Anda di halaman 1dari 11

PENDEKATAN FILOSOFIS

PENDAHULUAN
Pertama, pendekatan filosofis dalam studi
agama dapat ditemukan pada orang yang
menggunakan pendekatan filosofis dalam studi
agama di dapertemen filsafat, departemen studi
keagamaan, departemen teologi, dan dalam
departemen kemanusiaan. Pendekatan filosofis
tidak hanya berada dalam satu tempat, dan
kenyataan bahwa pendekatan ini digunakan dalam
sejumlah konteks yang berbeda-beda menambah
krisis identitas yang dialami.
Kedua, terdapat suatu kesepakatan bahwa
kita menghadapi wilayah kepentingan yang luas
sehingga secara natural akan terjadi
ketidaksepakatan bahkan perpecahan.
PERKEMBANGAN HISTORIS
PENDEKATAN FILOSOFIS

Asal-usul filsafat mesti dilacak kembali ke Yunani istilah


philosophia dapat ditelusuri pada abad V SM. Yang terdiri dari
dua kata, philia yang berarti cinta dan Sophia berarti kebijakan.
Filsafat adalah cinta pada kebijakan. Cinta pada kebijakan ini
adalah suatu komitmen, suatu kemauan mengikuti sesuatu
argument atau alur pemikiran atau suatu ide sampai pada
kesimpulan-kesimpulannya, namun setiap langkah proses itu
selalu terbuka untuk ditentang selalu terbuka untuk dibuktikan
salah. Kesimpulan-kesimpulan yang dicapai bersifat sementara
dan tentatif.
Brenda Almond menyatakan bahwa berfilsafat sesungguhnya
mencakup dua komitmen. Pertama, berfilsafat menunjukkan bahwa
anda sedang memperlihatkan komitmen kepada kebenaran, kita
hanya marah dan menceritakan kepada seseorang bahwa apa yang
mereka bicarakan adalah omong kosong jika kita melihat mereka
menceritakan sesuatu yang keliru kepada kita. Kedua, ketika berfilafat
kita sedang memperlihatkan bahwa kita menerima nilai metode ini,
bahwa proses dialog akan kita gunakan di mana pun.
Dalam perkembangan tradisi Judaeo-Kristen yang
selanjutnya, digunakan pendekatan filosofis terhadap
agama menjadi suatu persoalan untuk pertama kali.
Pertama, agama Kristen menolak bila dijadikan suatu
peribadatan lokal atau agama negara, dan menuntut
kesetiaan yang sempurna dari setiap orang. Kedua,
agama Kristen menolak mite-mite politeistik dengan
menegaskan adanya tuhan monoteistik dan universal
yang memeberikan penyelamatan, khusus dalam diri
Yesus Kristus. Ketiga, tuhan ini adalah pencipta personal
dan pengatur alam. Yang memberikan janji kebangkitan
dan kehidupan abadi bagi mereka yang mengimani
Kristus.
Secara khusus kita dapat mengidentifikasi empat posisi
utama mengenai hugungan antara filsafat dan agama,
sebagaimana muncul dalam seluruh sejarah perdebatan.
Keempat posisi itu adalah:
• Filsafat sebagai agama
• Filsafat sebagai pelayan agama
• Filsafat sebagai yang membuat ruang bagi keimanan
• Filsafat sebagai suatu perangkat analitis bagi agama.
Terhadap keempat posisi itu kita dapat menambahkan,
• Filsafat sebagai studi tentang penalaran yang
digunakan dalam pemikiran keagamaan
KARAKTERISTIK PRINSIPIL
PENDEKATAN FILOSOFIS

Pada umumnya kita dapat menyatakan


pendekatan filosofis memiliki empat cabang. Cabang
pertama adalah logika. Berasal dari Bahasa Yunani logos,
secara literal logika berarti pemikiran atau akal, logika
adalah seni argument rasional dan koheren. Seperti telah
kita lihat, kita semua memiliki argument-argumen, kita
semua marah ketika seseorang menentang suatu yang
kita yakini atau kita mengemukakan semua bentuk alas
an untuk membenarkan posisi kita.

Cabang aktivitas filosofis kedua adalah metafisika.


Metafisika terkait dengan hal yang paling dasar,
pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang
kehidupan, eksistensi, dan watak ada itu sendiri, secara
literal metafisika berarti kehidupan, alam, dan segala hal.
Cabang aktivitas filosofis ketiga yang tergabung
dengan logika dan metafisika adalah epistemology.
Epistemologi menitikberatkan pada apa yang dapat kita
ketahui, dan bagaimana kita mengetahui. Epistemology
memberi perhatian pada pengetahuan dan bagaimana
kita memperolehnya.
Cabang keempat aktivitas filosofis adalah etika.
Secara harfiah etika berarti studi tentang perilaku atau
studi dan penyelidikan tentang nilai-nilai yang dengannya
kita hidup, yang mengatur cara kita hidup dengan
lainnya, dalam suatu komunitas lokal, komunitas nasional,
maupun komunitas global internasional.
PERSOALAN DAN PERDEBATAN

Tiga wilayah yang banyak menarik minat dan


penelitian.
1. Wilayah pertama adalah studi Bahasa
keagamaan dan dapat disebut dengan
pemahaman agama “kultural linguistik”.
2. Wilayah kedua adalah persoalan kejahatan dan
terfokus pada teodici dalam kaitan dengan
penderitaan dan kesengsaraan.
3. Wilayah ketiga secara umum dapat disebut
dengan persoalan perbuatan tuhan di dunia,
suatu cara singkat yang mengacu pada sejumlah
persoalan yang lebih spesifik.
Persoalan dan kesulitan itu cendrung berkisar di
seputaran empat tema penting. Pertama, terdapat
persoalan bagaimana kita harus memahami
agensitas dan perbuatan tuhan. Kedua, terdapat
persoalan tentang perbuatan tuhan dalam sejarah.
Ketiga, terdapat persoalan tentang perbuatan tuhan
di alam yang memiliki implikasi terhadap hubungan
antara ilmu dan keyakinan keagamaan. Keempat,
terdapat persoalan berkaitan dengan apa yang
kadang-kadang dikenal dengan “pemeliharaan
tuhan yang khusus (providensi)”, perbuatan khusus
tuhan di dunia.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai