Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MODERASI BERAGAMA

MODERASI BERAGAMA DALAM MENANGKAL RADIKALISME DAN


EKSTREMISME

KELOMPOK 7

NAMA ANGGOTA:

Yulfa Aulia

Anggraini

Siti Nurrohimah Harahap

DOSEN PENGAMPU:

Hardiansyah Siregar, S.H

MA’HAD AL JAMIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

I
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesehatan kepada kita
semua, sehingga kita diberi kesehatan dan kesempatan untuk terus menuntut ilmu. Kedua kalinya
sholawat beringinkan salam, semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Muhammad SAW,
karena beliau adalah nabi yang membawa perubahan hingga kita bisa merasakan nikmatnya ilmu.
Terima kasih kepada teman-teman semua yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah
dari mulai materi, kata pengantar dan lain sebagainya. Meskipun waktu yang tersedia sangat singkat
namun kami dapat menyelesaikan tepat waktu.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Hardiansyah Siregar, S.H selaku dosen
pengampu dan kepada semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini
dari awal hingga selesai. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki.

Oleh karena itu, kami memohon maaf atas semua kesalahan dan berharap kepada para pembaca
agar dapat memberikan segala bentuk kritik dan saran serta masukan yang membangun. Agar
dapat memperbaikinya di tugas mendatang.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
dan bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Pekanbaru, 22 November 2021

Tim penulis

II
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………………………………………………………….I

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………….II

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………III

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................................1

A.Latar Belakang…...........................................................................................................................1

B.Rumusan Masalah………................................................................................................................1

C.Tujuan...........................................................................................................................................1

BAB 2 ISI...............................................................................................................................................2

A.Pengertian Moderasi Beragama, Radikalisme dan Ekstremisme……………………………………………….2

B.Moderasi Beragama dalam Menangkal Radikalisme dan Ekstremisme……………………………………..4

BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................................6

A.Kesimpulan....................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................7

III
BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pada saat ini fenomena gerakan-gerakan radikalisme dan ekstremisme kembali lagi terulang
seperti, aksi serangan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar yang dilakukan oleh sepasang suami
istri yang mengakibatkan kedua pelaku tewas dan 20 orang mengalami luka-luka, akibat ledakan bom
tersebut. Selang tiga hari kembali lagi terjadi aksi terror yang terjadi di Mabes Polri yang dilakukan
oleh seorang remaja putri berinisial ZA yang masuk ke area Mabes Polri dan melakukan aksi
penembakan terhadap polisi yang ada di penjagaan sebanyak enam kali, kemudian dilumpuhkan dan
tewas di tempat.

Pahan radikalisme dan ekstrimisme yang kemudian berlanjut pada aksi terorisme sudah terjadi
sejak lama. Paham radikalisme dan ekstrimisme merupakan tindakan yang erat kaitannya dengan
kekerasan dan tindakan diluar batas wajar. Perbedaan pandangan hidup, agama, politik dan perasaan
kekecewaan terhadap berbagai bentuk Negara menjadi pemicu adanya gerakan-gerakan tersebut. Di
akhir tahun 2019 Kementrian Agama Republik Indonesia mengeluarkan buku moderasi beragama
dimana istilah moderasi beragama ini merujuk pada sikap mengurangi kekerasan atau menghindari
keekstreman dalam praktik beragama. Dengan adanya moderasi beragama ini diharapkan dapat
diimplementasikan oleh seluruh umat beragama sehingga di tercipta kerukunan intraumat beragama,
antarumat beragama dan antarumat beragama dengan pemerintah.

Dengan latar belakang tersebut , makalah ini membahas bagaimana menangkal radikalisme dan
ekstrimisme dengan adanya moderasi beragama, dengan tidak terlalu ekstrim kekiri maupun kekanan
namun ditengah-tengah.

B.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan moderasi beragama,radikalisme dan ekstrimisme ?

2. Bagaimana moderasi beragama dalam menangkal radikalisme dan ekstremisme?

C.Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian moderasi beragama, radikalisme dan ekstremisme

2. Untuk mengetahui cara moderasi beragama dalam menangkal radikalisme dan ekstremisme

1
BAB 2 PEMBAHASAN

A. Moderasi Beragama, Radikalisme dan Ekstrimisme


 Moderasi Beragama
Istilah moderasi di ambil dari bahasa latin yaitu moderatio yang artinya
adalah ke-sedang-an( tidak kelebihan dan tidak kekurangan). Secara umum moderat
berarti mengedepankan keseimbangan dalam hal keyakinan, moral dan watak baik
ketika memperlakukan orang lain sebagai individu maupun ketika berhadapan
dengan institusi Negara. Sedangkan dalam bahasa arab kata moderasi dikenal
dengan kata “wasathiyah” yang tidak lepas dari tiga kata kunci yakni berimbang, adil
dan tengah-tengah. Beragama adalah memeluk atau menganut suatu agama,
sedangkan agama itu sendirimengandung arti system ataupun prinsip kepercayaan
kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian
dengan kepercayaan itu (KBBI 2020). Tanpa keseimbangan dan keadilan seruan
moderasi beragama akan menjadi tidak selektif.
Imam Shamsi Ali menyimpulkan bahwa moderasi beragama itu adalah
komitmen kepada agama apa adanya, tanpa dikurangi atau dilebihkan. Agama
dilakukan dengan penuh komitmen, dengan mempertimbangkan hak-hak vertical
(ubudiyah) dan hak-hak horizontal (ihsan). Anis Malik Thoha mengatakkan bahwa
muslim moderat adalah seorang muslim yang memenuhi Islamic Prinsiple
Wasathiyah (prinsip moderasi dalam islam) antara lain tidak ekstrim kekiri maupun
kanan. Dengan begitu berarti seorang muslim harus mampu menjaga dirinya agar
tidak menggunakan kekerasan melainkan membawa kedamaian, juga memahami
bahwa islam memiliki hukum yang bersifat tetap dan ada yang bisa berubah atau
diijtihadkan sesuai perkembangan zaman, tidak menggunakan pemaksaan, tidak
mengkompromikan hal-hal dasar dalam agama , mengkompromikan hal-hal yang
bersifat fundamental dalam beragama yaitu hidup rukun berdampingan dengan
siapapun.
Dalam penelitian oleh Dzikir Manaqib yang mengatakan bahwa moderasi
islam tidak berarti berada pada posisi netral yang abu-abu, tidak juga berarti bahwa
moderasi islam diidentikan dengan paradagma barat yang cenderung
memperjuangkan bahkan membuka kebebasan yang kebablasan. Akan tetapi
moderasi islam yang dimaksud adalah nilai-nilai universal seperti keadilan,
persamaan, kerahmatan, keseimbangan yang dimiliki oleh agama islam yang memiliki
akar sejarah yang kuat ( sejarah Nabi dan para Sahabat). Moderasi islam seperti itu
kemudian dapat dijumpai dalam setiap disiplin keilmuan islam, mulai dari perspektif
aqidah islam, pemikiran islam dan moderat tasawuf.
Indonesia sangat terkenal dengan keanekaragamannya, baik itu dalam
agama, ras, suku, bahasa, dan lain sebagainya. Dengan begitu sangat mungkin sekali
menimbulkan berbagai konflik. Namun sejarah telah membuktikan bahwasanya ada
usaha untuk membuat keanekaragaman tersebut tetap hidup berdampingan dan
berinteraksi dengan teratur.
2
Hal ini dirumuskan dalam sebuah dasar Negara yakni pancasila. Pancasila
mengkehendaki adanya perbedaan menjadi satu dalam konteks saling menghargai.
Nilai keislaman adalah nilai yang tidak bertentangan dengan pancasila, sehingga
dapat disimpulkan bahwa islam adalah Negara yang moderat.

 Radikalisme
Istilah radikalisme berasal dari bahasa latin “radix” yang artinya akar,
pangkal, bagian bawah atau bisa juga berarti menyeluruh, habis-habisan dan amat
keras untuk menuntut perubahan (KBBI 2008). Radikalisme berarti: (1) paham atau
aliran yang radikal politik; (2) paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau
pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis; (3) sikap ekstrem
dalam aliran politik. (Kemenag, 2014) radikalisme adalah prinsip-prinsip atau praktik-
praktik yang dilakukan secara radikal. Suatu pilihan tindakan yang umumnya dilihat
dengan mempertentangkan secara tajan antara kelompok (aliran) agama tertentu
dengan tatanan nilai yang berlaku atau dipandang mapan pada saat itu.
Radikalisme terus berkembang, mulai dari radikalisme klasik sampai kepada
islam kontemporer yang diwakili Hizbut Tahrir. Fenomena radikalisme islam diyakini
sebagai ciptaan abad 20 di dunia muslim , terutama di Timur Tengah, sebagai produk
dari krisis identitas. Afdhal menjelaskan bahwa gerakan radikalisme muncul di
Indonesia karena dipicu oleh persoalan domestic dan konstelasi politik internasional
yang dinilai telah memojokkan kehidupan sosial politik umat islam. Kemelut domestic
seperti pembantaian kyai dengan berkedok dukun santet sampai tragedy Poso
(1998), tragedy Ambon (1999). Sri Yunanto menambahkan adanya gerakan militan
dimana gerakan islam yang cenderung menekankan kepada dimensi politik dan
keamanan. Dalam dimensi politik dapat dicermati dari kasus-kasus penekanan
terhadap gerakan menekan kebijakan implementasi syariat islam, pemberantasan
kemungkaran, isu-isu tentang Negara islam (al-daulah al islamiyah).
Jamhari dan Jahroni (2004: 2-3), islam radikal mengacu kepada “kelompok
yang mempunyai keyakinan ideologis tinggi dan fanatic yang mereka perjuangkan
untuk menggantikan tatanan nilai dan system yang sedang berlangsung.: dari
perspektif ini, ada tiga kecenderungan umum radikalisme. Pertama, radikalisme
merupakan respon terhadap kondisi yang sedang belangsung. Biasanya respon
tersebut muncul dalam bentuk evaluasi, penolakan atau bahkan perlawanan. Kedua,
radikalisme tidak berhenti pada upaya penolakan, melainkan terus berupaya
mengganti tatanan tersebut dengan suatu tatanan lain. Ketiga, kuatnya keyakinan
kaum radikalis akan kebenaran program atau ideology yang mereka bawa.
Radikal dalam konteks individu dapat dikelompokkan menjadi 2, Pertama
adalah orang-orang yang hanya ikut-ikutan. Dalam hal ini mereka ikut bersuara keras
oleh karena mengikuti seorang figure tertentu, namun tidak memiliki pemahaman
3
akan apa yang mereka suarakan. Kedua, adalah orang-orang yang berlaku
ekstrim. Tugas mereka adalah mengajarkan kelompok pertama yang didadalamnya
adalah orang-orang yang tidak memiliki fondasi intelektual dan tidak stabil.

 Ekstremisme
Ekstremisme adalah serangkaian paham atau kepercayaan yang kuat kepada
sesuatu, melebihi batas wajar bahkan hingga melanggar hukum. Pertama kali istilah
dalam mempergunakan kata ekstremisme digunakan pada tahun 1865. Ekstremisme
erat kaitannya dengan kekerasan dan tindakan diluar batas wajar. Bukah hanya pada
bentuk kekerasan, ekstremisme juga menampilkan ancaman tertentu, baik online
maupun offline. Ekstremisme senidri juga bias diartikan sebagai doktrin kepada diri
sendiri maupun orang lain yang meliputi ondoktrinasi politik atau agama. Untuk
dapat mencapai tujuannya menggunakan banyak cara meski cukup membahayakan.
Menurut Merriam Webster Dictionary, ekstremisme adalah kualitas atau
keadaan yang ekstrem. Dengan kata lain ekstremisme merupakan advokasi tindakan
atau bias disebut sebagai pandangan ekstrem dan termuat didalamnya radikalisme.
Sedangkan menurut Learner Dictionary , ekstremisme merupakan sebuah
kepercayaan dan dukungan untuk ide-ide yang sangat jauh dari apa yang kebanyakan
orang anggap benar atau masuk akal. Ekstremisme adalah hal yang tidak wajar di luar
akal sehat seseorang untuk melakukan hal sesuai dengan kepercayaannya.
Karakteristik ekstremisme antara lain,
1. Merasa terancam atau terganggu eksistensinya
2. Berpikir bahwa pandangannya adalah yang paling benar
3. Dapat melakukan hal yang membahayakan kepada siapa saja yang
mengancam eksistensinya
4. Berusaha memaksakan pandangannya kepada Negara
5. Menyerang siapa saja yang tidak setuju dengan sudut pandang
mereka
6. Mengabaikan kebenaran dari luar
7. Hanya bersikap terbuka kepada rekan satu kaum
8. Memiliki jaringan yang tertutup baik didalam maupun diluar negri

Adapun hal-hal yang menjadi penyebab berkembangnya ekstremisme, yakni


propaganda melalui internet dan bertukar pandangan dengan rekan sekaumnya di
luar negeri.

B. Moderasi Beragama Dalam Menangkal Radikalisme dan EKstremisme


Radikalisme dan ekstremisme merupakan dua tindakan yang sama sama
membahayakan. Mereka yang melakukan tindakan tersebut akan melakukan cara apapun
agar apa yang mereka percaya mau dipercayai oleh orang lain juga. Bahkan Bangsa Indonesia
belakangan ini seakan berada dalam darurat radikalisme,
4
ekstremisme serta tindakan intoleransi lainnya atas nama agama, hal ini menjadi
ancaman bersama baik bagi Negara maupun masyarakat Indonesia. Karena dengan begitu
bisa membuat bangsa Indonesia terpecah belah.

Di era saat ini agama memiliki peran penting dalam masyarakat sebagai pedoman serta memposisikan
diri untuk berdampingan dengan zaman yang terus maju dan berkembang, sehingga tidak menyimpang
serta tidak mudah terbawa arus. Maka dengan keadaan saat ini moderasi beragama hadir menjadi arus
utama serta menjadi solusi dalam menghargai kemajemukan, menghadapi radikalisme, ekstremisme
serta tindakan intoleransi lainnya. Moderasi beragama sangat penting karena menjadi jalan tengah dalam
menyatukan perbedaan baik sesame agama maupun berbeda agama. Moderasi beragama pula dapat
mencegah terjadinya radikalisme dalam masyarakat . sehingga paham radikal yang terjadi dimasyarakat
dapat dicegah dan diminalisir. Dengan moderasi beragama juga dapat menguatkan komitmen
kebangsaan.
Menurut Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karimun, H. Jamzuri menyampaikan
beberapa upaya Kementerian Agama dalam upaya mencegah paham radikalisme, diantara upaya
tersebut adalah:

1. Mensosialisasikan ajaran Agama yang santun, saling menghargai, saling menghormati,


damai, toleran, hidup rukun, menerima keberagaman dan kemajemukan, memiliki rasa
cinta Tanah Air dan bela Negara serta ajaran agama yang Rahmatan Lil’alamin
2. Pembinaan Agama bagi siswa di sekolah-sekolah melalui Guru Pendidikan Agama untuk
mencegah masuknya paham radikalisme.
3. Melakukan penanggulangan paham Radikalisme dengan edukasi masyarakat,
penyuluhan, bimbingan masyarakat di sekolah, keluarga, pesantren, majelis taklim, serta
sejumlah program seperti dialog, workshop, dan diklat.
4. Melakukan pemulihan paham Radikalisme yang dilakukan dengan penyuluhan dan
konseling, misalnya, terhadap eks-NAPI teroris.

Selain itu, kita juga dapat mencegah paham radikalisme dan ekstremisme baik untuk diri kita
sendiri maupun orang lain dengan cara :

1. Memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar


2. Mamahamkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar
3. Meminimalisir kesenjangan sosial
4. Menjaga persatuan dan kesatuan
5. Mendukung aksi perdamaian
6. Menyaring informasi yang didapatkan

5
BAB 3

PENUTUP

A.Kesimpulan

Paham radikalisme dan ekstrimisme merupakan tindakan yang erat kaitannya dengan
kekerasan dan tindakan diluar batas wajar. Perbedaan pandangan hidup, agama, politik dan perasaan
kekecewaan terhadap berbagai bentuk Negara menjadi pemicu adanya gerakan-gerakan tersebut.
moderasi beragama hadir menjadi arus utama serta menjadi solusi dalam menghargai kemajemukan,
menghadapi radikalisme, ekstremisme serta tindakan intoleransi lainnya. Moderasi beragama sangat
penting karena menjadi jalan tengah dalam menyatukan perbedaan baik sesame agama maupun
berbeda agama. Moderasi beragama pula dapat mencegah terjadinya radikalisme dalam masyarakat .
sehingga paham radikal yang terjadi dimasyarakat dapat dicegah dan diminalisir.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://smadrsoetomo.sch.id/read/66/mencegah-radikalisme-dan-terorisme#news

https://mediaindonesia.com/humaniora/161240/moderasi-agama-tangkal-radikalisme

https://osf.io

https://pkub.kemenag.go.id/opini/428/penanggulangan-radikalisme-dan-ekstremisme-

berbasis-agama

https://www.republika.co.id/berita/r25c05349/moderasi-beragama-dalam-menangkal-

paham-radikalisme

Anda mungkin juga menyukai