0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan14 halaman
Unsur-unsur kebudayaan masyarakat Batak terdiri dari 7 sistem yang saling terkait, yaitu sistem bahasa, pengetahuan, organisasi sosial, peralatan hidup, mata pencaharian, agama, dan kesenian. Setiap sistem memiliki fungsi penting dalam membentuk kehidupan sosial masyarakat Batak secara keseluruhan.
Unsur-unsur kebudayaan masyarakat Batak terdiri dari 7 sistem yang saling terkait, yaitu sistem bahasa, pengetahuan, organisasi sosial, peralatan hidup, mata pencaharian, agama, dan kesenian. Setiap sistem memiliki fungsi penting dalam membentuk kehidupan sosial masyarakat Batak secara keseluruhan.
Unsur-unsur kebudayaan masyarakat Batak terdiri dari 7 sistem yang saling terkait, yaitu sistem bahasa, pengetahuan, organisasi sosial, peralatan hidup, mata pencaharian, agama, dan kesenian. Setiap sistem memiliki fungsi penting dalam membentuk kehidupan sosial masyarakat Batak secara keseluruhan.
Perspektif Fungsionalisme Talcott Parsons Rizqy Muhammad Pangestu 212020040 Rizky Rahmalita 212020047 Rizki Rahman Hakim 212020049 Profil Suku Batak Suku Batak mendiami wilayah Sumatera Utara, mulai dari daerah Tapanuli hingga meliputi sebagian besar wilayah Sumatera Timur. Luas tanah yang didiami oleh suku Batak diperkirakan mencapai 1/9 luas Pulau Sumatera atau sekitar 50.000 km2. Suku Batak terdiri atas banyak sub-suku meliputi Batak Toba, Batak Angkola, Batak Mandailing, Batak Simalungun, Batak Karo dan Batak Pakpak. Nenek moyang suku Batak adalah ras suku Proto Melayu yang masuk bermigrasi ke Sumatera melalui semenanjung Malaya. Dari sana, mereka menetap di wilayah sekitar Danau Toba, tepatnya di wilayah Sianjur Mula-Mula yang dalam beberapa waktu kemudian melakukan migrasi kembali ke wilayah-wilayah di Sumatera Utara hingga berkembang menjadi sub-suku Batak. Teori Fungsionalisme • Konsep dasar fungsionalisme berpijak pada filsafat homo homini lupus milik Thomas Hobbes yang meperlihatan interdependesi antara satu manusia dengan yang lainnya. Teori ini sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yang memandang masyarakat tak ubahnya seperti organisme. • Teori ini juga sangat berkaitan erat dengan konsep fungsi dan skema AGIL. AGIL adalah singkatan dari Adaption, Goal, Attainment, Integration, dan Latency. • Adaptasi (adaptation) berkaitan dengan bagaimana cara sistem menanggulangi situasi eksternal yang gawat untuk menjaga keseimbangan Goal merujuk pada sebuah definisi di mana sistem harus bisa mencapai tujuan utamanya. Integrasi (integration) berkenaan dengan bagaimana sebuah sistem mengatur antarhubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Latency (pemeliharaan pola) menaruh fokus pada bagaimana sebuah sistem harus memelihara pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi. Unsur-Unsur Kebudayaan Masyarakat Batak Koentjaranigrat berpendapat bahwa unsur-unsur kebudayaan universal terdiri atas sistem bahasa, sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi dan kesenian. 1. Sistem Bahasa Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, orang Batak menggunakan beberapa logat, yaitu logat Karo yang dipakai oleh orang Karo, logat Pakpak yang dipakai oleh Pakpak, logat Simalungun yang dipakai oleh Simalungun dan logat Toba yang dipakai oleh orang Toba, Angkola serta Mandailing. Di antara keempat logat tersebut, dua yang paling jauh jaraknya satu dengan lain adalah logat Karo dan Toba. 2. Sistem Pengetahuan Masyarakat Batak memiliki pengetahuan soal pergantian musim untuk keperluan pertanian dan pengetahuan soal tumbuh-tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari pangan sampai pengobatan. 3. Sistem Organisasi Sosial Sistem kekerabatan masyarakat Batak adalah patrilinear yang didasarkan pada satu ayah dan satu kakek atau satu nenek moyang. Sistem kekerabatan berdasarkan satu ayah dikenal sebagai sada bapa (dalam bahasa Karo) dan ssama (dalam bahasa Batak Toba). Kelompok kekerabatan terkecil dalam masyarakat Batak disebut sebagai jada (keluarga inti) dan ripe. Ripe adalah istilah bagi keluarga dengan luas virilokal yang bertempat tinggal di rumah keluarga pihak laki-laki. Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Batak untuk tetap tinggal serumah dengan orang tua bahkan ketika setelah menikah. Sistem kekerabatan lain yang digunakan adalah sada nini (dalam bahasa Karo) atau saompu (dalam bahasa Toba) yang merupakan klan kecil bagian dari klan besar (marga). Conclusion 4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi Masyarakat Batak telah mengenal dan mempergunakan alat-alat sederhana yang dipergunakan untuk bercocok tanam, seperti cangkul, tenggala (bajak), engkol dan sabit. Masyarakat Batak memiliki senjata tradisional berupa pisau surit (sejenis belati), piso gajah dompak (sebilah keris yang panjang), hujur (sejenis tombak), podang (sejenis pedang panjang). 5. Sistem Mata Pencaharian Masyarakat Batak bercorak agraris. Pembagian lahan didapatkan dari pembagian yang didasarkan atas marga. Setiap keluarga akan mendapatkan tanah namun tidak boleh menjualnya. Mereka juga beternak, diantaranya beternak kerbau, babi, sapi, ayam, kambing dan bebek. Menangkap ikan dilakukan oleh sebagian warga yang tinggal disekitar danau Toba. Kerajinan juga berkembang seperti tenun, ukiran kayu, anyaman rotan, tembikar dan lainnya yang berkaitan dengan pariwisata. 6. Sistem Religi atau Kepercayaan Kristen Protestan dan Katolik adalah dua agama mayoritas di dalam masyarakat Batak. Sebagian kecil masyarakat Batak menganut agama Islam dan kepercayaan tradisional seperti Ugamo Malim dan animisme. Ugamo Malim adalah agama asli “lokal” di kalangan masyarakat Batak yang biasanya berdomisili di Kabupaten Toba Samosir, Tapanuli Utara, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Dairi dan Kabupaten Tapanuli Tengah. Tidak terdapat data resmi soal jumlah pengikut Ugamo Malin, namun jumlahnya diperkirakan sekitar 5.000-11.000 jiwa. Seiring dengan perkembangan zaman, Ugamo Malim banyak ditinggalkan. Ugamo Malim adalah kepercayaan dan keyakinan terhadap Mulajadi Nabolon, pencipta alam semesta. Orang Batak memahami dan memaknai religiusitas dengan memperlakukan alam sebagai tumpuan hidup dan merupakan anugrah Mulajadi Nabolon yang harus dijaga. 7. Kesenian Sistem kesenian suku Batak terlihat di seni bangunan, seni tari, seni musik, seni kerajinan dan berbagai macam upacara. a. Seni Bangunan Rumah tradisional suku Batak dinamakan ruma (ririt di uhum adat) atau jabu. Arti dari ririt di uhum adat adalah sumber hukum adat dan sumber pendidikan masyarakat Batak. Rumah adat ini memiliki kekhasan paduan seni pahat ular dengan kerajinan. Bentuk rumah adalah panggung yang memiliki tiang berupa kayu bulat. Di tiap sudut, terdapat tiang dengan pondasinya dari batu. Tiang terbesar dinamakan tiang persuhi dan batu pondasinya disebut batu persuhi. Tanduk kerbau dipasang di atap barat dan timur yang menjadi lambang pengharapan. Bagian badan rumah terbuat dari papan tebal dan dinding muka belakang dipenuhi ukiran cicak. b. Seni Tari Suku Batak memiliki kesenian tarian tradisional yang disebut Tor-Tor. Tarian Tor-Tor terdiri dari beberapa jenis yakni Pangurdo (anggota badan yang bergerak adalah kaki, tumit, dan bahu), Pangea (anggota badan yang bergerak yaitu pinggang, tulang punggung dan bahu), Pandenggal (anggota badan yang bergerak terdiri atas lengan, telapak tangan hingga jari tengah), Siangkupna (anggota badan yang bergerak hanya leher) dan Hapunana (anggota badan yang bergerak hanya wajah). c. Seni Musik Seni musik khas Batak disebut Ogung Sabangunan. Musik ini dilantukkan dengan menggunakan empat gendang dan lima taganing (gamelan Batak). Gendang ogung memiliki nama-nama sendiri yakni Oloan, Ihutan, Doal, dan Jeret. Seni musik ogung sabangunan kerap dipakai mengiringi tari Tor-Tor. d. Seni Kerajinan Tangan Kerajinan Suku Batak yang populer adalah kain ulos. Kain ini memiliki beragam jenis dilihat dari fungsinya, yaitu ulos lobu- lobu (ulos ayah untuk putra dan menantu saat pernikahan mereka), ulos hela (ulos pemberian dari orang tua pengantin perempuan), ulos tondi (ulos pemberian orang tua pada putrinya saat hamil tua), ulos tujung (ulos untuk janda atau duda, ulos saput yaitu ulos penutup jenazah dari paman almarhum jika yang meninggal laki-laki). e. Upacara Margodang Upacara ini dtiujukkan sebagai upacara kelahiran yang bertujuan untuk mengumumkan kehadiran anak sebagai anggota baru dalam suatu keluarga. Kajian Unsur Kebudayaan Universal Batak Menurut Fungsionalisme Menurut teori fungsional struktural, masyarakat terdiri atas sejumlah sistem sosial yang menjalankan suatu peranan khusus yang saling terkait (dependent) dalam suatu keseimbangan (equilibrium). Masyarakat Batak adalah entitas sosial yang dibangun oleh ketujuh unsur budaya universal. Setiap unsur kebudayaan saling berkaitan dan membentuk suatu bangunan sosial masyarakat Batak yang mapan. Pastinya, setiap sistem di dalam unsur ini memainakn fungsi spesifik. Sistem bahasa berkaitan dengan lambang dan bunyi ujaran yang memiliki makna. Manusia senantiasa melakukan interaksionisme simbolik melalui lambang-lambang yang disepakati bersama. Bahasa memiliki makna yang disepakati secara kolektif yang sifatnya mapan. Sistem bahasa berkaitan dengan lambang dan bunyi ujaran yang memiliki makna. Manusia senantiasa melakukan interaksionisme simbolik melalui lambang-lambang yang disepakati bersama. Bahasa memiliki makna yang disepakati secara kolektif yang sifatnya mapan. Bahasa adalah salah satu bagian dari kebudayaan dan kebudayaan manusia banyak dipengaruhi oleh bahasa. Secara umum, sistem bahasa berfungsi untuk (1) mengatur dan mengikat penutur bahasa karena memang penutur bahasa yang sama disatukan oleh akar sejarah yang sama, (2) alat dan sistem komunikasi yang berperan untuk memelihara kesatuan, membentuk kerja sama dan memenuhi kebutuhan hidup bersama. Sistem pengetahuan berfungsi sebagai suatu unsur sosial yang penting dalam membentuk kemampuan manusia untuk mengenali dan mengelola apa yang terdapat di lingkungan sekitar. Sistem pengetahuan masyarakat biasanya berkaitan erat dengan sistem mata pencaharian masyarakat. Sistem organisasi sosial mengatur kehidupan kolektif. Sistem organisasi sosial secara umum mengatur soal tata cara interaksi yang terjadi di masyarakat berdasarkan nilai-nilai yang dipercayai benar. Sistem ini terdiri atas beberapa subsistem, mulai dari sistem politik, sistem kekerabatan, sistem komunitas, sistem pelapisan masyarakat dan sebagainya. Sistem peralatan hidup dan teknologi adalah bentuk manifestasi kebudayaan riil yang muncul sebagai respon atas kebutuhan manusia dalam menjalankan kegiatannya dan memenuhi kebutuhannya. Sistem mata pencaharian adalah salah satu sistem vital yang ada di dalam setiap kebudayaan masyarakat. Dalam praktiknya, manusia memerlukan sejumlah barang dan jasa pemuas kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya. Sistem religi atau kepercayaan berkaitan erat dengan suatu kekuatan besar di luar diri manusia yang mengontrol kehidupan. Kepercayaan ini secara nyata terefleksikan ke dalam aktivitas sehari-hari. Sistem ini mengatur hubungan vertikal antara manusia dengan entitas yang lebih agung. Sistem kesenian adalah bentuk dari gagasan, kepercayaan, pikiran dan ide yang diwujudkan melalui sejumlah raga karya. Kesenian adalah sarana ekspresif manusia yang berasal dari alam cipta (pikiran) manusia yang memiliki nilai fungsional, estetis dan indah.