber
daya kesehatan
sehingga
terwujudnya
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas”.
2. Melakukan 1. Lembar 1. Nilai Akuntabilitas
konsultasi konsultasi ( tanggungjawab)
kepada 2. Dokumen 2. Etika Publik (menghargai,

89
pengelolah rancangan komunikasi,dan konsultasi)
program kegiatan
posbindu PTM
tentang konsep
kegiatan yang
akan dilakukan

3. Melakukan 1. Membuat 1. Foto 1. Nilai Akuntabilitas Dengan Dengan


kegiatan rancangan 2. Materi (bertanggungjawab) melaksanakan pembuatan
pembuatan leaflet dan sebagai 2. Komitmen Mutu (inovasi, kegiatan pembuatan leaflet, maka
leaflet untuk angket bahan efesien) leaflet maka akan akan
media leaflet dan berkontribusi menguatkan
informasi angket terhadap visi dan nilai dari
dan angket misi Puskesmas Puskesmas
Puput, yaitu visi Puput yaitu
“terwujudnya ikhlas. Ikhlas
masyarakat melakukan
Kecamatan Parit kegiatan
Tiga yang sehat, pelayanan

90
mandiri dan kesehatan di
berkualitas menuju dalam
Bangka Barat hebat maupun di
2021” dan misi ke 3 luar gedung.
“meningkatkan
kompetensi sumber
daya kesehatan
sehingga
terwujudnya
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas”.
2. Melakukan 1. Soft file di 1. Etika Publik ( sopan dan
konsultasi laptop santun)
rancangan tentang 2. Nasionalisme (Sila ke 4)
leaflet dan rancangan menghargai perbedaan
angket yang leaflet dan pendapat, tidak
akan digunakan angket memaksakan kehendak
sdengan atasan kepada orang lain
3. Meminta 1. Lembar 1. Etika Publik ( sopan dan

91
persetujuan persetujuan santun)
atasan 2. Nasionalisme (Sila ke 4)
mengenai menghargai perbedaan
rancangan pendapat, tidak
leaflet dan memaksakan kehendak
Angket kepada orang lain
4 Menyiapkan 1. Mencetak leaflet 1.Leaflet 1. Dilandasi nilai dasar Dengan menyiapkan Dengan
media yang Akuntabilitas ( tanggung media penyuluhan menyiapkan
akan jawab ,kejelasan ) kepada masyarakat media untuk
digunakan 2. Komitmen mutu : (Efektif, maka akan penyuluhan
untuk Efisien, inovatif) berkontribusi maka akan
penyuluhan terhadap visi dan menguatkan
misi Puskesmas nilai dari
Puput, yaitu visi Puskesmas
“terwujudnya Puput yaitu
masyarakat adil. Adil
Kecamatan Parit dalam
Tiga yang sehat, memberikan
mandiri dan pelayanan

92
berkualitas menuju kesehatan,
Bangka Barat hebat tidak
2021” dan misi ke 2 memandang
“menyelenggarakan status sosial
pelayanan masyarakat.
kesehatan yang
berkualitas, adil,
merata dan
terjangkau oleh
masyarakat baik di
dalam dan di luar
puskesmas”.

2. Mencetak 1. Angket 1. Akuntabilitas (tanggung


Angket jawab)
2. Komitmen mutu ( efektif
dan efesien)
3. Berkoordinasi 1. Foto 1. Akuntabilitas
dan meminta 2. Surat (tanggungjawab)

93
izin dengan permohona 2. Etika Publik ( sopan dan
pengelola n izin santun)
barang meminjam
Puskesmas barang
untuk meminjam
LCD dan infocus
sebagai media
penyuluhan
5 Melakukan 1. Menyiapkan alat 1. Foto 1. Akuntabilitas Dengan melakukan Dengan
penyuluhan dan bahan (tanggungjawab) penyuluhan kepada melakukan
2. Nasionalisme masyarakat maka penyuluhan
(bekerjasama) akan berkontribusi kepada
terhadap visi dan masyarakat
misi Puskesmas maka akan
Puput, yaitu visi menguatkan
“terwujudnya nilai dari
masyarakat Puskesmas
Kecamatan Parit Puput yaitu
Tiga yang sehat, adil. Adil

94
mandiri dan dalam
berkualitas menuju memberikan
Bangka Barat hebat pelayanan
2021” dan misi ke 2 kesehatan,
“menyelenggarakan tidak
pelayanan memandang
kesehatan yang status sosial
berkualitas, adil, masyarakat.
merata dan
terjangkau oleh
masyarakat baik di
dalam dan di luar
puskesmas”.
2. Mempersilahkan 1. Foto 1. Etika Publik : Sopan,
masyarakat Dokumentasi santun, ramah
duduk di kursi 2. Nasionalisme : Adil
yang telah
disediakan
3. Membagikan 1. Foto 1. Akuntabilitas : (Tanggung
Angket kepada jawab)

95
masyarakat dan 2. Nasionalisme (kerja sama)
melakukan pre 3. Etika Publik ( sopan dan
test santun
4. Menjelaskan 1. Foto 1. Akuntabilitas : Transparan
cara pengisian Dokumenta 2. Anti korupsi : Jujur
angket si
5. Membagikan 1. Leaflet 1. Akuntabilitas : (kejelasan)
leaflet 2. Etika Publik : sopan santu
3. Nasioanalisme : Adil tidak
membeda –bedakan
6. Melakukan 1. Foto 1. Akuntabilitas (tanggung
penyuluhan jawab)
2. Etika Publik (sopan,
ramah, santun)
3. Whole of Government :
dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait
dengan pelayanan public
agar tersebarnya informasi
sebagai kebutuhan

96
masyarakat.
7. Mengadakan 1. Foto 1. Akuntabilitas (kejelasan
sesi Tanya dalam meyampaikan
jawab kuisioner)
2. Etika publik (sopan santun,
ramah)
3. Anti korupsi (jujur dalam
menyampaikan
8. Melakukan post 1. Foto 1. Akuntabilitas : (transparan)
test 2. Lembar dengan cara
angket menyampaikan informasi
tentang secara jujur dan
terbuka kepada
masyarakat.
2. Nilai pelayanan public :
(tidak diskriminatif) dengan
cara tidak membeda-
bedakan peserta yang
hadir
6. Menyusun 1. Membuat 1. Lembar 1. Akuntabilitas Dengan menyusun Dengan

97
Laporan analisa dan analisa ( tanggungjawab ) laporan maka akan Menyusun
evaluasi hasil dan terwujudnya visi laporan
kegiatan evaluasi dan misi Puskesmas maka hasil
hasil Puput, yaitu visi kegiatan ini
kegiatan “terwujudnya menguatkan
2. Lembar masyarakat nilai peduli
kuisione Kecamatan Parit serta
r Tiga yang sehat, tanggung
mandiri dan jawab
berkualitas menuju Puskesmas
Bangka Barat hebat Puput
2021” dan misi ke 2
“menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas, adil,
merata dan
terjangkau oleh
masyarakat baik di

98
dalam dan di luar
puskesmas”.
2. Mengetik 1. Dokumen / 1. Akuntabilitas
laporan foto ( tanggungjawab dan
kejelasan)
2. Anti korupsi ( disiplin )
Yaitu menyusun laporan
sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.

3. Konsultasi dan 1. Foto 1. Nilai dasar etika publik


pengesahan dokumentas ( hormat ) yaitu
laporan i menunjukan sikap sopan
2. Lembar dan santun ketika
konsultasi berbicara kepada atasan .
3. Lembar 2. Anti korupsi (jujur)
pengesaha 3. Nasionalisme (tanggung
n Jawab)

99
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Pedoman Penyelenggaraan


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu. Modul Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN. Modul Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Government. Modul


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2017, Pelayanan Publik. Modul Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara

Undang – Undang No 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan


Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil

Peraturan Menteri Kesehatan No 43 Tahun 2016 Tentang Standar


Pelayanan Minimal

100

Anda mungkin juga menyukai