MATA KULIAH
MANTIQ
DOSEN PENGAMPU
Muhammad Syafi’i, M.Ag
DISUSUN OLEH:
Dellya 200103040015
Maulida 200103040055
Muhammad Naufal Ihsan Maulana 1501451883
Serly Aullya Damayanti 200103040082
1|MANTIQ
PENDAHULUAN
Logika sebagai landasan utama untuk menguasai filsafat dan ilmu pengetahuan serta
sarana penghubung antara filsafat dan ilmu. Dari segi filsafat, dengan logika kita berarti
memahami fungsi logis manusia. Logika adalah suatu cara yang diciptakan untuk meneliti
ketepatan penalaran dan mencegah kesesatan berpikir. Dari sudut pandang ilmu, logika
berarti penyelarasan berpikir, yang disesuaikan dengan kenyataan sehari-hari, sehingga
kualitas pengetahuan selalu berada dalam pengujian terus menerus dan bergerak secara
empiris dan teoritis. Logika menyelelaraskan kaidah objektif dengan situasi objektif dan
konkret.
Logika dapat dibagi menjadi beberapa golongan. Dari segi kualitas, logika dapat
dibedakan menjadi logika naturalis dan logika artifisialis. Logika naturalis merupakan
kecakapan berlogika berdasarkan kemampuan akal bawaan manusia, sedangkan logika
artifisialis merupakan logika yang berisi susunan hukum-hukum, patokan-patokan, dan
rumus-rumus berpikir lurus.
Dari segi metode, logika dibedakan atas logika tradisional dan logika modern. Logika
tradisional merupakan logika yang dikembangkan oleh Aristoteles, sedangkan logika modern
dikembangkan Raymundus Lullus yang menetapkan metode baru logika yang berlainan
dengan logika Aristoteles. Dari segi objeknya, logika dibagi menjadi logika formal dan logika
informal. Logika formal merupakan ilmu yang mempelajari tentang aturan penarikan
kesimpulan sedangkan logika informal mempelajari argumen-argumen dalam bahasa
alamiah.
Secara umum, logika bertujuan untuk mencari kebenaran. Manfaat yang diperoleh dari
logika yaitu manusia bisa berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan
kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak,
manusia mendasarkan diri atas prinsip ini. Logika menyampaikan kepada berpikir benar,
lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang.
2|MANTIQ
PEMBAHASAN
3|MANTIQ
ilmu khusus yang merumuskan asas-asas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran.
Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau paling tidak,
mengurangi kesesatan. Di Barat, orang yang pertama merumuskan kaidah-kaidah
tentang logika artifisialis adalah Aristoteles, yang tertera dalam bukunya “Organon”
yang berarti instrumen (alat) untuk berpikir.
Namun demikian, jika dipandang dari segi objeknya maka logika artificialis
dapat dibagi menjadi dua yakni logika formal dan logika material. Logika
formal sering disebut sebagai logika minor sedangkan logika material sering disebut
sebagai logika mayor.3
3
Kadir Sobur, “Logika dan Penalaran dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan” dalam Jurnal Tajdid, Vol.
14, No. 2, hlm. 397
4|MANTIQ
Kesimpulan dapat diambil jika subjek dari premis minor adalah bagian dari subjek
premis mayor. Predikat kalimat kesimpulan adalah predikat premis mayor.
2. Logika Modern (Al-Mantiq Al-Hadis)
Logika Modern atau Logika Simbolik dikembangkan dari logika Aristoteles
oleh Augustus De Morgan (1806-1971) dan George Boole (1815-1864). Logika ini
membahas argument-argumen yang memungkinkan sesuatu dapat dimasukkan ke
dalam bentuk yang lebih luas daripada hanyabentuk silogistik. Logika ini juga
mengenalkan symbol-simbol untuk kalimat yang lengkap dan perangkai-perangkai
yang akan merangkainya, misalnya “and”, “or”, “if…then….” dll.
Logika klasik dan logika modern termasuk dalam logika deduktif, di mana
premis-premis dari suatu argument yang valid harus memiliki kesimpulan, atau
kebenaran suatu kesimpulan harus mengikuti premis-premisnya. Dalam bentuk biasa,
semua well-formed sentences di dalam logika modern memiliki satu nilai saja dari dua
nilai berikut, yaitu benar (true=1) atau salah (false=0).
Logika modern dijadikan dasar pembuatan aljabar Boole yang dikembangkan
oleh George Boole dan menjadi dasar teori tentang pengembangan komputer digital.
Suatu well-formed sentences akan diformulasikan dalam bentuk suatu rumus sehingga
dinamakan well-formed formulae (wff). WFF berbentuk suatu ekspresi logika atau
bentuk logika yang menggunakan tanda kurung biasa yang tepat dan sempurna
sehingga disebut fully parenthized expression (fpe) dan setiap pernyataan di dalamnya
hanya memiliki satu nilai 0 atau 1.
Logika matematika yang menangani masalah WPF yang hanya memiliki nilai
benar atau salah adalah :
a) Proposisional. Fokus utama logika ini pada pernyataan-pernyataan yang dapat
digolongkan dalam pengertian proposisi-proposisi.
b) Predikat. Pernyataan-pernyataan yang tidak dapat digolongkan sebagai proposisi,
dan tidak dapat diproses dengan logika proposisional akan ditangani logika
predikat yang memfokuskan diri pada predikat yang selalu menyertai suatu
pernyataan dalam bentuk kalimat.
5|MANTIQ
C. Logika Formal dan Logika Material
Jika dilihat dari objeknya, logika dibagi menjadi: logika formal (al-Mantiq As-
Shuwari) dan Logika Material (al-Maantiq al-Maddi).
1. Logika Formal
Logika formal sering disebut logika minor atau logika induktif. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti logika formal adalah metodologi berpikir
yang berkenaan dengan struktur atau bentuk logika melalui abstraksi isi pemikiran
yang merumuskan hukum dan asas yang disyaratkan untuk mencapai hasil yang
berlaku dalam mendapatkan pengetahuan melalui penarikan kesimpulan yang bagian-
bagiannya dipertalikan dengan isi tersebut. Logika Formal adalah mempelajari asas-
asas aturan-aturan atau hukum-hukum berfikir yang harus di taati, agar orang dapat
berfikir dengan benar dan mencapai kebenaran. Logika formal sendiri mengkaji
tentang definisi, makna keputusan, makna proposisi, makna kebenaran, penyimpulan
dan silogisme. Logika formal menyusun pola-pola (bentuk-bentuk) penarikan
kesimpulan yang sah sebagai lawan dari logika yang berurusan langsung dengan isi
(arti).
Dasar logika formal disediakan oleh karya-karya Aristoteles, yang
mengembangkan silogisme. Sumbangan-sumbangan terhadap perkembangannya
dibuat oleh kaum Stoa awal, kaum skolastik dalam Abad Pertengahan-Duns Scotus,
Ockham, dll, dan kemudian terutama oleh Leibniz. Pada peralihan abad itu logika
formal mencapai suatu tahap baru karena perkembangan pesat logika matematis
(simbolis). Yang terakhir ini telah memperluas teori-teori logika tentang penalaran
dan bukti matematis dan memperkaya logika formal dengan metode-metode dan cara-
cara baru analisis logis.
Menurut Gie, logika material adalah logika yang sifatnya realitas, karena
logika ini membahas materi-materi atau realitas yang berhubungan dengan pikiran
manusia. Logika material membicarakan persesuaian antara pikiran dengan objek
yang dipikirkan. Logika ini disebut juga dengan istilah “epistimologi”. 4 Logika
material adalah ilmu yang mempelajari proses aktifitas pikir yang memungkinkan
lahirnya pengetahuan yang benar, dan metode-metode yang dapat membantu untuk
memperoleh pengetahuan baru tersebut. Logika material mempelajari sumber- sumber
6|MANTIQ
dan asalnya pengetahuan, alat-alat pengetahuan, proses terjadinya pengetahuan, dan
akhirnya merumuskan metode pengetahuan tersebut. 5
Berdasarkan uraian di atas tentang pengertian logika material, dapat diperoleh
pemahaman bahwa mempelajari logika material sangat berguna dalam menemukan ilmu
pengetahuan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Diantara kegunaan atau fungsi
mempelajari logika material antara lain:
a) Dapat mengetahui atau memahami bagaimana prosedur dan teknik atau metode
penemuan ilmu pengetahuan secara benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.
b) Dapat mengetahui atau memahami bagaimana hubungan antara filsafat-teori-
pendekatan-metode dalam proses penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
c) Dapat menjadi evaluasi dan penyempurna dari proses kerja logika formal (deduktif)
dalam mengungkapkan hakikat kebenaran terhadap fenomena kehidupan.
d) Dapat mengetahui atau memahami hakikat ilmu pengetahuan ditinjau dari tiga
landasan kefilsafatan.
2. Logika Material
Logika material sebagai koreksi isi dari logika formal. Logika formal bisa
menggunakan cara berfikir deduktif karena logika material tidak membahas hukum-
hukum, rumus-rumus atau patokan-patokan tertentu, asal isi dari pernyataannya sesuai
dengan kenyataan. Logika material sering di sebut dengan logika mayor atau logika
deduktif.
Contoh logika formal (bentuk) :
(1) . Semua binatang mempunyai sayap
(2) . Semua mobil adalah binatang
(3) . Jadi, semua mobil mempunyai sayap
Contoh logika material (isi) :
(1) . Semua burung mempunyai sayap
(2) . Semua bangau mempunyai sayap
(3) . Jadi, semua bangau adalah burung
Secara terperinci, logika digunakan untuk membantu setiap orang yang mempelajari
logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
5 Sudiarja, dkk. 2006. Karya Lengkap Driyarkara. Esai-Esai Filsafat Pemikir Yang Terlibat Penuh
7|MANTIQ
Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat dan objektif. Menambah
kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri. Memaksa dan
mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis.
Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari dari kesalahan-kesalahan berpikir,
kekeliruan serta kesesatan. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
Hubungan logika dengan filsafat ilmu, menurut Hadiatmaja dan Kuswa Endah dalam
Mukhtar menyatakan bahwa logika merupakan cabang dari filsafat ilmu yang membicarakan
masalah berpikir yaitu mengikuti kaidah berpikir logis. Suwardi Endaswara juga menyatakan
bahwa logika sebagai esensi dari filsafat ilmu. Oleh demikian, dalam filsafat ilmu tidak
terlepas dari logika sebagai landasan pokok pengetahuan.6
6
Kadir Sobur, “Logika dan Penalaran dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan” dalam Jurnal Tajdid, Vol.
14, No. 2, hlm. 403-404
8|MANTIQ
PENUTUP
Simpulan
Logika merupakan sarana berpikir sistematis, valid, cepat dan tepat serta dapat
dipertanggungjawabkan dalam berpikir logis dibutuhkan kondisi-kondisi tertentu seperti:
mencintai kebenaran, mengetahui apa yang sedang dikerjakan dan apa yang sedang
dikatakan, membuat perbedaan dan pembagian, definisi yang tepat dan mengetahui
mengapa kesimpulan kita begitu serta menghindari kesalahan-kesalahan. Logika terbagi
menjadi tiga bagian, a) logika yang dilihat dari kualitasnya di antaranya ada logika
naturalis dan logika artifisialis. Logika naturalis merupakan logika yang berdasarkan
kemampuan akal pikiran setiap orang dari sejak lahir, kemampuan ini berbeda-beda
sesuai porsi masing-masing yang manusia punya. Sedangkan artifisialis merupakan logika
secara ilmiah yang membantu mengarahkan logika naturalis dengan prinsip berpikir
terarah. b) logika yang dilihat dari metodenya, di antaranya ada logika tradisional dan
logika modern. Logika tradisional adalah logika yang bersifat deduktif yakni berpikir dari
keputusan yang bersifat umum untuk mendapatkan kesimpulan yang khusus,
(silogismus). Sedangkan logika modern adalah logika yang bersifat induksi yakni berpikir
dari peristiwa yang bersifat khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang umum. Dan c)
logika yang dilihat dari jenisnya di antaranya ada logika formal dan logika material.
Logika formal adalah logika yang mempelajari asas-asas, aturan-aturan atu hukum-
hukum berpikir yang harus ditaati agar orang dapat berpikir dengan benar dan mencapai
kebenaran. Sedangkan material adalah logika yang menguji hasil-hasil dari logika formal
dan mengujinya dengan kenyataan-kenyataan praktis yang sesungguhnya.
9|MANTIQ
DAFTAR PUSTAKA
Ginting, Paham dan Syafrizal Helmi Situmorang, Filsafat Ilmu dan Metode Riset,
Medan: USU Press, 2008
Hamid, Sanusi dan Ismail Suardi, Pengantar Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Bintang
Pustaka Madani, 2021
Karomani, Logika, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009
Sobur, Kadir “Logika dan Penalaran dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan” dalam
Jurnal Tajdid, Vol. 14, No. 2
Sudiarja, dkk. Karya Lengkap Driyarkara. Esai-Esai Filsafat Pemikir Yang Terlibat
Penuh dalam Perjuangan Bangsanya. PT. Gramedia. Jakarta, 2006
10 | M A N T I Q