Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya kami

dapat menyelesaikan Makalah “TEORI INTERAKSI SIMBOLIK ”. Shalawat serta

salam senantiasa kita lantunkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.

Dalam kesempatan ini, kami berterimakasih kepada diri kami sendiri dan pihak

yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.

Kami sadar bahwasannya makalah yang kami buat tidak terlepas dari

kesalahan dan kekurangan dari berbagai aspek pembuatan makalah.. Oleh karena

itu, kami mengharapkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat

membangun untuk lebih meningkatkan kualitas kami di kemudian hari. Semoga

dengan makalah yang sudah tersusun ini dapat menjadi pedoman dan tambahan

ilmu dan wawasan bagi setiap pembaca.

Pekanbaru September 2022

Khairul
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................2
BAB 1...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................3
A. Latar belakang........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................5
1. Bagaimana sejarah teori Interaksi simbolik.....................................................5
2. Asumsi teori interaksi simbolik..........................................................................7
3. Aplikasi teori Interaksi simbolik........................................................................8
BAB III................................................................................................................................9
KESIMPULAN................................................................................................................9
KRITIK DAN SARAN.................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendorong utama eksistensi sistem sosial ialah komunikasi, tanpa komunikasi


sekelompok komunitas di wilayah tertentu tidak dapat sebagai masyarakat. Dalam
memahami dan menginterpretasikan situasi dibutuhkan komunikasi sebagai sarana,
Menurut para pakar dari tradisi internasional, komunikasi dan makna ialah realitas
yang sesungguhnya. Konvensi, norma, peraturan, dan material dalam kelompok sosial
atau budaya dan konvensi dalam menentukan realitas atau budaya itu sendiri
interaksi, memelihara, mempertahankan, dan mengubah beberapa roleCcording
terhadap teori interaksionisme simbolis, perilaku manusia dipengaruhi atau
dipengaruhi oleh interaksi sosial. Pada presentasi gerak dan tanggapan terhadap arti
interaksi simbolis gerak. Persiapan berinteraksi dengan cara yang seimbang untuk
memungkinkan komunikasi yang efektif dalam interaksi

Orang-orang menafsirkan setiap tindakan dan lainnya dalam interaksi


simbolis berdasarkan makna interpretasi mereka. Banyak teori komunikasi
komunikasi sekarang melihat sudut pandang ini sebagai cara yang lebih tepat untuk
memeriksa fenomena dan realitas komunikasi atau interaksi sosial di masyarakat
dalam interaksi simbolis yang berlangsung dalam presentasi gerak dan respon
terhadap maknanya.

Orang-orang pada dasarnya tidak layak untuk hidup sendiri dan memiliki
tujuan dalam hidupnya yang tidak dapat dicapai dengan asumsi saja didalam sebuah
asosiasi. Sebuah organisasi adalah sekelompok orang yang berinteraksi dengan satu
sama lain untuk mencapai tujuan yang sama. Ada berbagai organisasi yang dapat
menjadi bagiannya masing - masing; Yang pertama dan yang paling jelas adalah
keluarga. Berikut adalah komunitas dan organisasi yang lebih kecil daripada

3
masyarakat, seperti organisasi di mana individu bekerja, organisasi keagamaan, atau
organisasi yang mendukung seni. Jika organisasi didefinisikan subyektif, itu dapat
dijelaskan sebagai proses daripada kontainer. Menurut PACE dan Faules (1993),
pendekatan subjektif memandang organisasi sebagai proses yang terdiri dari tindakan
dan interaksi para anggotanya. Menurut Pace dan Faules (1993), "organisasi adalah
proses yang dilihat dari interaksi oleh individu individu di dalamnya sehingga
membentuk organisasi," organisasi adalah sebuah proses. Interaksi dilakukan untuk
mencapai tujuan bersama. Suatu kebijakan, kebudayaan, nilai-nilai organisasi, dan
organisasi yang berhasil, dapat dibentuk oleh interaksi yang terjadi dalam organisasi.
Namun, interaksi ini tidak hanya akan mempengaruhi pembentukan organisasi tetapi
juga pembentukan para anggotanya, seperti pengembangan konsep diri mereka.

B. Rumusan Masalah

* Bagaimana sejarah teori Interaksi simbolik


* Asumsi teori interaksi simbolik
* Kritik terhadap interaksi simbolik
* Aplikasi teori Interaksi simbolik

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Bagaimana sejarah teori Interaksi simbolik


Pada tahun 1973 salah seorang ahli sosiologi Manford kuhn, pembuka
pandangan interasionisme simbolis yang berkaitan dengan kegagalan interaksionis
terdahulu untuk menerbitkan paham filsafat mereka

Teori interaksionisme ini dibawakan oleh seorang ilmuwan George Herber


Mead . menurutnya ada tiga konsep utama interaksionisme simbolik berdasarkan
bukunya yang terkenal, mind, self, and society dengan kata lain pikiran, diri sendiri,
dan masyarakat. Konsep ini akan membawa kita pada penciptaan diri dan sosialisasi
dalam sebuah komunitas luas.

Teori ini muncul disebabkan interaksi antar manusia dalam komunitas, tidak
hanya dengan interaksi dan bentuk komunikasi verbal tapi juga komunikasi
nonverbal. Teori ini muncul dalam tradisi sosio-kultural dengan angka manusia
begitu banyak dan tidak lepas dari interaksi. Manusia tidak setiap waktu mampu
berkomunikasi dengan face to face secara actual, namun dibutuhkan satu pengaturan
agar tercipta ketertiban komunitas setiap saat. Sehingga muncullah teori dari George.

Salah satu murid George yakni blumer menyatakan, "Tindakan manusia atau
benda lain berdasarkan pemahaman yang mereka terima tentang orang atau objeknya"
interaksi simbolis tidak akan muncul dari suatu objek; Sebaliknya, interpretasi setiap
simbol manusia adalah pertanda yang telah disetujui oleh sebuah komunitas atau
masyarakat. Memadukan penamaan simbolis simbolis yang mendasarinya.

Masalah interaksi tersebut menyatakan bahwa kecerdasan manusia adalah


kemampuan untuk mengidentifikasi simbol yang kita lakukan atau kita lihat. Interaksi
yang mudah ditandatangani lebih dari sekadar kecerdasan dan bagaimana orang
belajar menafsirkan kata-kata. Pesta. Masyarakat dan masyarakat dalam buku
pikiran .me mengembangkan teori interaksionisme simbolis dengan memanfaatkan

5
tiga konsep penting yang dibutuhkan dan berinteraksi satu sama lain. Bahasa,
interaksi sosial, dan reflektifitas semuanya dijelaskan secara inti interaksionisme
simbolis.

a. Mind

Menurut Mead, mind adalah proses komunikasi dengan diri sendiri, pikiran
timbul dan tumbuh berkembang dari proses sosial dan bagian integral. Pikiran
didahului proses pikiran. Pikiran diartikan secara fungsional dibandingkan secara
substanti,. Ciri khas dari sebuah pikiran ialah kemampuan seseorang untuk
menimbulkan pada diri tidak hanya satu respon saja namun keseluruhan komunitas.
Pikiran bisa dibedakan konsep logis seperti konsep ingatan dalam karya Mead
melalui kemampuannya menanggapi komunitas secara menyeluruh dan
mengembangkan tanggapan terorganisir. Mead juga menilai pikiran secara pragmatis.
Yaitu, pikiran melibatkan proses berpikir yang menuju pada penyelesaian masalah.

b. Self

Mead mendefinisikan diri sebagai karakteristik dari manusia, namun tidak


ada pada binatang. Diri ialah kemampuan untuk berdamai dan menerima diri sendiri
sebagai objek dari sudut pandang dari orang lain, atau komunitas. Diri hadir dan
tumbuh lewat kegiatan interaksi sosial dan bahasa. Mead menyatakan sulit
membayangkan diri hadir dalam ketiadaan pengalaman sosial. Karena alasan tersebut
mead bertolak belakang dengan konsep diri soliter dari Cartesian Picture. Manusia
mampu kemudian menyadari yang dikatakan dan mampu memahami dan menentukan
maupun mengantisipasi kata berikutnya. significant gestures (isyarat-isyarat yang
bermakna) dan significant communication digunakan mead untuk menerangkan
bagaimana orang berbagi penafsiran dari simbol dan merefleksikannya. Berbeda jauh
binatang, seperti kucing yang mengeong mungkin memunculkan respon dengan
kucing yang lain, namun respon hanya sekedar insting, tapi tidak diantisipasi oleh

6
kucing tadi. Dalam kehidupan manusia kemampuan mengantisipasi dan
memperhitungkan orang lain ialah karakteristik dan kelebihan manusia.

C. Society

Masyarakat(society) merupakan proses sosial mendahulukan diri dan pikiran


menurut Mead. Dalam membentuk pikiran dan diri masyarakat memiliki peran
penting, Disisi lain Mead menyatakan masyarakat menunjukkan tanggapan yang
terorganisir yang digunakan dalam bentuk "saya ". Dalam tingkat khusus, Mead
memiliki beberapa pemikiran tentang pranata sosial (social institutions), pranata
didefinisikan oleh Mead “respon bersama dalam komunitas” atau “kebiasaan hidup
komunitas”. Secara lebih khusus, ia menyatakan bahwa, seluruhan aktivitas
komunitas bertujuan pada individu berdasarkan keadaan tertentu menurut cara yang
sama,terdapat respon yang sama dipihak komunitas. Proses ini disebut “pembentukan
pranata”.

2. Asumsi teori interaksi simbolik


Bagi konsep interaksionisme simbolik, interaksi sosial diperlukan untuk
sebuah wadah atau sebagai sebuah penyebab perilaku manusia. Pada interaksi
simbolik yang dilakukan dalam presentasi gerak dan reaksi pada arti dari gerak
tersebut. Orang orang yang berinteraksi dengan teratur hingga komunikasi pada
interaksi itu bisa berjalandengan efektif.

Pada interaksi simbolik orang menginterpretasikan masing-masing aksi dan


tindakan orang lain sesuai makna yang didapatkan dari interpretasi tadi. Teori
interaksi simbolik memiliki beberapa asumsi.

Asumsi yang pertama ialah pentingnya arti pada sikap manusia. Dan juga
berlaku terhadap orang lain didasarkan makna yang diberikan dari orang lain kepada
mereka. Interaksi antar manusia menghasilkan makna. Selanjutnya pentingnya
konsep diri. Dan yang ketiga hubungan antar pribadi dengan masyarakat. Dimana

7
etika-etika sosial mengekang tingkah laku tiap pribadinya tapi pada akhirnya tiap
pribadilah yang menetapkan pilihan yang ada dalam hubungan di masyarakat.

3. Aplikasi teori Interaksi simbolik


Kita sebagai makhluk sosial yang hidup dan berada lingkungan masyarakat,
kita dapat Memberikan sebuah objek namanya. Kami mampu mengenali perilaku
seseorang dan membentuk sebuah objek. Biasanya, sebuah benda atau benda
dijelaskan dengan kata chat, tetapi nama yang kita kenal tidak memiliki hubungan
yang masuk akal dengan benda-benda yang kita lihat. Sebuah tanda yang telah
disetujui oleh sebuah komunitas disebut sebagai simbol. Mead adalah pendapat
bahwa fondasi masyarakat manusia adalah pemberian nama simbolis. Menurut
lingkungan yang saling berhubungan, kecerdasan manusia adalah kapasitas untuk
mengenali apa yang kita lihat atau lakukan sebagai simbol.

Diambil dari buku George Herbert Mead tahun 1934 berjudul Mind, Self,
and Society. Kemampuan manusia untuk berasumsi dan menafsirkan benda-benda
dan fenomena yang terlihat, serta memprediksikan asal-usulnya, disebut sebagai
interaksi simbolis. Selain itu, pikiran (pikiran) mengubah kehidupan seseorang
menjadi objek perkenalan.

Pikiran (mind) tersebut juga menjadikan hidup pribadi itu sendiri menjadi
objek pengenalan, dengan ciri serta status tertentuu. Contohnya nama, agama, warga
negara, jenis kelamin dan lain lain. Contoh aplikasi teori simbolik: Ketika para
mahasiswa berkendara dijalan dan melihat lampu lalu lintas berwarna merah, maka
mereka berhenti dengan pengendara lainnya. Dalam artian mereka memiliki
persepsi yang sama.

8
BAB III
KESIMPULAN

Pendukung utama eksistensi system social adalah komunikasi yang menjadi


sarana bagi manusia untuk memahami dan menginterpretasikan situasi
sekelilingnya. Komunikasi dapat dikatakan sebagai salah satu proses interaksi
simbolik, Karna dapat mengatur pola pikir sebagai isi pesan yang menghasilkan
tingkah laku manusia sebagai interaksi social.

Salah satu murid george yakni blumer menyatakan bahwa interaksi simbolik
tidak akan muncul dari sebuah obyek melainkan dari penafsiran setiap manusia.
untuk menanamkan simbolik dibutuhkan kemampuan dalam mengidentifikasi
simbol dengan menggunakan intelegensia manusia cara ini juga bisa melatih
manusia untuk menginterpretasikan kata.Inti dari Interaksionisme simbolis secara
khusus memaparkan tentang bahasa, interaksi sosial dan reflektivitas.

Teori interaksi simbolik memiliki beberapa asumsi, yaitu pentingnya arti


pada sikap, pentingnya mengenai konsep diri, dan pentingnya hubungan antar
individu dengan masyarakat.

9
KRITIK DAN SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dikatakan dari sempurna,
namun kami telah mengusahakan dengan baik dengan tujuan peningkatan
kemampuan dalam menyusun makalah bersama-sama. Dengan referensi yang
didapatkan kami merasa masih banyak ilmu yang harus terus digali terutama
mengenai Teori Interaksi Simbolik yang menurut kami penting untuk
diimplementasikan ke dalam kehidupan karena mengandung nilai-nilai positif dan
berharga.

Dan tidak lupa dengan bimbingan dosen kami dapat diarahkan dengan baik.
Pembagian materi yang dilakukan dengan cara yang menarik tentunya menambah
keseruan dalam proses perkuliahan.

Diharapkan kedepannya dalam penyusunan makalah bisa semakin kompak


untuk peduli terhadap tugas yang diberikan dan mementingkan peningkatan dalam
masa perkuliahan agar mencapai tujuan dan impian yang diinginkan. Perjalanan
menuju kesuksesan penuh rintangan yang tidak mudah untuk dilalui, namun dengan
niat dan tekad yang kuat kita berusaha mengejar cita-cita sarjana yang sudah lama
didambakan dan akan dibanggakan oleh keluarga terutama kedua orangtua.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, W. (2006). Sosiologi Klasik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Blumer, H. (1969). Symbolic Interactionism: Perspective and Method.

Englewood Cliffs: NJ: PrenticeHall.

Charon, J. M. (1979). Symbolic Interactionism. United Statesof America:

Prentice HallInc.

Griffin, E. (2004). A First Look At Communication Theory. New York: Mc

Graw-Hill.

Makyun, S. (2006). Komunikasi dalam Teori Interaksionisme

Simbolis,Strukturasi,dan Konvergensi.

Soeprapto, H. R. (2002). Interaksionisme Simbolik. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Soeprapto, R. (2002). Interaksi Simbolik, Perspektif Sosiologi Modern.

West, R. dan Turner. H.Lynn. (2008). Pengantar Teori Komunikasi,Analisis

dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Wood, J. (2000). Communication Theories in Action. California: Belmont.

11

Anda mungkin juga menyukai