FILSAFAT ILMU
TENTANG
OLEH
RAHAYU DEWANY
NIM : 21151024
2021
A. Metafisika
1. Pengertian Metafisika
a. Materialisme
Suatu pandangan metafisik yang menganggap bahwa tidak ada hal yang nyata
selain materi. Bahkan pikiran dan kesadaran hanyalah penjelmaan dati materi dan
dapat dikembalikan pada unsur-unsur fisik. Materi adalah sesuatu hal yang kelihatan,
dapat diraba, berbentuk, menempati mango Hal-hal yang bersifat kerohanian seperti
fikiran, jiwa, keyakinan, rasa sedih dan rasa senang, hanyalah ungkapan proses
kebendaan.
b. Spiritualisme
Suatu pandangan metafisika yang menganggap bahwa kenyataan yang terdalam
adalah roh (Pneuma, Nous, Reason, Logos) yaitu roh yang mengisi dan mendasari
seluruh alam.
Aliran metafisika yang melihat dari segi kuantitas meliputi :
c. Monisme
Aliran yang menyatakan bahwa hanya ada satu kenyataan fundamental.
Kenyataan tersebut dapat berupa jiwa, materi, Tuhan atau substansi lainnya tidak
dapat diketahui. Monisme ini berasal dari kata monas - adis, padanan kata dari
monade yang artinya kesatuan (Prent, 1969: 544)
d. Dualisme
Aliran yang menganggap adanya dua substansi yang masing-masing berdiri
sendiri. Tokoh-tokoh yang termasuk aliran ini adalah Plato (428-348 SM), Immanuel
Kant, Descartes.
e. Pluralisme
Aliran yang tidak mengakui adanya satu substansi atau dua substansi
melainkan banyak substansi. Dagobert D. Runes (1979: 221) menyatakan bahwa
pluralisme merupakan suatu teoti yang menganggap bahwa kenyataan itu tidak terdiri
dari satu substansi. Teoti-teori yang dapat dimasukkan dalam pluralisme diantaranya
teori para filsuf Yunani Kuno yang menganggap kenyataan terdiri dari udara, tanah,
api dan air, dalam upaya mencari Arkhe atau asalusul alam semesta tingkatan monade
dalam filsafat Leibniz; pandangan Herbart tentang banyak benda dalam dirinya
sendiri teori pragmatisme William James tentang "yang banyak yang dapat diker
Berdasarkan uraian dari kelima aliran metafisika diatas yang mana dari kelima
aliran ini dibagi menjadi dua, yaitu aliran metafisika yang memandang dari segi
kualitas (Materialisme dan Spiritualisme) dan aliran metafisika yang memandang dari
segi kuantitas (Monisme, Dualisme dan pluralism) kelima aliran ini memiliki
pandangan yang berbeda-beda pada aliran materialism memandang bahwa tidak ada
keberadaan itu selain materi yaitu sesuatu yang dapat dilihat dan diraba. Sedangkan
spiritualisme memandang bahwa kenyataan itu adalah roh yang mendasari seluruh
alam, selanjutnya aliran Monisme yakin bahwa hanya satu kenyataan yang
fundamental yaitu jiwa materi dan Tuhan, kemudian aliran Dualisme memandang
bahwa ada dua substansi yang masing-maisng berdiri sendiri, seorang tokoh yang
beranama Plato pada aliran ini membedakan dua subtansi tersebut dengan dua dunia
yaitu dunia indera dan dunia ide maksudnya segala sesuatu yang berubah itu dikenal
melalui pengamatan sedangkan sesuatu benda yang tidak berubah itu dikenal oleh
akal.
B. Logika
1. Pengertian Logika
Menurut Poedjawijatana, logika adalah “filsafat berpikir”. Yang berpikir itu manusia
dan berpikir itu merupakan tindakan manusia. Tindakan ini mempunyai tujuan, yaitu untuk
tahu (Poedjawijatana, 1992: 9). Menurut K. Bertens dalam Suraijaya mengatakan bahwa
Logika adalah ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita (Suraijaya, 2005: 23).
Dalam buku Logic and Language of Education, Logika disebut sebagai penyelidikan tentang
dasar-dasar dan metode-metode berpikir (George. Kneller: 1996: 13).
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa logika merupakan filsafat berpikir.
Berpikir itu dilakukan oleh manusia dengan tujuan tertentu yaitu untuk mengetahui suatu hal
yang ingin diketahui, logika juga sebagai penyelidik tentang dasar-dasar dan metode-metode
berpikir sehingga menghasilkan sebuah pengetahuan yang benar. Setiap ilmu pengetahuan
pasti mempunyai objek.
Objek adalah sesuatu yang merupakan bahan atau sasaran dari penelitian atau
pembentukan pengetahuan. Dilihat dari segi objeknya, objek logika ada dua yaitu objek
material (Mantiq Al-Maddi) dan objek formal (Mantiq As-Suwari). Objek material adalah
suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan, yang
diselidiki, dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Sedangkan objek formal adalah
sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu,
atau dari sudut pandang apa objek materia itu disoroti (Surajiyo, 1005: 11).
Jadi, objek logika adalah suatu bahan yang dijadikan sebagai pembentukkan
pengetahuan yang diselidiki dan dipandang oleh suatu didisiplin ilmu berdasarkan sudut
pandangnya.
2. Pembagian logika
a. Logika dilihat dari jenisnya
Dalam jenisnya, logika terbagi menjadi dua macam, yaitu logika formal dan
logika material. Mungkin sama dalam pembagian pada objek logika, namun terdapat
perbedaan dalam pengertiannya.
Dalam pembagian ini didasarkan pada pola berpikir ilmiah manusia yaitu berpikir
logika tradisional dan berpikir logika modern.
Daftar Referensi
Udi Mufrodi Mawardi. Dialektika, Logika, Metafisika, Metode Ilmiah, Dan Ijtihad
Dalam Tradisi Skolastik Islam. Jurnal. Vol. 25, No. 3 (september-desember 2008)