DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan hikmatNya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Judul yang saya angkat yaitu “Moderasi Beragama dan Pluralisme Agama”. Untuk itu,
saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, makalah ini tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya
dengan rendah hati menerima saran dan kritik pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
untuk pembaca.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui kedudukan agama Kristen dalam pluralitas beragama
dari segi teologis, sosiologis, dan etis.
2. Mengetahui apakah pluralitas agama sama dengan moderasi.
3. Mengetahui harapan dan tantangan pluralisme agama di
Indonesia ditinjau dari segi sosiologis, teologis, dan etis.
1
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2
2.2.1 Pengertian Moderasi Menurut Para Ahli
Menurut Prof M. Quraish Shihab, moderasi beragama dalam Al Quran berarti
“wasathiyah” yang berarti pertengahan. Maksudnya pertengahan adalah adil, baik,
terbaik, dan paling utama.
Dalam hal ini, Quraish Shihab melihat dalam wasathiyah terdapat empat pilar
penting, yaitu:
Pertama, pilar keadilan yakni adil yang tidak memihak kepada salah satu
seseorang yang berselisih.
Kedua, pilar keseimbangan berarti dalam suatu kelompok terdapat banyak
bagian yang mengarah pada satu tujuan yang penting syarat dan kadar dapat
terpenuhi semua bagian.
Ketiga, adil artinya dapat memberikan hak-haknya pada setiap individu
sesuai dengan hal-hal pemiliknya.
Keempat, adil yang dinisbatkan pada Ilahi. Artinya, Rahmat dan
kebaikannya.
3
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Kedudukan Agama Kristen Dalam Pluralitas Beragama Dari Segi Teologis,
Sosiologis, dan Etis.
4
3.1.2 Dari Segi Sosiologis
Kedudukan agama Kristen dari segi etis memiliki banyak pandangan. Pertama,
kedudukan agama Kristen itu relatif yaitu pandangan yang mengatakan bahwa
kebenaran agama adalah relatif. Setiap agama memiliki keistimewaan, kelebihan dan
kekurangannya. Bagi penganut agama yang satu, agamanya yang benar, tetapi bagi
yang lain, agamanya yang benar. Berarti kedudukan agama Kristen bisa dilihat dari
segi orang memandang mana yang lebih benar. Kedua, bahwa agama satu dengan yang
lain itu sama saja. Inti atau esensi agama adalah satu dan sama saja. Yang
membedakannya hanyalah perwujudan yang tampak pada kepercayaan, simbol-simbol
dan nilai-nilai etis-moral dan hukumnya. Munculnya kepercayaan atau iman dan
kemudian menjadi sistem kepercayaan disebabkan oleh kebutuhan manusia akan
hidup tenang dan damai. Maka sosok Tuhan menjadi pemenuhan akan kebutuhan ini.
Terakhir, setiap agama mempunyai peran penting di dalam diri manusia dan di dalam
masyarakat sehingga agama menjadi pegangan atau jaminan hidup individual, dan
menjadi sumber nilai moral-etis dan spiritual masyarakat.
5
3.2 Pluralitas Agama Dan Moderasi Beragama Apakah Berbeda Atau Sama.
Pluralitas agama adalah saling menghormati keyakinan agama satu sama lain
dan memungkinkan setiap warga menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang
dianutnya tanpa mengganggunya sama sekali. Sedangkan moderasi beragama adalah
cara pandang dan perilaku dalam hal keyakinan, moral dan watak yang
mengedepankan keseimbangan di tengah keberagaman dan perbedaan yang
melingkupinya. Yang berarti pluralitas agama dan moderasi agama kalau dalam
pengertian bisa dibilang sama.
3.2.1 Dari Segi Sosiologis
Pluralisme agama dan moderasi agama dalam sosiologis sebenarnya sama.
Kenapa? karena semua penganut agama bisa saling bertegur sapa dan bahkan bisa
bekerja sama dalam kepentingan pembangunan manusia. Yang artinya apa yang di
ajarkan agama mengenai kebaikan terhadap sesama manusia harus dilakukan agar
terjadinya pembangunan antar manusia.
3.2.2 Dari Segi Teologis
Pluralisme agama dan moderasi agama dalam sudut pandang teologis
sebenarnya sama. Karena kita harus berfokus pada pengembangan agama yang
seimbang untuk menghindari ekstrimisme terhadap agama dan bertujuan untuk
mendorong toleransi antar umat beragama. Yang artinya kita hidup dalam kondisi
masyarakat yang majemuk atau penuh dengan perbedaan sehingga dengan
mempelajari ajaran agama yang seimbang di harapkan akan terciptanya masyarakat
yang penuh dengan toleransi.
3.2.3 Dari Segi Etis
Pluralisme agama dan moderasi agama dalam sudut pandang etis sebenarnya
sama. Karena kita di ajarkan pada hakikatnya bahwa semua agama itu sama-sama
mengajarkan kebaikan tanpa berupaya menjatuhkan agama lain. Yang artinya kita di
tuntut untuk hidup berdampingan antar sesama penganut agama lain dan berlomba-
lomba dalam kebaikan atau bekerja sama dalam kebaikan karena itulah yang di ajarkan
agama kepada kita sesama umat beragama.
6
3.3 Harapan dan Tantangan Pluralisme Agama Indonesia Dari Segi Teologis,
Sosiologis dan Etis
3.3.1 Dari Segi Teologis
Dari segi teologis terutama Alkitab menegaskan “…Allah menciptakan
manusia itu menurut gambarNya,…laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka,”
Kej.1:27. Semua manusia adalah makhluk ciptaan Sang Pencipta. Tidak ada manusia
yang dapat membanggakan dirinya sebagai makhluk ciptaan yang lebih baik dibanding
dengan yang lain. Semua manusia mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Allah
yaitu sebagai umat ciptaan-Nya. Oleh karena itu, perbedaan yang ada di dunia ini sama
saja di hadapan Allah. Tantangannya adalah orang-orang yang perlu memahami
maksud agama-agama sendiri. Karena setiap agama pasti mengajarkan kebaikan dan
pasti mengutamakan toleransi. Jadi, harapannya setiap orang dapat menjalankan
agamanya sesuai ajaran masing-masing terutama toleransi untuk menanggapi
perbedaan di Indonesia.
3.3.2 Dari Segi Sosiologis
Dari segi sosiologis Indonesia memiliki tantangan yang cukup berat karena
memiliki banyak agama yang berbeda-beda. Tantangan-tantangan tersebut sudah
terlihat di kehidupan saat ini. Masalah toleransi dan fanatisme menjadi masalah
utama di Indonesia yang memiliki banyak agama. Mulai dari tantangan perayaan
Natal yang dipermasalahkan orang Islam. Banyak yang mempermasalahkan apakah
orang Islam boleh mengucapkan hari natal atau tidak. Selain itu, ada beberapa
oknum orang Islam yang bahkan memberhentikan atau mengganggu acara Natal di
gereja. Kemudian beberapa masalah toleransi lainnya seperti penutupan tempat
makan saat Islam mengadakan bulan puasa. Harapannya dari masalah-masalah di
atas setiap agama di Indonesia lebih meningkatkan toleransi terhadap agama lain.
Tidak hanya agama Islam saja seperti contoh di atas, kita sebagai agama Kristen juga
perlu menanamkan sikap toleransi bukan hanya agama namun suku, ras, etnis dan
lain-lain karena ajaran utama kita adalah kasih.
3.3.3 Dari Segi Etis
Dari segi etis bisa dilihat dari kebiasaan warga Indonesia terutama di
jejaring sosial. Kebiasaan Indonesia yang selalu di tengah-tengah agama mayoritas
atau agama Islam sehingga jika mereka melihat kebiasaan dari orang yang beragama
selain islam, mereka akan bingung dan tidak tahu cara meresponi hal tersebut dengan
baik. Alhasil banyak kesalahpahaman yang terjadi terutama pada perbedaan ajaran
agama. Sering terjadi di sosial media yang menunjukkan video potongan yang
menjerumuskan sehingga orang yang tidak melihat video penuhnya akan mudah
terjerumus bahkan emosi sehingga terjadi perpecahan atau berselisih di berbagai media
seperti kolom komentar. Sehingga hal tersebut menjadi tantangan bagi Indonesia agar
tidak terjadi kesalahpahaman yang membuat perpecahan terjadi.
7
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pluralisme adalah sikap dan keyakinan bahwa perbedaan dalam pandangan,
agama, kepercayaan, etnisitas, budaya, dan latar belakang sosial adalah sesuatu yang
bernilai dan penting dalam masyarakat. Selain itu, moderasi beragama adalah jalan
tengah untuk cara kita beragama. Oleh karena itu, moderasi beragama dan pluralisme
saling berkaitan. Kita sebagai agama Kristen perlu menanggapi hal ini dengan serius
agar tercipta aman dan damai sejahtera di Indonesia.
Kedudukan agama Kristen dari segi teologis menunjukkan bahwa kita tidak
menunjukkan superioritas kita melainkan memberikan kesaksian tentang kematian dan
kebangkitan Yesus. Dari segi sosiologis kedudukan Kristen mampu beradaptasi dan
melebur dengan adat dan budaya di setiap wilayah Indonesia. Dari segi Etis kedudukan
agama Kristen relatif menurut keyakinan masing-masing namun baiknya tidak
memosikian agama kita di atas maupun di bawah melainkan menganggap bahwa
semua agama sama sama mengajarkan kebaikan. Kemudian moderasi beragama dan
pluralitas agama merupakan hal yang sama dari segi manapun. Lalu fanatisme,
intoleran, dan penyesatan melalui berbagai media menjadi tantangan bagi Indonesia
dalam bermoderasi agama. Harapannya Indonesia dapat menjadi negara yang
menghargai setiap perbedaan yang ada dan menanamkan sikap toleransi yang lebih
lagi.
8
DAFTAR PUSTAKA