Anda di halaman 1dari 10

Suku Yali

A. Sejarah Suku Yali

Secara administratif Suku Yali termasuk pada Kabupaten Yahukimo bersama suku
lainnya. Suku ini menempati bagian timur pegunungan tengah. Kabupaten Yahukimo merupakan
kabupaten baru hasil pemekaran dari kabupaten Jayawijaya. Nama Yahukimo mengambil dari
empat nama suku besar yang bermukim di sana, yaitu suku Yali, Hubla, Kimyal, dan Momuna.
Suku-suku lainnya yang terdapat di Kabupaten Yahukimo adalah Una-Ukam, Mek, Yalimek,
Ngalik, Tokuni, Obini, Karowai, Dume, Obukain, Kopkaka, dan Bese. Kabupaten Yahukimo
sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Mimika, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Pegunungan Bintang, dan sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Asmat dan Kabupaten
Mappi. Yali atau Yalimo memiliki banyak arti yaitu “Yali” yang berarti tempat matahari terbit
(timur), nama bahasa yang digunakan oleh masayarakat Yali, dan nama suatu suku atau
masayarakat yang mendiami di daerah timur dari kota Wamena. Kemudian “mo” dari
morfem “mu” menunjukan tempat, bukan “mo” berarti “matahari” seperti yang dikenal oleh
banyak orang. Jadi secara harfiah, Yalimu adalah nama salah satu kelompok Masyarakat atau
suku yang mendiami di daerah yang dianggap paling timur dari pulau Papua ini, nama bahasa
yang gunakan oleh orang Yali sebgai alat komunikasi mereka, dan nama tempat di mana
matahari itu terbit (Walianggen C. (2012:2). Nama Yali atau Yalimu tidak diberi nama setelah
masyarakat Yali mengenal Injil namun nama ini sudah ada dari nenek moyang orang Yali yang
memilih dan menempati daerah Yali sebagai daerah mereka. Jika anda mewawancarai salah satu
orang Yali yang memiliki sejarah lengkap, dia tentunya akan menjelaskan semua sejarah Yali
yang perlu diketahui oleh orang banyak.

Yalimu atau Kabupaten Yalimo merupakan pemekaran baru dari kabupaten Jayawijaya
pada tahun 2008 lalu berdasarkan Otsus Papua 2001. Letak geografis dan jumlah penduduk
yang dimiliki oleh suku Yali tidak kalah dengan Kabupaten lain di Papua. Umumnya Suku Yali
bermukim di dataran tinggi ± 3000m diatas permukaan laut yaitu, di pegunungan Provinsi
Papua. Masyarakat Yali bermukim di bawah kaki gunung atau di atas puncak besar dan di
pinggiran sungai-sungai yang besar. Walaupun daerah yang dipikir tidak menguntungkan, namun
dibalik pandangan itu memiliki rahasia yang sangat misterius. Dari tanah yang kaya dan
melimpah yang diberikan oleh sang pencipta, segala sesuatu yang menjadi bagian dari kebutuhan
masyarakat, alam telah menyediakannya karena keakraban masyarakat terhadap dunia atau alam
dimana mereka hidup. “Kinangma Puhula roho winak humuk” (lihat ke dalam tanah setelah
anda menggali tanah) adalah sebuah kalimat yang mengandung motivasi kepada setiap orang
Yali, karena segala berkat yang kita butuhkan ada di bumi, bukan di langit. Tangan untuk bekerja
dan semua yang dibutuhkan akan datang dari hasil usaha manusia. Kemudian, “kinang fanoma
ap inggik fano halug, uhe mel umalikisi mel, anggom mel inahap fanoreg” (tanah yang subur,
orang yang rajin bekerja maka istri, anak-anak dan hewan biaraan terlihat sehat). Kalimat
sederhana ini merupakan suatu hadiah yang pernah ditinggalkan oleh nenek moyang orang Yali
bahwa laki-laki sebagai keluarga wajib berdiri ditengah-tengah keluarga untuk memberi jaminan
dalam hidup.

KabupatenYalimo terletak di bagian barat dari kabupaten Yahukimo dan suku Meek,
bagian utara dari kabupaten Jayawijaya, bagian timur dari kabupaten Mamberamo Tengah dan
bagian Selatan dari Propinsi Papua. Luas wilayah Yalimo berdasarkan data Dinas Kependudukan
pada tahun 2008 mencapai 34.057jiwa dengan luas wilayah 1.253 km². Yalimu sebenarnya
memiliki luas wilayah yang besar dengan jumlah penduduk begitu banyak namun Yalimu telah
dibagi ke dalam dua kabupaten yaitu Kabupaten Yalimo dan Yahukimo. Masyarakat Yalipun ikut
berpisah dari kelompok Yali besar yaitu Yali dan Yali Meek. Yali Apahapsili, Yali Abenaho, Yali
Gilika dan Yali yang terdekat dengan daerah tersebut masuk ke Kabuapten Yalimo sedangkan
Yali Angguruk, Yali Ninia dan Yali Meek masuk ke Kabuapten Yahukimo.
B. Bahasa Suku Yali

Yali memiliki dua bahasa yaitu bahasa Yali dan bahasa Meek. Penutur bahasa Yali adalah
Yali Angguruk, Yali Apahapsili, Yali Abenaho dan Yali Ninia. Mereka menggunakan satu bahasa
yaitu bahasa Yali namun memiliki banyak variasi bahasa atau sering disebut dengan dialek.
Tetapi Yali Gilika dan Yali Meek memiliki bahasa Meek yang sangat perbeda dengan bahasa
Yali. Benar seperti yang ditulis oleh linguist Yali, Christian Walianggen dalam Skripsinya bahwa
“Orang Yali adalah multilingual karena orang Yali dapat mengunakan beberapa bahasa terutama
bahasa-bahasa tetangga seperti bahasa Yali, Meek, Dani dan Lani”. Selain itu hampir seluruh
orang Yali dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar

C. Mata Pencaharian Suku Yali

Seperti umumnya masyarakat pegunungan tengah, suku Yali memiliki mata pencaharian
sebagai oetani betatas, hom (keladi), memori, ipere (ubi) dan berburu. Makanannnya batatas,
keladi, buah merah ditanam, kelapa hutan, yang kecil-kecil. Suku Yali sangat menyukai
perhiasan seperti kerang-kerangan. Dilihat dari aneka kebudayaan yang ada dengan ciri-ciri
tersebut diatas, maka mata pencaharian dan unsur-unsur kebudayaan yang lain sangat
dipengaruhi oleh lingkungan alam yang ada. Oleh senan itu kebudayaan penduduk yang hidup di
daerah Sabana tidak sama dengan penduduk daerah pesisir teluk dan kepulauan.

Adanya perbedaan-perbedaan tersebut diatas melahirkan pula kebudayaan kebendaan


(material culture) yang berbeda pula. Kadang kala orang luar (dari luar Pulau Papua) mempunyia
kesan umum bahwa orang Papua pemakan sagu. Kesan ini sangat keliru dan salah, sebab umbi-
umbian baik tergolong betatas, keladi (taro) ubi jalar singkong (umbi kayu) serta syafu (yan)
dapat dimakan oleh penduduk di daerah pantai, kepulauan dan pegunungan. Di daerah
kebudayaan lain, seperti Asmat, sagu merupakan makanan pokok; di Mamberamo, pisang
merupakan makanan pokok kedua setelah sagu; di daerah kawasan pegunungan Jayawijaya
makanan pokok sebelum betatas adalah buah pandan merah (P. Julianetti)
D. Agama Dan Kepercayaan Suku Yali

Kepercayaan tradisional masyarakat suku Yali menyembah ular, persembahannya dengan


memotong wam (babi) darahnya ditaruh di daun keladi. Dagingnya dimasak lalu dibawa ke ular.
Ularnya nyilang yang muncul hanya kepalanya saja. Saat ini agama orang suku Yali adalah
Kristen Protestan. Akan tetapi ada sebagian masyarakat yang masih mempercayai kimi, kidi,
tuan tanah, dan masih menganggap keramat seperti gunung. 1. penyelamat (let nenepuk on), kata
ini adalah penyelamat dalam segala hal, contohnya beri kekuatan dalam perang, untuk terbang,
untuk memberi kesuburan dll 2. kekuatan (nenomamne ap angge), kekuatan dalam segala hal,
contohnya dalam bekerja kebun, maju dalam perang. 3. sumber berkat (ok nesauk on), kasih. 4.
menjaga musuh (aho angge) Kenapa suku Yali sangat percaya kepada Kembu? Kembu adalah
penyembahan mereka yang sangat nyata jika mereka perang mereka memakai kekuatan Kembu,
dan Kembu selalu menyatakan dirinya sesuai dengan kepercayaan mereka, jika ada yang percaya
kepada ular, ular itu benar-benar nayata. jika ada yang percaya kepada kelelawar, kelelawar
itulah yang nyata. namun kenyataan adalah hanyalah si lusifer yang menguasai hidup mereka.

Mahluk misterius menurut kepercayaan suku Yali

1. Hesirehe (Hesire-He)
Banyak orang selama ini ingin melihatnya, namun Makhluk-makhluk tersebut memilih
untuk menyembunyikan identitas dirinya, mengubur di kedalaman danau yang belum terselami
hingga ke dasarnya dan di celah-celah batu besar atau gunung yang orang jarang orang
dikunjungi. Kisah tentang Hesirehe, Manu, Sisi dan Sirun Sek-sek diawali oleh Nenek Moyang
dalam Naskah Kuno yang tidak tertulis (Naskah Oral), dengan demikian kami belum bisa
memastikan kapan cerita itu dimulai.Suku-suku lain seperti suku Dani dan Lani memiliki cerita
yang sama tentang Makhluk-makhluk Misterius ini. Suku Dani mengenal dengan nama umum
“Mokar, Hesire atau Ai Werek” dan tempat-tempat terlarang disebut “Mokar Wakunmu – Mokar
Wakunmu eti Ag’huni Kusak dek”. Dan juga suku Lani menyebut nama-nama Makhluk-makhluk
Misterius ini dengan bahasa daerahnya “Kelonggonme, Kugi Iname, Kugi Nanggwi, Yi Mage,
Wam Nggiya-Iyo Wenakwa, Kuguwak dan Kwenakwe (Wanita Hutan)”.
Semua yang disebutkan di atas, sebagian Makhluk Misterius dapat berkomunikasi dengan
Manusia dan juga menyalin hubungan baik dan sebagiannya hanya ada cerita dalam masyarakat
setempat. Akan tetapi sering Makhluk tersebut menghadirkan musibah atau hukuman yang
melibatkan individu atau semua orang jika ada yang menyakiti hatinya. Sebagian orang mengaku
bahwa pernah melihat dan mendengar suara atau melihat penampakan namun belum pernah
melihat dengan jarak dekat, komunikasi, berjabat tangan atau rumah tempat tinggalnya.
Walaupun demikian, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan secara lengkap tentang ciri-
cirinya. Salah satu contoh, Hesire-He/Hesire/Kwenakwe ini bentuknya seperti Manusia namun
apa cirri yang membedakan antara Manusia dan Makhluk Misterius itu? Pasti saja ada sedikit
perbedaan selain kekuatan yang dimilikinya.

Menurut orang yang pernah melihat dalam penampakannya bahwa Hesirehe (Hesire-He)
bentuknya tidak kalah dengan bentuk tubuh kaum Hawa (wanita). Jarang sekali dalam ceritanya
bahwa Hesire-He itu bentuknya seperti laki-laki. Jika diikuti dalam cerita atau dongengnya
bahwa Hesire-He memiliki dua sifat yaitu sifat baik tetapi buruk. Dia tidak selalu mengganggu
Manusia jika tidak menyakiti hatinya. Dia memililki sifat cari perhatian dan sering menyamar
atau menjelma menjadi Manusia dan mencari kesempatan yang tepat untuk bertindak. Aksi yang
dilakukan pun persis dengan manusia dan sering manusia menjadi korban penipuan. Dengan
cerita seperti ini kami dapat menganalisa bahwa Hesire-He adalah sejenis hewan atau binatang
yang memiliki salah satu rahasia yang manusia tidak dapat membayangkan dan melukiskan
rahasia itu. Buktinya adalah Hesire-He dapat menyelma menjadi manusia di saat-saat tertentu.

2. Sirun Sek-sek
Sirun Sek-sek (Wam Nggiya-Eyo Wenakwa, Bahasa Lani) tidak dapat dijelaskan secara
lengkap tentang cirri-ciri fisik, karakter atau perilaku aslinya. Menurut cerita bahwa Sirun Sek-
sek memang ada dan bentuknya tidak sama dengan Hesire-He namun Sirun bentuknya seperti
domba, Rusa atau Babi dan memiliki tanduk dan rambut yang panjang yang hampir menutupi
seluruh bagian tubuhnya dan orang Yali menggolongkan Sirun ke dalam Makhluk Misterius yang
tidak dapat dilihat sampai sekarang.
3. Manu
Manu adalah termasuk makhluk misterius sejenis ular besar yang hidup di daerah dingin
namun Manu dapat hidup di dua alam yaitu: di darat dan di dalam air atau danau. Manu telah
bersembunyi di daerah yang jarang dikunjungi seperti di gunung atau di kaki gunung-gunung
besar. Biasanya, Orang Yali tahu dan mengenal tempat dimana Manu berdiam diri. Jika di air
atau danau, orang Yali takut dan dilarang untuk mendekatinya untuk mengantisipasi terjadi hal-
hal tidak diinginkan oleh manusia. Jika Manu merasa disakiti, tentunya akan mendatangkan
musibah yang hebat terhadap orang yang mengganggu Manu atau musibah yang melibatkan
semua masyarakat. Bukti-bukti ini membuktikan bahwa Manu benar-benar makhluk yang
Misterius (Yi Mage-Bahasa Lani).

4. Silsil
Silsil merupakan makhluk misterius namun cerita tentang Silsil jarang diceritakan
walaupun menurut orang Yali bahwa makhluk itu ada. Menurut pendongeng bahwa Silsil
memiliki dua bentuk yaitu bentuknya lebih besar dari Anjing dan bentuk lainnya seperti ular
(Ular Naga). Silsil dikenal dengan Makhluk yang memiliki kesabaran yang tinggi, dikatakan
karena sesuai dengan karakter yang dimilikinya, artinya Manu tidak muda terpengaruh dan dapat
mengontrol emosinya dengan hal-hal yang terjadi di sekitanya. Makhluk ini tidak menjadi terror
bagi masyarakat Yali namun jika ada yang ingin bermain-main secara sengaja dan itu benar-
benar menyakiti hatinya maka tindakan yang diambil lebih parah, rusak dan menyakitkan. Salah
satu saksi mata dari Desa Kulet Distrik Apahapsili Kabupaten Yalimo, Yuren Kalemon Wilil
menjelaskan bahwa beberapa tahun yang lalu pernah melihat Silsil yang sedang menyandap
mangsanya (Anjing), sayangnya bapak Wilil hanya bisa menonton Anjing kesayangan itu sedang
ditarik Silsil dari dalam tanah dengan kekuatan yang sungguh dasyat. Sebelumnya bapak Wilil
berniat tidur bersama Anjing kesayangannya ‘Kundik’ di Goa Batu itu namun bapak Wilil harus
meninggalkan tempat itu setelah membaca mantra-mantra untuk melindungi diri dari Silsil.
E. Kesenian Dan Adat Istiadat Suku Yali

Dalam pernikahan, orang suku Yali menggunakan babi sebagai maskawin. Maskawin kecil,
harga dirinya malu, tidak mampu disesuaikan, orang tua wanita memberi waktu satu tahun atau
lebih. Kesenian pada masyarakat suku Yali adalah Suni, sejenis tarian sambil bernyanyi dan
bergoyang, Yungguluk (dansa) dengan cara berkeliling. Dan senjata tradisional mereka adalah
busur. Sistem pengetahuan masyarakat suku Yali adalah obat-obatan , yaitu gayuh, untuk obat
mencret (diare) dengan cara dimasak dibelanga kemudian diminum dan yabi sebagai obat sakit
badan.
Seni dan budaya Yali saat ini masih terlihat di masyarakat karena orang Yali memandang seni
dan budaya merupakan suatu kekayaan atau aset yang nilainya sangat tinggi dan merawatnya
sebagai warisan nenek moyang di masyarakat sampai saat ini. Orang Yali menari biasanya
setelah memakai hiasan dari arang atau tanah liat di seluruh tubuh. Selain itu, memakai koteka
bagi pria dan kem (rok tradisional) bagi wanita adalah sebagai alat menari. Sue Eruk (bulu
burung), Huhubi Eruk (bulu Kaswari) dan Pak Eruk (bulu Kus-kus) juga digunakan dalam acara
atau pesta menari. Mereka mengikat bulu-bulu itu di kepala, tangan, leher, dan bulu kus Koluang
(Tupai) di pucuk koteka yang dikenakan oleh seorang pria.

Berikut ini adalah beberapa jenis lagu/tarian Yali;

1. Eberi

Adalah lagu yang dinyanyiakan oleh tua-tua sebagai penyanyi dan penari dalam kelompok besar
ikut menyanyi sambil berputar dan menari. Semua lagu Eberi yang dinyanyikan adalah tentang
keperuntungan, kegagalan, harapan atau keinginan, kematian, perkawinan atau pernikahan dan
peperangan. Penyanyi sengaja menyanyikan lagu-lagu yang dianggap sedih pada pagi hari
sebelum matahari terbit. Ketika mereka sedang menyanyi lagu-lagu tersebut tangisanpun ikut
bercucuran. Penari ikut menangis karena sedihnya lagu yang dinyayikan oleh tua-tua Yali.

2. Suleng

Dapat dinyanyikan pada pesta atau upacara namun jarang ditampilkan diluar rumah. Suleng
dinyanyikan dalam posisi duduk dalam suatu rumah (olangko ti) dan Sulengpun dinyanyikan
oleh satu orang atau lebih ketika menyendiri. Biasanya seorang penyanyi sengaja menyanyikan
lagu Seleng dengan suara yang sedih untuk menciptakan suara lain. Jika suasana sudah lain lagu
berikutnya dinyanyikan disertai dengan tangisan. Umumnya Suleng dinyanyikan untuk,
kegagalan, harapan atau keinginan, kematian, perkawinan. Suleng dilarang untuk dinyanyikan
pada pagi hari atau saat cuaca mendung karena apabila dinyanyikan baik sengaja maupun tidak
sengaja pasti hujan turun

F. Hal yang unik dari suku Yali

Contoh suku Yali dan Suku Dani saling membantun mengamankan wilayah mereka

Suku Yali menganut faham sosialis dengan penuh kasih yang murnih di antara sesama
umat manusia. Yalimo adalah Nama Wilayah Adat, dan Yali adalah Suku atau Orang Yali. Yalimo
artinya Matahari. Ap Yalimuon artinya Manusia dari Matahari Terbit. Matahari terbit sangat
indah, oleh karena itu siapapun tidak boleh mengotorinya.
Dalam peradaban suku Yali, tidak memiliki musuh dari Suku lain di Papua, yang
terutama Suku-Suku di Pegunungan Tengah Papua Barat. Misalnya, Suku Huburla, Suku Lani,
Suku Wendasi, Suku Nduga, Suku Damal dan Amume, Suku Ekari, Suku Moni, Suku Gem,
Suku Yonggal, Suku Yali Meek, Suku Una, Suku Ngalum dan Sub Sukunya.

Sebby mengatakan, kebiasan orang Yali adalah hanya memiliki musuh dalam lingkungan
wilayah kekuasaan mereka. Permusuhan ini sebenarnya tidak berdasar, karena hal ini terjadi
hanya oleh faktor masalah penyakit social internal. Artinya, bukan merupakan musuh abadi.
Masalah penyakit social yang dimaksud muncul karena pertama, factor hak ulayat, dua, Faktor
Perempuan (Bawa lari anak Gadis orang lain atau istri orang lain), ketiga, perampasan ternak
(babi).
Dastar Pustaka :

https://sinarmasahangguli.wordpress.com/2013/01/12/masyarakat-suku-yali-2/

http://suarayali.blogspot.co.id/2016/05/budaya-suku-yali.html

https://awelekhul.wordpress.com/2013/07/10/kesenian-suku-yali-kab-yalimo/

https://nasrudinkb.wordpress.com/2016/01/28/gambaran-umum-masyarakat-suku-yali/

https://sinarmasahangguli.wordpress.com/2013/04/15/suku-yali-dan-mitos-ayamtek/

Anda mungkin juga menyukai