Disusun oleh:
Salma Aulia (212020001)
Firasya Finna Az-zahra Ludfi (212020013)
Mutiara Kusuma Wardhani (212020014)
Salwa Luthfiyyah (212020021)
Nabillah Tri Syahrani Putri (212020041)
Angelique Margaretha (212020046)
Rizky Rahmalita (212020047)
Raihan Rasendriya Perwiranegara (212020055)
Wafa Izzati Nabila (212020065)
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
limpahan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Teori
Interaksionis Simbolik”. Tidak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak
yang telah memberikan sumbangan keilmuan dan kontribusi lain sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Sebagai penulis, kami berharap makalah ini dapat memperluas cakrawala pengetahuan
pembaca. Bahkan, kami berharap lebih jauh lagi agar esensi dari makalah ini dapat
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera.
Selain itu, kami selaku penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami memohon saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan isi makalah.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teori interaksionisme simbolik merupakan teori yang berasal dari pemikiran George
Herbert Mead dan Herbert Blumer yang menjelaskan tentang penggunaan dan penciptaan
simbol dalam interaksi (Soeprapto, 2002). Dijelaskan pula oleh Mead (dikutip dari West
dan Turner, 2008) bahwa di dalam interaksi sosial, individu akan membentuk dan
dibentuk oleh society melalui interaksi.
Salah satu hasil dari interaksi tersebut adalah konsep diri individu. Interaksi individu
baik di dalam sosialnya, maupun di dalam sebuah organisasi, akan membentuk konsep
diri individu. Konsep diri sendiri dapat didefinisikan sebagai aspek-aspek yang ada di
dalam diri individu, seperti emosi, pikiran, peranan serta nilai yang ada di dalam dirinya
(West dan Turner, 2008).
Dapat dikatakan bahwa konsep diri disadari seseorang dengan menempatkan diri
sebagai subjek dan objek, melihat diri dari perspektif diri sendiri dan dari orang lain. Hal
tersebut dijelaskan di dalam teori interaksionisme simbolik di dalam konsep penting yang
dijelaskan oleh Mead (West dan Turner, 2008: 106), yaitu self. Ditambahkan oleh Mead
(dikutip dari West dan Turner, 2008) bahwa interaksi merupakan salah satu pembentuk
konsep diri individu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa sejarah Teori Interaksionisme Simbolik?
2. Apa pengertian tentang Teori Interaksionisme Simbolik?
3. Apa contoh kasus dari Teori Interaksionisme Simbolik?
BAB II
PEMBAHASAN
Kini, Interaksi simbolik telah menjadi istilah komunikasi dan sosiologi yang bersifat
interdisipliner. Objek materialnya pun sama, yaitu manusia, dan perilaku manusia (human
behavior). Salah satu teori sosiologi yang cukup berpengaruh adalah Interaksi Simbolik
yang fokus pada perilaku peran, interaksi antarindividu, serta tindakan-tindakan dan
komunikasi yang dapat diamati. Melalui pendekatan ini, secara lebih spesifik, peneliti
dapat menguraikan perkembangan sejarahnya dan manfaatnya bagi individu maupun
masyarakat itu sendiri.
Interaksi Simbolik menunjuk pada sifat khas dari interaksi antarmanusia. Artinya
manusia saling menerjemahkan dan mendefinisikan tindakannya, baik dalam interaksi
dengan orang lain maupun dengan dirinya sendiri. Proses interaksi yang terbentuk
melibatkan pemakaian simbol-simbol bahasa, ketentuan adat istiadat, agama dan
pandangan-pandangan.
Interaksi Simbolik menunjuk pada sifat khas dari interaksi antarmanusia. Artinya
manusia saling menerjemahkan dan mendefinisikan tindakannya, baik dalam interaksi
dengan orang lain maupun dengan dirinya sendiri. Proses interaksi yang terbentuk
melibatkan pemakaian simbol-simbol bahasa, ketentuan adat istiadat, agama dan
pandangan-pandangan.
Interaksi Simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal
dari pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self), dan hubungannya di tengah interaksi
sosial, dan bertujuan akhir untuk memediasi, serta menginterpretasi makna di tengah
masyarakat (Society) dimana individu tersebut menetap.