Anda di halaman 1dari 12

Makalah Agama Kristen

Moderasi Beragama dan Pluralisme Agama

DISUSUN OLEH :

Jason Triantama Saputra_239024140003

Jeremy Jordan Sinarno _239024140041

Giovanni Lucky Cahyono_239024140044

Kevin Surya Raharja_239024140048

Desain Komunikasi Visual

Institut Desain dan Bisnis Bali


Jl. Tukad Batanghari No.29, Panjer, Kec. Denpasar Bar., Kota Denpasar, Bali
80225
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan hikmatNya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Judul yang saya angkat yaitu “Moderasi Beragama dan Pluralisme Agama”. Untuk itu,
saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, makalah ini tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya
dengan rendah hati menerima saran dan kritik pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
untuk pembaca.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 1
1.3 TUJUAN ................................................................................................................ 1
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ....................................................................................... 2
2.1 Pengertian Pluralisme............................................................................................. 2
2.1.1 Pengertian Pluralisme Menurut Para Ahli....................................................... 2
2.2 Pengertian Moderasi............................................................................................... 2
2.2.1 Pengertian Moderasi Menurut Para Ahli......................................................... 3
BAB 3 PEMBAHASAN ............................................................................................. 4
3.1 Kedudukan Agama Kristen Dalam Pluralitas Beragama Dari Segi Teologis,
Sosiologis, dan Etis. ..................................................................................................... 4
3.1.1 Dari Segi Teologis........................................................................................... 4
3.1.2 Dari Segi Sosiologis ........................................................................................ 5
3.1.3 Dari Segi Etis .................................................................................................. 5
3.2 Pluralitas Agama Dan Moderasi Beragama Apakah Berbeda Atau Sama. ............ 6
3.2.1 Dari Segi Sosiologis ........................................................................................ 6
3.2.2 Dari Segi Teologis........................................................................................... 6
3.2.3 Dari Segi Etis .................................................................................................. 6
3.3 Harapan dan Tantangan Pluralisme Agama Indonesia Dari Segi Teologis,
Sosiologis dan Etis ....................................................................................................... 7
3.3.1 Dari Segi Teologis........................................................................................... 7
3.3.2 Dari Segi Sosiologis ........................................................................................ 7
3.3.3 Dari Segi Etis .................................................................................................. 7
BAB 4 PENUTUP........................................................................................................ 8
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 9

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pluralisme adalah sikap dan keyakinan bahwa perbedaan dalam pandangan,


agama, kepercayaan, etnisitas, budaya, dan latar belakang sosial adalah sesuatu yang
bernilai dan penting dalam masyarakat. Pluralisme bukanlah sekedar mencari
pengakuan terhadap perbedaan, tetapi juga upaya untuk mempromosikan dan menjaga
dialog, saling pengertian, dan kerjasama di antara kelompok-kelompok ataupun
masyarakat yang berbeda sudut pandang. Selain itu, moderasi beragama adalah jalan
tengah untuk cara kita beragama. Seseorang tidak akan fanatik dalam dalam menjalani
ajaran agamanya.
Di Indonesia ini banyak sekali suku, ras, agama atau kepercayaan, dan etnis,
terutama dalam hal agama. Indonesia meresmikan 6 agama yang sudah diakui.
Perbedaan inilah yang menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia dalam hal toleransi
beragama. Hal tersebutlah yang menjadikan alasan kami membahas moderasi
beragama dan pluralisme beragama.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan penyajian dari latar belakang diatas, maka penulis


merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kedudukan agama Kristen dalam Pluralitas agama


dari segi teologis, sosiologis, dan etis?
2. Pluralitas agama dan moderasi beragama apakah berbeda atau
sama?
3. Bagaimana harapan dan tantangan pluralisme agama di Indonesia
ditinjau dari segi sosiologis, teologis, dan etis?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui kedudukan agama Kristen dalam pluralitas beragama
dari segi teologis, sosiologis, dan etis.
2. Mengetahui apakah pluralitas agama sama dengan moderasi.
3. Mengetahui harapan dan tantangan pluralisme agama di
Indonesia ditinjau dari segi sosiologis, teologis, dan etis.

1
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pluralisme


Dikutip dari Wikipedia, pluralisme berasal dari dua kata plural yang memiliki
arti beragam dan isme yang memiliki arti paham. Dari dua kata tersebut menjadikan
istilah pluralisme memiliki arti paham atas keberagaman. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia atau KBBI, pluralisme memiliki arti sebagai keadaan masyarakat yang
majemuk (bersangkutan dengan sistem sosial dan politiknya). Selain itu pluralisme
juga berasal dari kata dasar plural yang berarti jamak atau lebih dari satu. Secara
umum pluralisme adalah sebuah pemahaman untuk menghargai adanya perbedaan di
tengah kehidupan masyarakat sekaligus mengizinkan suatu kelompok berbeda untuk
menjaga budaya sebagai bentuk ciri khas mereka.

2.1.1 Pengertian Pluralisme Menurut Para Ahli


lrd O’Collins & Edward G. Farrugia menjelaskan pluralisme merupakan cara
pandang fisiologis yang tidak menggambarkan semua prinsip maupun keyakinan
pribadi. Namun ketersediaan untuk bisa menerima berbagai macam perbedaan atau
keberagaman yang ada. Ruang lingkup dari pluralisme menurut Geralrd O’Collins &
Edward G. Farrugia adalah politik, budaya dan agama.

Menurut Anton M. Moeliono menjelaskan pluralisme merupakan sesuatu


yang bisa memberikan makna jamak atau ganda dari segi kebudayaan yang berbeda
di dalam masyarakat. Dasar bisa terciptanya pluralisme adalah rasa hormat terhadap
nilai kebudayaan lain dan sikap untuk saling menghargai.

2.2 Pengertian Moderasi


Mengutip dari laman resmi Kementerian Agama Republik Indonesia
(Kemenag), pengertian moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan perilaku
beragama yang dianut dan dipraktekkan oleh sebagian besar penduduk di Indonesia,
dari dulu hingga sekarang.

Dalam buku Moderasi Beragama Dalam Menumbuhkan Sikap Toleransi Dan


Moral Generasi Muda oleh Mela, moderasi beragama diartikan sebagai hasil
pemikiran dalam agama yang dapat dipahami sehingga mengamalkan ajaran agama
dengan tidak hanya berpusat pada bagian kanan atau kiri saja.

2
2.2.1 Pengertian Moderasi Menurut Para Ahli
Menurut Prof M. Quraish Shihab, moderasi beragama dalam Al Quran berarti
“wasathiyah” yang berarti pertengahan. Maksudnya pertengahan adalah adil, baik,
terbaik, dan paling utama.
Dalam hal ini, Quraish Shihab melihat dalam wasathiyah terdapat empat pilar
penting, yaitu:

 Pertama, pilar keadilan yakni adil yang tidak memihak kepada salah satu
seseorang yang berselisih.
 Kedua, pilar keseimbangan berarti dalam suatu kelompok terdapat banyak
bagian yang mengarah pada satu tujuan yang penting syarat dan kadar dapat
terpenuhi semua bagian.
 Ketiga, adil artinya dapat memberikan hak-haknya pada setiap individu
sesuai dengan hal-hal pemiliknya.
 Keempat, adil yang dinisbatkan pada Ilahi. Artinya, Rahmat dan
kebaikannya.

3
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Kedudukan Agama Kristen Dalam Pluralitas Beragama Dari Segi Teologis,
Sosiologis, dan Etis.

3.1.1 Dari Segi Teologis

Kenyataan konkrit Indonesia adalah negara bekas jajahan Belanda yang


dimana negerinya menganut calvinis tentunya pemikiran teologi mereka sangat
mempengaruhi pemikiran para teolog Kristen di Indonesia. Kedudukan orang Kristen
dalam teologis adalah bukan untuk menunjukkan superioritas Kristen melainkan
memberikan kesaksian tentang kematian dan kebangkitan Yesus. Di kalangan umat
Kristen, muncul model-model sikap terhadp pluralisme. Pertama, model kaum
konservatif-Injili, yang memahami bahwa hanya ada satu agama yang benar dan
agama yang benar itu harus memenuhi ukuran kitab suci Kristen atau Alkitab. Menurut
Alkitab bahwa hanya Yesus yang menjadi Juruselamat. Agama-agama lain tidak
menyediakan keselamatan itu. Pandangan ini dapat disebut inklusif-mutlak atau
ekstrim. Kedua, model kaum Protestan arus utama, yang mengutamakan pandangan
positif dan sikap dialogis terhadap agama-agama lain. Kaum ini mengakui adanya
adanya penyataan umum (bukan hanya yang partikular di dalam Yesus Kristus), yaitu
dalam penampakan alam semesta ini. pernyataan umum Allah ini dapat juga berwujud
dalam budaya atau agama-agama yang ada. Pandangan ini tidak menerima bahwa di
dalam agamaagama lain ada keselamatan karena agama-agama itu menganjurkan
agama dan penganutnya mencari keselamatan dengan melakukan perbuatan-perbuatan
tertentu tidak berdasarkan iman kepada Tuhan. Apalagi agama-agama lain ini tidak
memiliki hubungan dengan Yesus yang merupakan penyataan Allah yang partikulir.
Ketiga, model kaum Katolik, bahwa ada banyak jalan tetapi ukurannya satu, yaitu
Yesus Kristus. Allah menghendaki keselamatan manusia karena kasih-Nya.
Bersamaan dengan itu, ada gereja atau persekutuan orang Kristen sebagai sarana
keselamatan. Jadi gereja juga menjadi ukuran. Karena itu, orang bisa selamat karena
kasih Allah, tetapi karena ia tidak hidup dalam struktur Kekristenan, maka dia disebut
“Kristen tanpa nama”. Model ini sudah menunjukkan pandangan yang inklusif.

4
3.1.2 Dari Segi Sosiologis

Dalam negara kita, Indonesia.Yang mayoritas beragama Islam, terdapat sebuah


provinsi dengan mayoritas agama Hindu. Yaitu, Bali dengan sebutan pulau dewata. Di
tengah pulau Dewata yang kental dengan ada istiadat Bali dengan corak agama Hindu-
nya. Agama Kristen di sini mengambil andil untuk menunjukan pluralisme di pulau
Bali. Terdapat beberapa gereja Kristen & Katolik yang tersebar di berbagai wilayah
Bali, yang memadukan arsitektur bergaya Hindu Bali yang diadaptasikan ke bangunan
gereja tersebut. Ini menunjukan kedudukan agama Kristen mampu beradaptasi dan
melebur dengan adat dan budaya di setiap wilayah Indonesia. Memadukan antara
bangunan gereja dengan arsitektur Hindu Bali membuat kesan bahwa perbedaan
agama tidak menjadi tembok pemisah masyarakat untuk hidup saling bertoleransi di
tengah keberagaman umat beragama.

3.1.3 Dari Segi Etis

Kedudukan agama Kristen dari segi etis memiliki banyak pandangan. Pertama,
kedudukan agama Kristen itu relatif yaitu pandangan yang mengatakan bahwa
kebenaran agama adalah relatif. Setiap agama memiliki keistimewaan, kelebihan dan
kekurangannya. Bagi penganut agama yang satu, agamanya yang benar, tetapi bagi
yang lain, agamanya yang benar. Berarti kedudukan agama Kristen bisa dilihat dari
segi orang memandang mana yang lebih benar. Kedua, bahwa agama satu dengan yang
lain itu sama saja. Inti atau esensi agama adalah satu dan sama saja. Yang
membedakannya hanyalah perwujudan yang tampak pada kepercayaan, simbol-simbol
dan nilai-nilai etis-moral dan hukumnya. Munculnya kepercayaan atau iman dan
kemudian menjadi sistem kepercayaan disebabkan oleh kebutuhan manusia akan
hidup tenang dan damai. Maka sosok Tuhan menjadi pemenuhan akan kebutuhan ini.
Terakhir, setiap agama mempunyai peran penting di dalam diri manusia dan di dalam
masyarakat sehingga agama menjadi pegangan atau jaminan hidup individual, dan
menjadi sumber nilai moral-etis dan spiritual masyarakat.

5
3.2 Pluralitas Agama Dan Moderasi Beragama Apakah Berbeda Atau Sama.
Pluralitas agama adalah saling menghormati keyakinan agama satu sama lain
dan memungkinkan setiap warga menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang
dianutnya tanpa mengganggunya sama sekali. Sedangkan moderasi beragama adalah
cara pandang dan perilaku dalam hal keyakinan, moral dan watak yang
mengedepankan keseimbangan di tengah keberagaman dan perbedaan yang
melingkupinya. Yang berarti pluralitas agama dan moderasi agama kalau dalam
pengertian bisa dibilang sama.
3.2.1 Dari Segi Sosiologis
Pluralisme agama dan moderasi agama dalam sosiologis sebenarnya sama.
Kenapa? karena semua penganut agama bisa saling bertegur sapa dan bahkan bisa
bekerja sama dalam kepentingan pembangunan manusia. Yang artinya apa yang di
ajarkan agama mengenai kebaikan terhadap sesama manusia harus dilakukan agar
terjadinya pembangunan antar manusia.
3.2.2 Dari Segi Teologis
Pluralisme agama dan moderasi agama dalam sudut pandang teologis
sebenarnya sama. Karena kita harus berfokus pada pengembangan agama yang
seimbang untuk menghindari ekstrimisme terhadap agama dan bertujuan untuk
mendorong toleransi antar umat beragama. Yang artinya kita hidup dalam kondisi
masyarakat yang majemuk atau penuh dengan perbedaan sehingga dengan
mempelajari ajaran agama yang seimbang di harapkan akan terciptanya masyarakat
yang penuh dengan toleransi.
3.2.3 Dari Segi Etis
Pluralisme agama dan moderasi agama dalam sudut pandang etis sebenarnya
sama. Karena kita di ajarkan pada hakikatnya bahwa semua agama itu sama-sama
mengajarkan kebaikan tanpa berupaya menjatuhkan agama lain. Yang artinya kita di
tuntut untuk hidup berdampingan antar sesama penganut agama lain dan berlomba-
lomba dalam kebaikan atau bekerja sama dalam kebaikan karena itulah yang di ajarkan
agama kepada kita sesama umat beragama.

6
3.3 Harapan dan Tantangan Pluralisme Agama Indonesia Dari Segi Teologis,
Sosiologis dan Etis
3.3.1 Dari Segi Teologis
Dari segi teologis terutama Alkitab menegaskan “…Allah menciptakan
manusia itu menurut gambarNya,…laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka,”
Kej.1:27. Semua manusia adalah makhluk ciptaan Sang Pencipta. Tidak ada manusia
yang dapat membanggakan dirinya sebagai makhluk ciptaan yang lebih baik dibanding
dengan yang lain. Semua manusia mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Allah
yaitu sebagai umat ciptaan-Nya. Oleh karena itu, perbedaan yang ada di dunia ini sama
saja di hadapan Allah. Tantangannya adalah orang-orang yang perlu memahami
maksud agama-agama sendiri. Karena setiap agama pasti mengajarkan kebaikan dan
pasti mengutamakan toleransi. Jadi, harapannya setiap orang dapat menjalankan
agamanya sesuai ajaran masing-masing terutama toleransi untuk menanggapi
perbedaan di Indonesia.
3.3.2 Dari Segi Sosiologis

Dari segi sosiologis Indonesia memiliki tantangan yang cukup berat karena
memiliki banyak agama yang berbeda-beda. Tantangan-tantangan tersebut sudah
terlihat di kehidupan saat ini. Masalah toleransi dan fanatisme menjadi masalah
utama di Indonesia yang memiliki banyak agama. Mulai dari tantangan perayaan
Natal yang dipermasalahkan orang Islam. Banyak yang mempermasalahkan apakah
orang Islam boleh mengucapkan hari natal atau tidak. Selain itu, ada beberapa
oknum orang Islam yang bahkan memberhentikan atau mengganggu acara Natal di
gereja. Kemudian beberapa masalah toleransi lainnya seperti penutupan tempat
makan saat Islam mengadakan bulan puasa. Harapannya dari masalah-masalah di
atas setiap agama di Indonesia lebih meningkatkan toleransi terhadap agama lain.
Tidak hanya agama Islam saja seperti contoh di atas, kita sebagai agama Kristen juga
perlu menanamkan sikap toleransi bukan hanya agama namun suku, ras, etnis dan
lain-lain karena ajaran utama kita adalah kasih.
3.3.3 Dari Segi Etis
Dari segi etis bisa dilihat dari kebiasaan warga Indonesia terutama di
jejaring sosial. Kebiasaan Indonesia yang selalu di tengah-tengah agama mayoritas
atau agama Islam sehingga jika mereka melihat kebiasaan dari orang yang beragama
selain islam, mereka akan bingung dan tidak tahu cara meresponi hal tersebut dengan
baik. Alhasil banyak kesalahpahaman yang terjadi terutama pada perbedaan ajaran
agama. Sering terjadi di sosial media yang menunjukkan video potongan yang
menjerumuskan sehingga orang yang tidak melihat video penuhnya akan mudah
terjerumus bahkan emosi sehingga terjadi perpecahan atau berselisih di berbagai media
seperti kolom komentar. Sehingga hal tersebut menjadi tantangan bagi Indonesia agar
tidak terjadi kesalahpahaman yang membuat perpecahan terjadi.

7
BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pluralisme adalah sikap dan keyakinan bahwa perbedaan dalam pandangan,
agama, kepercayaan, etnisitas, budaya, dan latar belakang sosial adalah sesuatu yang
bernilai dan penting dalam masyarakat. Selain itu, moderasi beragama adalah jalan
tengah untuk cara kita beragama. Oleh karena itu, moderasi beragama dan pluralisme
saling berkaitan. Kita sebagai agama Kristen perlu menanggapi hal ini dengan serius
agar tercipta aman dan damai sejahtera di Indonesia.
Kedudukan agama Kristen dari segi teologis menunjukkan bahwa kita tidak
menunjukkan superioritas kita melainkan memberikan kesaksian tentang kematian dan
kebangkitan Yesus. Dari segi sosiologis kedudukan Kristen mampu beradaptasi dan
melebur dengan adat dan budaya di setiap wilayah Indonesia. Dari segi Etis kedudukan
agama Kristen relatif menurut keyakinan masing-masing namun baiknya tidak
memosikian agama kita di atas maupun di bawah melainkan menganggap bahwa
semua agama sama sama mengajarkan kebaikan. Kemudian moderasi beragama dan
pluralitas agama merupakan hal yang sama dari segi manapun. Lalu fanatisme,
intoleran, dan penyesatan melalui berbagai media menjadi tantangan bagi Indonesia
dalam bermoderasi agama. Harapannya Indonesia dapat menjadi negara yang
menghargai setiap perbedaan yang ada dan menanamkan sikap toleransi yang lebih
lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Soesilo, Yushak. 2011. “Gereja dan Pluralisme Agama dalam Konteks di


Indonesia”. Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol 1, No 2
https://sttintheos.ac.id/e-journal/index.php/antusias/article/view/88/87,
diakses pada 3 November 2023
Syahira, Salsabila. 2023. “Pluralisme Pengertian, Pilar, Manfaat, Bentuk dan
Contohnya”. https://umsu.ac.id/berita/pluralisme-pengertian-pilar-
manfaat-bentuk-dan-contohnya/, diakses pada 3 November 2023
uinfasbengkulu.ac.id. 2022. “Moderasi Beragama”.
https://uinfasbengkulu.ac.id/index.php/moderasi-beragama/, diakses pada
3 November 2023
Fata, Ahmad Khoirul. 2018. “Diskursus dan Kririk Terhadap Teologi Pluralisme
Agama di Indonesia”. MIQOT Vol. XLII No. 1
https://media.neliti.com/media/publications/261175-none-928caf07.pdf,
diakses pada 3 November 2023
Objantoro, Enggar. 2016. “Pluralisme Agama-Agama: Tantangan Bagi Orang
Kristen”. Jurnal Simpson, ISSN: 2356-1904 .
https://core.ac.uk/download/231150709.pdf, diakses pada 3 November
2023
Hanandita, Nindy Tiara. 2023. “4 Gereja di Bali Bergaya Khas Hindu-Bali,
Tertarik Mengunjungi?”. https://www.detik.com/bali/berita/d-6668935/4-
gereja-di-bali-bergaya-khas-hindu-bali-tertarik-mengunjungi, diakses
pada 3 November 2023
Umam. 2022. “Pengertian Pluralisme: Macam, Bentuk dan Manfaatnya”.
https://www.gramedia.com/literasi/pluralisme/, diakses pada 3 November
2023
Rambitan, Stanley R. 2017. “Pluralitas Agama dalam Pandangan Kristen dan
Implikasinya bagi Pengajaran”. Shanan Jurnal Pendidikan Agama Kristen
Vol 1, No 1. https://core.ac.uk/download/pdf/288296323.pdf, diakses pada
5 november 2023

Anda mungkin juga menyukai