Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya kami
salam senantiasa kita lantunkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.
Dalam kesempatan ini, kami berterimakasih kepada diri kami sendiri dan pihak
Kami sadar bahwasannya makalah yang kami buat tidak terlepas dari
kesalahan dan kekurangan dari berbagai aspek pembuatan makalah.. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat
dengan makalah yang sudah tersusun ini dapat menjadi pedoman dan tambahan
Khairul
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................2
BAB 1...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................3
A. Latar belakang........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................5
1. Bagaimana sejarah teori Interaksi simbolik.....................................................5
2. Asumsi teori interaksi simbolik..........................................................................7
3. Aplikasi teori Interaksi simbolik........................................................................8
BAB III................................................................................................................................9
KESIMPULAN................................................................................................................9
KRITIK DAN SARAN.................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Orang-orang pada dasarnya tidak layak untuk hidup sendiri dan memiliki
tujuan dalam hidupnya yang tidak dapat dicapai dengan asumsi saja didalam sebuah
asosiasi. Sebuah organisasi adalah sekelompok orang yang berinteraksi dengan satu
sama lain untuk mencapai tujuan yang sama. Ada berbagai organisasi yang dapat
menjadi bagiannya masing - masing; Yang pertama dan yang paling jelas adalah
keluarga. Berikut adalah komunitas dan organisasi yang lebih kecil daripada
3
masyarakat, seperti organisasi di mana individu bekerja, organisasi keagamaan, atau
organisasi yang mendukung seni. Jika organisasi didefinisikan subyektif, itu dapat
dijelaskan sebagai proses daripada kontainer. Menurut PACE dan Faules (1993),
pendekatan subjektif memandang organisasi sebagai proses yang terdiri dari tindakan
dan interaksi para anggotanya. Menurut Pace dan Faules (1993), "organisasi adalah
proses yang dilihat dari interaksi oleh individu individu di dalamnya sehingga
membentuk organisasi," organisasi adalah sebuah proses. Interaksi dilakukan untuk
mencapai tujuan bersama. Suatu kebijakan, kebudayaan, nilai-nilai organisasi, dan
organisasi yang berhasil, dapat dibentuk oleh interaksi yang terjadi dalam organisasi.
Namun, interaksi ini tidak hanya akan mempengaruhi pembentukan organisasi tetapi
juga pembentukan para anggotanya, seperti pengembangan konsep diri mereka.
B. Rumusan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
Teori ini muncul disebabkan interaksi antar manusia dalam komunitas, tidak
hanya dengan interaksi dan bentuk komunikasi verbal tapi juga komunikasi
nonverbal. Teori ini muncul dalam tradisi sosio-kultural dengan angka manusia
begitu banyak dan tidak lepas dari interaksi. Manusia tidak setiap waktu mampu
berkomunikasi dengan face to face secara actual, namun dibutuhkan satu pengaturan
agar tercipta ketertiban komunitas setiap saat. Sehingga muncullah teori dari George.
Salah satu murid George yakni blumer menyatakan, "Tindakan manusia atau
benda lain berdasarkan pemahaman yang mereka terima tentang orang atau objeknya"
interaksi simbolis tidak akan muncul dari suatu objek; Sebaliknya, interpretasi setiap
simbol manusia adalah pertanda yang telah disetujui oleh sebuah komunitas atau
masyarakat. Memadukan penamaan simbolis simbolis yang mendasarinya.
5
tiga konsep penting yang dibutuhkan dan berinteraksi satu sama lain. Bahasa,
interaksi sosial, dan reflektifitas semuanya dijelaskan secara inti interaksionisme
simbolis.
a. Mind
Menurut Mead, mind adalah proses komunikasi dengan diri sendiri, pikiran
timbul dan tumbuh berkembang dari proses sosial dan bagian integral. Pikiran
didahului proses pikiran. Pikiran diartikan secara fungsional dibandingkan secara
substanti,. Ciri khas dari sebuah pikiran ialah kemampuan seseorang untuk
menimbulkan pada diri tidak hanya satu respon saja namun keseluruhan komunitas.
Pikiran bisa dibedakan konsep logis seperti konsep ingatan dalam karya Mead
melalui kemampuannya menanggapi komunitas secara menyeluruh dan
mengembangkan tanggapan terorganisir. Mead juga menilai pikiran secara pragmatis.
Yaitu, pikiran melibatkan proses berpikir yang menuju pada penyelesaian masalah.
b. Self
6
kucing tadi. Dalam kehidupan manusia kemampuan mengantisipasi dan
memperhitungkan orang lain ialah karakteristik dan kelebihan manusia.
C. Society
Asumsi yang pertama ialah pentingnya arti pada sikap manusia. Dan juga
berlaku terhadap orang lain didasarkan makna yang diberikan dari orang lain kepada
mereka. Interaksi antar manusia menghasilkan makna. Selanjutnya pentingnya
konsep diri. Dan yang ketiga hubungan antar pribadi dengan masyarakat. Dimana
7
etika-etika sosial mengekang tingkah laku tiap pribadinya tapi pada akhirnya tiap
pribadilah yang menetapkan pilihan yang ada dalam hubungan di masyarakat.
Diambil dari buku George Herbert Mead tahun 1934 berjudul Mind, Self,
and Society. Kemampuan manusia untuk berasumsi dan menafsirkan benda-benda
dan fenomena yang terlihat, serta memprediksikan asal-usulnya, disebut sebagai
interaksi simbolis. Selain itu, pikiran (pikiran) mengubah kehidupan seseorang
menjadi objek perkenalan.
Pikiran (mind) tersebut juga menjadikan hidup pribadi itu sendiri menjadi
objek pengenalan, dengan ciri serta status tertentuu. Contohnya nama, agama, warga
negara, jenis kelamin dan lain lain. Contoh aplikasi teori simbolik: Ketika para
mahasiswa berkendara dijalan dan melihat lampu lalu lintas berwarna merah, maka
mereka berhenti dengan pengendara lainnya. Dalam artian mereka memiliki
persepsi yang sama.
8
BAB III
KESIMPULAN
Salah satu murid george yakni blumer menyatakan bahwa interaksi simbolik
tidak akan muncul dari sebuah obyek melainkan dari penafsiran setiap manusia.
untuk menanamkan simbolik dibutuhkan kemampuan dalam mengidentifikasi
simbol dengan menggunakan intelegensia manusia cara ini juga bisa melatih
manusia untuk menginterpretasikan kata.Inti dari Interaksionisme simbolis secara
khusus memaparkan tentang bahasa, interaksi sosial dan reflektivitas.
9
KRITIK DAN SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dikatakan dari sempurna,
namun kami telah mengusahakan dengan baik dengan tujuan peningkatan
kemampuan dalam menyusun makalah bersama-sama. Dengan referensi yang
didapatkan kami merasa masih banyak ilmu yang harus terus digali terutama
mengenai Teori Interaksi Simbolik yang menurut kami penting untuk
diimplementasikan ke dalam kehidupan karena mengandung nilai-nilai positif dan
berharga.
Dan tidak lupa dengan bimbingan dosen kami dapat diarahkan dengan baik.
Pembagian materi yang dilakukan dengan cara yang menarik tentunya menambah
keseruan dalam proses perkuliahan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Prentice HallInc.
Graw-Hill.
Simbolis,Strukturasi,dan Konvergensi.
Pelajar.
11