Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Ontologi, Epistemologi,

dan Aksiologi

Filsafat membahas segala sesuatu yang ada bahkan yang mungkin ada baik bersifat abstrak
ataupun riil meliputi Tuhan, manusia dan alam semesta. Sehingga untuk memahami masalah
filsafat sangatlah sulit tanpa adanya pemetaan-pemetaan dan mungkin kita hanya bisa menguasai
sebagian dari luasnya ruang lingkup filsafat.

Sistematika filsafat secara garis besar ada tiga pembahasan pokok atau bagian yaitu;
epistemologi atau teori pengetahuan yang membahas bagaimana kita memperoleh
pengetahuan,ontologi atau teori hakikat yang membahas tentang hakikat segala sesuatu yang
melahirkan pengetahuan dan aksiologi atau teori nilai yang membahas tentang guna
pengetahuan. Mempelajari ketiga cabang tersebut sangatlah penting dalam memahami filsafat
yang begitu luas ruang lingkup dan pembahansannya.

http://www.tongkronganislami.net/2015/10/contoh-makalah-ontologi-filsafat-ilmu.html

A.Pengertian Ontologi

Menurut bahasa, Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu : On/Ontos = ada, dan Logos =
ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Sedangkan menurut istilah Ontologi adalah
ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang
berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak

Ada beberapa pengertian ontology menurut para tokoh-tokoh filsafat diantaranya:

1. Menurut Suriasumantri (1985),

Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau,
dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Telaah ontologis akan
menjawab pertanyaan-pertanyaan :

a) apakah obyek ilmu yang akan ditelaah,

b) bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, dan

c) bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir,
merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.

2. Menurut Soetriono & Hanafie (2007)


Ontologi yaitu merupakan azas dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yang
menjadi obyek penelaahan (obyek ontologis atau obyek formal dari pengetahuan) serta
penafsiran tentang hakikat realita (metafisika) dari obyek ontologi atau obyek formal tersebut
dan dapat merupakan landasan ilmu yang menanyakan apa yang dikaji oleh pengetahuan dan
biasanya berkaitan dengan alam kenyataan dan keberadaan.

3. Menurut Pandangan The Liang Gie

Ontologi adalah bagian dari filsafat dasar yang mengungkap makna dari sebuah eksistensi yang
pembahasannya meliputi persoalan-persoalan:

 · Apakah artinya ada, hal ada?


 · Apakah golongan-golongan dari hal yang ada?
 · Apakah sifat dasar kenyataan dan hal ada?
 · Apakah cara-cara yang berbeda dalam mana entitas dari kategori-kategori
logis yang berlainan (misalnya objek-objek fisis, pengertian universal, abstraksi dan
bilangan) dapat dikatakan ada ?

4.Menurut Ensiklopedi Britannica Yang juga diangkat dari Konsepsi Aristoteles

Ontologi Yaitu teori atau studi tentang being / wujud seperti karakteristik dasar dari seluruh
realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika yaitu, studi filosofis untuk menentukan sifat nyata
yang asli (real nature) dari suatu benda untuk menentukan arti , struktur dan prinsip benda
tersebut. (Filosofi ini didefinisikan oleh Aristoteles abad ke-4 SM)

Pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang mencoba
mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara tersendiri
menurut lingkup cabang-cabang keilmuan tersendiri. Pengertian ontologi ini menjadi sangat
beragam dan berubah sesuai dengan berjalannya waktu.

Sebuah ontologi memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap
representasi pengetahuan pada sebuah knowledge base. Sebuah ontologi juga dapat diartikan
sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan
sebagai landasan untuk sebuah knowledge base”. Dengan demikian, ontologi merupakan suatu
teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang
mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi
adalah studi tentang sesuatu yang ada.

https://abraham4544.wordpress.com/umum/ontologi/

B.Pengertian Epistemologi

Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu episteme, yang berarti pengetahuan (knowledge)
dan logos yang berarti ilmu. Jadi menurut arti katanya, epistemologi ialah ilmu yang membahas
masalah-masalah pengetahuan. Di dalam Webster New International Dictionary, epistemologi
diberi definisi sebagai berikut: Epistimology is the theory or science the method and grounds of
knowledge, especially with reference to its limits and validity, yang artinya Epistemologi adalah
teori atau ilmu pengetahuan tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan, khususnya yang
berhubungan dengan batas-batas pengetahuan dan validitas atau sah berlakunya pengetahuan itu.
(Darwis. A. Soelaiman, 2007, hal. 61).

Istilah Epistemologi banyak dipakai di negeri-negeri Anglo Saxon (Amerika) dan jarang dipakai
di negeri-negeri continental (Eropa). Ahli-ahli filsafat Jerman menyebutnya Wessenchaftslehre.
Sekalipun lingkungan ilmu yang membicarakan masalah-masalah pengetahuan itu meliputi teori
pengetahuan, teori kebenaran dan logika, tetapi pada umumnya epistemology itu hanya
membicarakan tentang teori pengetahuan dan kebenaran saja.

Epistemologi atau Filsafat pengetahuan merupakan salah satu cabang filsafat yang
mempersoalkan masalah hakikat pengetahuan. Apabila kita berbicara mengenai filsafat
pengetahuan, yang dimaksud dalam hal ini adalah ilmun pengetahuan kefilsafatan yang secara
khusus hendak memperoleh pengetahuan tentang hakikat pengetahuan.

Beberapa pakar lainnya juga mendefinisikan espitemologi, seperti J.A Niels Mulder menuturkan,
epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang watak, batas-batas dan berlakunya
dari ilmu pengetahuan. Jacques Veuger mengemukakan, epistemology adalah pengetahuan
tentang pengetahuan dan pengetahuan yang kita miliki tentang pengetahuan kita sendiri
bukannya pengetahuan orang lain tentang pengetahuan kita, atau pengetahuan yang kita miliki
tentang pengetahuan orang lain. Pendek kata Epistemologi adalah pengetahuan kita yang
mengetahui pengetahuan kita. Abbas Hammami Mintarejo memberikan pendapat bahwa
epistemology adalah bagian filsafat atau cabang filsafat yang membicarakan tentang terjadinya
pengetahuan dan mengadakan penilaian atau pembenaran dari pengetahuan yang telah terjadi itu.
(Surajiyo, 2008, hal. 25).

Dari beberapa definisi yang tampak di atas bahwa semuanya hamper memiliki pemahaman yang
sama. Epistemologi adalah bagian dari filsafat yang membicarakan tentang terjadinya
pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode, dan
keshahihan pengetahuan. Jadi objek material dari epistemology adalah pengetahuan dan objek
formalnya adalah hakikat pengetahuan itu.

http://zulkarnaenjafar.blogspot.co.id/2011/10/epistemologi-ilmu-pengetahuan.html

C.Pengertian Aksiologi

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia


menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang
berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori
nilai. Jujun S.Suriasumantri mengartika aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan
kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat
nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama. sedangkan nilai
itu sendiri adalah sesuatu yang berharga, yang diidamkan oleh setiap insan.
Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Jadi
Aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari
pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau kita bisa
memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan di jalan yang baik
pula. Karena akhir-akhir ini banyak sekali yang mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu
dimanfaatkan di jalan yang tidak benar.

Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai. Artinya
pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral
suatu masyarakat; sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam
usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan
bencana.

http://historia-rockgill.blogspot.co.id/2011/

Anda mungkin juga menyukai