Nim : 0401183027
Prodi : Aqidah dan Filsafat Islam
Matkul : Filsafat Agama
Judul Tugas ;
Resume Literatur filsafat Agama karya prof. Dr. Amsal Bakhtiar,
M.A.
BAB I
1. Agama sebagai objek kajian Filsafat
Pada dasarnya setiap ilmu memiliki dua macam objek, yaitu objek material dan
objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sebagai kajian dan objek
formal adalah cara pandang tertentu mengenai objek material tersebut. Filsaat sebagai
proses berpikir yang sistematis juga memiliki objek formal dan material. Objek material
filsafat adalah segala yang ada, objek formal filsafat adalah sudut pandang yang
menyeluruh, rasional, radikal, bebas, dan objektif tentang yang ada, agar dapat
mencapai hakikatnya.
Istilah filsafat berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata ; philo dan
shopia. Philo yang berarti cinta, dan shopia yang berarti kebijaksanaan. Harun Nasution
mengatakan dalam istilah indonesia filsafat berawal dari bahasa arab yaitu falsafah,
bukan inggris karena, bahasa arab lebih awal memengaruhi indonesia dibandingkan
dengan bahasa inggris.
Namun dari sekian banyaknya definisi, terdapat persamaan yang cukup pokok
dan sekaligus merupakan unsur-unsur dasar filsafat. Atau dapat disimpulkan bahwa
unsur-unsur pokok dalam filsafat adalah pembahasan tentang seluruh yang ada secara
radikal, rasional, sistematis, bebas, kritis, dan Universal.
1
3. Perbedaan Pendekatan Teologis Dan Filosofis
Theologis terdiri dari dua kata, theos yang berarti tuhan, dan logos yang berarti
ilmu, berarti teologis adalah suatu cabang keilmuan yang mempelajari tentang Tuhan
atau membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Istilah lain dari teologi
berasal dari bahasa arab, seperti ilmu kalam dan ilmu ushuluddin.
Dari segi istilah eologi adalah ilmu yang membahas tentang Tuhan dan
hubungan manusia dengan Tuhan. Karena itu, ilmu teologi selalu dinisbatkan pada
kualifikasi tertentu, seperti teologi islam, teologi kristen dan bahkan ada istilah teologi
feminisme.
a. Filsafat meletakkan tuhan sebagai titik akhir seluruh kesimpulan atau seluruh
kajiannya, sedangkan Teologi memandang Tuhan sebagai titik awal seluruh
pengkajiannya
b. Filsafat memahami tuhan sebagai penyebab pertama dalam semesta tetapi
filsafat tidak mampu menjelaskan tuhan dalam dirinya sendiri, sedangkan
teologi mencoba menjelaskan tuhan dengan seluruh misterinya berdasarkan
wahyu, kendati demikian filsafat dan teologi tidak pernah membahas tuhan
secara tuntas.
c. Fislafat mendasari premisnya atas akal, sedangkan teologi langsung dari wahyu.
d. Filsafat menjelaskan Tuhan sebagai zat yang impersonal, sedangkan teologi
melihat tuhan sebagai zat yang personal.
e. Dalil filsafat tidak untuk meyakinkan agama tertentu, filsafat bermaksud
menyeatakan kebenaran dasar semua agama atauketidak benaran dasar-dasar itu,
sedangkan teologi menerima ajaran agama tertentu sebagai suatu kebenaran, dan
bertujuan untuk mempertahankan keyakinan agama tertentu.
2
1. Teori Kebenaran ( Korespondensi, koherensi, fragmatisme, dan
Hudhuri )
Dalam fislafat kajian tentang standar kebenaran amat penting, karena salah
satu definisi filsafat adalah cinta pada kebenaran. Aritoteles, salah satu filosof
termasyhur sangat menghormati dan kagum kepada gurunya plato, akan tetapi dia
lebiih menghargai kebenaran daripada plato.
Dalam tradisi yunani kebenaran dibahas dari segi hakikat dan sifatnya.
Kaum sofis berpendapat bahwa kebenaran itu realtif dan subjektif. Setiap orang
memiliki kebenaran sendiri sendiri. Protagoras, salah seorang tokoh sofis
mengatakan bahwa manusia adalah ukuran segala sesuatu.
Ajaran ini terlihat lebih ekstrem tentang pendapat gorgias. Dia menulis buku
tentang tidak ada atau alam. Bukunya itu mempertahankan tiga pendirian yaitu :
2. Hakikat Pengetahuan
3
Di atas tadi telah dijelaskan tentang hakikat ilmu pengetahuan, kalau ada dua
teori mengenai hakikat ilmu pengetahuan, maka ada tiga teori menuju jalan memperoleh
pengetahuan. Yaitu rasionalisme, empirisme, dan intuisionalisme. Menurut empirisme,
pengetahuan diperoleh dengna pancaindra. Pancaindra mendapatkan kesan-kesan dalam
apa yang terdapat dalam pancaindra dan kesan-kesan itu berkumpul dalam diri manusia
Pelukis sebuah kejadian kata bergson, hanya meninjau dari sudut pandang
tertentu, berhubungan dengan suatu penglihatan tertentu. Atas dasar itulah bergson tidak
dapat merasakan dirinya berada di dalamnya dan mengealaminya sebagai suatu
keseluruhan yang mutlak.
4
Masyarakat primitif hidup dalam berbagai kesederhanaan dalam berbagai
aspek, baik aspek materi mapun aspek kepercayaan. Pada dasarnya hidup
mereka bergantung pada alam disekitarnya sebab alamlah satu-satunya sumber
kehidupan. Karena itu bagi mereka alam merupakan faktor yang paling
dominan.
Namun alam yang mereka dambakan itu kadang kadang tidak bersahabat.
Air yang mereka anggap selamaini sangat bermanfaat bagi kehidupan, tiba-tiba
mendatangkan bencana seperti banjir, yang menyebabkan tanah longsor. Tanah
yang selama in menyuburkan tanaman, tiba-tiba bergoyang dan menghancurkan
harta benda bahkan tidak sedikit yang merenggut nyawa manusia.
2. Politeisme
5
monoteisme berbeda dengan politeisme tidak hanya dalam satu Tuhan, tetapi
juga dalam sifat dan bentuk kepercayaan masing-masing.
Dalam catatan sejarah ada berbagai pandangan manusia tentang Tuhan, yaitu
teisme, deisme, panteisme, dan panenteisme. Para penganut aliran ini sepakat bahwa
tuhan sebagai zat pencipta. Namun mereka berbeda tentang cara berada, aktivitas dan
hubungan alam dengan Tuhan.
1. Teisme
Teisme berpendapat bahwa alam dicipatakan ileh tuhan yang maha sempurna,
sehingga antara tuhan dan makhluk sangat berbeda. Menurut teisme, tuhan berada di
alam ( imanent ) dan dia juga jauh dari alam ( transendent ). Ada beberapa tipe
tentang teisme, yaitu teisme rasional, dipelopori oleh rene descartes dan leibniz,
teisme eksistensial, seperti sorien kiekergard, teime fenomenologi, seperti peter
koestanbaumz, teisme empiris, seperti thomas rheid, dan sebagainya. Semua tipe
tersebut berbeda pandangan dalam cara mendekati Tuhan.
2. Deisme
Kata deisme berasal dari bahasa latin deus yang berarti Tuhan. Dan akar kata ini
kemudian menjadi dewa, bahkan kata Tuhan sendiri dianggap berasal dari deus.
Menurut paham deisme, Tuhan berada jauh di luar alam, tuhan menciptakan alam
dan sesudah alam diciptakan ia tidak memellihara dan merawat alam lagi.
Para penganut deisme sepakat bahwa tuhan jauh dari alam semesta, serta maha
semourna. Mereka juga sepakat bahwa tuhan tidak melakukan intervensi pada alam
melalui kekuatan superanatural.
3. Panteisme
6
Panteisme berasal dari tiga kata yaitu pan = seluruh, theo = tuhan, dan isme =
paham, berarti panteisme adalah paham bahwa seluruhnya adalah tuhan. Dan tuhan
adalah seluruh alam. Benda-benda yang dapat di tangkap oleh pancaindra adalah
bagian dari Tuhan. Konsep panteisme yang paling kuno terdapat dalam agama
hindu. Agama hanya mengakui satu realitas yang teringgi yaitu brahmana. Brahman
adalah tuhan yang tidak dapat dilihat dengan mata, diraba dengan tangna, didengar
dengan telinga ,dan diucapkan dengan lidah, dia sama sekali berbeda dengan yang
diketahui dan dari yang tidak diketahui. Dialah satu-satunya yang wujud, selain dia
adalah maya. Semboyannya adalah Tuhan adalah semua dan semua adalah satu.
4. Panenteisme
7
Untuk memperkaya khazanah kita tentang kedau argumen itu, ada baiknya kita
mengetahui dua hikayat yang menceritakan tentang teisme dan agnoteisme. Perttama,
dicertitakan ada dua orang pemburu sampai di suatu kebun yang indah di sebuah Hutan.
Pemburu yang pertama mengatakan pasti kebun ini ada yang merawat dan
memeliharanya. Pemburu kedua meragukan pernyataan temannya tersebut, sebab sudah
begitu lama mereka di sana dan tidak menemukan adanya tukang kebun atau jejak
manusia atau makhluk lain. Pemburu pertama tetap yakin bahwa ada yang merawat dan
mengaturnya, adapun pemburu kedua tetap pada keyakinannya. Kemudian keduanya
sepakat untuk mendatangkan anjing pelacak dan mencari jejak si tukang kebun. Namun
mereka tetap tidak berhasil menemukannya. Kemudian kebun tersebut dipagar dengan
listrik dan radar agar bisa menangkap gerak yang paling halus sekalipun, sehingga bisa
dideteksi sesuatu di balik kebun itu. Ternyata hasilnya sama saja, mereka tetap tidak
menemukan tanda-tanda atau zat lain di sekitar kebun tersebut. Pemburu yang pertama
berkomentar, “ kendati alat super canggih sekalipun tidak dapat menemukan sesuatu
yang menyusun kebun ini, bukan berarti kebun itu di atur dan disusun oleh dirinya
sendiri pasti ada sesuatu yang mengatur dan menyusunnya”.
Hikayat kedua disadur dari dialog gagairin dengan krueschev dan paus. Ketika
gagarin kembali ke bumi setelah penerbangan pertamanya ke luar angkasa, krueschehv
bertanya kepadanya secara diam diam, “adakah anda melihat Tuhan di angkasa?
Maukah anda menceritakan kepada saya dan saya akan berjanji tidak akan menceritakan
kepada yang lain.” “ya saya memang melihatnya”, jawab gagarin. Krueschev balik
berkata, “saya pikir memang begitu, tetapi jangan menceritakan kepada sesiapapun
juga. Sebab, kalau diceritakan, seluruh gerakan komunis akan rontok”.
8
hanya dalam ber agama tetapi juga dalam ideologi –antara kapitalisme dan –
komunisme, demikian komentar Alisjahbana.
1. Empirisme
2. Positivisme
3. Materialisme
Ajaran demokritos ini kemudian dikembangkan oleh laudwig feurbach dan karl
marx abad ke -19. Menurut feurbach, hanya alamlah yang berbeda, termasuk
manusia. Segala usaha manusia di dorong oleh nafsu alamiahnya, yaitu doeongan
untuk hidup. Oleh karena itu, yang terpenting adalah pada manusia, bukan akalnya,
tetapi usahanya sebab pengetahuan hanyalah alat untuk menjadikan segala usahanya
berhasil.
9
4. Freudianisme
1. Naturalisme
Ahli kedokteran prancis, claude bernard, mengatakan bahwa syarat utama yang
harus dipenuhi oleh ilmuan yang menyelidiki alam adalah bahwa dia harus
mempunyai pikiran yang merdeka secara mutlak berdasarkan atas kesangsian
filsafat, tetapi ia tidak harus menjadi orang yang skeptis, ia ahrus percaya pada
hubungan yang pasti dan erat antara sebab dan akibat, baik dalam arti makhluk
hidup maupun yang sudah mati.
Istilah humanisme berasal dari humanitas, yamg berarti pendidikan manusia. Dalam
bahasa yunani disebut paideia. Kata ini popules pada masa cicero dan varro.
Adapaun humanisme menegaskan bahwa manusia adalah ukuran segala sesuatu.
Kebesaran manusia harus dihidupkan kembali, yang selama ini terkubur pada abad
pertengahan. Oleh karena itu warisan filsafat klasik harus dihidupkan dan abad
10
pertengahan ditinggalkan. Kebebasan manusia adalah adalah salah satu tema pokok
manusia.
1. Argumen Ontologis
2. Argumen kosmologis
Argumen kosmologis ini disebut juga dengan argumen sebab akibat, yang
timbul dari paham bahwa alam bersifat mungkin dan bukannya bersifat wajib dalam
wujudnya. Dengan kata lain, alam adalah akibat dan disetiap akibat pasti ada
sebabnya sebab alam lebih wajib adanya ketimbang akibat dan sekaligus
mendahului alam.
11
Argumen kosmologis ini adalah argumen yang sudah Tua sekali, sebagaimana
halnya dengan argumen ontologis. Kalau argumen ontologis, berasal dari plato,
maka argumen kosmologis ini berasal dari Aristoteles ( 384 – 322SM ).
3. Argumen teleleologis
Alam yang teleologis ini yaitu alam yang diatur menurut suatu tujuan tertentu.
Dengan kata lain, alam ini dalam keseluruhannyaberevolusi dan beredar menuju
suatu tujuan tertentu. Bagian bagian dari alam mempunyai hubungan yang erat satu
sama lain dan bekerja sama dalam menuju tercapainya suatu tujuan tersebut.
Tuhan adalah masalah pokok dalam setiap agama dan filsafat. Agama tanpa
kepercayaan kepada Tuhan tidak disebut agama. Begitu juga filsafat, pembahasan
filsafat yang pertama kali muncul adalah masalah metafisika, ya yang menjadi itu
dari mana asal usul alam dan apa zat yang menjadi dasar alam. Sebagian pillosof
Yunani berpendapat bahwa alam berasal dari gabungan beberapa unsur alam. Thales
mengatakan bahwa alam berasal dari air, sedangkan Anaximenes mengatakan
bahwa alam berasal dari Apeiron ( sesuatu yang tidak terbagi ), dan Anaximandros
mengatakan bahwa alam berasal dari udara. Empedokles yang datang kemudian
berpendapat bahwa alam terdiri atas gabungan empat unsur yang pokok, yaitu,
udara, air, api, tanah.
Pada prinsipnya, tuhan yang personal dan impersonal dapat dibedakan dalam
beberapa segi yaitu :
A. Tuhan personal menekankan pada identitas tuhan sebagai zat yang sempurna
danperlu disembah sebagai wujud pengabdian makhluk kepada penciptanya.
Tuhan impersonal tidak mempersoalkan identitas tuhan, tetapi yang
12
terpenting adalah ide tentang tuhan merupakan konsekuensi logis dari
keberadaan wujud. Karena itu tuhan impersonal tidak disembah dan dipuja.
B. Tuhan personal berasal dari petunjuk wahyu, sedangkan tuhan impersonal
berasal dari kesimpulan pemikiran manusia. Karena itu tuhan dalam agama
adalah zat pencipta dan sekaligus pemelihara alam, sedangkan dalam filsafat,
Tuhan hanya sebagai sebab awal dan tujuan sebagai wujud.
C. Tuhsn personal mengasku bahwa tuhan adalah zat yang sama sekali berbeda
dengan makhluk. Perbedaan itu terletak pada sifat tuhan yang maha kuasa,
maha mengetahui, dan maha adil. Karena perbedaan yang begitu besar,
makhluk, terutama manusia mempunyai kewajiban melakukan hubungan
yang baik dengan Tuhan. Tuhan impersonal tidak mempersoalkan hubungan
baik dengan Tuhan itu sebab Tuhan adalah hasil ide manusia saja.
D. Tuhan personal menonjolkan perbedaan antara makhluk dengan Tuhan
sebagai pencipta, sedangkan dalam tuhan yang impersonal, terutama
panteisme, tidak mementingkan perbedaan tersebut, bahkan perbedaan
antara Tuhan dan makhluk hilang sama sekali.
Dari dulu dan sekarang, peradaban umat manusia selalu di tandai dengan
kemajuan sains dan teknologi. Peradaban mesir kuno terkenal dengan peninggalan
piramida dan mummi, yang merupakan hasil dari arsitektur dan bahan-bahan pengawet.
Peradaban yunani terkenal dengan kemajuan filsafat. Peradaban islam berjaya selama
kurang lebih lima abad merupakan sumbangan dari kemajuan ilmu berbagai bidang,
seperti, kedokteran, dan astronomi.
13
manusia. Contohnya, kematian ratusan ribu rakyat jepang ketika bom atom dijatuhkan
di hiroshima dan nagasaki.
Kebutuhan dalam meramal dan berpikir jauh ke depan sudah merupakan naluri
manusia. Seiring berjalannya waktukemajuan sains dan teknologi, di negara negara
barat bermunculan para futurolog yang terkenal, seperti Naisbit dan alvin toffler.
Mereka meramalkan masa depan manusia dengan berpijak pada kenyataan yang
sekarang dan pengalaman umat manusiayang telah lewat. Hasil dari ramalannya itu
dibukukan dan menjadi buku yang paling laris dibeli oleh masyarakat.
14