Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH SUKU BATAK

Edit video oleh : ikbal bahtiar


Materi oleh : ikbal & dedi
Asal muasal Bangsa Batak
Suku Batak adalah salah satu dari ratusan suku yang
terdapat di Indonesia. Suku Batak terdapat di wilayah
Sumatera Utara. Menurut legenda yang dipercayai
sebahagian masyarakat Batak, bahwa Suku Batak berasal
dari Pusuk Buhit daerah Sianjur. Mula Mula sebelah
barat Pangururan di pinggiran Danau Toba. Orang Batak
adalah penutur bahasa Austronesia, tetapi tidak diketahui
kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim
di Tapanuli dan Sumatra Timur. Bahasa dan bukti-bukti
arkeologi menunjukkan bahwa orang yang berbahasa
Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke
wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu,
yaitu pada zaman batu muda (Neolitikum). Karena hingga
sekarang belum ada artefak  Neolitikum (Zaman Batu
Muda) yang ditemukan di wilayah Batak, maka dapat
diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke
Sumatra Utara pada zaman logam.
Asal muasal Bangsa Batak
Pada abad ke-6, pedagang-pedagang Tamil asal India mendirikan kota dagang
bernama Barus, yang terletak di pesisir barat Sumatra Utara. Mereka berdagang kapur
Barus yang diusahakan oleh petani-petani di pedalaman. Kapur Barus dari tanah Batak
bermutu tinggi sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor di samping kemenyan.
Pada abad ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya. Hal ini menyebabkan terusirnya
pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatra. Pada masa-masa berikutnya,
perdagangan kapur Barus mulai banyak dikuasai oleh pedagang Minangkabau yang
mendirikan koloni di pesisir barat dan timur Sumatra Utara. Koloni-koloni mereka
terbentang dari Barus, Sorkam, hingga Natal. Hingga saat ini, teori-teori masih
diperdebatkan tentang asal usul dari Bangsa Batak. Mulai dari Pulau Formosa (Taiwan
), Indochina, Mongolia, Mizoram dan yang paling kontroversial Sepuluh Suku yang
Hilang dari Israel.
Identitas Batak
Identitas Batak populer dalam sejarah Indonesia modern setelah di dirikan dan
tergabungnya para pemuda dari Angkola, Mandailing, Karo, Toba,
Simalungun, Pakpak di organisasi yang di namakan Jong Batak tahun 1926,
tanpa membedakan Agama dalam satu kesepahaman: Bahasa Batak kita begitu
kaya akan Puisi, Pepatah dan Pribahasa yang mengandung satu dunia
kebijaksanaan tersendiri, Bahasanya sama dari Utara ke Selatan, tapi terbagi
jelas dalam berbagai dialek. Kita memiliki budaya sendiri, Aksara sendiri, Seni
Bangunan yang tinggi mutunya yang sepanjang masa tetap membuktikan
bahwa kita mempunyai nenek moyang yang perkasa, Sistem marga yang
berlaku bagi semua kelompok penduduk negeri kita menunjukkan adanya tata
negara yang bijak, kita berhak mendirikan sebuah persatuan Batak yang khas,
yang dapat membela kepentingan kita dan melindungi budaya kuno itu.
Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh orang Batak adalah bahasa Batak dan
sebagian juga ada yang menggunakan bahasa Melayu. Setiap puak
memiliki logat yang berbeda-beda. Orang Karo menggunakan Logat Karo,
sementara logat Pakpak dipakai oleh Batak Pakpak, logat Simalungun
dipakai oleh Batak Simalungun, dan logat Toba dipakai oleh orang Batak
 Toba, Angkola dan Mandailing.
Kesenian
Tari Tor-tor merupakan kesenian yang dimiliki suku Batak. Tarian ini bersifat
magis. Ada lagi Tari serampang dua belas yang hanya bersifat hiburan.
Sementara alat musik tradisionalnya adalah Gong dan Saga-saga. 

Ada pun warisan kebudayaan berbentuk kain adalah kain ulos. Kain hasil
kerajinan tenun suku batak ini selalu ditampilkan dalam upacara perkawinan,
mendirikan rumah, upacara kematian, penyerahan harta warisan, menyambut
tamu yang dihormati dan upacara menari Tor-tor.
Kepercayaan
Sebelum suku Batak Toba menganut agama Kristen Protestan, mereka mempunyai
sistem kepercayaan dan religi terhadap Mulajadi na Bolon yang memiliki kekuasaan di
atas langit dan pancaran kekuasaannya terwujud dalam Debata Natolu.
Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Toba mengenal tiga konsep, yaitu:
• Tendi/tondi: adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena
itu tondi memberi nyawa kepada manusia. Tondi didapat sejak seseorang di dalam
kandungan.Bila tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit
atau meninggal, maka diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon
yang menawannya.
• Sahala: adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang
memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan
sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.
• Begu: adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan
tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu malam.
Filsafah dan Sistem Kemasyarakatan
Masyarakat Batak memiliki falsafah, asas sekaligus sebagai struktur dan sistem dalam
kemasyarakatannya yakni yang dalam Bahasa Batak Toba disebut Dalihan na Tolu.
Berikut penyebutan Dalihan Natolu menurut keenam puak Batak
1. Dalihan Na Tolu (Toba) • Somba Marhula-hula • Manat Mardongan Tubu • Elek
Marboru
2. Dalian Na Tolu (Mandailing dan Angkola) • Hormat Marmora • Manat Markahanggi
• Elek Maranak Boru
3. Tolu Sahundulan (Simalungun) • Martondong Ningon Hormat, Sombah • Marsanina
Ningon Pakkei, Manat • Marboru Ningon Elek, Pakkei
4. Rakut Sitelu (Karo) • Nembah Man Kalimbubu • Mehamat Man Sembuyak • Nami-
nami Man Anak Beru
5. Daliken Sitelu (Pakpak) • Sembah Merkula-kula • Manat Merdengan Tubuh • Elek
Marberru
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
MAULIATE
HORAS

Edit video oleh : ikbal bahtiar


Materi oleh : ikbal & dedi

Anda mungkin juga menyukai