Anda di halaman 1dari 23

ONTOLOGI ILMU, EPISTEMOLOGI,

DAN AKSIOLOGI

Kelompok 3

Fajar Riana Wulandari (11160810000009)


Erni Dahwani (11160810000023)
Nur Firli Maulida (11160810000034)
PENGERTIAN ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI,
DAN AKSIOLOGI

Ontologi adalah teori tentang “ada”, yaitu tentang apa yang


dipikirkan, yang menjadi objek pemikiran.

Epistemologi adalah teori pengetahuan, yaitu membahas


tentang bagaimana cara mendapatkan pengetahuan dari objek
yang ingin dipikirkan.

Aksiologi adalah teori tentang nilai yang membahas tentang


manfaat, kegunaan maupun fungsi dari objek yang dipikirkan
itu.
ONTOLOGI

Asmar Bakhtiar dalam bukunya Filsafat Agama I mengatakan,


ontologi berasal dari kata ontos = sesuatu yang berwujud.
Ontologi adalah teori/ilmu tentang wujud, tentang hakikat yang
ada. Ontologi tidak banyak berdasar pada alam nyata, tetapi
berdasar pada logika semata-mata.

Maka, menurut istilah, ontologi adalah ilmu yang membahas


tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik
yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
Berada dalam wilayah ada. Ontologi berasal dari kata
Yunani onto (ada) dan logos (teori). Dengan demikian
ontologi dapat diartikan sebagai teori tentang ada.
Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain:
apakah objek yang ditelaah ilmu pengetahuan?
Bagaimanakah hakikat darii objek itu? Bagaimana
hubungan antara objek yang tadi dengan daya tangkap
manusia (seperti berpikir, merasa, mengindra) yang
membuahkan pengetahuan dan ilmu pengetahuan?
Ontologi Menurut Sejumlah Filosof

Clauberg menyebut ontology sebagai ilmu pertama,


studi yang ada sejauh ada.
Wolff mendefinisikan ontology sebagai ilmu tentang
yang ada pada umumnya dan menggunakan “filsafat
pertama sebagai sinonimnya.
Gioberti mendefinisikan ontology sebagai disiplin
filsafat dasariah.
Awal Mula Istilah Ontologi

Istilah “ontologi” muncul sekitar pertengahan abad ke-


17. juga pada waktu itu ungkapan “filsafat menngenai
yang ada (philosophia entis)” digunakan untuk hal yang
sama. Menurut akar kata Yunani ontologi berarti teori
mengenai ada yang berada.
PERKEMBANGAN ONTOLOGI

Term ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf


Goclenius pada tahun 1636 M. Untuk menamai teori tentang
hakikat yang ada yang bersifat metafisis. Dalam
perkembangannya Christian Wolf (1679-1754 M) membagi
metafisika menjadi dua, yaitu metafisika umum dan
metafisika khusus. Metafisika umum dimaksudkan sebagai
istilah lain dari ontologi.
PANDANGAN-PANDANGAN POKOK
PEMIKIRAN PADA ONTOLOGI

1. Monoisme
Bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu
hanyalah satu saja, tidak mungkin dua.
Paham ini terbagi menjadi 2 aliran:
a. Materialisme
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal
itu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini sering
disebut dengan naturalisme.
b. Idealisme
Aliran ini dinamakan juga dengan spiritualisme
yang beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang
beraneka ragam itu semua berasal dari ruh atau
sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk
dan menempati ruang.
2. Dualisme

Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari


dua macam hakikat sebagai asal sumbernya,
yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda
dan ruh, jasad, dan spirit. Kedua macam
hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri
sendiri, sama-sama azali dan abadi.

3. Pluralisme

Pluralisme berpandangan bahwa segenap


macam bentuk merupakan kenyataan.
4. Nihilisme

Berasal dari bahasa latin yang berarti nothing


atau tidak ada. Sebuah doktrin yang tidak
mengakui validitas alternatif yang positif.

5. Agnostitisme

Paham ini mengingkari kesangguoan manusia


untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikat
materi maupun hakikat ruhani. Kata
Agnoticisme berasal dari bahasa Grik Agnostos
yang berarti unknown. A artinya not, Gno
artinya know.
6. Eksistensi Tuhan
Salah satu realitas fundamental yang
diperbincangkan dalam wacana mistisme adalah
eksistensi tuhan sebagai realitas tertinggi yang
menjadi sumber bagi eksistensi segala sesuatu. Jika
keberadaan segala sesuatu apapun itu
meniscayakan keterkaitan dan ketergantungan
dengan sesuatu yang lain, maka eksistensii tuhan
justru bersifat Independent secara mutlak.
Eksistensi Tuhan malah menjadi tempat bergantung
bagi segala sesuatu dalam kebereksistensian
mereka.
EPISTIMOLOGI
Berada dalam wilayah pengetahuan. Berasal dari kata Yunani
episteme (pengetahuan) dan logos (teori). Dengan demikian
epistimologi dapat diartikan sebagai teori tentang
pengetahuan. Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini
antara lain: bagaimanakah proses yang memungkinkan
ditimbanya pengetahuan menjadi ilmu? Bagaimanakah
prosedurnya? Untuk hal ini, kita merambah cabang filsafat
metodologi. Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita
bisa mendapat pengetahuan yang benar? Apa yang dimaksud
dengan kebenaran itu sendiri? Apa kriterianya?
Dalam teori pengetahuan terdapat perbedaan, dan
perbedaan pokok antara teori – teori pengetahuan adalah
perbedan antara metode rasionalisme dan empirisme.
a. Empirisme, yaitu suatu doktrin filsafat yang menekankan
peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan dan
mengecilkan peranan akal.
b. Rasionalisme, yaitu pandangan bahwa kita mengetahui apa
yang kita pikirkan dan bahwa akal mempunyai kemampuan untuk
mengungkapkan kebenaran dengan diri sendiri, atau bahwa
pengetahuan itu diperoleh dengan membandingkan ide dengan
ide.
c. Kritisisme, Yaitu suatu pandangan dalam diri setiap manusia
sudah ada kondisi kondisi tertentu dalam pikiran yang mengatur
cara kerja pikiran dan memengaruhi cara mereka dalam
memandang dunia . Setiap manusia dalam mencandra realias
kehidupan senatiasa memprosesnya melalui sensasi menuju
persepsi lalu ke konsepsi sehingga menjadi pengetahuan.
d. Intuisionisme, Merupakan paham yang menekankan tidak
berperantaranya pengetahuan atau bukti bukti dari karakter ide
ide tertentu. Paham ini memungkinkan adanya suatu bentuk
pengalaman, disamping pengalaman yang dihayati oleh indra.
Dengan demikian, data yang dihasilkan dapat merupakan bahan
tambahan bagi pengetahuan, disamping pengetahuan yang
dihasilkan oleh pengindraan.
e. Metode Ilmiah
Yaitu suatu metode yang menggabungkan antara pengalaman
empiris (observasi) dan akal dalam memperoleh pengetahuan
atau menyelesaikan persoalan persoalan yang tengah dihadapi
oleh ilmuwan (saintis).
AKSIOLOGI

Berada dalam wikayah nilai. Berasal dari kata Yunani aksion


(nilai) dan logos (teori). Dengan demikian aksiologi dapat
diartikan sebagai teori tentang nilai. Pertanyaan yang
menyangkut wilayah ini antara lain: untuk apa ilmu
pengetahuan itu digunakan? Bagaimana kaitan antara cara
penggunaannya dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana
kaitan metode ilmiah yang diguakan dengan norma-norma
moral dan profesional?
Aksiologi adalah studi tentang hakikat nilai-nilai,
pertanyaan mengenai hakikat nilai ini dapat dijawab
dengan tiga cara yaitu:

 Nilai sepenuhnya berhakikat subyektif


 Nilai-nilai merupakan kenyataan, namun terdapat dalam
ruang dan waktu. Nilai-nilai merupaka esensi logis dan
dapat siketahui melalui akal.
 Nilai-nilai merupakan unsur-unsur obyektif yang
menyusun kenyataan.

AKSIOLOGI
Teori teori mengenai nilai dalam wacana
aksiologi

a. Teori objektivitas, nilai merupakan pandangan yang


menyatakan bahwa nilai nilai adalah objektif dalam arti
bahwa nilai nilai itu dapat didukung oleh argumentasi
cermat dan rasional konsisten sebagai yang terbaik
dalam situasi tersebut.
b. Teori subjektivitas, nilai yakni pandangan bahwa nilai
nilai seperti kebaikan, keindahan tidak ada dalam dunia
real objektif tetapi merupakan perasaan perasaan,
sikap sikap pribadi, dan merupakan penafsiran atas
kenyataan.
c) Relativisme nilai, adalah pandangan yang memiliki
beberapa prinsip berikut :

 Bahwa nilai nilai bersifat relatif karena berhubungan


dengan preferensi (sikap, keinginan, ketidaksukaan,
perasaan, selera, kecendrungan dan sebagainya). Baik
secara sosial dan pribadi, yang dikondisikan oleh
lingkungan, kebudayaan, atau keturunan,.
 Bahwa nilai nilai berbeda dari suatu kebudayaan ke
kebudayaan lainya.
 Bahwa penilaian penilaian seperti benar/salah,
baik/buruk, tepat/tidak tepat tidak dapat diterapkan
padanya.
 Bahwa tidak ada, dan tidak dapat ada nilai nilai universal,
mutlak, dan objektif mana pun yag dapat diterapkan pada
semua orang pada segala waktu.
PENGERTIAN FILSAFAT ILMU

Ilmu berasal dari bahasa arab: Pengertian ilmu adalah


‘alima, ya’lamu, ‘ilman, dengan pengetahuan tentang suatu
wazan fa’ila, yaf’alu, yang bidang yang disusun secara
berarti: mengerti, memahami bersistem menurut metode-
benar-benar. metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan
gajala-gajala tertentu di bidang
(pengetahuan) itu.

Jadi, filsafat ilmu merupakan penelaahan secara filsafat terhadap


beberapa pertanyaan mendasar akan hakikat ilmu itu sendiri, dari
pendapat-pendapat itu tentu saja pada akhirnya memiliki keterkaitan
sehingga menjadikan persoalan semakin mudah untuk
memahaminya.
FILSAFAT ISLAM

Filsafat Islam terdiri


dari dua kata yaitu
filsafat dan Islam.
Secara etimologi, Sedangkan kata Islam, secara
filsafat berarti cinta semantik berasal dari akar kata
kebijaksanaan atau salima artinya menyerah,
kebenaran (love of tunduk, dan selamat. Islam
wisdom). Orangnya artinya menyerahkan diri kepada
disebut filosof yang Allah, dan dengan menyerahkan
dalam bahasa arab diri kepada-Nya maka ia
disebut failasuf. memperoleh keselamatan dan
kedamaian.
Menurut Al-Farabi (W. 950 M),
seseorang filosof muslim Ibnu Rusyd (1126-1198 M),
terbesar sebelum Ibnu Sina berpendapat bahwa filsafat
berkata, “Filsafat ialah ilmu atau hikmah merupakan
tentang alam yang maujud dan pengetahuan “otonom” yang
bertujuan menyelidiki perlu dikaji oleh manusia
hakikatnya yang sebenarnya. karena dia dikaruniai akal. Al-
quran Filsafat mewajibkan
manusia berfilsafat untuk
menambah dan memperkuat
keimanan kepada Tuhan.

Jadi filsafat Islam berarti berpikir yang bebas, radikal, dan berada
pada taraf makna, yang mempunyai sifat, corak dan karakter yang
menyelamatkan dan memberi kedamaian hati.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai