Anda di halaman 1dari 9

Antara Alex dan Alexa

Pagi itu, langit terlihat sangat cerah, awan pun berkabut sangat indah, melihat mentari tersenyum
seakan tidak memiliki beban hidup. Seperti biasa, saatnya melakukan kegiatan rutin, yaitu kuliah. Alexa,
beberapa bulan lalu ia sudah menempuh pendidikan SMA, dan sekarang ia sudah masuk universitas di
kotanya, dengan jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, semester 2 lebih tepatnya.

Gadis cantik ini sudah terjaga disepertiga malam tadi, saat ini ia tengah bersiap untuk pergi ke kampus.
Dengan busana gamis berwarna tosca, dan hijab pashmina hitam membuatnya lebih percaya diri
mengenakannya.

"Bunda, aku berangkat dulu. Assalamu'alaikum." Alexa berpamitan kepada bundanya

"Iya nak, hati-hati, Wa'alaikumsalam." Bunda Alexa menyahut.

Alexa bergegas untuk pergi ke kampus menggunakan sepeda motor. Ini bukan kali pertama ia seperti
itu, tetapi sudah menjadi kebiasaannya waktu masih SMA.

Setibanya di kampus, ia langsung saja masuk kelas, seperti biasanya kelas masih sedikit yang datang.

"Alexa, apa kau sudah sarapan?". Farhan yang saat itu sedang menyuap nasi menyapa.

Alexa menyahut "Iya Han sudah, eh tumben datang lebih awal. Rupanya belum makan. Hehe"

"Iya nih. Mamaku keluar kota, gak ada yang nyiapin makanan jadi aku beli tadi dikantin, tapi jangan
bilang-bilang ya kalau aku makan dikelas. Kamu kan sahabat yang baik" Farhan merayu.

"Cielah... Anak mama banget kamu han." Rio memotong

"Iya Han, siap siap." Alexa menjawab sambil tertawa.

Putri gadis genit datang "Hello, semuanya."

"Apasi put." Rio menjawab dengan wajah kesal.

"Kalau gak suka diam aja ya. Huu." Ucap putri sambil meledek.

Kelaspun dimulai, Alexa memperhatikan penjelasan dosen dengan baik, ia mencatat hal-hal penting
dibuku catatannya.

Tak lama kemudian, jam kelas berakhir. Alexa tidak langsung pulang kerumah, ia masih duduk di bangku
taman belakang kampus yang saat itu sedang ada seorang wanita berkerudung biru. "Assalamu'alaikum
kak." Sapa Alexa.

"Wa'alaikumsalam. Iya dek." Wanita itu menjawab salam Alexa.

Alexa menyambung "Kenalin, nama saya Alexa dari jurusan bahasa. Kalau boleh tau, nama kakak
siapa?".
"Oh aku, kenalin. Lina, jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dek, udah semester 8 sekarang. Hehe". Kak
Lina menjawab.

" Udah berpengalaman berarti ya kak." Kata Alexa.

"Alhamdulillah dek, kenapa kamu belum pulang?". Kak Lina bertanya.

Alexa menjawab."Sebentar lagi kak, masih pengen duduk."

Mereka berdua berlanjut, dan sangat asik mengobrol.

Keesokan harinya, seperti biasa Alexa berangkat ke kampus. Tiba-tiba, sepeda motornya kempes dijalan.
Dia langsung berhenti ke pinggir jalan "Astaghfirullah, kenapa bannya bisa begini? Ya Allah. Nanti aku
bisa telat." Kata Alexa. Dia mendorong sepeda motornya dan mencari bengkel, sudah 5 menit belum
juga menemukan bengkel.

Tiba-tiba, ada motor yang berhenti didekatnya, seorang pria yang belum ia kenal sebelumnya. "Ada yang
bisa aku bantu?". Pria itu bertanya.

"Aaaaa iya ini, itu." Alexa gugup.

"Itu bannya nya kempes, sepertinya ada bengkel di depan. Kamu bisa naik sepeda motorku saja, kalau
begini kamu bisa telat. Urusan sepeda motormu biar aku yang atasi." Kata pria itu.

Alexa bingung harus bagaimana, sebelumnya ia tidak pernah kenal dengan pria itu, didalam pikirannya
mana bisa akan langsung percaya padanya. "Tidak, biarkan aku saja. Tidak apa jika telat, yang penting
aku bisa menaiki sepeda motorku lagi." Alexa berkata.

"Kamu mungkin belum bisa percaya padaku. Tapi aku akan menemanimu sampai sepeda motormu
diperbaiki. Sini, sepeda motormu aku yang akan mendorongnya, kamu naik sepeda motorku saja. Jangan
membatah" Pria itu langsung turun dan mendorong sepeda motor milik Alexa.

Alexa terdiam, dan meng-iyakan saja, mereka berdua langsung jalan pergi ke bengkel. Setibanya
dibengkel, mereka duduk menunggu sepeda motornya diperbaiki, tidak ada dialog apapun. Gadis cantik
itu hanya menundukkan kepala karena merasa canggung.

"Alex." Pria itu memulai. Mendengar namanya, Alexa terkejut.

"Kenapa? Ada yang salah?." Pria itu berbicara kembali.

"Ti.. tidak." Alexa gugup. Keadaan kembali seperti awal.

"Kenapa pria ini tidak menanyakan namaku. Hmm." Kata Alexa dalam hatinya.

"Alexa kan?" Kata pria itu. "Iya, namaku Alexa, jurusan Bahasa Indonesia." Jawab Alexa dengan lebih
rileks. Pria itu hanya terdiam, dan memalingkan wajahnya.
Setelah sepeda motor Alexa selesai diperbaiki, mereka langsung jalan kembali. Alex, nama pria itu. Dia
menggunakan kecepatan yang lebih tinggi dari Alexa, sehingga Alexa kehilangan jejak.

"Aku belum sempat mengucapkan terima kasih kepadanya, dimana Alex. Aku sudah kehilangan jejaknya.
Bagaimana aku bisa menemuinya?. Alexa bingung.

Sesampainya dirumah, Alexa terus memikirkan Alex karena ia merasa tidak nyaman belum semoat
mengucapkan terima kasih padanya.

Seminggu kemudian, sore hari Alexa pergi kekampus karena ada kelas. Selesai pelajaran, hari sudah
mulai gelap. Ia memutuskan untuk sholat Maghrib di masjid kampus. Banyak mahasiswi yang juga ada di
Masjid.

Setelah selesai sholat, Alexa merapikan mukenahnya dan pergi keluar, tiba tiba ia melihat Alex ada di
dalam masjid yang saat itu sedang sholat. "Itukan Alex, aku akan berterima kasih padanya." Kata Alexa

Sudah lama Alexa menunggu Alex, pria itu masih mengaji disana. Tak lama kemudian Alex keluar. "Alex."
Alexa memanggilnya.

"Iya?." Sahut Alex

"Terima kasih untuk yang kemarin. Aku belum sempat mengucapkan itu padamu." Alexa sambil
menundukkan kepala. Ia merasa pendek ketika sedang berhadapan dengan Alex, karena pria itu
memang tinggi dan berbadan gagah.

"Sama-sama, santai saja." Alex menjawab dengan senyuman.

"Terima kasih, ya sudah aku pergi dulu." Alexa berkata sambil memperbaiki hijab yang ia rasa masih
miring di wajahnya.

Dirumah, Alexa bertanya-tanya. "Kenapa Alex bisa berada dimasjid kampus? Apa dia juga mahasiswa
disana?." Wajahnya kembali bingung.

Keesokan harinya, Alexa kembali masuk kampus. Selesai kelas ia langsung duduk ditaman belakang
kampus, ia bertemu dengan Kak Lina yang kembali ia temui disana.

"Assalamu'alaikum kak Lina." Alexa memberi salam padanya sambil tersenyum.

"Wa'alaikumsalam. Dek Alexa, ketemu lagi." Jawab kak Lina sambil tersenyum juga.

"Iya kak, alhamdulillah masih diberi kesehatan." Ucap Alexa sambil lalu duduk disamping Lina.

Mereka terus berbincang-bincang dengan asiknya sambil tertawa. Tak lama kemudian Alex datang
menghampiri Lina.

"Lin, aku duluan ya, ada urusan. Kalau ada yang nanyain aku. Bilang aja udah pulang." Ucap Alex pada
Lina.
Alexa kaget karena ada Alex disana, ia langsung menundukkan kepalanya.

"Iya Lex, siap. Hati-hati." Lina menjawab.

"Temennya Kak lina?." Tanya Alexa

"Iya dek, temen kelas. Kamu kenal sama dia?." Lina balik bertanya

"Iya kak, dia kemarin sempat membantuku waktu sepeda motorku bannya kempes." Jawab Alexa.

"Oalah... Iya dek. Dia udah lulus kemarin, cuma nunggu wisuda aja. Orangnya rajin banget, sholeh juga,
tapi sikapnya dingin, cuma ke orang-orang tertentu aja dia bicara. Dia kuliah sambil kerja, hebat banget
kan. Ayahnya sudah lama meninggal, dia hidup cuma sama ibunya yang tidak bekerja, umurnya juga
udah agak sepuh. Mau gak mau dia harus kerja untuk biaya hidupnya. Tapi untuk uang kuliah katanya sih
dibantu sama kakaknya. Makanya dia mandiri." Ucap Lina

"Hmm." Alexa terdiam, ia terharu mendengar cerita dari Lina.

Matahari sudah di atas kepala, Alexa dan Lina pun kembali kerumah.

Rutinitas setiap malam, membaca adalah salah satu hobi Alexa. Ia saat ini tengah sibuk membaca novel.
Setelah itu kembali tidur.

Jam alarm berdering sangat kencang, menunjukkan pukul 03.00, saatnya Alexa sholat tahajjud. Ia selalu
berdoa untuk dirinya, keluarganya, dan orang orang-orang disekitarnya. Tetapi kali ini berbeda, ada
tambahan di dalam do'a Alexa. Ia menyebut nama Alex, iya benar. Alexa rupanya menyukai Alex.

"Jika dia jodohku, maka dekatkanlah Ya Allah. Dan jika tidak, maka engkau bisa menjauhkan aku darinya.
Aku mencintainya, walaupun aku tidak terlalu mengenalnya, kenalkan aku padanya Ya Allah." Alexa
berdoa memohon pada Tuhan.

Siang harinya, Alexa pergi ke perpustakaan umum, ia mencari buku yang diperlukannya untuk
kebutuhan tugas kampus.

Gadis itu menemukan bukunya di rak paling atas, ia mencoba mengambilnya dengan kaki menjinjit.

Prakkk.... Bukunya terjatuh. Alex berada di hadapannya langsung mengambil buku itu. Mereka berdua
bertatap muka beberapa detik saja.

"Astaghfirullah.... Maaf, aku tidak sengaja." Alexa berkata sambil mengusap dadanya dan langsung
menundukkan kepalanya.

"Astaghfirullah... Iya tidak apa-apa, aku jiga minta maaf. Lain kali hati-hati, Alexa." Ucap Alex juga.

Alexa tersipu malu, ada perasaan senang dalam hatinya karena pria itu menyebut namanya.

"Untuk apa kau mencari buku ini?." Tanya Alex sambil memberikan buku itu kepada Alexa.
"Sepertinya aku punya semacam buku ini, isinya lebih lengkap dan lebih tebal, jika kamu mengerjakan
tugas insyaallah tidak akan kebingungan. Kamu bisa menghubungi aku jika kamu mau. Sebentar". Alex
mengeluarkan kertas kecil dari dalam tasnya, dan menulis sesuatu diatasnya.

"Ini nomor handphoneku, kamu bisa menghubunginya kapan saja." Alex berkata sambil memberikan
nomor Handphonenya kepada Alexa.

"Baik saya terima. Terima kasih ya. Kalau begitu, aku pergi dulu. Assalamu'alaikum." Ucap Alexa.

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati dijalan." Jawab Alex

Alexa kembali pulang kerumah. Ia mengambil kertas kecil berisi nomor telepon Alex yang ia simpan di
kantongnya saat itu. Ia sangat senang sekali.

"Apakah ini benar? Ya Allah. Apa aku bermimpi? Tapi, apakah dosa jika aku menghubungi lelaki yang
bukan muhrimku? Duh. Sepertinya tidak akan aku hubungi, tapi aku butuh bukunya. Bagaimana? Ah
sudahlah. Mending tidak usah saja." Alexa merasa sedikit kecewa akan hal itu.

Pagi yang cerah, Alexa sudah terjaga seperti biasa. Hari itu hari libur. Dia ingin refreshing dan berniat
untuk pergi ke taman kota dengan berjalan kaki. Ia menggunakan hijab instan berwarna merah, warna
kesukaannya.

Sesampainya ditaman, sudah ramai pengunjung. Sebagian besar adalah anak-anak yang bermain di play
ground. Alexa meresa lelah dan duduk dikursi taman. Ia tersenyum melihat mereka yang sangat riang
gembira. Lalu, gadis itu mengambil gambar mereka dan menaruhnya di sosial media.

Tak lama kemudian, Alex datang langsung dihadapan Alexa sambil memperlihatkan sebuah buku tebal
"Assalamu'alaikum. Alexa, mengapa kamu tidak menghubungiku untuk mengambil buku ini? Bukannya
kau membutuhkannya?."

"Wa'alaikumsalam. Iya Alex, maaf. Aku sengaja tidak menghubungimu, karena malu untuk
meminjamnya." Ucap Alexa sambil menundukkan kepala.

"Ambil saja, kamu tidak perlu meminjamnya." Alex sambil lalu duduk disamping Alexa dan memberikan
bukunya.

Alexa bergeser kesamping dengan wajah tegang "Kenapa seperti itu? Apa kau tidak lagi membutuhkan
buku ini?". Tanya Alexa bingung

"Oh, maafkan aku (sambil menggeser badannya juga, agak menjauh dari Alexa). Mungkin buku ini sudah
ditakdirkan untuk menjadi milikmu. Dulu aku pernah membelinya, tapi ternyata tidak kepakai sama
sekali, ya sudah aku simpan saja" Jawab Alex.

"Baiklah, terima kasih Lex." Ucap Alexa.

"Apa ada tugas kampus yang tidak kamu mengerti? Kamu bisa menanyakan hal itu padaku. Insyaallah,
jika bisa aku akan bantu." Tanya Alex
"Ada sih, Dosenku memberikan tugas menggambar untuk membuat poster. Aku benar-benar tidak bisa
sama sekali untuk hal itu." Alexa agak memanyunkan bibirnya

"Mungkin aku bisa membantunya, dulu pas SMA aku suka menggambar. Taoi semenjak SMA ydah gak
pernah menggambar lagi. Hehe." Ucap Alex sambil tersenyum

"Apa kau serius?." Tanya Alexa dengan wajah sangat senang.

"Iya insyaallah. Kita kerjakan dirumahmu saja sekarang. Biar ceoat selesai, dan tidak ada fitnah diantara
kita." "Ucap Alex.

Alexa masih terdiam, "Baiklah. Silahkan."

Mereka berdua pergi kerumah Alexa. "Bunda.... Ada tamu" Alexa memanggil bundanya dati luar. "Iya
nak? Siapa?." Jawab bunda Alexa

"Assalamu'alaikum Tante, saya Alex, temennya Alexa." Alex menyulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Wa'alaikumsalam, iya nak Alex, silahkan duduk. Biar tante buatkan minuman dan makanan untukmu".
Ucap bunda Alexa.

"Tidak usah repot-repot Tante. Saya kesini hanya ingin membantu tugasnyya Alexa." Sahut Alex

"Gak papa nak, biar bunda siapin dulu. Kalian belajar dulu disini." Ucap bunda Alexa. Lalu ia pergi masuk
kerumah.

Gambarnya sudah selesai, Alex pun pulang.

Keesokan harinya, Alexa pergi ke kampus. Dia memasuki kelas, disana sudah ada Farhan dan Rio yang
sedang berbincang-bincang dengan Putri, anak genit itu. Alexa sempat mendengar sedikit cerita dari
mereka.

"Iya han, aku suka sama dia emang dari dulu. Kita udah deket sih. Tapi dia gak pernah memberi
kepastian sama aku." Ucap Putri ke Farhan

Farhan menjawab dengan nada agak tinggi "Udah deh Put, mungkin kamu aja yang kegenitan. Dia gak
mungkin suka sama kamu.".

"Mana mungkin, aku chattingan dan keluar ngedate setiap hari sama dia, aku sayang banget pokoknya.
Titik." Putri tetap melotot

"Paling juga kamu yang mengada-ngada, gak mungkin banget deh." Ucap Rio tidak percaya dengan
perkataan Putri.

"Aku gak bakal bohong sama kalian, ini emang fakta." Putri membela

Farhan menjawab "Kalau emang bener, berarti kamu hebat dong Put."
"Iya tuh, bisa bikin hati pria itu berdebar sama kamu." Ucap Rio sambil tertawa.

Ketika jam kampus sudah berakhir, Alexa keluar kelas dan langsung memanggil Farhan yang tidak jauh
darinya.

"Farhan." Alexa memanggil Farhan.

"Iya Alexa, ada apa?." Jawab Farhan

"Aku boleh nanya sesuatu nggak?."Tanya Alexa sambil berbisik.

"Tinggal nanya aja Sa, kayak gak kenal aku aja." Ucap Farhan dengan wajah tersenyum.

"Maaf ya, aku tadi sempat mendengar pembicaraan kamu, Rio sama Putri. Kalau boleh tau, siapa pria
yang Putri ceritakan?" Tanya Alexa dengan wajah penasaran

"Oh itu... Katanya sih Putri deket sama kakak tingkat yang namanya Alex itu. Gak tau deh." Jawab
Farhan.

Alexa langsung kaget, jantungnya langsung berdebar. "Yaudah. Makasih ya Han. Kalau gitu aku pergi
dulu ya. Assalamu'alaikum." Alexa berkata

Jawab Farhan " Wa'alaikumsalam. Hati hati Alexa."

Untuk memenangkan hatinya, Alexa pergi ke taman belakang kampus seperti biasa. Dia duduk sambil
merenung. Saat ini, hatinya sedang kacau, air matanya pun menetes dengan cepat. Ia mengusap dengan
hijab yang ia pakai. Dengan tersengguk-sengguk, gadis itu tidak menyangka bahwa pria yang ia cintai
ternyata sudah dekat dengan orang lain. "Astaghfirullah... Dia bukan siapa-siapa, aku tidak boleh seperti
ini. Mungkin dia juga bukan jodohku. Makanya aku harus menjauhinya. Ya Allah, mengapa aku bisa
mencintainya sampai seperti ini."

Alex yang saat itu tidak sengaja melihat Alexa di taman. Dia menghampirinya. "Alexa, kenapa
menangis?". Tanya Alex dihadapannya

"Tidak apa (mengusap air matanya). Ya udah aku pulang dulu. Assalamu'alaikum." Alexa berlari dan
langsung bergegas pulang.

Alex pada saat itu kebingungan, ia bertanya-tanya apa yang terjadi sama Alexa kenapa dia bisa menangis
"Wa'alaikumsalam."

Setibanya dirumah, Alexa tetap menangis, hatinya sangat sedih. Dan dia berpikir untuk tidak lagi
bertemu dengan Alex. Setelah sholat Alexa berdoa "Ya Allah. Ini mungkin salahku, yang terlalu berharap
pada makhlukmu dengan jalan yang kurang tepat. Aku mencintainya, tapi jika dia bukan jodohku maka
jauhkanlah ia dariku. Bagaimanapun caranya, dan izinkan aku untuk ikhlas berpisah dengannya. Amiin."

Seminggu telah berlalu. Dipagi hari, bel rumah berbunyi. "Assalamu'alaikum."


Alexa membukakan pintu lalu menjawab "Wa'alaikum...." Ia tercengang melihat kedatangan Alex
kerumahnya. Ia langsung menundukkan kepala. "Silahkan duduk." Ucap Alexa.

"Maaf ya, kedatanganku tidak memberi kabar terlebih dahulu. Aku udah tau semuanya dari Farhan,
sepertinya kamu salah paham. Kamu juga tidak perlu khawatir tentang itu, aku emang pernah dekat
dengan Putri, tapi itu dulu, waktu SMP. Aku belum mengenal arti cinta itu seperti apa. Setelah itu, kita
udah gak ada apa-apa. Tapi Putri, baru menceritakannya sekarang. Aku gak suka sama sekali sama dia.
Aku harap kamu bisa mengerti." Alex menjelaskan, mencoba meyakinkan Alexa.

"Maafkan aku Alex, aku tidak mencari tau terlabih dahulu, sehingga aku bisa sampai salah paham begini.
Aku mencintaimu karena Allah. Alex. Kamu adalah lelaki yang aku cari." Alexa berkatabsambil
menundukkan kepala.

"Dari awal kita bertemu, aku mencintaimu Sa. Tapi aku belum bisa menyatakan perasaan itu ke kamu.
Selain itu, aku juga menghindari perbuatan maksiat yang dilarang agama. Bulan depan aku akan
melamarmu, setelah wisuda. Aku akan membawa keluargaku untuk menemui bunda dan ayahmu."
Ucap Alex.

Alexa tidak menyangka tentang hal ini, ia bersyukur salah satu doanya terwujud.

Beberapa minggu kemudian, Alexa mendapat kabar bahwa Alex meninggal kecelakaan ditabrak truk.
Alexa kaget, tangannya gemetar sambil berderai air mata. Dia langsung bergegas kerumah Alex.

Disana sudah banyak kerabatnya yang datang. Alexa langsung masuk kerumah Alex, melihat tubuh pria
yang dicintainya sudah terbaring kaku dan tak lagi bergerak. Air matanya tidak bisa berhenti mengalir.
"Mas Alex." Ucap Alexa dengan lemah. Seperti panggilan seorang adik terhadap kakaknya.

Alexa mendekat disamping mayat Alex, melihat ibu Alex yang juga berderai air mata, membuat hati
Alexa semakin hancur. "Ya Allah mas, kenapa bisa seperti ini? Bukankah kau sudah berjanji untuk
melamarku minggu ini?. Mas Alex bangun!. Ayo temui Ayah dan bunda untuk melamarku Mas. Apakah
kau tega meninggalkanku?." Ucap Alexa.

"Nak Lexa, sabar nak. Alex sudah tiada, dia selalu menceritakan dirimu pada ibu. Alex benar, rupanya
kau begitu cantik dan manis. Dia selalu bilang ke ibu, bahwa dia akan segera cepat melamarmu, betapa
senang hatinya jika ia berbicara soal dirimu." Ibu Alex berkata

"Iya bu. Terima kasih. Ibu juga harus sabar, Alex akan tenang di alam sana." Jawab Alexa.

Setelah itu, jenazah Alex dimakamkan. Semua kerabatnya satu persatu pulang. Tapi Alexa masih
berbicara dengan ibu Alex.

"Nak Lexa. Ibu mohon, maafkan semua kesalahan Alex, apapun yang pernah ia perbuat, mungkin saja ia
pernah menyakiti hati Nak Lexa." Ucap ibu Alex pada Alexa sambil memegang pundaknya.

"Iya bu. Alhamdulillah. Mas Alex tidak pernah berbuat salah, dan jikapun ada kesalahan yang disengaja
ataupun tidak, saya sudah maafkan. Semoga dia bisa tenang di alam sana bu. Amiin. " Jawab Alexa.
"Ibu juga minta maaf, karena Alex belum sempat untuk melamarmu. Mungkin dia memang bukan
jodohmu. Ibu yakin, kamu pasti menemukan pria yang sholeh nak." Ibu lex berkata.

"Amiin... Terima kasih doanya bu." Alexa tersenyum.

Akhirnya Alexa pulang kerumahnya dan mencoba untuk mengikhlaskan kepergian Alex.

Sekian.

Anda mungkin juga menyukai