ONTOLOGI
Disusun oleh :
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
pendidikan karakter. Dalam konteks ini yang berusaha di bahas oleh ontologi pendidikan
karakter adalah mencoba mencari hakikat pendidikan budi pekerti dan hakikat manusia.
Dari pemahaman tersebut, sudah tentu hakikat pendidikan atau ontologi pendidikan
berakar dari kebutuhan hidup manusia yang berhubungan dengan proses berpikir.
(Rahmadani, 2021)
3
tertenntu dan melalui bentuk wujud yang lain. Istilah spiritualisme lebih tepat dikenakan bagi
kepercayaan semacam ini. Aliran spiritualisme juga disebut idealisme (serba cita).
Materialisme Adalah pandangan yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang nyata
kecuali materi. Pikiran dan kesadaran hanyalah penjelmaan materi yang dapat dikembalikan
pada unsur-unsur fisik. Materi adalah sesuatu yang kelihatan, dapat diraba, berbentuk, dan
menempati ruang. Hal-hal yang bersifat keharmonian seperti pikiran, jiwa, keyakinan rasa
sedih, dan rasa senang tidak lain hanyalah pengungkapan proses kebendaan. Tokoh aliran ini
antara lain Demokritos (460-370 SM), Berkeyakinan bahwa alam semesta tersusun atas
atom atom kecil yang memiliki bentuk dan badan. (Yasin, 2018)
4
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencari sebab yang
paling dalam dari segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka. Filsafat berfokus pada
aspek abstrak, meski objek penelitiannya bisa konkret. Filsafat juga mencakup
pengetahuan, prinsip, dan upaya yang menjadi pangkal utama dalam memberikan
penilaian terhadap suatu objek yang dikaji secara bijaksana sesuai dengan
keyakinan, dan sebagai rasa ingin tahu tentang adanya kebenaran.Ontologi adalah
cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat hidup tentang suatu
keberadaan. Ontologi berbicara tentang asas-asas rasional dari yang ada atau
disebut suatu kajian mengenai teori tentang “ada”. Dalam konteks pendidikan
karakter, ontologi lebih menekankan pada aspek hakikat keberadaan pendidikan
karakter dan hakikat manusia.Ontologi bisa dipandang dari segi jumlah (kuantitas)
dan sifat (kualitas). Dalam hal jumlah, ada Monisme (hanya satu kenyataan yang
fundamental), Dualisme (dua subtansi yang berdiri sendiri), dan Pluralisme
(banyak subtansi). Sementara itu, dalam hal sifat, ada Spiritualisme (kenyataan
yang terdalam adalah roh) dan Materialisme (tidak ada yang nyata kecuali materi).
3.2.Saran
Penulisan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kekurangan dan
kesalahan,baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan
dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan
dan masukan yang bersifat membangun.Demikianlah makalah yang kami buat ini,
semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Saya mohon maaf
apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas.
Sekian penutup dari Saya semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima
kasih yang sebesar besarnya.Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika
dalam penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata
sempurna.
5
DAFTAR PUSTAKA
Yasin, V. (2018). FILSAFAT LOGIKA DAN ONTOLOGI ILMU KOMPUTER. JISAMAR, 69-
74.
Rahmadani, E. (2021). ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, AKSIOLOGI DALAM PENDIDIKAN
KARAKTER. Journal of Science and Social Research , 3.
Rokhmah, D. (2021). ILMU DALAM TINJAUAN FILSAFAT: ONTOLOGI,
EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI. CENDEKIA: Jurnal Studi Keislaman, 176-177.