Anda di halaman 1dari 14

Sistem Kebudayaan

Masyarakat Batak dalam


Perspektif Fungsionalisme
Talcott Parsons
Rizqy Muhammad Pangestu 212020040
Rizky Rahmalita 212020047
Rizki Rahman Hakim 212020049
Profil Suku Batak
Suku Batak mendiami wilayah Sumatera Utara, mulai dari daerah
Tapanuli hingga meliputi sebagian besar wilayah Sumatera
Timur. Luas tanah yang didiami oleh suku Batak diperkirakan
mencapai 1/9 luas Pulau Sumatera atau sekitar 50.000 km2. Suku
Batak terdiri atas banyak sub-suku meliputi Batak Toba, Batak
Angkola, Batak Mandailing, Batak Simalungun, Batak Karo dan
Batak Pakpak.
Nenek moyang suku Batak adalah ras suku Proto Melayu yang
masuk bermigrasi ke Sumatera melalui semenanjung Malaya.
Dari sana, mereka menetap di wilayah sekitar Danau Toba,
tepatnya di wilayah Sianjur Mula-Mula yang dalam beberapa
waktu kemudian melakukan migrasi kembali ke wilayah-wilayah
di Sumatera Utara hingga berkembang menjadi sub-suku Batak.
Teori Fungsionalisme
• Konsep dasar fungsionalisme berpijak pada filsafat homo homini lupus
milik Thomas Hobbes yang meperlihatan interdependesi antara satu
manusia dengan yang lainnya. Teori ini sangat dipengaruhi oleh pemikiran
biologis yang memandang masyarakat tak ubahnya seperti organisme.
• Teori ini juga sangat berkaitan erat dengan konsep fungsi dan skema
AGIL. AGIL adalah singkatan dari Adaption, Goal, Attainment,
Integration, dan Latency.
• Adaptasi (adaptation) berkaitan dengan bagaimana cara sistem
menanggulangi situasi eksternal yang gawat untuk menjaga keseimbangan
Goal merujuk pada sebuah definisi di mana sistem harus bisa mencapai
tujuan utamanya. Integrasi (integration) berkenaan dengan bagaimana
sebuah sistem mengatur antarhubungan bagian-bagian yang menjadi
komponennya. Latency (pemeliharaan pola) menaruh fokus pada
bagaimana sebuah sistem harus memelihara pola-pola kultural yang
menciptakan dan menopang motivasi.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Masyarakat Batak
Koentjaranigrat berpendapat bahwa unsur-unsur kebudayaan
universal terdiri atas sistem bahasa, sistem pengetahuan, sistem
organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem
mata pencaharian, sistem religi dan kesenian.
1. Sistem Bahasa
Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, orang Batak
menggunakan beberapa logat, yaitu logat Karo yang dipakai oleh
orang Karo, logat Pakpak yang dipakai oleh Pakpak, logat
Simalungun yang dipakai oleh Simalungun dan logat Toba yang
dipakai oleh orang Toba, Angkola serta Mandailing. Di antara
keempat logat tersebut, dua yang paling jauh jaraknya satu
dengan lain adalah logat Karo dan Toba.
2. Sistem Pengetahuan
Masyarakat Batak memiliki pengetahuan soal pergantian musim untuk keperluan
pertanian dan pengetahuan soal tumbuh-tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan, mulai dari pangan sampai pengobatan.
3. Sistem Organisasi Sosial
Sistem kekerabatan masyarakat Batak adalah patrilinear yang didasarkan pada satu
ayah dan satu kakek atau satu nenek moyang. Sistem kekerabatan berdasarkan satu
ayah dikenal sebagai sada bapa (dalam bahasa Karo) dan ssama (dalam bahasa
Batak Toba). Kelompok kekerabatan terkecil dalam masyarakat Batak disebut
sebagai jada (keluarga inti) dan ripe. Ripe adalah istilah bagi keluarga dengan luas
virilokal yang bertempat tinggal di rumah keluarga pihak laki-laki. Sudah menjadi
tradisi bagi masyarakat Batak untuk tetap tinggal serumah dengan orang tua
bahkan ketika setelah menikah. Sistem kekerabatan lain yang digunakan adalah
sada nini (dalam bahasa Karo) atau saompu (dalam bahasa Toba) yang merupakan
klan kecil bagian dari klan besar (marga).
Conclusion
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Masyarakat Batak telah mengenal dan mempergunakan alat-alat sederhana
yang dipergunakan untuk bercocok tanam, seperti cangkul, tenggala (bajak),
engkol dan sabit. Masyarakat Batak memiliki senjata tradisional berupa pisau
surit (sejenis belati), piso gajah dompak (sebilah keris yang panjang), hujur
(sejenis tombak), podang (sejenis pedang panjang).
5. Sistem Mata Pencaharian
Masyarakat Batak bercorak agraris. Pembagian lahan didapatkan dari
pembagian yang didasarkan atas marga. Setiap keluarga akan mendapatkan
tanah namun tidak boleh menjualnya. Mereka juga beternak, diantaranya
beternak kerbau, babi, sapi, ayam, kambing dan bebek. Menangkap ikan
dilakukan oleh sebagian warga yang tinggal disekitar danau Toba. Kerajinan
juga berkembang seperti tenun, ukiran kayu, anyaman rotan, tembikar dan
lainnya yang berkaitan dengan pariwisata.
6. Sistem Religi atau Kepercayaan
Kristen Protestan dan Katolik adalah dua agama mayoritas di dalam
masyarakat Batak. Sebagian kecil masyarakat Batak menganut agama
Islam dan kepercayaan tradisional seperti Ugamo Malim dan animisme.
Ugamo Malim adalah agama asli “lokal” di kalangan masyarakat Batak
yang biasanya berdomisili di Kabupaten Toba Samosir, Tapanuli Utara,
Kabupaten Simalungun, Kabupaten Dairi dan Kabupaten Tapanuli
Tengah. Tidak terdapat data resmi soal jumlah pengikut Ugamo Malin,
namun jumlahnya diperkirakan sekitar 5.000-11.000 jiwa. Seiring
dengan perkembangan zaman, Ugamo Malim banyak ditinggalkan.
Ugamo Malim adalah kepercayaan dan keyakinan terhadap Mulajadi
Nabolon, pencipta alam semesta. Orang Batak memahami dan
memaknai religiusitas dengan memperlakukan alam sebagai tumpuan
hidup dan merupakan anugrah Mulajadi Nabolon yang harus dijaga.
7. Kesenian
Sistem kesenian suku Batak terlihat di seni bangunan, seni tari, seni
musik, seni kerajinan dan berbagai macam upacara.
a. Seni Bangunan
Rumah tradisional suku Batak dinamakan ruma (ririt di uhum adat)
atau jabu. Arti dari ririt di uhum adat adalah sumber hukum adat dan
sumber pendidikan masyarakat Batak. Rumah adat ini memiliki
kekhasan paduan seni pahat ular dengan kerajinan. Bentuk rumah
adalah panggung yang memiliki tiang berupa kayu bulat. Di tiap sudut,
terdapat tiang dengan pondasinya dari batu. Tiang terbesar dinamakan
tiang persuhi dan batu pondasinya disebut batu persuhi. Tanduk kerbau
dipasang di atap barat dan timur yang menjadi lambang pengharapan.
Bagian badan rumah terbuat dari papan tebal dan dinding muka
belakang dipenuhi ukiran cicak.
b. Seni Tari
Suku Batak memiliki kesenian tarian tradisional yang disebut Tor-Tor.
Tarian Tor-Tor terdiri dari beberapa jenis yakni Pangurdo (anggota
badan yang bergerak adalah kaki, tumit, dan bahu), Pangea (anggota
badan yang bergerak yaitu pinggang, tulang punggung dan bahu),
Pandenggal (anggota badan yang bergerak terdiri atas lengan, telapak
tangan hingga jari tengah), Siangkupna (anggota badan yang bergerak
hanya leher) dan Hapunana (anggota badan yang bergerak hanya
wajah).
c. Seni Musik
Seni musik khas Batak disebut Ogung Sabangunan. Musik ini
dilantukkan dengan menggunakan empat gendang dan lima taganing
(gamelan Batak). Gendang ogung memiliki nama-nama sendiri yakni
Oloan, Ihutan, Doal, dan Jeret. Seni musik ogung sabangunan kerap
dipakai mengiringi tari Tor-Tor.
d. Seni Kerajinan Tangan
Kerajinan Suku Batak yang populer adalah kain ulos. Kain ini
memiliki beragam jenis dilihat dari fungsinya, yaitu ulos lobu-
lobu (ulos ayah untuk putra dan menantu saat pernikahan
mereka), ulos hela (ulos pemberian dari orang tua pengantin
perempuan), ulos tondi (ulos pemberian orang tua pada putrinya
saat hamil tua), ulos tujung (ulos untuk janda atau duda, ulos
saput yaitu ulos penutup jenazah dari paman almarhum jika yang
meninggal laki-laki).
e. Upacara Margodang
Upacara ini dtiujukkan sebagai upacara kelahiran yang bertujuan
untuk mengumumkan kehadiran anak sebagai anggota baru
dalam suatu keluarga.
Kajian Unsur Kebudayaan Universal
Batak Menurut Fungsionalisme
Menurut teori fungsional struktural, masyarakat terdiri atas
sejumlah sistem sosial yang menjalankan suatu peranan khusus
yang saling terkait (dependent) dalam suatu keseimbangan
(equilibrium). Masyarakat Batak adalah entitas sosial yang
dibangun oleh ketujuh unsur budaya universal. Setiap unsur
kebudayaan saling berkaitan dan membentuk suatu bangunan
sosial masyarakat Batak yang mapan. Pastinya, setiap sistem di
dalam unsur ini memainakn fungsi spesifik.
Sistem bahasa berkaitan dengan lambang dan bunyi ujaran yang
memiliki makna. Manusia senantiasa melakukan interaksionisme
simbolik melalui lambang-lambang yang disepakati bersama.
Bahasa memiliki makna yang disepakati secara kolektif yang
sifatnya mapan.
Sistem bahasa berkaitan dengan lambang dan bunyi ujaran yang
memiliki makna. Manusia senantiasa melakukan interaksionisme
simbolik melalui lambang-lambang yang disepakati bersama.
Bahasa memiliki makna yang disepakati secara kolektif yang
sifatnya mapan. Bahasa adalah salah satu bagian dari kebudayaan
dan kebudayaan manusia banyak dipengaruhi oleh bahasa. Secara
umum, sistem bahasa berfungsi untuk (1) mengatur dan mengikat
penutur bahasa karena memang penutur bahasa yang sama
disatukan oleh akar sejarah yang sama, (2) alat dan sistem
komunikasi yang berperan untuk memelihara kesatuan,
membentuk kerja sama dan memenuhi kebutuhan hidup bersama.
Sistem pengetahuan berfungsi sebagai suatu unsur sosial yang penting
dalam membentuk kemampuan manusia untuk mengenali dan
mengelola apa yang terdapat di lingkungan sekitar. Sistem pengetahuan
masyarakat biasanya berkaitan erat dengan sistem mata pencaharian
masyarakat.
Sistem organisasi sosial mengatur kehidupan kolektif. Sistem
organisasi sosial secara umum mengatur soal tata cara interaksi yang
terjadi di masyarakat berdasarkan nilai-nilai yang dipercayai benar.
Sistem ini terdiri atas beberapa subsistem, mulai dari sistem politik,
sistem kekerabatan, sistem komunitas, sistem pelapisan masyarakat dan
sebagainya.
Sistem peralatan hidup dan teknologi adalah bentuk manifestasi
kebudayaan riil yang muncul sebagai respon atas kebutuhan manusia
dalam menjalankan kegiatannya dan memenuhi kebutuhannya.
Sistem mata pencaharian adalah salah satu sistem vital yang ada di
dalam setiap kebudayaan masyarakat. Dalam praktiknya, manusia
memerlukan sejumlah barang dan jasa pemuas kebutuhan untuk
mempertahankan kehidupannya.
Sistem religi atau kepercayaan berkaitan erat dengan suatu kekuatan
besar di luar diri manusia yang mengontrol kehidupan. Kepercayaan
ini secara nyata terefleksikan ke dalam aktivitas sehari-hari. Sistem
ini mengatur hubungan vertikal antara manusia dengan entitas yang
lebih agung.
Sistem kesenian adalah bentuk dari gagasan, kepercayaan, pikiran
dan ide yang diwujudkan melalui sejumlah raga karya. Kesenian
adalah sarana ekspresif manusia yang berasal dari alam cipta
(pikiran) manusia yang memiliki nilai fungsional, estetis dan indah.

Anda mungkin juga menyukai