Anda di halaman 1dari 3

Kakak dan Adik Keluarga Petani

Drama 5 Orang Pemain Singkat


Di sebuah desa kecil di tengah kota metropolitan hidup satu keluarga miskin dengan ke-
empat anak laki-laki. Keluarga itu hanya mengandalkan sawah untuk bertahan hidup
sementara sang ibu pergi bekerja di kota.

Para pemain
Paiman : sebagai bapak (sabar dan penyayang)
Paijo: anak pertama (dewasa dan bertanggung jawab)
Paimin: anak kedua (selalu menerima keadaan keluarganya
Paino: anak ketiga (pemalas)
Paidi : anak (keras kepala dan egois)

Suatu malam, si bapak paiman - menyuruh Paijo dan Paino untuk menggarap atau
mencangkul sawah milik mereka. Painem meminta anaknya membantu menggarap sawah
karena sang suami masih belum pulang dari perantauan.

Paiman: ”Jo, Paijo sawahé garapen karo Paino..


Paijo: ”iyo pak, ngko tak garape karo Paino.”

Paiman: "apik Jo, koe anak seng iso diandalkan Jo"


Paijo: "Iya pak , suwun . Oh iya pak, sawah seng etan kali to pak?"
Paiman : "Ya iya, kan cuma itu saw, kamu ini bagaimana sih!"

Paijo: "Hehehe... iya Mak, lupa maaf Mak"


Painem: "Jo, Jo... Sudah kamu suruh adik kamu itu si Paino pemalas"

Beberapa saat kemudian Paijo menghampiri Paino yang sedang tidur, ia pun
membangunkannya.

Paijo: "No, Paino bangun No, Emak meminta kita mencangkul sawah kita yang di seberang
sungai itu, kamu bisa enggak besok?"

Paino : "Oowalah Kang, Kang (panggilan kakak dalam bahasa jawa), aku enggak bisa Kang
aku capek."
Paijo: "La memang kamu capek habis apa loh Jo! (dengan nada keras)

Paino: "Tau lah Kang, pokoknya aku enggak bisa Kang


Paijo: "No, No mbok ya kasihan sama ibu itu, bapak kan belum pulang!"

Paino: "Weh Kang sudah dibilang aku enggak bisa, aku capek."
Paijo: "Ya sudah, terserah kamu"

Tak beberapa lama Paijo keluar kamar dengan muka kesal dan membicarakan lagi bersama
ibunya karena Paino tidak mau di ajak mengurus sawah padahal kondisinya sawah sudah
harus selesai di cangkul seminggu lagi.

Paijo: Mak, Paino enggak mau diajak Mak, bagaimana coba?


Painem: Ya coba kamu ajak adik kamu yang lain, kan adik kamu bukan cuma Paino saja,
masih ada Paimin dan Paidi.

Paijo: Iya si Mak, masalahnya mereka juga mau apa enggak, orang biasanya yang menyuruh
itu bapak bukan aku.

Painem: Ya dicoba dulu siapa tau mereka mau


Paijo: iya Mak, aku coba deh.

Setelah itu, langsung Paijo menghampiri kedua adiknya yang lagi santai di depan rumah
dengan teman temannya.

Paijo: Min, Paimin, Mak meminta kita mencangkul sawah yang di seberang sungai, kamu
mau enggak.
Paimin; Sawah yang mana Kang?
Paijo: Sawah kita yang di seberang sungai itu.

Paimin: Oh yang itu, dulu aku pernah mencangkul di sana si Kang, sama bapak, tapi sekarang
enggak pernah.
Paijo: Jadi kamu mau enggak Min bantu Kakang mencangkul sawah itu.
Paimin; Iya sudah besok tak bantu

Paijo: Ya syukurlah kalau kamu mau. Aku kira kamu enggak mau kayak si Paino. Orang kok
pemalas amat suruh bantu keluarga sendiri, bagaimana lah dia!

Paimin: Lah kang, kang, orang itu memang kaya begitu dari dulu

Paijo: Ya sudah kira kira Paidi mau tidak ya bantu kita?


Paimin: Enggak tau kalau Paidi Kang, coba aja tanya.

Tak beberapa lama, Paijo juga menyuruh Paidi untuk membantu mencangkul sawah keluarga
mereka.

Paijo: Paidi, kamu mau bantu juga kakang mu ini.


Paidi: Bantu apa lagi lah (dengan nada keras)

Paijo: Bantu mencangkul sawah,


Paidi: Lah, malas Kang capek.
Paijo: Dasar, sama saja kamu sama Paino?

Paidi: Beda lah kang, kalau aku masih mendingan


Paijo: Ya sudah terserah kamu

Paidi: Besok lagi kang


Paijo: Iya,
Paidi: jangan sewot kang kang
Paijo : Iya

Akhirnya Paijo masuk ke dalam rumah lagi lantas langsung membuat kopi. Dan
memberitahukan kepada ibunya bahwa yang mau diajak mencangkul cuma Paimin.
Paijo: Huh capek Mak, ngomong orang dua itu.
Painem: Siapa to Jo?
Paijo: Itu lah, anak Mak si Paidi sama Paino, mereka kebanyakan alasan kalau suruh kerja
tempat sendiri enggak kaya Paimin.

Painem: Ya memang kaya begitu sifat mereka dari dulu


Paijo: Iya si Mak, tapi harusnya kan mereka juga mengerti kalau bapak belum pulang.

Painem: Sabar Jo, Mak aja sabar menghadapi mereka, masa kamu enggak sabar, ya kamu
sebagai kakang ya harus bisa membimbing adik adik kamu.

Sambil membawa segelas kopi mak Painem memberikannya kepada Paijo yang sedikit agak
emosi karena tidak bisa membujuk adiknya untuk membantu mencangkul sawah mereka.

Painem : Ini kopinya Jo


Paijo: Iya Mak

Setelah mereka tidur akhirnya paginya Paijo dan Paimin pergi ke sawah untuk mencangkul
sawah mereka.

Kita sebagai anggota keluarga seharusnya ikut membantu kesusahan anggota keluarga yang
lain, jangan hanya diam. Semoga cerita dalam drama di atas bisa menjadi motivasi dan
inspirasi bagi kita semua.

--- Selesai ---

Anda mungkin juga menyukai