MODERASI BERAGAMA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah yang dibina oleh Dosen pengampu :
Disusun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Moderasi
Beragama”.
Dengan segala kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya dan
masyarakat umum.
Penulis
II
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
BAB II................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
III
BAB I
PENDAHULUAN
1
dengan kelompok berbasis radikal dan ekstremis yang melakukan segala sesuatu
dengan paksaan dan kekerasan
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam bahasa arab moderasi dikenal dengan kata wasath atau tawassuth.
Moderasi berarti penguasaan diri dari sikap sangat kelebihan dan kekurangan.
Secara umum, moderat berarti mengedepankan keseimbangan dalam hal
keyakinan, moral, dan watak, baik ketika mempelakukan orang lain sebagai
individu, maupun ketika berhadapan dengan institusi negara.
3
Inti dari moderasi beragama adalah adil dan berimbang dalam memandang,
menyikapi, dan mempraktikkan semua konsep yang berpasangan di atas. Dalam
KBBI, dapat diartikan yakni seseorang yang tidak berat sebelah, melainkan lebih
berpihak pada kebenaran.
Dalam rumusan lain, dapat dikatakan bahwa ada tiga syarat terpenuhinya sikap
moderat dalam beragama, yakni: memiliki pengetahuan yang luas, mampu
mengendalikan emosi untuk tidak melebihi batas, dan selalu berhati hati. Jika
disederhanakan, rumusan tiga syarat moderasi beragama ini bisa diungkapkan
dalam tiga kata, yakni harus: berilmu, berbudi, dan berhati-hati
4
d) Penghormatan dan dama terhadap penghormatan terkait dengan nilai
kemanusiaan dengan adanya dukungan.
e) Hak minoritas diakui.
5
Pada kalangan remaja fenomena hilangnya jati diri serta pemahaman
terhadap agamanya sudah menggejala. Seperti halnya tidak lagi mengikuti
pendidikan keagamaan di madrasah setelah mereka lulus dari sekolah
dasar, melupakan kewajiban beribadah, tidak berpartisipasi dalam
pengajian, dan ragam kasus-kasus yang biasa terjadi di era sekarang ini.
3. IPTEK menjadi prioritas daripada Ilmu pengetahuan Agama Islam
Persoalan lain yang muncul dalam era global ini adalah lembaga-lembaga
lebih mengutamakan ilmu pengetahuan dan teknologi ( Iptek ) daripada
mengutamakan ilmu iman dan taqwa (Imtak ). Akibatnya telah terjadi
perbedaan dalam dua aspek yakni peserta didik lebih cenderung menguasai
dan memahami ilmu pengetahuan umum, akan tetapi lemah dalam segi
ilmu agama.
6
religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada.
Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan
mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat
manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap
peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia
tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka
dan kesengsaraan bagi manusia.
Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak
oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun
iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti
iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan
kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan
obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak
mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi
standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan termasuk di
bidang agama.
Berikut adalah dampak positif dan negatif IPTEK terhadap perilaku keagamaan
masayarakat modern :
➢ Dampak positif
Dampak positif dari kemajuan teknologi informasi sebagai berikut :
1. Munculnya motivasi untuk memperbaiki dan menyempurnakan diri,
salah satunya dengan menonton kajian agama yang ditayangkan di
internet.
2. Dapat berbagi ilmu yang bermanfaat sehingga dapat mengajak orang
lain untuk melakukan kebaikan dan memperoleh pahala.
3. Dapat mempermudah untuk bersilaturahmi.
4. Adanya kemajuan teknologi informasi dapat memudahkan untuk
mengetahui masyarakat yang membutuhkan bantuan, sehingga
muncul keinginan untuk saling membantu.
5. Meningkatkan akses terhadap informasi keagamaan, seperti alquran
dan hadist.
➢ Dampak negatif
Dampak negatif dari kemajuan teknologi informasi yang sering ditemukan
7
seperti :
1. Terlalu asyik bermain game online, chatting, dan menonton video
sehingga lalai untuk mengerjakan shalat.
2. Munculnya informasi yang tidak dapat dipastikan kebenarannya,
dapat memicu masyarakat saling menghujat, menebar ujaran
kebencian, dan hoaks di media sosial yang seringkali dapat merusak
hubungan sesama umat beragama.
3. Penggunaan teknologi informasi dan situs tertentu yang
disalahgunakan untuk menyebarkan sesuatu yang berbau
pornografi, pornoaksi, dan kekerasan.
4. Terlalu sering menggunakan internet dapat menyebabkan sulit untuk
berbaur dengan orang-orang disekitarnya, menjadi pribadi yang
cenderung indiviualis dan egois.
5. Pengunaan teknologi informasi seperti smartphone apabila sedang
berkumpul dengan orang sekitar, cenderung tidak saling
berkomunikasi walaupun duduk berdampingan karena mereka sibuk
dengan smartphonenya masing-masing.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10