Anda di halaman 1dari 16

PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN

DALAM ILMU PERBANDINGAN AGAMA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi Tugas

Mata Kuliah Perbandingan Agama

Dosen Pengampu Bapak Hamdiani, M. Pd

Oleh Kelompok 2

Mujdalipah : 19.12.4851

Muhammad Arsyad : 19.12.4808

Muhammad Rif’at Asirri : 19.12.4998

Muhammad Zaqi Ramadhan : 18.12.4563

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) DARUSSALAM

MARTAPURA

2021 M/1443 H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT tuhan


sekalian alam. Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan keharibaan junjungan
kita Rasulullah SAW, keluarga, sahabat beliau serta sekalian umat muslim dan
muslimah. Dan sungguh berkat limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini demi memenuhi tugas mata kuliah “Perbandingan
Agama” sehingga dalam penyusunan makalah ini berjalan dengan lancar tanpa
halangan dan hambatan, walaupun masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan ini, dikarena kan kurangnya pengalaman kami, dan mohon harap
dimaklumi.

Kami berharap makalah ini dapat dibaca sesuai tujuan pembuatannya. Atas
partisipasi dalam penyusunan serta perhatian pembaca materi makalah ini, kami
ucapkan terima kasih.

Martapura, 2 Desember 2021

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1

C. Tujuan .............................................................................................................. 1

BAB II .................................................................................................................... 2

A. Pengertian Pendekatan Perbandingan Agama.................................................. 2

B. Beberapa Pendekatan dalam Perbandingan Agama ......................................... 2

BAB III ................................................................................................................. 12

A. Kesimpulan .................................................................................................... 12

B. Saran............................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbandingan Agama adalah berbicara tentang berbagai fenomena dalam


hubungan antar umat beragama sebagai fenomena dalam kehidupan umat Bergama.
Oleh karena itu, perbandingan agama tidak bisa dilepaskan keterkaitannya dengan
pola hubunganyang terjadi diantara umat beragama baik dari mereka yang satu
agama maupun berbeda agama.

Pluralitas social adalah merupakan kenyataan dalam kehidupan bergama di


Indonesia. Agama-agama di Nusantara setuju atau tidak, telah mengalami proses
adaptasi, akomodasi dan seleksi dengan tradisi masyarakat yang sudah berkembang
sebelumnya. Oleh karena itu, interaksi di antara umat beragama melahirkan dua
kemungkinan yaitu; integrasi dan konflik.

Pendekatan yang dimaksud disini adalah berbagai cara pandang yang ada
dalam ilmu pengetahuan kemudian digunakan untuk memahami agama dengan
melakukan suatu penelitian. 1

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan Perbandingan Agama?

2. Apa saja macam-macam pendekatan Perbandingan Agama?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui maksud dari pendekatan dalam Perbandingan Agama.


2. Untuk mengetahui macam-macam pendekatan Perbandingan Agama.

1
https://www.kompasiana.com/yatri/59168d69c222bd9b2ee1281f6/metode-pendekatan-dalam-
studi-agama/ diakses tgl 9 Desember 2021, pukul 14.33 Wita

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Perbandingan Agama

Pendekatan adalah suatu cara kerja untuk memudahkan pendidik/warga


belajar agar peserta didik atau warga belajar ingin belajar untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Pendekatan adalah cara pandang atau paradigma yang
terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami
agama. Pendekatan agama adalah suatu cara kerja untuk memudahkan seseorang
mengetahui dan mendalam agama secara luas dan menyeluruh agar tidak muncul
pola fikir yang dangkal.2

Terjadi silang pendapat diantara para sarjana ahli agama ketika bicara metode
apa yang paling tepat untuk meneliti agama. Sebagian sarjana berpandangan bahwa
cara untuk mendekati agama itu mesti metode tersendiri dan tidak boleh
dihubungkan dengan metode-metode dalam bidang lain. Sementara itu sarjana
lainnya menyatakan bahwa sekalipun bagaimanapun dan apapun masalahnya yang
diteliti metode yang sah untuk dipergunakan adalah metode ilmiah. Yang dimaksud
metode ilmiah disini bermakna ganda, yaitu; pertama, berarti metode ilmu
pengetahuan alam, dan kedua, suatu prosedur yang bekerja dengan disiplin yang
logis dan utuh dari premis-premis yang jelas.3

B. Beberapa Pendekatan dalam Perbandingan Agama

Adapun pendekatan dalam perbandingan agama, antara lain:

1. Pendekatan Normatif

Normatif adalah peraturan yang mengatur tentang baik buruknya


perbuatan berdasarkan norma yang berlaku. Norma adalah aturan yang

2
https://lalalala-baymax.blogspot.com/2017/03/makalah-pendekatan-studi-islam.html?m=1
diakses tgl 10 Desember 2021, pukul 2.38 Wita
3
Dr. Muhammad Afif Bahaf, M.A. Ilmu Perbadingan Agama, (Serang: Puri Kartika Banjarsari,
2015). h. 28

2
berlaku di kehidupan bermasyarakat yang bertujuan untuk mencapai
kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan Sentosa.

Pendekat normatif adalah sebuah pendekatan yang lebih menekankan


aspek norma-norma dalam ajaran Agama. Pendekatan Normatif
diklasifikasikan menjadi tiga: Missionaris tradisional yaitu pendekatan yang
bertujuan merubah suatu masyarakat agar masuk agama tertentu diserta
penyakinan akan pentingnya peradaban missionaris, seperti yang dilakukan
oleh Belanda dengan menjajah Indonesia, mereka tidak hanya meyakinkan
betapa kuatnya peradaban yang mereka miliki, tetapi tidak menyebarkan
agamanya yaitu Agama Kristen.

Apologetik Pendekatan yang bertujuan untuk menguatkan keimanan


suatu kaum yang terlindas arus modernitas agar bangkit dan percaya diri
dengan identitasnya. Irenic Pendekatan yang dilakukan untuk menyatukan
agama yang berorientasi negatif dengan agama lainnya. Supaya tercapai
perdamaian bangsa dan hilngnya prasangka, perlawanan dan saling
menghina.4

2. Pendekatan Teologis

Teologi dari segi etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu theologia.
Yang terdiri dari kata theos yang berarti tuhan atau dewa, dan logos yang
artinya ilmu. Sehingga teologi adalah pengetahuan ketuhanan, sedangkan
pendekatan teologis adalah suatu pendekatan yang normatif dan subjectif
terhadap agama. Pada umumnya, pendekatan ini dilakukan dari dan oleh
penganut agama dalam usahanya menyelidiki agama lain. Secara harfiah,
pendekatan teologis normatif dalam memahami agama dapat diartikan
sebagai upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu
ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empiris dari

4
https://lalalala-baymax.blogspot.com/2017/03/makalah-pendekatan-studi-islam.html?m=1
diakses tgl 10 Desember 2021, pukul 3.32 Wita

3
suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan dengan
yang lainnya.5

Suatu pendekatang yang normatif dan sunjektif terhadap agama adalah


pendekatan teologis. Pada umumnya, pendekatan ini dilakukan dari dan oleh
penganut suatu agama dalam usahanya menyelidiki agama lain. Dengan
demikian, pendekatan ini bisa juga disebut pendekatan atau metode tekstual,
atau pendekatan kitabi maka ia selalu menampakkan sifatnya yang apologis
dan dseduktif.6

Berkenan dengan pendekatan teologi tersebut, Amin Abdullah


mengatakan bahwa pedekatan teologi semata-mata tidak dapat memecahkan
masalah esensial pluralitas agama saat sekarang ini. Terlebih-lebih lagi,
kenyataan demikian harus ditambahkan dengan doktrin teologi, pada
dasarnya memang tidak pernah berdiri sendiri, terlepas dari jaringan
institusimatau kelembagaan sosial kemasyarakatan yang mendukung
keberadaannya.

Perbedaan dalam bentuk forma teologis yang terjadi diberbagi mazhab


dan airan teologi keagamaan meruakan realitas dan telah menyerah, namun
pluralitas dalam perbedaan tersebut seharusnya tidak membawa mereka pada
sikap saling bermusuhan dan selalu mennjolkan segi-segi perbedaan masing-
asing secara arogan, tetapi sebaliknya dicari persamaannya untuk menuju
subtansi dan misi agama yag paling suci. Salah satunya adalah dengan
mewuudkan rahmat bagi seluruh alam yang dilandasi pada perinsip keadilan,
kemanusiaan, kebersamaan, kemitraan, saling menolong, saling mewujudkan
kedamaian, dan seterusnya. Jika misi tersebut dapat dirasakan, fungsi agama
bagi kehidupan manusia segera dapat dirasakan. 7

5
http://wardahcheche.blogspot.com/2014/04/pendekatan-dalam-studi-islam.html?m=1 diakses tgl
10 Desember 2021, pukul 9.02 Wita
6
Zakiyah Drajat dalam Rosihon Anwar, at. all, Pengantar studi Islam, (Bandung : Pustaka Setia,
2009), h. 73
7
Ibid. h. 78

4
3. Pendekatan Sosiologis

Kata sosiologi pertama kali dipakai oleh Auguste Comte, seorang filsuf
Prancis, tahun 1843. Sebagai suatu disiplin ilmu, sosiologi lahir sebagai
bagian dari tradisi intelektual yang bertumpu pada kerangka pemikiran Eropa
Barat dan Amerika. Sosiologi menurut Pitirim Sorokin adalah ilmu yang
memepelajari: (a) hubungan dan pengaruh timbal balik antara beragam gejala
sosial; (b) hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan
gejala nonsosial; (c) ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial. 8

Ilmu sosial dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam


memahami agama. Hal ini dapat dimengerti karena banyak bidang kajian
agama yang baru dipahami secara imporsional dan tepat apabila
menggunakan jasa bantuan dari ilmu sosila. Pentingnya pendekatan sosial
dalam agama sebagaimana disebutkan diatas, dapat dipahami, karena banyak
sekali ajaran agama yang berkaitan dengan masalah sosial. Besarnya
perhatian agama terhadap masalah sosial ini selanjutnya mendorong kaum
agama memahami ilmu-ilmu sosial sebagai alat untuk memahami agamanya.

Maksud pendekatan ilmu sosial ini adalah implementasi ajaran Islam


oleh manusia dalam kehidupannya. Pendekatan ini mencoba memahami
keagamaan seseorang pada suatu masyarakat. Fenomena-fenomena
keislaman yang bersifat lahir diteliti dengan menggunakan ilmu sosial seperti
sosiologi, antropologi dan lain sebagainya. Pendekatan sosial ini seperti apa
perilaku keagamaan seseorang didalam masyarakat apakah perilakunya
singkron dengan ajaran agamanya atau tidak. Pendekatan ilmu sosial ini
digunakan untuk memahami keberagamaan seseorang dalam suatu
masyarakat.

4. Pendekatan Filosofis

8
Mahmud, Sosiologi Pendidikan, (Bandung; Pustaka Setia, 2012) h. 11

5
Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang mempersoalkan hakikat
dari segala yang ada, Berbicara tentang filsafat, berarti kita sedang
membicarakan sesuatu yang sangat mendasar. Sebab, filsafat membahas
tentang hakikat segala sesuatu. filsafat secara etimologi berasal dari bahasa
Yunani philosophia yang merupakan kata majemuk dari dua kata, philo yang
berarti cinta, dan sophia yang berarti kebijaksanaan.9 Kemudian, Filsafat
merupakan hasil proses berfikir dalam mencari hakikat sesuatu secara
sistematis, menyeluruh, dan mendasar. 10 Filsafat dalam bahasa Arab
diistilahkan dengnan Al-Hikmah bermakna mengetahui mengenai hakikat
sesuatu secara bijaksana. 11

Berpikir secara filosofis tersebut selanjutnya dapat digunakan dalam


memenuhi ajaran agama, dengan maksud agar hikmah, hakikat, atau inti dari
ajarran agama dapat dimengerti dan dipahami secara seksama. 12 Pendekatan
secara filosofis sebenarnya sudah banyak dilakukan para ahli.

Melalui pendekatan filosofis ini, seseorang tidak akan terjebak pada


pengalaman agama formalistik, yakni mengamalkan agama dengan susah
payah, tetapi tidak memiliki makna apa-apa, kosong tanpa arti. Yang mereka
dapatkan dari pengalaman agama tersebut hanyalah pengakuan formalistik,
misalnya sudah haji, sudah menunaikan rukun islam yang ke lima dan
berhenti sampai di situ. Mereka tidak dapat merasakan nilai-nilai spritual
yang terkandung di dalamnya. 13

Dengan menggunakan pendekatan filosofis seseorang akan dapat


memberi makna terhadap sesuatu yang dijumpainya, dan dapat pula
menangkap hikmah dan ajaran yang terkandung di dalamnya. Dengan cara

9
Poerwantana dkk, Seluk Beluk Filsafat Islam. (Bandung : Rosda Karya, 1988), h. 1
10
Sirojuddin Zar, Filsafat Islam, Filosof dan Filsafatnya. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2012), h. 2
11
Abd. Haris dan Kiva Aha Putra, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Amzah, 2012), h.3
12
Rosihon Anwar, at.all. Pengantar Studi Islam/ (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h. 87
13
Ibid. h. 89

6
demikian ketika seseorang mengerjakan suatu amal ibadah tidak akan merasa
kekeringan spiritual yang dapat menimbulkan kebosanan. Semakin mampu
menggali makna filosofis dari suatu ajaran agama, maka semakin meningkat
pula sikap, penghayatan, dan daya spiritualitas yang dimiliki seseorang.

Melalui pendekatan filosofis ini, seseorang tidak akan terjebak pada


pengamalan agama yang bersifat formalistik, yakni mengamalkan agama
dengan susah payah tapi tidak memiliki makna apa-apa, kosong tanpa arti.
Yang didapatkan dari pengamalan agama hanyalah pengakuan formalistik,
misalnya sudah haji, sudah menunaikan rukun Islam kelima dan berhenti
sampai disitu saja. Tidak dapat merasakan nilai-nilai spiritual yang
terkandung di dalamnya. Namun demikian pendekatan filosofis ini tidak
berarti menafikan atau menyepelekan bentuk pengamalan agama yang
bersifat formal. Filsafat mempelajari segi batin yang bersifat esoterik,
sedangkan bentuk (forma) memfokuskan segi lahiriah yang bersifat eksoterik.
Islam sebagai agama yang banyak menyuruh penganutnya mempergunakan
akal pikiran sudah dapat dipastikan sangat memerlukan pendekatan filosofis
dalam memahami ajaran agamanya.

5. Pendekatan Antropologi

Pendekatan antropologi dalam memahami agama dapat diartikan


sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud
praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui
ini pendekatan agama tampak akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang
dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya.

Antropologi adalah sebuah ilmu yang didasarkan atas observasi


gartisipasi yang luas tentang kebudayaan, menggunakan data yang
terkumpul, dengan menetralkan nilai, analisa yang tenang (tidak memihak)
menggunakan metode komgeratifi. Tugas utama antropologi, studi tentang
manusia adalah untuk memungkinkan kita memahami diri kita dengan
memahami kebudayaan lain. Antropologi menyadarkan kita tentang kesatuan

7
manusia secara esensil, dan karenanya membuat kita saling menghargai
antara satu dengan yang lainnya.

Sedangkan Humaniora atau Humaniteis adalah bidang-bidang studi


yang berusaha menafsirkan makna kehidupan manusia dan berusaha
menambah martabat kepada penghidupan dan eksitensis manusia menurut
Elwood mendefinisikan ”Humaniora” sebagai seperangkat dari perilaku
moral manusia terhadap sesamanya, beliau juga mengisyaratkan pengakuan
bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai kedudukan amung
(unique) dalam ekosistem, namun sekaligus juga amat tergantung pada
ekosistem itu dan ia sendiri bahkan merupakan bagian bidang-bidang yang
termasuk humaniora meliputi agama, filsafat, sejarah, bahasa, sastra, dan lain-
lain. Manfaat pendidikan humaniora adalah memberikan pengertian yang
lebih mendalam mengenai segi manusiawi.

Jadi antara antropologi dan humaniora hubungannya sangat erat yang


kesemuanya memberikan sumbangan kepada antropologi sebagai kajian
umum mengenai manusia. Bagi para humanis bahan antropologis juga sangat
penting. Dalam deskripsi biasa mengenai kebudayaan primitif, ahli etnografi
tradisional biasanya merekam sebagai macam mite dan folktale, menguraikan
artifak, musik dan bentuk-bentuk karya seni, barangkali juga menjadi subjek
analisa bagi para humanis dengan menggunakan alat-alat konseptual mereka
sendiri.

6. Pendekatan Fenomenologi

Fenomenologi diartikan sebagai ilmu tentang perkembangan kesadaran


dan pengenalan diri manusia sebagai ilmu yg mendahului ilmu filsafat atau
bagian dari filsafat. 14 Penyelidikan ilmiah terhadap fenomena agama ini
dilakuka oleh berbagai disiplin ilmu. Meskipun membawa pokok

14
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 2001), h.

8
pembicaraan yang sama, berbagai disiplin tersebut memeriksanya dari aspek-
aspek khusus yang sesuai dengan jangkauan dan tujuannya.15

Untuk memahami paling fakta agama beserta pengungkapannya,


fenomenologi berusaha menyelidikinya. Pendekatan atau metode yang paling
dekat dan ada hubungannya dengan pendekatan feomenologi adalah
pendekatan historis. Hal ini dikarenakan fenomeologis dan sejarah saling
melengkapi. Fenomenologi tidak dapat berbuat tanpa etnologi, filologi, dan
disiplin kesejarahan lainya. Sebaliknya fenomenologi memberikan disiplin
kesejarahan untuk memberi arti keagamaan yang tidak bisa mereka pahami.
Oleh sebab itu, memahami agama dalam kajian fenomenologi adlaah
memahami agama dari sejarah; memahami sejarah dalam arti menurut
dimensi keagamaanya.

7. Pendekatan Psikologis

Psikologi berasal dari perkataan Yunani ”Psyche” yang artinya jiwa,


dan ”Logos” yang artinya ilmu pengetahuan. 16 Psikologi menurut bahasa
dirtikan sebagai “Ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik normal
maupun abnormal dan pengaruhnya pada prilaku: ilmu pengetahuan tentang
gejala dan kegiatan jiwa”. 17 Secara etimologi psikologi artinya ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya,
prosesnya maupun latar belakang nya. 18 Kondisi psikologi adalah kondisi
yang dapat diamati, dicatat dan diukur.

Dalam ajaran agama, banyak kita jumpai istilah-istilah yang


menggambarkan sikap batin seseorang. Misalnya, sikap beriman dan
bertaqwa kepada Allah, sebagai seorang yang saleh, orang yang berbuat baik,

15
Adeng Mukhtar Ghazali, Ilmu Studi Agama, (bandung: Pustaka setia, 2005), h. 73
16
Abu Ahmadi. Psikologi Sosial.( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2007). h. 1
17
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 2001),
18
Abu Ahmadi. Op. Cit

9
orang yang jujur, dan sebagainya. Semua itu adalah gejala-gejala kejiwaan
yang berkaitang dengan agama. 19

Dengan ilmu jiwa ini, selain akan mengetahui tingkat keagamaan yang
dihayati, dipahami, dan diamalkan seseorag, juga digunakan sebagai alat
untuk memasukkan agama kedala jiwa seseorang sesuai dengan tigkat
usianya. Dengan ilmu ini, agama akan menemukan cara yang tepat untuk
menanamkannya.

Dari uraian tersebut, kita melihat bahwa ternyata studi agama dapat
dipahami melalui berbagai pendekatan. Dengan pendekatan itu, orang akan
sampai pada agama. Seorang teolog, sosiolog, antropolog, sejarawan, ahli
ilmu jiwa, dan budayawan akan sampai pada pemahaman agama yang benar.
Di sini, kita melihat bahwa agama bukan hanya monopoli kalangan teolog
dan normatif belaka, melainkan dapat dipahami semua orang sesuai dengan
pendekatan dan kesanggupan yang dimilikinya. Dari keadaan demikian,
seeorang akan memiliki kepuasan dari agama karena seluruh persoalan
hidupnya mendapat bimbingan dari agama.

8. Pendekatan Historis

Pendekatan kesejarahan ini amat dibutuhkan dalam memahami agama,


karena agama itu sendiri turun dalam situasi yang konkrit bahkan berkaitan
dengan kondisi sosial kemasyarakatan. Dalam hubungan ini Kuntowijoyo
telah melakukan studi yang mendalam terhadap agama yang dalam hal ini
Islam, menurut pendekatan sejarah. Ketika ia mempelajari Al-qur’an ia
sampai pada satu kesimpulan bahwa pada dasarnya kandungan Al-Qur’an itu
terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, berisi konsep-konsep, dan
bagian kedua berisi kisah-kisah sejarah dan perumpamaan.

Dalam bagian pertama yang berisi konsep ini kita mendapati banyak
sekali istilah Al-Qur’an yang merujuk kepada pengertian-pengertian

19
Rosihon Anwar 94

10
normative yang khusus, doktrin-doktrin etik, aturan-aturan legal, dan ajaran-
ajaran keagamaan pada umumnya. Istilah-istilah atau singkatnya pernyataan-
pernyataan itu mungkin diangkat dari konsep-konsep yang telah dikenal oleh
masyarakat Arab pada waktu Al-Qur’an, atau bisa jadi merupakan istilah-
istilah baru yang dibentuk untuk mendukung adanya konsep-konsep relegius
yang ingin diperkenalkannya. Yang jelas istilah itu kemudian dintegrasikan
ke dalam pandangan dunia Al-Qur’an, dan dengan demikian, lalu menjadi
konsep-konsep yang otentik.

Dalam bagian pertama ini, kita mengenal banyak sekali konsep baik
yang bersifat abstrak maupun konkret. Konsep tentang Allah, Malaikat,
Akhirat, Ma’ruf, munkar dan sebagainya adalah termasuk yang abstrak.
Sedangkan konsep tentang fuqara’, masakin, termasuk yang
konkret. Selanjutnya, jika pada bagian yang berisi konsep, Al-Qur’an
bermaksud membentuk pemahaman yang komprehensif mengenai nilai-nilai
Islam, maka pada bagian yang kedua yang berisi kisah dan perumpamaan Al-
Qur’an ingin mengajak dilakukannya perenungan untuk memperoleh hikmah.

Melalui pendekatan sejarah ini seseorang diajak untuk memasuki


keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa. Dari
sini maka seseorang tidak akan memahami agama keluar dari konteks
historisnya. Seseorang yang ingin memahami Al-Qur’an secara benar
misalnya, yang bersangkutan harus memahami sejarah turunnya Al-Qur’an
atau kejadian-kejadian yang mengiringi turunnya Al-Qur’an yang selanjutnya
disebut dengan ilmu asbab al-nuzul yang pada intinya berisi sejarah turunnya
ayat Al-Qur’an. Dengan ilmu ini seseorang akan dapat mengetahui hikmah
yang terkandung dalam suatu ayat yang berkenaan dengan hukum tertentu,
dan ditujukan untuk memelihara syari’at dari kekeliruan memahaminya. 20

20
https://himaprodiesystais.wordpress.com/2017/01/26/makalah-seputar-pendekatan-dalam-studi-
islam/ diakses tgl 10 December 2021, Pukul 9.26 Wita

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan adalah suatu cara kerja untuk memudahkan pendidik/warga


belajar agar peserta didik atau warga belajar ingin belajar untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Pendekatan adalah cara pandang atau paradigma yang
terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami
agama. Pendekatan agama adalah suatu cara kerja untuk memudahkan seseorang
mengetahui dan mendalam agama secara luas dan menyeluruh agar tidak muncul
pola fikir yang dangkal.

Beberapa pendekatan dalam perbandingan agama, antara lain: pendekatan


normatif. Pendekatan teologis, pendekatan sosiologis, pendekatan filosofis,
pendekatan antropologi, pendekatan fenomologi, pendekatan psikologis, dan
pendekatan Historis.

B. Saran

Kami meyadari bahwa dalam penulisan makalah banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami
semata. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah
ini sangat kami harapkan.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami pada
khususnya dan pembaca pada umumnya. Dan semoga Allah SWT tetap
memberikan hidayah kepada kita semua. Aamiin.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Haris dan Kiva Aha Putra, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Amzah, 2012)

Ahmadi. Abu. Psikologi Sosial.( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2007).

Anwar, Rosihon. at.all. Pengantar Studi Islam/ (Bandung: Pustaka Setia, 2009),

Bahaf, M.A. Dr. Muhammad Afif, Ilmu Perbadingan Agama, (Serang: Puri Kartika
Banjarsari, 2015).

Drajat . Zakiyah, dalam Rosihon Anwar, at. all, Pengantar studi Islam, (Bandung :
Pustaka Setia, 2009)

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,


(Jakarta : Balai Pustaka, 2001)

Ghazali, Adeng Mukhtar. Ilmu Studi Agama, (bandung: Pustaka setia, 2005)

Mahmud, Sosiologi Pendidikan, (Bandung; Pustaka Setia, 2012)

Poerwantana dkk, Seluk Beluk Filsafat Islam. (Bandung : Rosda Karya, 1988),

Zar, Sirojuddin. Filsafat Islam, Filosof dan Filsafatnya. (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2012)

https://lalalala-baymax.blogspot.com/2017/03/makalah-pendekatan-studi-
islam.html?m=1 diakses tgl 10 Desember 2021, pukul 3.32 Wita

http://wardahcheche.blogspot.com/2014/04/pendekatan-dalam-studi-
islam.html?m=1 diakses tgl 10 Desember 2021, pukul 9.02 Wita
https://himaprodiesystais.wordpress.com/2017/01/26/makalah-seputar-
pendekatan-dalam-studi-islam/ diakses tgl 10 December 2021, Pukul 9.26
Wita

https://www.kompasiana.com/yatri/59168d69c222bd9b2ee1281f6/metode-
pendekatan-dalam-studi-agama/ diakses tgl 9 Desember 2021, pukul 14.33
Wita
https://lalalala-baymax.blogspot.com/2017/03/makalah-pendekatan-studi-
islam.html?m=1 diakses tgl 10 Desember 2021, pukul 2.38 Wita

13

Anda mungkin juga menyukai