Anda di halaman 1dari 14

Kebudayaan

Etnik diProvinsi
Sumatera Utara
Batak TOBA
Sejarah Suku Batak Toba
Suku bangsa batak pada mulanya berdiam di sekitar danau toba.
Perkampungan leluhur batak (siraja batak) adalah Sianjur mula-
mula, di kaki gunung Pusut Buhit , tidak berada jauh dari kota
Pangururan sekarang. Dari tempat inilah keturunanya menyebar,
mulamula ke daerah sekitarnya dan lambat laun ke seluruh penjuru
tanah Batak, Joustra (1926: 5 dalam Purba 1) menyebutkan bahwa
Tanah Batak (de Bataklanden) tersebut berada diantara 0,5-3,5
Lintang Utara dan 97,5-100 Bujur Timur dengan luas wilayah 50.000
km . selama beberapa abad lamanya.

2
Unsur-Unsur Kebudayaan
Suku Batak Toba
Bahasa
Aksara Suku Batak
Suku batak merupakan salah satu suku di Indonesia yang memiliki aksara
sendiri yaitu aksara batak. Dari struktur penyusunan dan pengucapan bahasa,
terdapat 2(dua) kelompok utama: bahasa Toba serta logat Angkola dan
Mandailing yang serumpun (kelompok bahasa selatan); bahasa Karo,
bersama logat Dairi dan Pakpak yang serumpun(kelompok bahasa utara).
Sub suku bahasa Batak Toba adalah bahasa yang paling banyak digunakan.
Dalam beberapa hasil penelitian disebutkan bahwa bahasa maupun tulisan
aksara Batak banyak mendapat pengaruh dari India yaitu bahasa Sanskerta.
Pengaruh tersebut diyakini masuk melalui kebudayaan Hindu Jawa atau
Hindu Sumatera. Sebagai contoh dalam bahasa Batak Toba, purba diartikan
sebagai arah mata angin utara demikian halnya dalam bahasa sansekerta
India. Entah dimana letak kebenarannya, apakah orang Batak adalah penerus
dari orang India yang bermigarasi ke Tano Toba atau sebaliknya, saat ini
belum ada kesimpulan yang pasti untuk itu.

3
Batak
Toba
Aksara Batak Toba terbagi atas dua bagian besar yaitu suku kata dasar
yang dibentuk oleh penggalan suku-suku kata yang diakhiri dengan
huruf vokal a, misalnya ha, ka, ba, pa, dll. Kelompok huruf seperti ini
dikenal sebagai ina ni surat atau indung surat. Kelompok huruf lainya
disebut sebagai anak ni surat yaitu imbuhan yang membentuk
penggalan suku kata gabungan yang tidak terdapat pada suku kata
dasar seperti e, i, u, o, eng, ing, ang, ung, ong,dll. Dalam penulisan
aksara Batak Toba terdapat aturan-aturan yang menggabungkan antara
ina ni surat dan anak ni surat sehingga membentuk sebuah kata dan
kalimat yang memiliki arti. Secara umum pembagian ini juga ada dalam
aksara sub suku Batak lainnya.

4
Sistem
Pengetahuan
Dalam bahsa Toba system gotong royong kuno dalam hal
bercocok tanam disebut dengan istilah Marsiurupan, dimana
sekelompok orang seperti tetangga atau kerabat dekat
Bersama-sama mengerjakan tanah masing-masing secara
bergiliran.
Dalam segi pendidikan, Konon etnis Batak adalah etnis dengan
tingkat pendidikan tertinggi. Sifat pekerja keras dan tegar
pendirian diaplikasikan para inang-inang untuk bersusah payah
dan jungkir balik agar anak-anaknya dapat bersekolah tinggi.
Anak bagi orang Batak adalah kekayaan yang amat berharga
“Anakhon hi do hamoran di au”. Sistem pengetahuan
masyarakat Batak tampak pada perubahanperubahan musim
yang diakibatkan oleh siklus alam, misalnya musim hujan dan
musim kemarau. Perubahan dua jenis musim tersebut dipelajari
masyarakat Batak sebagai pengetahuan untuk keperluan
bercocok tanam.
Organisasi Sosial
Sistem kekerabatan orang Batak adalah patrilineal, yaitu menurut
garis keturunan ayah. Dalam berhubungan antara yang satu
dengan yang lain pada masyarakat Batak, mereka harus mampu
menempatkan dirinya dalam struktur itu sehingga mereka selalu
dapat mencari kemungkinan hubungan kekerabatan di antara
sesamanya dengan cara martutur. Hubungan antara satu marga
dengan marga lainnya sangat erat, setelah terjadinya beberapa
kelompok kecil yang diakibatkan sebuah perkawinan.

Memang benar, apabila seorang Batak menyebut anggota


marga-nya dengan sebutan dongan-sabutuha (mereka yang
berasal dari rahim yang sama). Garis keturunan laki-laki
diteruskan oleh anak laki-laki, dan menjadi punah kalau tidak
ada lagi anak laki-laki yang dilahirkan.

Masyarakat Batak memiliki falsafah, azas sekaligus struktur dan system


dalam kemasyarakatannya yakni yang dalam bahasa Batak Toba disebut
Dalihan na Tolu : somba marhula-hula, manat mardongan tubu dan elek
marboru.

Hula-hula atau mora : adalah pihak keluarga dari istri. Hula-hula ini
menempati posisi yang paling dihormati dalam pergaulan dan adat
istiadat Batak (semua sub suku Batak) sehingga kepada semua orang
Batak dipesankan harus hormat kepada Hula-hula (Somba Marhula-
hula).
Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Masyarakat suku batak Toba telah mengenal dan
mempergunakan alat-alat sederhana yang digunakan
untuk bercocok tanam dalam kehidupannya.
Masyarakat Batak juga memiliki senjata tradisional
yaitu, piso surit (sejenis belati), piso gajah dompak
(sebilah keris yang panjang), hujur (sejenis tombak),
podang (sejenis pedang panjang). Unsur teknologi
lainnya yaitukain ulos yang merupakan kain tenunan
yang mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan
adat Batak.

2023
Sistem Mata Pencaharian Hidup
Mata Pencarian Hidup Sebagian masyarakat batak
bercocok tanam di irigasi dan ladang. Orang batak untuk
sebagian besar, masih mengarap tanahnya menurut adat
kuno. Di ladang atau disawa-sawah, padihanya di tanam
dan di panen sekali setahun. Dalam bercocok tanam
orang batak selalu bergotong royong baik saat bertanam
maupun saat panen tiba. Di samping bercocok tanam,
pertenakan juga merupakan suatu mata pencaharian
yang penting bagi orang batak umumnya. Hewan yang
biasa diternakan ialah kerbau, babi, bebek, ayam, dan
kambing. Di daerah pinggiran danau toba,biasanya
masyarakat Batak menagkap ikan dengan perahu lesung.

2023
Penangkapan ikan dilaksanakan pada waktu-waktu
tertentu, seperti bulan Juni sampai Agustus. Hasil
tangkapan ikan di jual kepasar.
Sistem Religi
Kepercayaan Asli Suku Batak
Kepercayaan yang dianut suku batak sebelum mengenal agama protestan dan
islam adalah kepercayaan bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan oleh
Debata Mula Jadi Na Bolon dan bertempat tinggal diatas langit, bahkan pada
masyarakat daerah pedesaan belum meninggalkan kepercayaan tercebut.
mereka mempunyai system kepercayaan dan religi tentang Mulajadi Nabolon
yang memiliki kekuasaan diatas langit dan pancaran kekuasaan-Nya terwujud
dalam Debata Natolu.
Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Toba mengenal tiga konsep, yaitu :
1. Debata Mula Jadi Na Bolon : bertempat tinggal diatas langit dan
merupakan maha pencipta;
2. Siloan Na Bolon : berkedudukan sebagai penguasa dunia makhluk
halus. Dalam hubungannya dengan roh dan jiwa.
3. Pane na Bolon : sebagai penguasa dunia makhluk halus, dan pengatur

Parmalim
2023
setiap penjuru mata angina.

Istilah Parmalim merujuk kepada penganut agama Malim. Agama Malim yang
dalam bahasa Batak disebut Ugamo Malim adalah bentuk moderen agama asli
suku Batak.
Agama Malim pada hakikatnya merupakan agama asli Batak, namun terdapat
pengaruh agama Kristen, terutama Katolik, dan juga pengaruh agama Islam.
Agama ini tidak mengenal Surga atau sejenisnya, sepeti agama umumnya,
selain Debata Mula jadi Na Bolon (Tuhan YME) dan Arwaharwah leluhur, belum
ada ajaran yang pasti reward atau punisnhment atas perbuatan baik atau jahat
Kesenian
1. Seni Tari
Tari Tortor menjadi salah satu kesenian yang paling menonjol dalam
kebudayaan masyarakat Batak Toba. Manortor (menari, bahasa Batak Toba)
merupakan lambang bentuk syukur kepada Mulajadi Nabolon, dewa pencipta
alam semesta, dan rasa hormat kepada hula-hula dalam konsep kekeluargaan
mereka. Oleh karena itu, tari ini biasanya dilakukan dalam upacara ritual,
ataupun dalam upacara adat, seperti acara pernikahan.

2. Seni Musik
Sejumlah alat musik juga menjadi bagian dalam pelaksanaan

2023
upacara ritual dan upacara adat dalam kebudayaan orang-orang
Batak Toba. Dua jenis ansambel musik, gondang sabangunan dan
gondang hasapi merupakan alat musik tradisional yang paling
sering dimainkan. Menurut mitologi etnik Batak Toba, kedua alat
musik tersebut merupakan milik Mulajadi Nabolon, sehingga
harus dimainkan untuk menyampaikan permohonan kepada sang
dewa.
Kesenian
3.Seni Kerajinan
Martonun, atau keterampilan dalam membuat kain ulos dengan alat tenun
tradisional, merupakan salah satu seni kerajinan dalam tradisi adat Batak Toba,
yang hingga saat ini masih bisa dijumpai di pedalaman Pulau Samosir dan
daerah-daerah lainnya di sekitar Danau Toba. Masyarakat Batak Toba
melakukan berbagai seni kerajinan sesuai dengan peran dan fungsinya dalam
struktur adat dan religi yang mereka percaya.

4.Seni Sastra
Ada banyak seni sastra yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Batak Toba,
meliputi sastra lisan dan sastra tulisan. Beragam cerita rakyat, seperti terjadinya Danau
Toba dan Batu Gantung, menjadi legenda yang sampai saat ini masih bisa kita dengar.
Pantun-pantun yang disebut umpasa juga ada dalam kebudayaan Batak Toba, yang

2023
menjadi kearifan lokal etnik tersebut. Semua seni sastra itu memiliki makna filosofis dalam
kehidupan mereka.

5. Seni Rupa
Seni pahat dan seni patung menjadi keterampilan utama dalam seni rupa tradisional yang
hidup di Batak Toba. Ukiran-ukiran yang terdapat gorga atau ornamen rumah adat mereka,
menjadi bukti keindahan dari seni pahat masyarakat Batak Toba. Sedangkan, seni patung
bisa dilihat dari banyak peralatan tradisional, seperti sior dan hujur (panah), losung gaja
(lesung besar), serta parpagaran dan sigale-gale (alat untuk memanggil kekuatan gaib).
Kesenian
6. Senjata Tradisional
Nama “Piso Gaja Dompak” diambil dari kata “piso”, yang berarti pisau yang
berfungsi untuk memotong atau menusuk, berbentuk runcing, dan tajam.
Sedangkan “gaja dompak” berarti sebutan bagi ukiran berpenampang gajah
ditangkai senjata tersebut.

7. Rumah Adat
Bolon adalah rumah adat suku batak yang berbentuk persegi
panjang dan masuk dalam kategori rumah panggung, ini umumya
dihuni oleh 4-6. Keluarga yang hidup secara bersama- sama.
Rumah gaya panggung sengaja di buat panggung agar memiliki

2023
kolong rumah. Kolong rumah tersebut keudian di gunakan
sebagai kandang bagi hewan peliharaanmereka seperti babi,
ayam, atau kambing .
Bila hendak masuk ke dalam rumah bolon, kita harus melalui
sebuah tangga yang memiliki jumlah anak tangga yang ganjil,
dan saat memasuki rumah ini kita akan di paksa menunduk
karena pintu rumahnya yang pendek agar tamu menunduk
sehingga secara filosofis mereka di anggap menghargai pemilik
rumah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai