A. Pengantar
Dalam dunia ini, terdapat sesuatu hal yang dikatakan benar dan bersifat objektif
ternyata merupakan ilusi yang membutakan setiap manusia. Hal itu, maka dibutuhkan upaya
bagi setiap manusia dalam mengamati dan melihat berbagai petunjuk secara objektif, tidak
terjebak apalagi tersesat melihat masalah yang ada. Manusia dituntut untuk mempertajam
dalam memandang, menentukan secara akurat dan melihat secara komprehensif. Upaya ini
dapat ditempuh oleh setiap manusia dengan berpikir kritis, untuk menemukan dan
mengetahui sesuatu yang bersifat objektif.
Cabang ilmu yang berusaha membangkitkan daya kritis manusia adalah Filsafat.
Filsafat sebagai refleksi rasional, berpikir kritis dan radikal mengenai hal yang mendasar
dalam kehidupan ini. Filsafat mengajak setiap manusia untuk mempergunakan akal atau
rasionnya sebagaimestinya. Filsafat berisi penjelasan yang bersifat substansial dan radikal
terhadap masalah yang ada. Filsafar juga disebut sebagai tumpuan berbagai persoalan yang
tidak dapat dijawab oleh disiplin ilmu. Filsafat juga disebut sebagai induk dari segala ilmu
pengetahuan baik yang semakin terspesialisasi dan bersifat mandiri.
Secara etimologi, Filsafat berasal dari kata Yunani yang disebut Philosphia yang
terbagi atas dua kata Philos yaitu “Cinta” dan Spohia yaitu “Kebijaksanaan”. Diksi dari kata
cinta menunjukkan ketertarikan yang mendalam, memiliki unsur kekaguman yang begitu
dasyat terhadap suatu objek tertentu dan membuat terhanyut ke dalamnya. Ibarat dua sejoli
yang rela mati demi ketertarikan atau ibarat cinta Rabiah kepada Tuhan yang beribadah tanpa
mengharapkan surga dan neraka, sekalipun dirinya berada di neraka tak mengapa asal tetap
berada dalam keridhaan-Nya.
Sedangkan kata Kebijaksanaan erat kaitannya dengan kata Hikmah, yang merujuk
agar bertindak sesuai dengan akal dan pikirannya, menghasilkan perilaku yang tepat,
pengetahuan yang luas dalam memutuskan berbagai hal. Filsafat tidak hanya melihat pada
tataran fenomena atau gejala di permukaan melainkan jauh dari pada hal itu, filsafat melihat
hakikat dari fenomena tersebut baik yang bersifat materi maupun immateri. Seperti kata Al
Farabi bahwa “al-ilmu bilmaujudaat bima hiya al-maujudaat” artinya suatu ilmu yang
menyelidiki hakikat sebenarnya dari segala yang ada ini.
Hal itulah terkadang filsafat bisa bersifat kongkret dan juga praktis, namun juga
terkadang filsafat disebut bersifat abstrak. Abstrak karena sulit dipahami dan sangat jauh
berbeda dari cara pandang manusia pada umumnya. Filsafat sebagai ilmu esensinya berusaha
memahami hakikat sesuatu yang “ada” (being), sebagai objek sasaran, maka filsafat ilmu
adalah ilmu yang berusaha memaknai yang menjadi hakikat pengetahuan itu sendiri,
perenungan secara mendasar dan berbagai implikasinya ke berbagai bidang kajian.
Daftar Pustaka
Rokhmah, D. 2021. Ilmu Dalam Tinjauan Filsafat: Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi.
Jurnal Volume 7 No.2. Cendekia: Jurnal Studi Keislaman
Azwar, Welhendri dan Muliono. 2020. Filsafat Ilmu: Cara Mudah Memahami FIlsafat Ilmu.
Cet 2. Jakarta: Prenadamedia Group.
Junaedi M dan Wijaya, MM. 2019. Pengembangan Paradigma Keilmuan Persepktif
Epistemologi Islam: Dari Perenialisme hingga Islamisme, Integrasi-Interkoneksi dan
Unity of Sciences. Jakarta: Prenadamedia Group.