Anda di halaman 1dari 3

Cerpen:

Operasi Tumor
Pada suatu hari, aku bersama ibu pergi ke rumah sakit untuk mengkontrol tumor di mulutku sebelum di Operasi. Aku bersama ibu naik angkot untuk pergi ke Rumah Sakit Syaiful Anwar. Setelah sampai di Rumah sakit, aku dan ibu langsung ke dokter spesialis gigi yang akan mencabut tumor di mulutku. Lalu aku harus menunggu antrian di ruang tunggu di depan ruang gigi. Setelah beberapa menit, tiba-tiba perawat memanggil namaku ananda Mohammad Rizky, silahkan masuk , lalu aku dan ibu ku langsung masuk ke ruangan. Dokter yang menanganiku langsung bertanya bagaimana? Apakah sudah siap di operasi tumornya? sambil memeriksa badanku, sudah siap dokter, lalu apa yang harus kulakukan dok..? aku menjawab dengan semangat. Lalu dokter menjalaskan syarat sebelum melakukan operasi dan berkata, begini, operasi ini akan dilakukan besok lusa, nah..besok kamu harus puasa 1 hari dan menginap di rumah sakit ini, agar kami bisa melihat apakah kamu siap apa belum , baik dokter, dan terima kasih sebelumnya jawab ibuku. Lalu aku dan ibu pulang kerumah paman ku di Malang. Karena aku tidak punya rumah di Malang, jadi aku menginap di rumah pamanku. Ketika pulang aku disambut oleh ayah dan paman, mereka bertanya, bagaimana ? apa kata dokter? lalu ibu menjalaskan apa yang dikatakan dokter kepada ayah dan paman. Aku langsung pergi ke kamar untuk istirahat, agar badanku tetap sehat sampai waktu operasi. Pada siang hari nya, tiba-tiba ibuku jatuh sakit. Lalu sama ayahku, ibuku di bawa ke dokter untuk diperiksa. Beberapa jam kemudian ibu dan ayah datang, lalu aku Tanya pada mereka bagaimana yah, keadaan ibu? , lalu ayah menjawab ibu mu sakit demam nak.. mungkin gara-gara memikirkan keadaan kamu yang akan dioperasi besok lusa, tapi jangan khawatirkan keadaan ibu mu, besok mungkin akan sembuh . ow begitu, aku lega mendengarnya yah, lalu ayah menyuruhku untuk kembali ke kamar dan istirahat. Keesokan harinya, ternyata ibu ku masih belum sembuh dari sakit demam tersebut. Terpaksa, yang mengantarku ke rumah sakit adalah ayahku sedangkan yang merawat ibuku adalh bibi. Sebelum berangkat, aku pamitan kepada ibu ku bu..ku pamit ya.. aku mau kerumah sakit dulu.. semoga ibu cepat sembuh ya , terima kasih nak, dan ku doa akan semoga operasimu nanti lancar jawab ibu. Lalu aku dan ayahku berangkat ke rumah sakit naik angkot. Setelah sampai di rumah sakit, aku dan ayah langsung menuju ke ruangan dokter yang menangani ku. Lalu dokter bertanya ow.dek rizky, bagaimana keadaanya ? hari ini puasa kan? dan aku menjawab baik dok, iya dok hari ini puasa . ya udah, ayo aku antar,ruangan kamu menginap kata dokter. Lalu aku diantar dokter ke ruangan aku menginap. Setelah sampai, ternyata ruangan tersebut sangat luas tapi banyak juga pasien yang menginap di ruangan tersebut. Aku agak kecewa dengan

ruangan tersebut, tapi tak apa-apa dari pada tidak ada. Lalu aku segera istirahat di ranjang yang sudah diberi nama aku. Lalu paman tiba-tiba datang untuk mengunjungi aku dan ayahku. Seperti biasa ayah dan paman berbincang-bincang tentang suatu masalah. Tiba-tiba paman berkata ki, nanti kalau udah di operasi, jangan minum atau makan dulu sebelum kamu buang angin ya? Nanti bisa kena penyakit lain. , ya ,paman jawab aku Tiba-tiba ada banyak perawat yang datang untuk mengecek kesiapan ku untuk melakukan operasi. Ada yang sakit dan ada yang biasa dalam pengecekan badan ku. Setelah selesai , aku di suruh untuk buka puasa oleh perawat. Lalu aku pun buka puasa dengan makan roti dan teh yang sudah disediakan. Lalu perawat-perawat tersebut pada keluar dan bilang dek, risky, kedaanmu sudah siap untuk melakukan operasi besok pagi, jadi jaga lah keadaan kamu sampai besokya , iya kak jawab aku. Keesokan paginya, banyak perawat datang ke ruanganku untuk mempersiapkan operasi ini, seperti mengganti baju, memberi makanan, dll. Setelah siap aku di suruh naik kursi roda, dan di dorong ke ruang operasi bersama ayah. Sesampainya di depan ruang operasi, ayah dan paman tidak diperbolehkan masuk. Sehingga hanya aku dan dokter yang ada diruangan tersebut. Tapi dokter yang akan menanganiku masih belum datang, jadi aku sedikit menunggu. Beberapa menit kemudian, dokter yang kutunggu, akhirnya datang dan langsung menanganiku. Lalu dokter tersebut membawa semacam masker dan bilang ini oksigen, jangan takut ya , iya dok jawab aku. Lalu tiba-tiba aku tak sadarkan diri sampai tiga jam. Selama tiga jam tersebut dokter bersuaha mencabut tumor yang ada di mulutku. Tentu saja selama tiga jam tersebut, ayahku sangat khawatir dengan keberhasil operasi ini. Akhirnya, aku sadar tapi kepalaku terasa sangat pusing sehingga aku langsung dibawa keluar ruangan operasi ke ruangan istirahat. Sewaktu aku keluar ruangan operasi, wajah ayahku sangat bahagia, walaupun agak samar-samar karena kepalaku sangat pusing. Sewaktu didorong aku buang angin dan perasaan aku sangat senang karena bisa langsung minum dan makan. Sesampainya di ruangan istirahat aku disuruh tidur, agar pusing nya berkurang. Lalu aku langsung tidur sampai malam, tapi sebelumnya aku sudah makan. Setelah bangun, ternya banyak saudara-saudaraku yang sudah datang termasuk ibuku. Aku pun sangat bahagia karena ibuku sudah sembuh. Lalu aku meraba-raba bagian muka ku dan ternyata tumor yang ada di rahang bawahku sudah hilang. Aku sangat bahagia karena itu 3 hari kemudian aku sudah dinyatakan sembuh oleh dokter, dan diperbolahkan untuk pulang. Keluargaku pun sangat senang mendengar berita tersebut. Lalu kami pun pulang, kerumah dengan persaan gembira.

Nama No Kelas

: Mohammad Rizky K : 21 : XI IPA 1

Anda mungkin juga menyukai