Anda di halaman 1dari 14

Nama : Syahrul Maulana

Nim : 0401183027
Prodi : Aqidah dan Filsafat Islam
Matkul : Filsafat Agama
Judul Tugas ;
Resume Literatur filsafat Agama karya prof. Dr. Amsal Bakhtiar,
M.A.

BAB I
1. Agama sebagai objek kajian Filsafat
Pada dasarnya setiap ilmu memiliki dua macam objek, yaitu objek material dan
objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sebagai kajian dan objek
formal adalah cara pandang tertentu mengenai objek material tersebut. Filsaat sebagai
proses berpikir yang sistematis juga memiliki objek formal dan material. Objek material
filsafat adalah segala yang ada, objek formal filsafat adalah sudut pandang yang
menyeluruh, rasional, radikal, bebas, dan objektif tentang yang ada, agar dapat
mencapai hakikatnya.

2. Pengertian Filsafat Agama

Istilah filsafat berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata ; philo dan
shopia. Philo yang berarti cinta, dan shopia yang berarti kebijaksanaan. Harun Nasution
mengatakan dalam istilah indonesia filsafat berawal dari bahasa arab yaitu falsafah,
bukan inggris karena, bahasa arab lebih awal memengaruhi indonesia dibandingkan
dengan bahasa inggris.

Namun dari sekian banyaknya definisi, terdapat persamaan yang cukup pokok
dan sekaligus merupakan unsur-unsur dasar filsafat. Atau dapat disimpulkan bahwa
unsur-unsur pokok dalam filsafat adalah pembahasan tentang seluruh yang ada secara
radikal, rasional, sistematis, bebas, kritis, dan Universal.

1
3. Perbedaan Pendekatan Teologis Dan Filosofis

Theologis terdiri dari dua kata, theos yang berarti tuhan, dan logos yang berarti
ilmu, berarti teologis adalah suatu cabang keilmuan yang mempelajari tentang Tuhan
atau membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Istilah lain dari teologi
berasal dari bahasa arab, seperti ilmu kalam dan ilmu ushuluddin.

Dari segi istilah eologi adalah ilmu yang membahas tentang Tuhan dan
hubungan manusia dengan Tuhan. Karena itu, ilmu teologi selalu dinisbatkan pada
kualifikasi tertentu, seperti teologi islam, teologi kristen dan bahkan ada istilah teologi
feminisme.

Perbedaan antara filsafat dan teologi adalah sebagai berikut :

a. Filsafat meletakkan tuhan sebagai titik akhir seluruh kesimpulan atau seluruh
kajiannya, sedangkan Teologi memandang Tuhan sebagai titik awal seluruh
pengkajiannya
b. Filsafat memahami tuhan sebagai penyebab pertama dalam semesta tetapi
filsafat tidak mampu menjelaskan tuhan dalam dirinya sendiri, sedangkan
teologi mencoba menjelaskan tuhan dengan seluruh misterinya berdasarkan
wahyu, kendati demikian filsafat dan teologi tidak pernah membahas tuhan
secara tuntas.
c. Fislafat mendasari premisnya atas akal, sedangkan teologi langsung dari wahyu.
d. Filsafat menjelaskan Tuhan sebagai zat yang impersonal, sedangkan teologi
melihat tuhan sebagai zat yang personal.
e. Dalil filsafat tidak untuk meyakinkan agama tertentu, filsafat bermaksud
menyeatakan kebenaran dasar semua agama atauketidak benaran dasar-dasar itu,
sedangkan teologi menerima ajaran agama tertentu sebagai suatu kebenaran, dan
bertujuan untuk mempertahankan keyakinan agama tertentu.

BAB II Problematika Epistemologi

2
1. Teori Kebenaran ( Korespondensi, koherensi, fragmatisme, dan
Hudhuri )

Dalam fislafat kajian tentang standar kebenaran amat penting, karena salah
satu definisi filsafat adalah cinta pada kebenaran. Aritoteles, salah satu filosof
termasyhur sangat menghormati dan kagum kepada gurunya plato, akan tetapi dia
lebiih menghargai kebenaran daripada plato.

Dalam tradisi yunani kebenaran dibahas dari segi hakikat dan sifatnya.
Kaum sofis berpendapat bahwa kebenaran itu realtif dan subjektif. Setiap orang
memiliki kebenaran sendiri sendiri. Protagoras, salah seorang tokoh sofis
mengatakan bahwa manusia adalah ukuran segala sesuatu.

Ajaran ini terlihat lebih ekstrem tentang pendapat gorgias. Dia menulis buku
tentang tidak ada atau alam. Bukunya itu mempertahankan tiga pendirian yaitu :

a. Tidak ada sesuatupun


b. Seandainya sesuatu itu tidak ada, maka yang ada itu tidak dapat dikenal,
c. Seandainya sesuatu itu tidak dapat dikenal, maka pengetahuan itu tidak
dapat disampaikan kepada orang lain,

Dengan demikian georgias tidak hanya menganut paham skeptisisisme,


tetapi sudah menjurus pada nihilisme ( anggapan bahwa tidak ada sesuatupun
yang bernilai ).

2. Hakikat Pengetahuan

Epistemologi pada hakikatnya membahas tentang pengetahuan, yang


berkaitan dengan apa itu pengetahuan, dan bagaimana cara mendapatkan
pengetahuan tersebut? Ada dua cara mendapatkan pengetahuan tersebut,
pertama realisme, yang mempunyai pandangna realistis terhadap alam. Dan
kedua adalah idealisme, yang menandaskan bahwa untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil.

3. Sumber Pengetahuan ( Empirisme, Rasioanalisme, dan Humanisme )

3
Di atas tadi telah dijelaskan tentang hakikat ilmu pengetahuan, kalau ada dua
teori mengenai hakikat ilmu pengetahuan, maka ada tiga teori menuju jalan memperoleh
pengetahuan. Yaitu rasionalisme, empirisme, dan intuisionalisme. Menurut empirisme,
pengetahuan diperoleh dengna pancaindra. Pancaindra mendapatkan kesan-kesan dalam
apa yang terdapat dalam pancaindra dan kesan-kesan itu berkumpul dalam diri manusia

Teori kedua dalam memperoleh pengetahuan adalah dengan rasionalisme.


Rasionalisme berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Para
penganut rasionalisme yakin bahwa di dalam kebenaran dan kesesatan terletak di dalam
ide dan bukan di dalam diri sesiatu.

Pelukis sebuah kejadian kata bergson, hanya meninjau dari sudut pandang
tertentu, berhubungan dengan suatu penglihatan tertentu. Atas dasar itulah bergson tidak
dapat merasakan dirinya berada di dalamnya dan mengealaminya sebagai suatu
keseluruhan yang mutlak.

BAB III Perkembangan Konsep-Konsep Ketuhanan

Manusia pada dasarnya memerlukan suatu bentuk kepercayaan kepada kekuatan


ghaib. Kepercayaan itu akan melahirkan tata nilai guna menopang budaya hidupnya.
Nilai nilai itu kemudian melembaga dalam tradisi-tradisi yang diwariskan turun
menurun dan mengikat anggota masyarakat yangmendukungnya. Karena itu tradisi
dangat sulit berubahnya dan kalaupun berubah sangat lambat prosesnya.

Ada dua teori perkembangan kepercayaan manusia. Teori pertama mengatakan


bahwa kepercyaan manusia pada awalnya sangat sederhana dan bersahaja menuju pada
kepercayaan yang lebih tinggi sesuai dengan kemajuan perkembangan peradabannya.
Teori kedua berpendapat bahwa kepercayaan manusia pertama adalah monoteisme
murni, tetapi karena perjalanan hidup manusia, maka kepercayaan tersebut kabur dan
dimasuki oleh kepercayaan animisme dan politeisme.

1. Dinamisme Dan Animisme

4
Masyarakat primitif hidup dalam berbagai kesederhanaan dalam berbagai
aspek, baik aspek materi mapun aspek kepercayaan. Pada dasarnya hidup
mereka bergantung pada alam disekitarnya sebab alamlah satu-satunya sumber
kehidupan. Karena itu bagi mereka alam merupakan faktor yang paling
dominan.

Namun alam yang mereka dambakan itu kadang kadang tidak bersahabat.
Air yang mereka anggap selamaini sangat bermanfaat bagi kehidupan, tiba-tiba
mendatangkan bencana seperti banjir, yang menyebabkan tanah longsor. Tanah
yang selama in menyuburkan tanaman, tiba-tiba bergoyang dan menghancurkan
harta benda bahkan tidak sedikit yang merenggut nyawa manusia.

2. Politeisme

Kepercayaan kepada kekuatan ghaib yang meningkat menjadi kepercayaan


pada roh disebut animisme. Animisme mengalami bebrapa tahapan
perkembangan. Pada awalnya penganut animisme mempercayai bahwa semua
benda mempunyai roh. Kemudia dari sekian banyak benda yang memiliki roh,
ada yang kuat sehingga mempunyai pengaruh pada alam. Benda yangpdianggap
paling kuat itu kemudian dijadikan simbol peribabadatan.

3. Henoteisme dan Monoteisme

Henoteisme adalah kepercayaan yang tidak menyangkal adanya tuhan


banyak, tetapi hanya mengaku satu tuhan tunggal sebagai tuhan yang disembah.
Bagi orang orang yang memiliki pemikiran mendalam sistem pemikiran
politeisme tidak memuaskan. Kepercayaan kepada satu tuhan lebih
mendatangkan kepuasan dan diterima akal sehat. Dari sini, timbullah aliran yang
mengutamakan satu dewa dan beberapa dewa. Umpamanya zeus dalam agama
yunani kuno dan brahmana dalam agama hindu.

Paham selanjutnya dari henoteisme adalah monoteisme. Kalau tuhan tuhan


asing atau yang disangka musuh atau saingan itu, tidak diakui dan hanya tingal
satu tuhan untuk seluruh alam, maka paham yang demikian disebut monoteisme,

5
monoteisme berbeda dengan politeisme tidak hanya dalam satu Tuhan, tetapi
juga dalam sifat dan bentuk kepercayaan masing-masing.

BAB IV Aliran-aliran dalam konsep ketuhanan

Dalam catatan sejarah ada berbagai pandangan manusia tentang Tuhan, yaitu
teisme, deisme, panteisme, dan panenteisme. Para penganut aliran ini sepakat bahwa
tuhan sebagai zat pencipta. Namun mereka berbeda tentang cara berada, aktivitas dan
hubungan alam dengan Tuhan.

Berikut penjelasan dari aliran-aliran tersebut,

1. Teisme

Teisme berpendapat bahwa alam dicipatakan ileh tuhan yang maha sempurna,
sehingga antara tuhan dan makhluk sangat berbeda. Menurut teisme, tuhan berada di
alam ( imanent ) dan dia juga jauh dari alam ( transendent ). Ada beberapa tipe
tentang teisme, yaitu teisme rasional, dipelopori oleh rene descartes dan leibniz,
teisme eksistensial, seperti sorien kiekergard, teime fenomenologi, seperti peter
koestanbaumz, teisme empiris, seperti thomas rheid, dan sebagainya. Semua tipe
tersebut berbeda pandangan dalam cara mendekati Tuhan.

2. Deisme

Kata deisme berasal dari bahasa latin deus yang berarti Tuhan. Dan akar kata ini
kemudian menjadi dewa, bahkan kata Tuhan sendiri dianggap berasal dari deus.
Menurut paham deisme, Tuhan berada jauh di luar alam, tuhan menciptakan alam
dan sesudah alam diciptakan ia tidak memellihara dan merawat alam lagi.

Para penganut deisme sepakat bahwa tuhan jauh dari alam semesta, serta maha
semourna. Mereka juga sepakat bahwa tuhan tidak melakukan intervensi pada alam
melalui kekuatan superanatural.

3. Panteisme

6
Panteisme berasal dari tiga kata yaitu pan = seluruh, theo = tuhan, dan isme =
paham, berarti panteisme adalah paham bahwa seluruhnya adalah tuhan. Dan tuhan
adalah seluruh alam. Benda-benda yang dapat di tangkap oleh pancaindra adalah
bagian dari Tuhan. Konsep panteisme yang paling kuno terdapat dalam agama
hindu. Agama hanya mengakui satu realitas yang teringgi yaitu brahmana. Brahman
adalah tuhan yang tidak dapat dilihat dengan mata, diraba dengan tangna, didengar
dengan telinga ,dan diucapkan dengan lidah, dia sama sekali berbeda dengan yang
diketahui dan dari yang tidak diketahui. Dialah satu-satunya yang wujud, selain dia
adalah maya. Semboyannya adalah Tuhan adalah semua dan semua adalah satu.

4. Panenteisme

Panenteisme kedengarannya mirip dengan panteisme, tetapi berbeda pandanagn


dalam Tuhan. Panteisme menegaskan bahwa semua adalah satu, sedangakan
paneneteisme berpandangan bahwa semua adalah Tuhan. Panenteisme juga
memiliki nama-nama lain seperti proses teologi, bipolar atau teisme dipolar dan
organisme.

Panenteisme lebih menekankan Tuhan pada aspek terbatas, berubah, mengatur


alam dan bekerja sama dengan alam untuki mencapai kesempurnaan ketimbang
memandang tuhan sebagai zat yang tidak terbatas, menguasai alam, dan Tidak
berubah. Namun pada dasarnya panenteisme setuju bahwa tuhan terdiri dari dua
kuub. Kutub potensi, yakni Tuhan yang abadi, tidak berubah, dan transenden, dan
kutub aktual, yaitu tuhan yang berubah, tidak abadi dan imanen.

BAB V Berbagai bentuk keraguan dan penolakan terhadap agama

Keyakinan kepada Tuhan dan keyakinan penolakan serta meragukan eksistensi


Tuhan tampaknya memiliki argumen-argumen tersendiri. Sebagaimana teisme
mengungkapkan berbagai argumen tentang Tuhan, ateisme juga memberikan Argumen-
argumen tentang Tuhan bahwa Tuhan itu tidak ada. Karna tidak bisa dibuktikan secara
empiris, eksistensi Tuhan menjadi perdebatan di kalangan pilosof dan ilmuan.

7
Untuk memperkaya khazanah kita tentang kedau argumen itu, ada baiknya kita
mengetahui dua hikayat yang menceritakan tentang teisme dan agnoteisme. Perttama,
dicertitakan ada dua orang pemburu sampai di suatu kebun yang indah di sebuah Hutan.
Pemburu yang pertama mengatakan pasti kebun ini ada yang merawat dan
memeliharanya. Pemburu kedua meragukan pernyataan temannya tersebut, sebab sudah
begitu lama mereka di sana dan tidak menemukan adanya tukang kebun atau jejak
manusia atau makhluk lain. Pemburu pertama tetap yakin bahwa ada yang merawat dan
mengaturnya, adapun pemburu kedua tetap pada keyakinannya. Kemudian keduanya
sepakat untuk mendatangkan anjing pelacak dan mencari jejak si tukang kebun. Namun
mereka tetap tidak berhasil menemukannya. Kemudian kebun tersebut dipagar dengan
listrik dan radar agar bisa menangkap gerak yang paling halus sekalipun, sehingga bisa
dideteksi sesuatu di balik kebun itu. Ternyata hasilnya sama saja, mereka tetap tidak
menemukan tanda-tanda atau zat lain di sekitar kebun tersebut. Pemburu yang pertama
berkomentar, “ kendati alat super canggih sekalipun tidak dapat menemukan sesuatu
yang menyusun kebun ini, bukan berarti kebun itu di atur dan disusun oleh dirinya
sendiri pasti ada sesuatu yang mengatur dan menyusunnya”.

Hikayat kedua disadur dari dialog gagairin dengan krueschev dan paus. Ketika
gagarin kembali ke bumi setelah penerbangan pertamanya ke luar angkasa, krueschehv
bertanya kepadanya secara diam diam, “adakah anda melihat Tuhan di angkasa?
Maukah anda menceritakan kepada saya dan saya akan berjanji tidak akan menceritakan
kepada yang lain.” “ya saya memang melihatnya”, jawab gagarin. Krueschev balik
berkata, “saya pikir memang begitu, tetapi jangan menceritakan kepada sesiapapun
juga. Sebab, kalau diceritakan, seluruh gerakan komunis akan rontok”.

Kemudian ketika gagarin berkjunjung ke Roma, paus menanyakan hal yang


sama secara diam-diam, kemudian gagarin menjawab,” saya tidak melihatnya “. Lalu
paus berkomentar, saya kira memang begitu, tetapi jangan anda ceritakan kepada orang
lain. Sebab, kalau diceritakan, semua umat katolik akan kecewa”.

Menurut S.T Alisjahbana, kendati cerita tersebut merupakan fiksi. Namun,


isinya mengandung arti yang dalam tentang kesangsian dimana-mana. Kesangsian tidak

8
hanya dalam ber agama tetapi juga dalam ideologi –antara kapitalisme dan –
komunisme, demikian komentar Alisjahbana.

Hikayat yang pertama lebih memprkuat keberadaan Tuhan. Adapun hikayat


yang kedua lebih cenderung tentang keraguan tentang realitas dan ideologi Tuhan.

1. Empirisme

David hume menegaskan bahwa pengalaman lebih memberi keyakinan


dibanding kesimpulan logika atau kemesian sebab akibat. Akal tulis hume, tidak
bisa bekerja tanpa bantuan pengalaman. Sebagai conoth ada seorang yang dari
planet lain yang dianugrahi kemapuan akal yang sangat kuat kemudian dibawa ke
bumi. Tentu saja dia secara langsung mampu mengobservasi peristiwa-peristiwa
yang berurutan, namun dia tidak mampu menemukan sesuatu yang lebih dari itu.

2. Positivisme

Positivisme adalah kelanjutan dari empirisme. Kalau empirisme menekankan


pada pengalaman saja dan fungsi akal, adapun positivisme menggabungkan
keduanya. Bagi positivisme, pengalaman perlu untu kmengumpulkan data sebanyak
mungkin agar akal mendapatkan hukum yang bersifat universal.

3. Materialisme

Bibit materialisme dapat ditelusuri dari ajaran demokritos tentang atom.


Demokritos sebagaimana para pilosof alam zaman yunani kuno, mengatakan bahwa
alam terdiri dari atom-atom yang tidak terbatas jumlahnya. Atom-atom itu tidak
dibagi-bagi, sangat utuh dan sama sekali homogen.

Ajaran demokritos ini kemudian dikembangkan oleh laudwig feurbach dan karl
marx abad ke -19. Menurut feurbach, hanya alamlah yang berbeda, termasuk
manusia. Segala usaha manusia di dorong oleh nafsu alamiahnya, yaitu doeongan
untuk hidup. Oleh karena itu, yang terpenting adalah pada manusia, bukan akalnya,
tetapi usahanya sebab pengetahuan hanyalah alat untuk menjadikan segala usahanya
berhasil.

9
4. Freudianisme

Istilah freudianisme mungkin tidak lazaim digunakan dibandingkan marxisme.


Marxisme lebih lazim digunakan karena marxisme di samping merupaka ideologi
juga merupakan paham. Freudianisme bukan merupakan sebuah ideologi, tetapi
lebih mendekati suatu paham atau aliran.

BAB VI Akar Keraguan Terhadap Agama

1. Naturalisme

Ahli kedokteran prancis, claude bernard, mengatakan bahwa syarat utama yang
harus dipenuhi oleh ilmuan yang menyelidiki alam adalah bahwa dia harus
mempunyai pikiran yang merdeka secara mutlak berdasarkan atas kesangsian
filsafat, tetapi ia tidak harus menjadi orang yang skeptis, ia ahrus percaya pada
hubungan yang pasti dan erat antara sebab dan akibat, baik dalam arti makhluk
hidup maupun yang sudah mati.

Ibn rusyd, pilosof muslim dari Andalusia, berpendapat bahwa untuk


menghilagkan keraguan kaum naturalis maka, pengertian mukjizat harus diperluas.
Selama ini, demikian ibn rusyd, mukjizat hanya berfokus pada hal-hal yang
supranatural, seperti nabi ibrahim tidak terbakar dan nab isa menghidupkan orang
mati,. Padahal esensi mukjizat tidak lah demikian. Mukjizat adalah bukti-bukti
kebenaran seorang utusan Allah, demikian ibn rusyd, dia harus membuktikan
seusuai fungsi yang dibawanya.

2. Humanisme dan eksistensialisme

Istilah humanisme berasal dari humanitas, yamg berarti pendidikan manusia. Dalam
bahasa yunani disebut paideia. Kata ini popules pada masa cicero dan varro.
Adapaun humanisme menegaskan bahwa manusia adalah ukuran segala sesuatu.
Kebesaran manusia harus dihidupkan kembali, yang selama ini terkubur pada abad
pertengahan. Oleh karena itu warisan filsafat klasik harus dihidupkan dan abad

10
pertengahan ditinggalkan. Kebebasan manusia adalah adalah salah satu tema pokok
manusia.

Eksistensialisme mengakui bahwa eksistensi mendahului esensi ( hakikat ).


Sebagaimana marxisme, eksistensialisme mengutamakan manusia sebagai individu
yang bebas dan menghilangkan peranan tuhan dalam kehidupannya.

BAB VII Argumen Argumen Tentang Wujud Tuhan

1. Argumen Ontologis

Argumen ontologis dipelopori oleh plato ( 428-348 SM ) dengan teori idenya.


Menurutnya, tiap tiap yang ada di alam mesti ada idenya. Yang dimaksud dengan
ide adalah definisi atau konsep segala sesuatu. Demikian lah tiap sesuatu itu. Ide
inilah yang menjadi dasar wujud sesuatu itu.

Al-Farabi ( 872-950 SM ), pilosof muslim yang terkenal dengan julukan guru


kedua, guru pertama adalah Aristoteles, mengungkapkan dalil ontologi tentang
wujud Tuhan, menurutnya, wujud yang sempurna dan paking awal mau tidak mau
harus berwujud. Sebab, esensi dan wujudnya tidak mungkin tidak ada sebagaimana
yang tidak eksis memiliki ketidak wujudan. Karena itu, demikian al Farabi, zat yang
sempurna tidak mungkin tidak ada dari segala aspek. Bahkan dia adalah qadim,
abadi, dan otonom.

2. Argumen kosmologis

Argumen kosmologis ini disebut juga dengan argumen sebab akibat, yang
timbul dari paham bahwa alam bersifat mungkin dan bukannya bersifat wajib dalam
wujudnya. Dengan kata lain, alam adalah akibat dan disetiap akibat pasti ada
sebabnya sebab alam lebih wajib adanya ketimbang akibat dan sekaligus
mendahului alam.

11
Argumen kosmologis ini adalah argumen yang sudah Tua sekali, sebagaimana
halnya dengan argumen ontologis. Kalau argumen ontologis, berasal dari plato,
maka argumen kosmologis ini berasal dari Aristoteles ( 384 – 322SM ).

3. Argumen teleleologis

Alam yang teleologis ini yaitu alam yang diatur menurut suatu tujuan tertentu.
Dengan kata lain, alam ini dalam keseluruhannyaberevolusi dan beredar menuju
suatu tujuan tertentu. Bagian bagian dari alam mempunyai hubungan yang erat satu
sama lain dan bekerja sama dalam menuju tercapainya suatu tujuan tersebut.

BAB VIII Tuhan, Manusia, dan Eskatologi

1. Tuhan sebagai zat yang personal dan impersonal

Tuhan adalah masalah pokok dalam setiap agama dan filsafat. Agama tanpa
kepercayaan kepada Tuhan tidak disebut agama. Begitu juga filsafat, pembahasan
filsafat yang pertama kali muncul adalah masalah metafisika, ya yang menjadi itu
dari mana asal usul alam dan apa zat yang menjadi dasar alam. Sebagian pillosof
Yunani berpendapat bahwa alam berasal dari gabungan beberapa unsur alam. Thales
mengatakan bahwa alam berasal dari air, sedangkan Anaximenes mengatakan
bahwa alam berasal dari Apeiron ( sesuatu yang tidak terbagi ), dan Anaximandros
mengatakan bahwa alam berasal dari udara. Empedokles yang datang kemudian
berpendapat bahwa alam terdiri atas gabungan empat unsur yang pokok, yaitu,
udara, air, api, tanah.

Pada prinsipnya, tuhan yang personal dan impersonal dapat dibedakan dalam
beberapa segi yaitu :

A. Tuhan personal menekankan pada identitas tuhan sebagai zat yang sempurna
danperlu disembah sebagai wujud pengabdian makhluk kepada penciptanya.
Tuhan impersonal tidak mempersoalkan identitas tuhan, tetapi yang

12
terpenting adalah ide tentang tuhan merupakan konsekuensi logis dari
keberadaan wujud. Karena itu tuhan impersonal tidak disembah dan dipuja.
B. Tuhan personal berasal dari petunjuk wahyu, sedangkan tuhan impersonal
berasal dari kesimpulan pemikiran manusia. Karena itu tuhan dalam agama
adalah zat pencipta dan sekaligus pemelihara alam, sedangkan dalam filsafat,
Tuhan hanya sebagai sebab awal dan tujuan sebagai wujud.
C. Tuhsn personal mengasku bahwa tuhan adalah zat yang sama sekali berbeda
dengan makhluk. Perbedaan itu terletak pada sifat tuhan yang maha kuasa,
maha mengetahui, dan maha adil. Karena perbedaan yang begitu besar,
makhluk, terutama manusia mempunyai kewajiban melakukan hubungan
yang baik dengan Tuhan. Tuhan impersonal tidak mempersoalkan hubungan
baik dengan Tuhan itu sebab Tuhan adalah hasil ide manusia saja.
D. Tuhan personal menonjolkan perbedaan antara makhluk dengan Tuhan
sebagai pencipta, sedangkan dalam tuhan yang impersonal, terutama
panteisme, tidak mementingkan perbedaan tersebut, bahkan perbedaan
antara Tuhan dan makhluk hilang sama sekali.

BAB IX Peranan Dan Tantangan Agama Dalam Sains Dan Teknologi

Dari dulu dan sekarang, peradaban umat manusia selalu di tandai dengan
kemajuan sains dan teknologi. Peradaban mesir kuno terkenal dengan peninggalan
piramida dan mummi, yang merupakan hasil dari arsitektur dan bahan-bahan pengawet.
Peradaban yunani terkenal dengan kemajuan filsafat. Peradaban islam berjaya selama
kurang lebih lima abad merupakan sumbangan dari kemajuan ilmu berbagai bidang,
seperti, kedokteran, dan astronomi.

Sekarang peradaban barat merupakan primadonadari dunia karena di barat sains


maju dengan sangat pesatnya. Jadi sejarah peradaban manusia, jelas bahwa sains
mempunyai peranan sangat penting. Namun sains yang bergitu dibanggakan pada
suatusaat dapat meruntuhkan suatu peradaban dan menimbulkan bencana bagi umat

13
manusia. Contohnya, kematian ratusan ribu rakyat jepang ketika bom atom dijatuhkan
di hiroshima dan nagasaki.

Kebutuhan dalam meramal dan berpikir jauh ke depan sudah merupakan naluri
manusia. Seiring berjalannya waktukemajuan sains dan teknologi, di negara negara
barat bermunculan para futurolog yang terkenal, seperti Naisbit dan alvin toffler.
Mereka meramalkan masa depan manusia dengan berpijak pada kenyataan yang
sekarang dan pengalaman umat manusiayang telah lewat. Hasil dari ramalannya itu
dibukukan dan menjadi buku yang paling laris dibeli oleh masyarakat.

14

Anda mungkin juga menyukai