PERTEMUAN IV
I. IDENTITAS
Nama : Makmum Ashari
NIM : 191051301030
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu dan Bioetika
Dosen : Dr. Ismail, M.S.
Kelas :B
Pertemuan : IV (Selasa, 23 September 2019)
Topik/Materi : Unsur-unsur Ilmu Pengetahuan
1. Permasalahan :
a. Apa perbedaan jiwa dan ruh? Dan bagaimana menjelaskan ruh secara ilmiah?
b. Bagaimana ilmu pengetahuan dapat berubah-ubah ?
c. Nilai apakah yang dibahas dalam ketiga unsur-unsur ilmu pengetahuan serta
bagaimana korelasi antara filsafat ilmu dan aksiologi?
d. Dari paham rasionalisme dikatakan bahwa akal adalah dasar dari pengetahuan.
Misalnya ada sebuah pulpen, siapakah yang memberi tahu akal bahwa itu
pulpen atau siapakah yang memberitahu akal tentang pengetahuan itu?
e. Jelaskan secara mendalam tentang statement yang mengatakan bahwa “apa itu
ilmu?dari mana asalnya? Apa sumbernya? Bagaimana membangun ilmu yang
tepat dan benar?
f. Bagaimanakah cirri pengetahuan yang sistematik?
g. Ada sebuah mitologi bugis yang menyatakan bahwa “Lettu ko jolo nappa jokka”,
jika dikaji lebih dalam memang itu ada power dalam diri manusia terhadap apa
yang diyakininya. Ada psikolog yang mengatakan bahwa sebenarnya memang
ada kekuatan keyakinan dalam diri manusia yaitu positivisme. Bagaimana anda
menjawab hal itu jika berkacamata filsafat lebih tepatnya aliran positivisme?
2. Jawaban dari permasalahan
a. Perbedaan ruh dan jiwa, dan penjelasan ruh secara ilmiah
1) Berdasarkan hasil diskusi :
Jiwa dan ruh adalah hal yang berbeda, karena ruh merupakan inti suatu
kehidupan, Ruh adalah nafas yang dihembuskan oleh Allah ke dalam
manusia, dan kembali kepada Allah. sedangkan jiwa merupakan suatu
refleksi alam pikiran manusia dalam bentuk pola berfikir, berperilaku,
tingkahlaku, emosi dan efek serta bentuk kepribadian tertentu. Dengan
pikirannya, manusia dapat berfikir, dan dengan perasaannya manusia dapat
mengasihi dan dengan kehendaknya pula manusia dapat memilih. Pada
aspek ontology yang termuat dalam aliran idealisme ruh dianggap sebagai
sesuatu yang tidak terbentuk dan menempati ruang, dan secara ilmiah ruh
tidak dapat dibuktikan secara pasti karena manusia sendiri mempunyai
ketebatasan terhadap sesuatu yang memang tidak bisa dilihat secara
langsung, namun keterbatasan manusia dalam mengetahui keberadaan ruh
bukan berarti bahwa ruh itu tidak ada, karena keberadaan ruh sendiri
memang belum ada yang mengetahui secara pasti karena hanya allah (sang
pencipta) lah yang mengetahui nya, Hal inilah yang termuat dalam kitab suci
(Alquran).
2) Berdasarkan kajian personal:
Roh adalah unsur ketiga yang membentuk kehidupan manusia. Unsur tubuh
jasmani adalah wadag yang dapat kita raba, jiwa disebut juga nyawa ada di
dalam darah, sedangkan unsur ketiga yaitu roh adalah yang memberi
manusia kesadaran. Tubuh jasmani dapat binasa, tetapi roh manusia
bersifat kekal.
Penulis sepakat tentang konsep roh menurut pandangan ilmiah bahwasanya
ruh tidak dapat memastikan kebenarannya karena adanya batasan-batasan
dari daya tangkap manusia.
g. Kajian mendalam tentang keyakinan orang bugis “Lettu ko Jolo Nappa Jokka”
1) Berdasarkan hasil diskusi :
Dari mitologi “Lettu ko jolo nappa jokka” memiliki arti bahwa tiba dulu
sebelum jalan. Dari arti tersebut dapat dimaknai bahwa sebelum berangkat
kesebuah tempat, pastikan jiwa telah sampai lebih dulu, makna lain yaitu
sebelum melaksanakan sesuatu, sempatkan waktu untuk membayangkan
hasil yang akan dicapai. Adapun makna dari mitologi tersebut apabila dilihat
dari kacamata filsafat utamanya dari paham positivisme itu tidak termasuk
kedalam kajian filsafat/paham positivisme itu sendiri, mengapa? Karena
positivisme merupakan paham yang dalam pencapaian kebenarannya
bersumber dan berpangkal pada kejadian yang benar-benar terjadi (sains)
yang artinya positivisme disebut sebagai paham positif dan bertentangan
dengan sesuatu yang hanya dalam angan-angan (impian), dan dari mitologi
tersebut hanya merupakan pengharapan yang ada dalam angan-angan dari
seorang manusia atau individu yang merupakan bentuk sugesti untuk dirinya
sediri agar dapat meyakinkan diri untuk bisa sampai pada tujuannya
meskipun tujuan sugesti tersebut adalah tujuan sugesti yang positif. Jadi
dapat dikatakan bahwa untuk mitologi tersebut tidak termasuk kedalam
kajian paham positivisme sebab hanya merupakan harapan atau angan-
angan dari individu saja yang belum bisa dipastikan kebenarannya atau
terjadi atau tidaknya.
2) Berdasarkan kajian personal :
Masih menjadi pertanyaan yang masih terbayang-bayang untuk
membedakan antara pengetahuan dan keyakinan.
V. REFLEKSI DIRI
Perihal yang menyenangkan dalam diskusi kali ini adalah diskusi yang berjalan sangat
interaktif karena munculnya berbagai pertanyaan yang mempermasalahkan tentang unsur-
unsur ilmu pengetahuan. Dalam diskusi muncul berbagai pendapat atau pertanyaan dari
kelompok lain yang kurang memahami atau ingin memperjelas materi yang dipaparkan.
Seperti Awaluddin Natsir yang mengajukan pertanyaan apa perbedaan antara ruh dan
jiwa?dan bagaimana penjelasan ruh secara ilmiah? Kemudian dijawab oleh Dian Rifkanita
bahwa kedua hal tersebut berbeda, ruh langsung diberikan sang Pencipta kepada Manusia
sedangkan jiwa berasal dari refleksi manusia seperti tingkah laku, emosional seseorang dan
bentuk kepribadian. Secara secara ilmiah ruh tidak dapat dibuktikan secara pasti karena
manusia sendiri mempunyai ketebatasan terhadap sesuatu yang memang tidak bisa dilihat
secara langsung, namun keterbatasan panca indra karena hanya allah (sang pencipta) lah
yang mengetahui nya, Hal inilah yang termuat dalam kitab suci (Alquran). Ilham Nur yang
mengaitkan mitologi bugis yang menyatakan bahwa “Lettu ko jolo nappa jokka”, Bagaimana
anda menjawab hal itu jika berkacamata filsafat lebih tepatnya aliran positivisme? Dijawab
oleh Sri Febriana bahwa dapat dikatakan bahwa untuk mitologi tersebut tidak termasuk
kedalam kajian paham positivisme sebab hanya merupakan harapan atau angan-angan dari
individu saja yang belum bisa dipastikan kebenarannya atau terjadi atau tidaknya. Makmum
Ashari yang bertanya mengenai ciri-ciri pengetahuan yang sistemastis? Khalisa Azis yang
bertanya mengenai bagaiamana ilmu pengetahuan dapat berubah-berubah? Fitriyani yang
bertanya mengenai nilai apakah yang dibahas dalam ketiga unsur-unsur ilmu pengetahuan
serta bagaimana korelasi antara filsafat ilmu dan aksiologi? Sitti Patima yang bertanya
mengenai paham rasionalisme dikatakan bahwa akal adalah dasar dari pengetahuan.
Misalnya ada sebuah pulpen, siapakah yang memberi tahu akal bahwa itu pulpen atau
siapakah yang memberitahu akal tentang pengetahuan itu? Muhammad Afdal Fadli yang
bertanya mengenai penjelasan secara mendalam tentang statement yang mengatakan
bahwa “apa itu ilmu?dari mana asalnya? Apa sumbernya? Bagaimana membangun ilmu
yang tepat dan benar? .
Perihal yang kurang menyenangkan dalam diskusi adalah sistem menyanggah dari
kelompok yang bukan penyangga utama yang lebih dominan dan langsung menjawab tanpa
diberikan kesempatan oleh moderator. Selain itu, seringnya adanya tanggapan yang tidak
saling ada hubungannya dan sangat meluas alias keluar dari garis-garis pembahasan oleh
pemateri.
Hal yang saya ingin tahu lebih lanjut adalah pembahasan tentang hal mendasar yang
menjadi unsur utama dalam ilmu pengetahuan. Terkadang saya masih bingung
membedakan antara unsur-unsur ilmu pengetahuan adalah ontology, epistemology dan
aksiologi ataukah unsur-unsur ilmu pengetahuan dikaji berdasarkan landasan filsafat?.
Selain itu saya ingin mengetahui tentang perbedaan antara pengetahuan dan keyakinan.