Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL SKRIPSI

PENTINGNYA MENJAGA NILAI-NILAI TALI SILATURAHMI

DAN

MENJAUHI PERPECAHAN DALAM AT TIBYAN

KARYA KH.HASYIM ASY’ARI

Oleh:

SYAIFUL KHOTIIN

NIM : 160110130

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL HUDA AL AZHAR

(STAIMA)

CITANGKOLO, KOTA BANJAR

2020
A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya dalam hidup bermasyarakat kita sangat

memerlukan bantuan orang lain agar hidup ini bisa berjalan dengan

baik, saling gotong royong dan saling membantu satu sama lain agar

tercipta kehidupan yang harmonis dan rukun tidak terjadi perpecahan.

Maka dari itu manusia sering disebut dengan makhluk sosial, karena

masih ada ketergantungan satu sama lain.

Manusia sebagai makhluk sosial merupakan manusia yang saling

berinteraksi antar manusia satu dan manusia yang lainnya dalam

kehidupan berkelompok. Kelompok – kelompok tersebut dapat berupa

kelompok – kelompok kecil yang terdiri dari dua orang, masyaraka

menengah yang terdiri dari banyak orang seperti perkumpulan

masyarakat, dan masyarakat terbesar seperti Negara.[ CITATION Rso13 \l

1033 ]

Dalam bermasyarakat perlu adanya ikatan antar masyarakat, agar

terjalin kehidupan yang rukun dan harmonis serta tercipta hubungan

sosial yang baik. Iktan ini, biasa kita sebut dengan Silaturahmi.

Silaturahmi adalah budaya yang sudah berkembang dan tumbuh subur

di Indonesia, yang perlu kita jaga.

Silaturahmi tidak membeda-bedakan baik antar suku, agama, ras,

dan aliran. Saling menghormati dan menyayangi adalah salah satu

kunci silaturahmi tetap terjaga, yang muda menghormati yang lebih

tua, yang tua menyanyangi yang muda. Akan tetapi, akhir – akhir ini

2
banyak yang merusak hubungan silaturahmi tersebut, sehingga banyak

terjadi perpecahan.

Menjaga tali persaudaraan atau silaturahmi, baik di dalam

lingkungan keluarga maupun dalam konteks kehidupan yang lebih luas

memang sebuah keharusan, apapun masalahnya kita tidak boleh

meninggalkan ibadah silaturahmi, banyak ketegangan yang sering

muncul akibat terjadinya perbedaan pandangan, pendapat maupun

sikap seringkali menjadi penyebabnya. Misalnya, perbedaan dalam

memilih pemimpin, baik tingkat daerah maupun nasional. Dan ini

sudah sering terjadi di Negara kita Indonesia, sepatutnya kita perihatin

dengan semua ini.

Dengan ini antar sesama warga atau masyarakat menjadi mudah

terpecah belah. Jika kita tidak mampu mengendalikan diri dengan baik

dan mampu berjiwa besar, maka hubungan ikatan emosional yang

telah lama terbangun akan merenggang.

Dengan inilah alasan peneliti memilih kitab AT Tibyan karya dari

ulama besar Hadrotussyaikh KH. Hasyim Asy’ari karena didalam kitab

ini menjelaskan pentingnya menjaga tali silaturrohim dan menjauhi

perpecahan, banyak hadits – hadits didalam kitab ini yang membahas

tentang bahayanya jika terjadi perpecahan antar manusia.

Kita diperingatkan oleh KH. Hasyim Asy’ari dalam kitab AT

Tibyan ini tentang bahaya memutus tali silaturrahmi serta buruknya

pergaulan antar sanak, kerabat, saudara dan sahabat. Di antara

3
penyebab dari putusnya tali silaturahmi dan perpecahan ini antara lain

adalah saling membenci, saling iri hati, saling berseteru, dan etika-

etika buruk lainnya. Peringatan ini menjadi sangat penting sekali

karena meratanya cobaan tersebut di tengah – tengah masyarakat

kontemporer saat ini.

Islam memerintahkan kita untuk terus memelihara hubungan baik

dengan jalan silaturahmi, banyak ayat Al-Qur’an maupun Hadits yang

menjelaskan soal silaturahmi. Misalnya ajakan untuk melaksanakan, “

‫ۚ َو َّٱت ُقو ۟ا ٱللَّهَ ٱلَّ ِذى تَ َسٓاءَلُو َن بِۦِه َوٱأْل َْر َح َام‬

yang artinya “dan bertawakalah kepada Allah yang dengan

(mempergunakan) namaNya kalian saling meminta satu sama lain, dan

periharalah hubungan silaturahmi.

Sedangkan laranghan memutus hubungan silaturahmi sebagaimana

termaktub dalam hadits Nabi Muhammad saw, “ Tiga orang tidak

masuk surga: pertama, orang yang melanggengkan minum khamar.

Kedua, pemutus silaturahmi. Ketiga, membenarkan sihir.”

Menjalankan ibadah silaturahmi banyak manfaat yang dapat dipetik

bagi orang yang menjalankannya. Itulah salah satu pesan penting yang

pernah disampaikan oleh Hadrotussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari,

pendiri Pesantren Tebuireng dan NU. Wejangan dari beliau patut

menjadi pedoman kita dalam bermasyarakat sehingga terwujud “

Baldatun Toyyibatun warobun Ghofur”.

4
Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk mempelajari tentang

silaturahmi dan ancaman bagi orang-orang yang memutuskan tali

silaturahmi. Sehingga dalam penelitian kali ini peneliti mengambil

judul “PENTINGNYA MENJAGA NILAI-NILAI TALI

SILATURAHMI DAN MENJAUHI PERPECAHAN DALAM

KITAB AT-TIBYAN KARYA KH. HASYIM ASY’ARI”. Dengan

harapan bisa mengamalkannya di kehidupan sehari-hari.

B. Fokus Kajian

Fokus Kajian dalam penelitian ini adalah Pentingnya Menjaga

Nilai – nilai Tali Silaturrahim dan Menjauhi Perpecahan dalam Kitab

At-Tibyan Karya KH. Hasyim Asy’ari.

1. Nilai

Nilai adalah esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat

berarti bagi kehidupan manusia[ CITATION MCh96 \l 1033 ] ,

khususnya mengenai kebaikan dan tindak kebaikan suatu hal, Nilai

artinya sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi

kemanusiaan.[ CITATION WJS99 \l 1033 ]

2. Silaturahmi/Silaturrohim

Silaturahmi adalah budaya yang tumbuh subur di tengah –

tengah kehiduan masyarakat. Pada penelitian ini, yang akan

menjadi data adalah pesan silaturahmi yang terdapat dalam kitab

At Tibyan. Menurut peneliti, pesan silaturahmi dalam kitab At

Tibyan karya KH. M. Hasyim Asy’ari layak untuk menjadi objek

5
penelitian karena banyak pesan moral yang di sampaikan melalui

kitab tersebut.

3. Menjauhi Perpecahan

Arti perpecahan dalam bahasa Arab adalah Al-iftiraaq (

‫)االف رتاق‬ berasal dari kata ‫ املفارقة‬yang berarti ‫( املباينة‬perpisahan),

‫( املفاص لة‬pemisahan) dan ‫( االنقط اع‬pemutusan). Kata iftiraaq juga

diambil dari pengertian memisahkan diri dan nyeleneh, seperti

ungkapan: ‫اخلروج عن األصل‬ (keluar dari kaedah), ‫اخلروج عن اجلادة‬

(keluar dari biasanya).

Dalam penelitian ini, peneliti mengartikan perpecahan

adalah pemutusan. Memutuskan segala hubungan termasuk

silaturahmi, dimana perbuatan memutus tali silaturahmi sangatlah

dibenci oleh agama dan bagi orang – orang yang memutuskan tali

silaturahmi akan mendapatkan dosa besar dan siksa yang pedih dari

Allah SWT.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, Bagaimana

cara menjaga nilai- nilai tali silaturahmi dan menjauhi perpecahan

dalam kitab AT-TIBYAN ?

D. Tujuan Penelitian

6
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini

adalah Untuk mengetahui bagaimana pentingnya menjaga nilai – nilai

tali Silaturahmi dan menjauhi perpecahan dalam kitab AT TIBYAN.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat atau kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

a. Secara konseptual diharapkan dapat memperkaya khasanah

pengetahuan tentang pentingnya menjaga silaturahmi terutama

pesan moral yang terdapat dalam kitab.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi

peneliti berikutnya atau peneliti lain yang ingin meneliti lebih

mendalam dengan topik dan fokus serta setting penelitian yang

lain agar bisa dijadikan perbandingan dan menemukan

penemuan-penemuan lain.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti,

pembaca agar mengetahui pentingnya menjaga tali silaturahmi.

b. Bagi Pembaca

Menambah khasanah pengetahuan bagi pembaca dalam hidup

bermasyarakat supaya tercipta hubungan yang rukun antar

sesama.

F. Penelitian Terdahulu

7
Dalam melaksanakan penelitian ini, ada beberapa literature yang

dijadikan penulis sebagai acuandan tinjauan pustaka. Penelitian

terdahulu untuk perbandiangan dan melakukan penelitian mengenai

pentingnya menjaga tali silaturahmi.

1. Qurnia Syaifudin Indartiawan (2015) , UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta. Dengan Judul “Pesan Silaturahmi Dalam Film Rayya

Cahaya Di Atas Cahaya (Analisis Semiotik) Film “Rayya Cahaya

Di Atas Cahaya” merupakan sebuah film yang bergenre drama

road movie karya Viva Westi. Film yang berdurasi 118 menit ini

naskahnya ditulis oleh Viva Westi dan Emha Ainun Najib. Film

ini diperankan oleh beberapa artis kawakan seperti: Titi Sjuman,

Tio Pakusadewo, Arie Dagienkz, Masayu Anastasia, Fanny

Fabriana, Tino Saroenggalo, Verdi Soelaiman, Alex Abbad, dan

Christine Hakim. Film berkisah tentang Rayya (Titi Sjuman), artis

sekaligus supermodel yang sedang berada di puncak ketenaran

namun terselimuti masalah yang tak kalah kompleksnya, bahkan

Rayya berfikirkan akan bunuh diri di tengah pembuatan buku

otobiografinya.

Relevansi dalam penelitian ini adalah sama-sama menjelaskan

pesan Silaturahmi. Namun, peneliti mengunakan media film

sebagai objek penelitian.

2. Siti Fatimah (2017), UIN Alauddin Makassar. Dengan judul

“Silaturrohim Menurut Hadits Nabi Muhammad Saw.”. Skripsi ini

membahas tentang Silaturrahim Menurut Hadis Nabi saw. (Suatu

8
kajian Tahlili) dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1)

Bagaimana kualitas dan kehujjahan hadis tentang silaturrahim? 2)

Bagaimana kandungan hadis tentang silaturrahim?, dan 3)

Bagaimana implementasi silaturrahim di dalam kehidupan

manusia?.

Tujuan penelitian ini untuk: 1) Menjelaskan kualitas dan

kehujjahan hadis tentang silaturrahim, 2) Menjelaskan kandungan

hadis tentang silaturrahim, dan 3) Menjelaskan implementasi

hadis di dalam kehidupan manusia.

Relenvasi dalam penulisan ini adalah sama-sama menjelaskan

tentang Silaturahmi, namun objek dan metode kajian yang akan

dilakukan peneliti jauh berbeda.

3. Ulfatun Najah (2017) Jurusan Tafsir Hadits, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dengan judul “Silaturrohim Dalam

Perspektif Hadits(Kajian Tematik Hadits)” Skripsi ini membahas

tentang masalah suatu keadaan yang menggambarkan tentang

hubungan seseorang dengan manusia lainnya. Dari hubungan

terdekat bersama keluarganya ataupun hubungan yang sangat jauh

melalui teman, tetangga dan yang lainnya. Dalam hal ini juga

dikaitkan dengan masalah etika dalam berdakwah. Sebagaimana

manusia hidup perlu mengedepankan etika, tata krama atau akhlak

sehingga berkesinambungan antara Habl min al-Allāh dan Habl

min al-Nāsi.

9
Kesamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama menjelaskan

hadits – hadits yang berhubungan dengan Silaturahmi dan

menggunakan metode penelitian yang sama yaitu Library

Research (Penelitian Kepustakaan)..

G. Kerangka Pemikiran

Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ideal, nilai

bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar

dan salah yang menuntut pembuktian empirik, melainkan sosial

penghayatan yang dikehendaki, disenangi, dan tidak disenangi.

[ CITATION Man01 \l 1033 ].

Dilihat dari segi bahasa, kata silaturahmi berasal dari

bahasa Arab yang terdiri dari dua suku kata yaitu Shilah dan

Rahiim. Kata shilah merupakan bentuk masdar dari kata kerja

Washola yang berate menyambung. Kata Rahiim adalah bentuk

singular dari arham yang berarti sanak saudara yang tidak

tergolong ahli waris., jadi secara harfiyah silaturahmi adalah

menyambung kebaikan kepada sanak saudara dan orang lain serta

kiasan tentang berbuat baik kepada kerabat yang memiliki

hubungan nasab dan kerabat bersikap lembut, menyayangi dan

memperhatikan kondisi mereka.. Silaturahmi adalah salah satu

bentuk ajaran agama yang berkenaan dengan sosial masyarakat

untuk saling mengadakan hubungan yang baik dalam pergaulan.

Silaturahmi termasuk ibadah kepada Allah yang mulia dan agung

karena dapat memberikan manfaat di dunia maupun di akhirat.

10
Silaturahmi juga termasuk kebutuhan secara fitrah dan sosial

karena akan melahirkan keakraban, tersebarnya kasih sayang dan

persaan cinta. Silaturahmi merupakan amal sholeh yang memiliki

nilai keberkahan kepada siapa saja yang menjalankannya.

Kita dianjurkan untuk memelihara tali silaturahmi antar

saudara, kerabat dan sahabat dan tidak boleh memutus tali

silaturahmi tersebut.

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang


Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya
Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang
dengan(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta
satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi
kamu.”(QS An-Nisa :1)

Dalam penelitian ini, peneliti mengartikan perpecahan

adalah pemutusan. Memutuskan segala hubungan termasuk

silaturahmi, dimana perbuatan memutus tali silaturahmi sangatlah

dibenci oleh agama dan bagi orang – orang yang memutuskan tali

silaturahmi akan mendapatkan dosa besar dan siksa yang pedih

dari Allah SWT.

Banyak ayat – ayat Al – Qur’an dan Hadits yang

menerangkan tentang bahayanya memutus tali silaturahmi yang

mengakibatkan perpecahan antar umat. Dan akan mendapat laknat

dari Allah bagi siapa saja yang memutuskan hubungan

silaturahmi baik kepada kerabat dan sahabat.

11
Peneliti memilih mengambil Kitab At-Tibyan karena

didalamnya banyak hadits yang menjelaskan tentang bahaya

memutus tali silaturahmi, sehingga menarik untuk di teliti.

Dengan harapan bahwa dengan meneliti kitab tersebut bisa

menjadikan kita menjaga tali silaturahmi supaya tidak terjadi

perpecahan.

Menjaga Nilai – Nilai


Menjauhi Perpecahan
Tali Silaturahmi

Kitab At-Tibyan

H. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode

kualitatif menjadi titik-tolak penelitian kualitatif, yang menekankan

kualitas (ciri-ciri data yang alami) sesuai dengan pemahaman

deskriptif dan alamiyah itu sendiri. Hal itu disebabkan oleh adanya

penerapan metode kualitatif. Selain itu semua yang dikumpulkan

berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah menganalisis isi kitab AT – TIBYAN

karya dari Hadrotussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari. Hal-hal yang

12
diasumsikan dapat menjadi objek penelitian dalam kitab AT - TIBYAN

karya KH. M. Hasyim Asy’ari adalah pesan dari ayat – ayat Al –

Qur’an dan Hadits – Hadits Nabi Muhammad saw. Tentang pentingnya

menjaga tali silaturahmi dan menjauhi perpecahan, agar kita terhindar

dari laknat Allah SWT. Karena memtus hubungan tali silaturahmi

adalah suatu perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT.

3. Sumber Data

Dalam memperoleh data, penulis menggunakan metode

kepustakaan (library search) yaitu mengumpulkan data yang

berkaitan dengan penelitian untuk menghasilkan penelitian yang

akurat. Agar lebih maksimal, peneliti menggunakan sumber data

sekunder yang merujuk pada kamus, kitab, buku, dan media lain

yang berkaitan dengan penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data peneliti melakukan pencarian

pada sumber – sumber yang berkaitan, kemuditan

mengategorikannya sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer yang menjadi rujukan penelitian ini adalah Hadits

tentang larangan memutus tali silaturahmi yang terdapat dalam

kitab At-Tibyan dengan metode Library Research.

b. Data sekunder

Adapun data sekunder yang digunakan peneliti misalnya,

Kitab, buku dan Artikel yang didalamnya ada pembahasan

13
tentang Menjaga Silaturahmi dan menjauhi Perpecahan, guna

melengkapi penjelasan yang sudah ada sebelumnya

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima Bab, yang akan

dirincikan sebagai berikut:

Bab I adalah pendahuluan. Bagian pendahuluan ini berisi satu bab

tersendiri yang terdiri dari enam sub-bab, yang meliputi latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab II adalah kerangka teori. Bagian kerangka teori ini terdiri dari dua

sub-bab yang menguraikan tentang Silaturahmi dan Menjauhi

Perpecahan

Bab III akan memaparkan korpus penelitian. Bagian ini akan

membahas tentang sekilas tentang kitab dan penulis, mendeskripsikan

tentang biografi Hadrotussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari.

Bab IV merupakan pokok penelitian yang akan menganalisis isi kitab

At-Tibyan yang merupakan salah satu karya Hadrotussyaikh KH. M.

Hasyim Asy’ari. Dengan menggunakan metode Library Research di

kitab tersebut.

Bab V adalah penutup. Kesimpulan dan rekomendasi.

J. Rencana Waktu Penelitian

14
Apabila Proposal ini sudah di setujui maka peniliti akan

langsung memulai penelitian. Rencana peneliti akan melakukan

penelitian ini adalah di bulan Mei- Juni 2020

Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
Mei Juni
1. Tahap Persiapan
a. Penyusunan proposal dan
Pengajuan Judul
b. Pengajuan Proposal
c. Perizinan Penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan Data
b. Analisis Data
3. Tahap Penyusunan Laporan

15
DAFTAR PUSTAKA

R. Soeroso, 2013, Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, hlm.

297.

M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 1996), Cet. 1, h. 61

W.J.S. Purwadaminta, Kamus Umum bahasa Indonesia (Jakarta; Balai

Pustaka, 1999), h.677

Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Global Pustaka

Utama, 2001), h. 98

Una Kartawisastra, Strategi Klarifikasi Nilai, (Jakarta: P3G Depdikbud, 1980),

h. 1

Syamsul Maarif, Revitalisasi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2007), h. 114

As-Shon‟ani, Subul as-Salam, (Beirut: Dar al-Fikr, 1992), hlm.298.

Al-Qur’an, Surat An-Nisa, Ayat: 1.

KH. M. Ishom Hadzik, Anas Fathurrazi, Terjemah “ At – Tibyan fin Nahyi ‘an

Muqata’atil Arham wal Aqarib wal Ikhwan” (Jombang; Putaka Tebuiren, 2019)

16

Anda mungkin juga menyukai