Anda di halaman 1dari 2

Bab V

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI

A. Apa Itu Ontologi?

1. Pengertian Ontologi

Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu Ontos: being, dan Logos: Logic. Jadi, ontologi
adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan) atau ilmu
tentang yang ada. Ontologi diartikan sebagai suatu cabang metafisika yang berhubungan dengan
kajian mengenai eksistensi itu sendiri. Clauberg menyebut ontologi sebagai “ilmu pertama,” yaitu
studi tentang yang ada sejauh ada. Secara terminologi, ontologi adalah ilmu yang membahas
tentang hakikat yang ada yang merupakan realitas, baik berbentuk 142 FILSAFAT PENDIDIKAN; The
Choice Is Yours jasmani atau konkrit maupun rohani atau abstrak.

Ada beberapa pengertian dasar mengenai apa itu “ontologi.” Pertama, ontologi merupakan studi
tentang ciri-ciri “esensial” dari Yang Ada dalam dirinya sendiri yang berbeda dari studi tentang hal-
hal yang ada secara khusus. Dalam mempelajari ‘yang ada’ dalam bentuknya yang sangat abstrak
studi tersebut melontarkan pertanyaan, seperti “Apa itu Ada dalam dirinya sendiri?” Kedua, ontologi
juga bisa mengandung pengertian sebuah cabang filsafat yang menggeluti tata dan struktur realitas
dalam arti seluas mungkin yang menggunakan kategori-kategori, seperti ada/menjadi,
aktualitas/potensialitas, esensi, keniscayaan dasar, yang ada sebagai yang ada. Ketiga, ontologi bisa
juga merupakan cabang filsafat yang mencoba melukiskan hakikat Ada yang terakhir. Ini
menunjukkan bahwa segala hal tergantung pada eksistensinya.

Keempat, ontologi juga mengandung pengertian sebagai cabang filsafat yang melontarkan
pertanyaan apa arti Ada dan Berada dan juga menganalisis bermacam-macam makna yang
memungkinkan hal-hal dapat dikatakan Ada. Kelima, ontologi bisa juga mengandung pengertian
sebuah cabang filsafat yang: a). menyelidiki status realitas suatu hal. Misalnya, “apakah obyek
penerapan atau persepsi kita, nyata atau bersifat ilusif (menipu)? “apakah bilangan itu nyata?”
“apakah pikiran itu nyata?” b). menyelidiki apakah jenis realitas yang dimiliki sesuatu. Misalnya,
“Apa jenis realitas yang dimiliki bilangan? Persepsi? Pikiran” dan c). menyelidiki realitas yang
menentukan apa yang kita sebut realitas.

Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan
konkrit secara kritis. Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yakni realisme, naturalisme, dan
empirisme. Istilah-istilah terpenting yang terkait dengan ontologi adalah:

1. Yang-ada (being)

2. Kenyataan/realitas (reality)

3. Eksistensi (existence)

4. Esensi (essence)

5. Substansi (substance)

6. Perubahan (change)

7. Tunggal (one)

8. Jamak (many)
2. Dasar Ontologi Ilmu
Dasar ontologi ilmu sebenarnya ingin berbicara pada sebuah pertanyaan dasar, yaitu «apakah
yang ingin diketahui ilmu?» atau bisa dirumuskan secara eksplisit menjadi «apakah yang
menjadi bidang telaah ilmu?» Berbeda dengan agama atau bentuk pengetahuan yang
lainnya, maka ilmu membatasi diri hanya kepada kejadian yang bersifat empiris. Obyek kajian
ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera
manusia. Berdasarkan hal itu maka ilmu-ilmu dapat disebut sebagai suatu pengetahuan
empiris, di mana obyek-obyek yang berbeda di luar jangkauan manusia tidak termasuk di dalam
bidang penelaahan keilmuan tersebut. Sebuah pengetahuan baru dianggap benar selama kita
bisa menerima asumsi yang dikemukakannya.

Asumsi ketiga, ilmu menganggap bahwa setiap gejala bukan merupakan suatu kejadian yang
bersifat kebetulan. Setiap gejala mempunyai suatu hubungan pola-pola tertentu yang bersifat
tetap dengan urutan kejadian yang sama. Namun demikian, dalam determinisme ilmu
mempunyai konotasi yang bersifat peluang . Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan
penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno.

Pertama kali orang dihadapkan pada adanya materi dan kedua pada kenyataan yang berupa
rohani Idealisme, sebagai lawan dari materialisme yang dinamakan spriritualisme. Idealisme
berasal dari kata «Ideal,» yaitu suatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa
hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh atau sejenis
dengannya, yaitu sesuatu yang tidak terbentuk dan menempati ruang. Tokoh aliran ini pada
masa Yunani kuno adalah Anaxagoras dan Empedcoles, yang menyatakan bahwa substansi
yang ada itu terbentuk dan terdiri dari empat unsur, yaitu tanah, air, api, dan udara.

Nihilisme, berasal dari bahasa Yunani yang berarti nothing atau tidak ada. Istilah Nihilisme
diperkenalkan oleh Ivan Turgeniev dalam novelnya Fadhers and Children yang ditulisnya pada
tahun 1862 di Rusia. Grogias yang memberikan tiga proporsi tentang realitas. Pertama, tidak
ada sesuatupun yang eksis.

B. Apa Itu Epistemologi?

1. Pengertian Epistemologi

Anda mungkin juga menyukai