Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGUATAN TOLERANSI AKTIF : PENGERTIAN, BATASAN DAN


STRATEGI MODERASI BERAGAMA

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Islam dan Moderasi Beragama

Dosen Pengampu : Bapak Dr. H. Imam Yahya, M.Ag.

Disusun Oleh :

Nabila Nida’ Musyaffa’ (2105036053)

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN WALISONGO SEMARANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penguatan Toleransi Aktif :
Pengertian, Batasan dan Strategi Moderasi Beragama” tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas Bapak Dr. H. Imam Yahya, M.Ag. pada mata kuliah Islam dan
Moderasi Beragama. Makalah ini disusun guna menambah wawasan tentang Pengertian,
Batasan dan Strategi Moderasi Beragama bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami berterimakasih kepada Bapak Dr. H. Imam Yahya, M.Ag. selaku dosen mata
kuliah Islam dan Moderasi Beragama yang telah memberikan tugas ini kepada saya, sehingga
saya dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai bidang studi yang saya tekuni.

Saya berterimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian ilmu
pengetahuannya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Saya juga menyadari makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Moderasi Beragama di Indonesia..........................................................1,2

B. Batasan Moderasi Beragama di Indonesia...............................................................3,4

C. Strategi Moderasi Beragama di Indoneisa...............................................................4,5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam ras, suku, budaya dan agama.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multikutural dimana masing – masing
daerahnya memiliki budaya yang unggul dan saling melengkapi. Namun, akhir – akhir ini
Indonesia mendapat sorotan dari berbagai pihak karena konflik sosial yang berlatarbelakang
agama yang terus muncul di tengah – tengah masyarakat. Mulai dari penistaan agama, ujaran
kebencian, bom bunuh diri, terorisme dan sebagainya. Peristiwa – peristiwa tersebut mau
tidak mau mempertajam sentimen keagamaan di Indonesia. Adanya sentimen – sentimen
tersebut membuat bangsa terkotak – kotak agama dan kepercayaannya dan membuat rasa
kekeluargaan, persatuan dan kesatuan menjadi renggang dan berjarak. Itulah mengapa
moderasi beragama sangat diperlukan untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan
Indonesia.

Moderasi beragama dapat menjadi arus utama dalam corak keberagaman masyarakat
Indonesia karena beragama secara moderat sudah menjadi karakteristik umat beragama di
Indonesia dan sangat tepat diaplikasikan pada kultur masyarakat yang majemuk. Adanya
moderasi beragama diharapkan agar masyarakat memiliki sikap toleran dan saling
menghargai tiap perbedaan dalam kehidupan masing – masing. Sikap moderat juga sangat
diperlukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan moderasi beragama di Indonesia?


2. Apa saja batasan dalam moderasi beragama di Indonesia?
3. Bagaimana cara membangun strategi dalam moderasi beragama di Indonesia?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian moderasi beragama di Indonesia


2. Mengetahui batasan – batasan dalam moderasi beragama di Indonesia
3. Mengetahui cara membangun strategi dalam moderasi beragama di Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Moderasi Beragama di Indonesia

Kata moderasi berasal dari Bahasa Latin “Moderatio” yang berarti sedang –
sedang (tidak lebih dan tidak kurang). Dalam KBBI, moderasi memiliki dua
makna yakni pengurangan kekerasan dan penghindaran keekstreman. Dalam
bahasa Inggris, kata moderation sering digunakan dalam pengertian average (rata
– rata), core (inti) atau non-aligned (tidak berpihak). Sedangkan dalam bahasa
Arab, moderasi dikenal dengan kata wasath atau wasathiyah yang memiliki makna
yang sama dengan tawassuth (tengah – tengah), i’tidal (adil) dan tawazun
(berimbang). Kata wasathiyah dapat diartikan juga sebagai pilihan terbaik.
Apapun kata yang digunakan, semuanya merujuk pada makna yang sama yaitu
adil, yang dalam konteks ini berarti memilih posisi di tengah – tengah, tidak
ekstrem kanan maupun ekstrem kiri.

Moderasi adalah sikap dan pandangan yang tidak berlebihan, tidak ekstrem
dan tidak radikal. Seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al – Baqarah : 143 yang
menjelaskan bahwa umat Islam lebih unggul dibandingkan umat lainnya. Al-
Qur'an mengajarkan keseimbangan antara hajat manusia akan sisi spiritualitas atau
tuntutan batin akan kehadiran Tuhan, juga menyeimbangkan tuntutan manusia
akan kebutuhan materi. Sedangkan beragama itu menebar damai dan kasih sayang
kapanpun, dimanapun dan kepada siapapun. Beragama itu bukan menyeragamkan
keberagaman tetapi menyikapi adanya keberagaman tersebut dengan arif dan
bijaksana. Agama hadir guna menjamin dan melindungi harkat dan martabat kita
sebagai manusia. Oleh karena itu, jangan gunakan agama sebagai alat untuk saling
merendahkan dan meniadakan antara umat satu dengan yang lainnya.

Jadi, secara istilah moderasi beragama adalah cara pandang kita dalam
beragama secara moderat, yaitu mempelajari, memahami dan mengamalkan ajaran
agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. Bersikap
moderat dapat dilakukan dengan memiliki sikap yang terbuka, berpikir secara
rasional, bersikap tawadhu’ atau rendah hati dan selalu berpikir bahwa apa yang
dilakukannya harus membawa manfaat. Sikap moderat merupakan usaha untuk

2
mengikis heterofobia atau ketakutan terhadap yang lain. Menjadi moderat adalah
kesadaran untuk memandang orang lain sebagai pelita yang menerangi dan
menuntut kehadiran dan membuka sejumlah kemungkinan tentang diri ini.
Semangat moderat adalah upaya untuk membangun sikap toleransi yang dapat
menjamin setiap individu atau kelompok tertentu agar bebas mengaktualisasikan
dirinya sendiri. Semangat moderat adalah alat untuk bergerak bersama dalam
mencintai dan mengupayakan kehidupan bersama yang saling menghormati dan
menghargai. Hal tersebutlah yang akan mengokohkan persatuan bangsa Indonesia
yang dalam faktanya memiliki berbagai macam budaya, ras, suku dan agama.

B. Batasan Dalam Moderasi Beragama di Indonesia


Dalam bahasa Arab ada dua kata yang maknanya sama dengan kata ekstrem,
yaitu al guluw dan tasyaddud. Meski kata tasyaddud secara harfiyah tidak disebut
dalam Al – qur’an, namun turunannya dapat ditemukan dalam bentuk kata lain,
seperti syadid, syidad dan asyadd. Ketiga kata tersebut memiliki makna keras dan
tegas yang diantara makna tersebut tidak ada yang merujuk pada makna ekstrem
atau tasyaddud. Dalam konteks beragama, pengertian berlebihan ini dapat
digunakan untuk merujuk pada orang yang bersikap ekstrem serta melebihi batas
dan ketentuan syari’at agama.
Dalam konteks beragama, sikap moderat merupakan pilihan untuk memiliki
cara pandang, sikap dan perilaku tengah – tengah diantara pilihan ekstrem yang
ada. Sedangkan ekstremisme beragama adalah cara pandang, sikap dan perilaku
yang melebihi batas – batas moderasi dalam pemahaman dan praktik beragama.
Oleh karena itu, moderasi beragama kemudian dapat dipahami sebagai cara
pandang, sikap dan perilaku selalu mengambil posisi di tengah – tengah, bersikap
adil dan tidak ekstrem dalam beragama.
Dalam moderasi beragama, diperlukan adanya ukuran, batasan dan indikator
untuk menentukan apakah sebuah cara pandang, sikap dan perilaku beragama
tersebut tergolong moderat atau ekstrem. Ukuran tersebut dapat dibuat dengan
berlandaskan pada sumber – sumber terpercaya, seperti teks – teks agama,
konstitusi negara, kearifan lokal serta konsensus dan kesepakatan bersama.
Moderasi beragama harus dipahami sebagai sikap beragama yang seimbang
antara pengalaman agama sendiri dan penghormatan kepada praktik beragama
orang lain yang berbeda keyakinan. Keseimbangan atau jalan tengah dalam

3
praktik beragama ini niscaya akan menghindarkan dari sikap ekstrem berlebihan,
fanatik dan sikap revolusioner dalam beragama. Seperti telah diisyaratkan
sebelumnya, moderasi beragama merupakan solusi atas hadirnya dua kutub
ekstrem dalam beragama, kutub ultra-konservatif atau ekstrem kanan di satu sisi
dan liberal atau ekstrem kiri di sisi lain.
Pada hakikatnya, moderasi beragama merupakan kunci terwujudnya toleransi
dan kerukunan, baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional. Pilihan pada
moderasi dengan menolak ekstremisme dan liberalisme dalam beragama adalah
kunci keseimbangan demi terpeliharanya peradaban dan terciptanya perdamaian.
Dengan cara tersebut masing – masing umat beragama dapat menghargai orang
lain, menerima perbedaan yang ada serta hidup bersama dalam damai dan
harmoni. Penerapan moderasi beragama di Indonesia bukanlah sebuah pilihan
melainkan sebuah keharusan karena didalamnya terdapat masyarakat
multikultural yang ragam akan budayanya
C. Strategi Dalam Moderasi Beragama di Indonesia
Indonesia merupakan negara multikultural dimana keberagaman dalam
beragama tidak dapat dihilangkan. Adanya moderasi beragama guna mencari
persamaan, bukan untuk mempertajam perbedaan. Jika dielaborasi lebih lanjut
lagi, terdapat tiga alasan utama mengapa moderasi beragama sangat diperlukan.
Pertama, salah satu esensi agama adalah untuk menjaga martabat manusia sebagai
makhluk mulia ciptaan Tuhan. Kedua, ribuan tahun lalu setelah agama – agama
lahir, manusia semakin bertambah dan beragam sosial budayanya.
Berkembangnya manusia tersebut menyebabkan agama – agama semakin
berkembang dan tersebar luas. Ketiga, khusus dalam konteks Indonesia, moderasi
beragama sangat diperlukan sebagai strategi kebudayaan agar masyarakat turut
serta dalam merawat keindonesiaan.
Dalam penerapan moderasi beragama diperlukan beberapa strategi agar
masyarakat dapat memahami dan melaksanakannya dengan baik. Penguatan
strategi beragama dapat dilakukan dengan strategi pendidikan Islam melalui
integrasi ilmu agama dan ilmu umum seperti kearifan lokal, kebangsaan dunia
global dan sebagainya. Selain itu, penerapan moderasi beragama dapat dilakukan
dengan menyisipkan mata kuliah khusus moderasi beragama dalam mata kuliah

4
yang relevan serta melalui hidden curriculum seperti etika berbicara dan
berbahasa, pendidikan multikultural serta pendidikan karakter Islami.
Strategi penerapan moderasi beragama di Indonesia dapat juga memakai
model pendekatan dan metode strategi-teknis untuk moderasi beragama misalnya
pendekatan saintifik doktriner kontekstual. Tri Pusat Pendidikan juga diperlukan
dalam penguatan strategi moderasi beragama. Tri Pusat Pendidikan tersebut yaitu
pendidikan keluarga, pendidikan masyarakat, dan pendidikan formal. Pewujudan
arus utama moderasi beragama dapat melalui sinergitas dan kolaborasi semua
pihak, semua aspek pendekatan keilmuan dan semua aspek sudut pandang sisi
kehidupan baik ekonomi, sosial, politik, dan lain – lain.

5
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sebagai bangsa yang heterogen, para pendiri bangsa telah mewariskan satu
bentuk kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah berhasil menyatukan semua
kelompok agama, etnis, bahasa, dan budaya. Indonesia bukanlah negara agama,
tetapi juga tidak memisahkan agama dari kehidupan sehari-harinya. Nilai-nilai
agama tetap selalu dijaga dan dipadukan dengan nilai-nilai kearifan dan adat-
istiadat lokal. Moderasi beragama hadir agar dalam beragama masyarakat tidak
ekstrem ataupun terlalu radikal.
Itulah sejatinya Indonesia, dengan karakter khasnya yang santun, toleran dan
mampu berdialog dengan keragaman. Ekstremisme dan radikalisme hanya akan
merusak sendi-sendi keindonesiaan jika dibiarkan tumbuh dan berkembang.
Itulah mengapa moderasi beragama amat penting dijadikan cara pandang.
Moderasi beragama mewujudkan Islam yang rahmatan lil’alamin dimana ajaran
Islam menjadi rahmat bagi siapapun, kapanpun dan dimanapun ia berada.

6
DAFTAR PUSTAKA
Yahya, M. Daud, Moderasi Beragama Rahmat Semesta Bagi Lokalitas, Bangsa dan
Dunia Global, 15 Juli 2020 https://www.uin-antasari.ac.id/moderasi-beragama-
rahmat-semesta-bagi-lokalitas-bangsa-dan-dunia-global/

Faizin, Muhammad, Moderasi Beragama dan Urgensinya, 2020


https://uninus.ac.id/moderasi-beragama-dan-urgensinya/

Tantizul, Bimas Islam, Moderasi Beragama, 04 Maret


2021http://purbalingga.kemenag.go.id/

Online, NU, Strategi Moderasi Antarumat Beragama, 27 Juli 2018


https://www.nu.or.id/post/read/93454/strategi-moderasi-antarumat-beragama

Tapingku, Dr. Joni, Moderasi Beragama sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa, 15
September 2021 https://www.iainpare.ac.id/moderasi-beragama-sebagai-
perekat/

Anda mungkin juga menyukai