Nama
NIM
Pendahuluan
Ontologi adalah salah satu konsep sentral dalam dunia filsafat yang
memperoleh perhatian yang semakin besar dalam kaitannya dengan pemahaman
ilmu pengetahuan dan realitas. Istilah "ontologi" berasal dari bahasa Yunani, di
mana "ontos" berarti "ada" dan "logos" merujuk pada "kajian" atau "pemahaman."
Secara sederhana, ontologi adalah studi tentang apa yang ada dan bagaimana hal-
hal tersebut ada. Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi makna dan relevansi
ontologi dalam konteks filsafat ilmu.
Ontologi adalah the theory of being qua being atau filosofi mengenai
kehadiran selaku kehadiran. Ontologi merupakan ilmu yang mengulas mengenai
dasar “yang ada”, yang tidak terikat oleh satu konkretisasi tertentu dan berupaya
mencari inti “yang ada” dalam setiap realitas.4
2
Suaedi Suaedi, Pengantar Filsafat Ilmu (Bogor: IPB Press Printing, 2016), p. 81.
3
Muhammad Ramdon Dasuki, ‘TIGA ASPEK UTAMA DALAM KAJIAN FILSAFAT ILMU; ONTOLOGI,
EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI’, Seminar Nasional Bahasa Dan Sastra Indonesia Sasindo Unpam
2019, 2019, p. 82.
4
Ermida and Ardimen, ‘Ontologi Ilmu Pengetahuan’, Journal on Education, Vol.06 No.01 (2023), p.
3307.
5
Suaedi, p. 81.
Apakah cara-cara yang berbeda di mana entilas dari kategori-
kategori logis yang berlainan (misalnya objek-objek fisis,
pengertian universal, abstraksi, dan bilangan) dapat dikatakan ada?
Ontologi dalam filsafat ilmu merupakan studi mengenai sifat dasar ilmu
yang memiliki arti, struktur, dan prinsip ilmu. Ontologi filsafat sebagai cabang
filsafat adalah ilmu apa, dari jenis dan struktur dari objek, properti, peristiwa,
proses, serta hubungan dalam setiap bidang realitas. Filsuf seringkali
menggunakan sinonim ontologi yang sering digunakan oleh Aristoteles, yakni
‘filsafat pertama’. Terkadang ontologi digunakan dalam arti yang lebih luas untuk
merujuk kepada studi yang mungkin ada; metafisika.9
8
Idris and Ramly, p. 121.
9
Suaedi, p. 82.
benar semua kebenaran? Hal ini harus lengkap agar hubungan antar entitas
membentuk keutuhan yang lebih besar.10
Metode Ontologi
Beberapa pandangan-pandangan pokok di dalam ontologi adalah sebagai
berikut :
10
Suaedi, p. 82.
11
Suaedi, p. 88.
12
Suaedi, p. 84.
Idealisme : sebagai lawan dari materialisme adalah aliran idealisme
yang dinamakan juga dengan spiritualisme. Idealisme berasal dari
kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini
beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu
berasal dari roh, yakni sesuatu yang tidak berbentuk dan
menempati ruang. Materi dan zat itu hanyalah satu jenis
penjelmaan rohani.
Lalu ada pula pluralisme, yakni paham yang berpandangan bahwa segala
macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme berawal dari keseluruhan dan
mengakui bahwa segala macam bentuk ini semuanya nyata. Pluralisme dikatakan
sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak
unsur, lebih dari satu atau dua entitas.14
Kemudian ada nihilisme. Nihilisme berasal dari bahasa Latin yang berarti
nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternatif
yang positif. Salah satu tokoh aliran ini adalah Friedrich Nietzche yang mengakui
bahwa pada kenyataannnya moral di Eropa sebagian besar masih bersandar pada
nilai-nilai Kristiani. Namun, yidak dapat dihindarkan bahwa nilai-nilai itu akan
lenyap dengan sendirinya, dan manusia modern terancam nihilisme. Dengan
demikian, ia sedniri harus mengatasi bahaya itu dengan menciptakan nilai-nilai
baru, dengan transvaluasi semua nilai.15
13
Suaedi, p. 85.
14
Suaedi, p. 85.
15
Suaedi, p. 86.
rohani. Timbulnya aliran ini disebabkan seseorang yang belum mampu
menerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan
dapat dikenal.16
Referensi
Ermida, and Ardimen, ‘Ontologi Ilmu Pengetahuan’, Journal on Education,
Vol.06 No.01 (2023)
Idris, Saifullah, and Fuad Ramly, Dimensi Filsafat Ilmu Dalam Diskursus
Integrasi Ilmu (Yogyakarta: Darussalam Publishing, 2016)
Suaedi, Suaedi, Pengantar Filsafat Ilmu (Bogor: IPB Press Printing, 2016)
16
Suaedi, p. 87.