Anda di halaman 1dari 27

BUDAYA SUKU

BATAK
NAMA ANGGOTA :
FITRAH ADHA LUBIS
HANIFAH MORA LUBIS
YOLANDA SIJABAT
SEJARAH
◦ Kerajaan Batak didirikan oleh seorang Raja dalam negeri
Toba sila-silahi (silalahi) lua’ Baligi (Luat Balige), kampung
Parsoluhan, suku Pohan.
◦  Raja yang bersangkutan adalah Raja Kesaktian yang
bernama Alang Pardoksi (Pardosi).
◦  Masa kejayaan kerajaan Batak dipimpin oleh raja yang
bernama. Sultan Maharaja Bongsu.
◦  Pada tahun 1054 Hijriyah berhasil memakmurkan negerinya
dengan berbagai kebijakan politiknya
DESKRIPSI LOKASI

◦  Suku bangsa Batak dari Pulau Sumatra Utara.


◦  Daerah asal kediaman orang Batak dikenal dengan Daratan Tinggi Karo,
Kangkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, Toba, Mandailing dan
Tapanuli Tengah.
◦  Daerah ini dilalui oleh rangkaian Bukit Barisan di daerah Sumatra Utara
dan terdapat sebuah danau besar dengan nama Danau Toba yang menjadi
orang Batak.
◦  Dilihat dari wilayah administrative, mereka mendiami wilayah beberapa
Kabupaten atau bagaian dari wilayah Sumatra Utara. Yaitu Kabupaten
Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara, dan Asahan.
A.UNSUR BUDAYA

◦ A. Bahasa Dalam kehidupan dan pergaulan sehari hari,orang Batak


menggunakan beberapa logat, ialah:

(1) Logat Karo yang dipakai oleh orang Karo
◦ (2) Logat Pakpak yang dipakai oleh Pakpak
◦ (3) Logat Simalungun yang dipakai oleh Simalungun
◦ (4) Logat Toba yang dipakai oleh orang Toba, Angkola dan Mandailing.
B. Teknologi Masyarakat

◦ Batak telah mengenal dan mempergunakan alat-alat sederhana yang


dipergunakan untuk bercocok tanam dalam kehidupannya. Seperti
cangkul, bajak (tenggala dalam bahasa Karo), tongkat tunggal (engkol
dalam bahasa Karo), sabit (sabi-sabi) atau ani-ani. Masyarakat Batak
juga memiliki senjata tradisional yaitu, piso surit (sejenis belati), piso
gajah dompak (sebilah keris yang panjang), hujur (sejenis tombak),
podang (sejenis pedang panjang). Unsur teknologi lainnya yaitukain
ulos yang merupakan kain tenunan yang mempunyai banyak fungsi
dalam kehidupan adat Batak.
C. Organisasi Sosial

◦  Perkawinan Pada tradisi suku Batak seseorang hanya bisa menikah


dengan orang Batak yang berbeda klan sehingga jika ada yang menikah
dia harus mencari pasangan hidup dari marga lain selain marganya.
Apabila yang menikah adalah seseorang yang bukan dari suku Batak
maka dia harus diadopsi oleh salah satu marga Batak (berbeda klan).
Acara tersebut dilanjutkan dengan prosesi perkawinan yang dilakukan di
gereja karena mayoritas penduduk Batak beragama Kristen. Untuk
mahar perkawinan-saudara mempelai wanita yang sudah menikah.
D. Mata Pencaharian
◦  Pada umumnya masyarakat batak bercocok tanam padi di sawah dan
ladang. Lahan didapat dari pembagian yang didasarkan marga. Setiap
kelurga mandapat tanah tadi tetapi tidak boleh menjualnya. Selain tanah
ulayat adapun tanah yang dimiliki perseorangan .
◦  Perternakan juga salah satu mata pencaharian suku batak antara lain
perternakan kerbau, sapi, babi, kambing, ayam, dan bebek. Penangkapan
ikan dilakukan sebagian penduduk disekitar danau Toba.
◦  Sektor kerajinan juga berkembang. Misalnya tenun, anyaman rotan,
ukiran kayu, temmbikar, yang ada kaitanya dengan pariwisata.
E. Religi
◦ Pada abad 19 agama islam masuk daerah penyebaranya meliputi batak selatan . Agama kristen
masuk sekitar tahun 1863 dan penyebaranya meliputi batak utara. Walaupun d emikian banyak
sekali masyarakat batak didaerah pedesaan yang masih mmpertahankan konsep asli religi
pendduk batak. Orang batak mempunyai konsepsi bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan
oleh Debeta Mula Jadi Na Balon dan bertempat tinggal diatas langit dan mempunyai nama-nama
sesuai dengan tugasnya dan kedudukanya .
◦  Debeta Mula Jadi Na Balon : bertempat tinggal dilangit dan merupakan maha pencipta;
◦  Siloan Na Balom: berkedudukan sebagai penguasa dunia mahluk halus. Dalam hubungannya
dengan roh dan jiwa orang batak mengenal tiga konsep yaitu:
◦  Tondi: jiwa atau roh;
◦  Sahala : jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang;
◦  Begu : Tondinya orang yang sudah mati. Orang batak juga percaya akan kekuatan sakti dari
jimat yang disebut Tongkal.
F. Kesenian

◦ Seni Tari yaitu Tari Tor-tor (bersifat magis);Tari serampang dua belas
(bersifat hiburan). Alat Musik tradisional : Gong; Saga-saga. Hasil
kerajinan tenun dari suku batak adalah kain ulos. Kain ini selalu
ditampilkan dalam upacara perkawinan, mendirikan rumah, upacara
kematian, penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang dihormati
dan upacara menari Tor-tor. Kain adat sesuai dengan sistem keyakinan
yang diwariskan nenek moyang .
G.NILAI BUDAYA

 KekeRabatan Nilai kekerabatan masyarakat Batak utamanya


terwujud dalam pelaksanaan adat Dalian Na Talu, dimana seseorang
harus mencari jodoh diluar kelompoknya, orang-orang dalam satu
kelompok saling menyebut Sabutuha (bersaudara), untuk kelompok
yang menerima gadis untuk diperistri disebut Hulahula. Kelompok
yang memberikan gadis disebut Boru.
Prinsip orang batak dalam menjalankan kehidupan

◦ . Hagabeon Nilai budaya yang bermakna harapan panjang


umur, beranak, bercucu banyak, dan yang baik-baik.
◦ . Hamoraan Nilai kehormatan suku Batak yang terletak pada
keseimbangan aspek spiritual dan meterial.
◦ Hasangapon : Nilai Pangkat, Jabatan dan Kedudukan,yang
menjadi prinsip orang batak 
BATAK MANDAILING
◦ Tapanuli selatan merupakan bagian dari provinsi Sumatera Utara.Letak yang
berbatasan dengan Sumatera Barat menjadikan Tapanuli Selatan
sedikit berbeda dengan wilayah lain di Sumatera Utara. Jika sebagian besar
masyarakat Sumatera Utara beragama Nasrani, lain halnya dengan masyarakat
Tapanuli Selatan yang sebagian besar beragama Islam.
Di Mandailing terdapat marga-marga, seperti: 
◦  Lubis, Nasution, Harahap, Pulungan, Batubara, Parinduri, Lintang, Hasibuan, Rambe,
Dalimunthe, Rangkuti, Tanjung, Mardia, Daulay, Matondang, Hutasuhut dan lain-lain. 
◦ Banyak persamaan dalam kebiasaan orang Batak Mandailing dengan kebiasaan orang Batak
Utara ( Toba), misalnya:
ketika menyambut pengantin di rumah pengantin laki-laki. Masyarakat Mandailing selalu
menyambutnya dengan ucapan horas...horas...horas ketika bayi lahir, biasanya akan dibawa
keluar rumah (dipatutoru), biasanya bakar kemenyan di luar rumah, agar bayi yang telah terlahir
tidak mendapat gangguan roh halus.
Adanya Gordang yang hampir bersamaan. (Gordang sambilan di tanah Mandailing Godang)
Kebudayaan batak mandailing
◦ adanya acara mangupa-upa bila ada pesta perkawinan di tanah Mandailing
◦ adanya tarian Tor-tor
◦ adanya cara-cara menyiram sesuatu yang baru kita beli. Biasa diberi nama ipangir, agar terlepas dari marabahaya
◦ adanya Ulos
◦ adanya hata-hata yang bersamaan cara merangkai kalimatnya bila ada pesta ataupun pertemuan adat.
◦ adanya istilah-istilah dalam hubungan kefamilian seperti anak boru, kahanggi, mora, harajaan, ula-ula dan lain-
lain.
◦ adanya tarombo (silsilah) yang membuktikan adanya hubungan urutan marga.
◦ Adat istiadat suku Mandailing diatur dalam surat Tumbaga Holing (Serat Tembaga Kalinga), yang selalu
dibacakan dalam upacara adat. Orang Mandailing mengenal tulisan yang dinamakan Aksara Tulak-Tulak, yang
merupakan varian dari aksara Proto-Sumatera,yang berasal dari huruf pallawa, bentuknya mirip dengan aksara
Rencong.
Kesenian

Diantara unsur kebudayaan yang dimiliki suku batak adalah kesenian. Tari


tor-tor merupakan kesenian yang dimiliki suku batak. Batak mandailing juga
memiliki gordang sambilan. Gordang sambilanadalah jenis alat musik pukul
seperti Bedug yang berjumlah sembilan dengan ukuran yang berbeda.Alat
ini di pakai pada waktu penikahan keturuna kerajaan dan juga di lakukan pada
saat malam lebaran.
Tarian tortor pengantin dan pakaian adat
tapsel
BATAK TOBA

Batak toba adalah sub atau bagian dari suku bangsa batak
yang wilayahnya meliputi balige, porsea, parsoburan,
laguboti, ajibata, uluan, borbor, lumban julu, dan sekitarnya
MARGA PADA SUKU BATAK TOBA
Marga atau nama keluarga adalah bagian nama yang merupakan
pertanda dari keluarga mana ia berasal.  Orang Batak selalu
memiliki nama Marga/keluarga. Nama / marga ini diperoleh dari
garis keturunan ayah (patrilinear) yang selanjutnya akan
diteruskan kepada keturunannya secara terus menerus
ADAT
Adat dalam kebudayaan Batak Toba
terbagi atas 5 (lima) bagian, yaitu:
1.PERKAWINAN
Masyarakat Batak-Toba: orang tidak mengambil isteri dari kalangan kelompok
marga sendiri (namariboto), perempuan meninggalkan kelompoknya dan
pindah ke kelompok suami, dan bersifat patrilineal, dengan tujuan untuk
melestarikan galur suami di dalam garis lelaki. Hak tanah, milik, nama, dan
jabatan hanya dapat diwarisi oleh garis laki-laki.
2.MAMAHOLI
Mamoholi disebut manomu-nomu yang maksudnya adalah menyambut
kedatangan (kelahiran) bayi yang dinanti-nantikan itu. Disamping itu juga
dikenal istilah lain untuk tradisi ini sebagai mamboan aek ni unte yang secara
khusus digunakan bagi kunjungan dari keluarga hula-hula/tulang.
3.KEMATIAN
Upacara adat kematian semakin sarat mendapat perlakuan adat apabila orang yang mati:
1. Telah berumah tangga namun belum mempunyai anak (mate di paralang-
alangan / mate punu),
2. Telah berumah tangga dengan meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil (mate
mangkar),
3. Telah memiliki anak-anak yang sudah dewasa, bahkan sudah ada yang kawin, namun
belum bercucu (mate hatungganeon),
4. Telah memiliki cucu, namun masih ada anaknya yang belum menikah (mate sari
matua), dan
5. Telah bercucu tidak harus dari semua anak-anaknya (mate saur matua).
4.MANGAPULI
Kegiatan Mangapuli dalam adat batak adalah memberikan
penghiburan kepada keluarga yang sedang berduka cita.
Hanya saja Mangapuli tidak dilakukan secara asal-asal,
semua ada prosedurnya dan prosedur ini erat hubunganya 
dengan adat Batak Tob
5.MANGOKKAL HOLI
Adapun Tradisi mangokkal holi atau menggali dan memindahkan
tulang belulang leluhur Bagi masyarakat Batak Toba di Sumatra
Utara, merupakan ajang untuk menghormati para leluhur. 
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai