Anda di halaman 1dari 13

KETERAMPILAN BERBAHASA

MATA KULIAH
BAHASA INDONESIA
DOSEN PENGAMPU
Rakhmad Rizkiansyah, S.Pd,S.AP,M.Pd,MA
DISUSUN OLEH:

Dellya 200103040015

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


USHULUDDIN DAN HUMANIORA
PSIKOLOGI ISLAM
BANJARMASIN
2020
PENDAHULUAN

Keterampilan berbahasa merupakan hal yang penting karena dengan


bahasa seseorang dapat meningkatkan pengetahuan yang lugas, efektif dalam
mengungkapkan buah pikiran atau pendapat, baik melalui lisan maupun
tulisan. Keterampilan berbahasa meliputi 4 aspek, yang diantaranya ada
keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking
skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis
(writing skills). Dan aspek itu kemudian disatukan pada masing-masing
bagian, yakni dari kelompok keterampilan berbahasa secara lisan ada
keterampilan menyimak dan keterampilan berbicara. Sedangkan dari
kelompok keterampilan berbahasa secara tulis ada keterampilan membaca
dan keterampilan menulis. Dilihat dari sifatnya, keterampilan berbahasa
secara lisan bersifat reseptif, yakni menerima atau memahami pesan yang
disampaikan oleh pembicara atau penulis. Sedangkan keterampilan berbahasa
secara tulis bersifat produktif, yakni menghasilkan pembicaraan ataupun
tulisan. Dalam dunia pendidikan sendiri, keterampilan berbahasa merupakan
modal awal untuk menggali ilmu pengetahuan yang akan dikembangkan
dalam pendidikan formal. Tak hanya itu, keterampilan berbahasa perlu diasah
dan dikuasai karena menunjang aktifitas dalam berkomunikasi,
mendengarkan dengan cara menyimak, menuliskan dari hal yang disimak,
lalu dibaca kembali agar dapat memahami secara utuh tentang apa yang
dibicarakan. Dengan menguasai keterampilan berbahasa, akan menunjang
seseorang dalam penguasaan kecakapan berbahasa secara keseluruhan,
misalnya penguasaan materi tentang public speaking yang paling dibutuhkan
semua orang saat ini.

1 |Keterampilan Berbahasa
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Berbahasa


Menurut Hoetomo MA, terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas,
mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan
tugas atau kecakapan yang diisyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa
setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu dan
memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana
diisyaratkan. Jadi, keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan
menggunakan bahasa yang meliputi keterampilan membaca (reading skills),
keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan menulis (writing
skills), dan keterampilan menyimak (listening skills). Keempat keterampilan
berbahasa saling berkaitan antara satu dengan yang lain karena itu memang
tidak dapat dipisahkan. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya
melalui suatu hubungan urutan yang teratur, mula-mula pada masa kecil kita
belajar menyimak atau mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, sesudah
itu belajar membaca dan menulis.
Menyimak (listening) dan berbicara (speaking) merupakan aspek
keterampilan berbahasa ragam lisan, sedangkan membaca (reading) dan
menulis (writing) merupakan keterampilan berbahasa ragam tulis. Kemudian,
mendengarkan dan membaca adalah keterampilan berbahasa yang bersifat
reseptif/menerima, sedangkan berbicara dan menulis bersifat
produktif/menghasilkan1
B. Jenis-Jenis Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa meliputi 4 aspek, yang diantaranya ada
keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking

1
Muhammad Ilham dan Iva Ani Wijiati, Keterampilan Berbicara (Pasuruan: Lembaga
Academic & Research Institute, 2020), 2.

2 |Keterampilan Berbahasa
skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis
(writing skills).2
1. Keterampilan Menyimak (Listening Skills)
Keterampilan menyimak adalah salah satu bentuk keterampilan
berbahasa yang bersifat reseftif atau menerima informasi. Menurut
Krimah, pada awal kehidupan manusia lebih dulu belajar menyimak,
setelah berbicara, kemudian membaca, dan menulis. Penguasaan
keterampilan menyimak akan berpengaruh pada keterampilan berbahasa
lain. Keterampilan menyimak lebih dominan melibatkan indera
pendengaran. Namun, mendengar berbeda dengan menyimak, mendengar
hanya menangkap bunyi, sedangkan menyimak adalah memperhatikan
dengan teliti apa yang diucapkan seseorang. Tarigan menyatakan bahwa
menyimak adalah suatu kegiatan untuk memahami sesuatu yang didengar,
dibaca, dan dilihat dengan berbagai cara seperti memperhatikan,
memberikan aspirasi, interpretasi terhadap yang telah disimak, serta untuk
memperoleh informasi, merangkap ide atau pesan serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan
keterampilan menyimak adalah suatu kegiatan mendengarkan atau
memahami makna secara lisan dengan penuh perhatian dan pemahaman
tentang suatu yang didengarkan baik berupa informasi, isi/pesan sehingga
diperoleh makna dari hal yang didengar tersebut. 3
Keterampilan menyimak melibatkan aspek kebahasaan dan aspek
nonkebahasaan. Aspek kebahasaan meliputi: fonem, morfem, kata, frasa,

2
Finaira Kara, “Keterampilan yang Terdapat dalam Berbahasa Indonesia, Apa Saja?” dalam
https://www.finaira.id diakses pada 17 Nopember 2020.
3
Delia Putri dan Elvina, Keterampilan Berbahasa di Sekolah Dasar (Jawa Timur: Penerbit
Qiara Media, 2019), 2.

3 |Keterampilan Berbahasa
klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Adapun aspek-aspek
nonkebahasaan yang harus diperhatikan dalam menyimak yaitu:4
a. Tekanan (keras lembutnya suara)
b. Jangka (panjang pendeknya suara)
c. Nada (tinggi rendahnya suara)
d. Intonasi (naik turunnya suara)
e. Ritme (pemberian tekanan nada dalam kalimat)
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang disengaja dan
direncanakan untuk mencapai suatu tujuan. Seseorang tidak akan
menyimak kalau ia tidak mempunyai maksud tertentu untuk menyimak.
Untuk mencapai tujuan tertentu, ada dua aspek yang perlu diperhatikan.
Diantaranya; ada pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan
pembicara, pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan itu sesuai
dengan kehendak pembicara, mendapatkan fakta dengan melalui
keterampilan membaca.
 Jenis-Jenis Menyimak
Adapun jenis-jenis menyimak dalam pembelajaran bahasa Indonesia
menurut Sutari, adalah sebagai berikut.5
1. Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan
menyimak yang berhubungan dengan hal-hal lebih umum dan
lebih bebas terhadap sesuatu bahasa, tidak perlu di bawah
bimbingan langsung oleh seorang pengajar. Contohnya,
mendengarkan rekaman dari siaran radio, televisi, percakapan
orang di pasar dan sejenisnya.
2. Menyimak intensif (intensive listening) adalah menyimak yang
diarahkan pada suatu yang jauh lebih diawasi, dikontrol, terhadap

4
Kembong Daeng, , Johar Amir dan Akmal Hamsa, Pembelajaran Keterampilan Menyimak
(Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar, 2010), 17.
5
Umi Hijriyah, Menyimak Strategi dan Implikasinya Dalam Kemahiran Berbahasa (Bandar
Lampung: Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Raden Intan Lampung, 2016),
5-9.

4 |Keterampilan Berbahasa
suatu hal tertentu. Dengan kata lain, adalah kegiatan menyimak
yang dilakukan dengan penuh perhatian dan bimbingan langsung
oleh guru/pengajar. Contohnya, menyimak penjelasan yang
diberikan oleh dosen kepada mahasiswa.
 Tujuan Menyimak
Menurut Sutari, tujuan menyimak dapat disusun sebagai berikut. 6
1. Mendapatkan fakta, diantaranya melalui kegiatan membaca, baik
membaca majalah, koran, maupun buku-buku. Selain itu,
mendapatkan fakta secara lisan dapat diperoleh melalui
mendengarkan siaran radio, televisi, seminar, ceramah, rapat, dan
sebagainya.
2. Menganalisis fakta, yaitu proses menafsir sebab akibat yang
terkandung dalam fakta-fakta itu, jadi tujuannya tak hanya
menerima fakta namun juga memahami secara mendalam makna
yang terkandung di dalam fakta itu.
3. Mengevaluasi fakta, penyimak harus mempertimbangkan apakah
fakta yang diterima sudah cukup dinilai akurat dan relevan dengan
pengetahuan dan pengalamannya atau tidak.
4. Mendapatkan inspirasi, disamping memelihara pengetahuannya
seseorang yang menyimak suatu hal biasanya bertujuan untuk
mendapatkan dorongan, semangat untuk memecahkan masalah.
5. Mendapatkan hiburan, seseorang yang menyimak suatu
bahan/fakta juga bertujuan untuk menghibur dirinya untuk
melepaskan suatu kejenuhan dan tekanan, misalnya menonton
stand up comedy dan sejenisnya.
6. Memperbaiki kemampuan berbicara, dengan menyimak pembicara
dapat memperbaiki kemampuan berbicara. Misalnya, seseorang
yang belajar bahasa asing, mereka akan menyimak sambil
memperbaiki kemampuan berbicaranya.

6
Ibid., hlm 25-27.

5 |Keterampilan Berbahasa
2. Keterampilan Berbicara (Speaking Skills)
Berbicara adalah kemampuan mengemukakan hal-hal yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari secara lisan dengan kemudahan dan kefasihan
yang memadai sehingga dapat dipahami oleh lawan bicaranya. Berbicara
adalah salah satu proses pengiriman pesan kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa lisan yang secara langsung maupun tidak langsung
mempunyai efek terhadap pembicara/pendengar atau kedua-duanya.
Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang aktif karena pembicara
melakukan aktivitas untuk menyeleksi hal-hal yang akan diungkapkan dan
media yang digunakan.7
 Jenis-Jenis Berbicara
Sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga
jenis situasi berbicara, diantaranya:
1. Interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara
lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantungan antara
berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita
meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat meminta lawan
berbicara, ataupun memperlambat tempo bicara dari lawan bicara.
2. Semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara
langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat
melakukan interupsi terhadap pembicara namun pembicara dapat
melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh
mereka.
3. Noninteraktif, beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat
noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.

Dalam interaksi berbicara sehari-hari, sering kita memperhatikan ada


diskusi, ada percakapan, ada pidato menjelaskan, ada pidato menghibur,
ada ceramah, ada bertelepon, dan sebagainya. Selain itu, ada beberapa
7
Siti Halidjah, “Evaluasi Keterampilan Berbicara dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.”
Dalam Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Januari 2010, 261.

6 |Keterampilan Berbahasa
jenis berbicara ditinjau dari situasi, tujuan, metode/teknik penyampaian
berbicara, dan jumlah penyimak.8
a) Berdasarkan situasi, berbicara ada dalam dua lingkup yaitu resmi
dan tidak resmi. Situasi-situasi resmi dapat dikelompokkan ke
dalam: kuliah, ceramah tentang perjalanan, laporan, instruksi,
pemberian suatu pandangan, pengangkatan atau penunjukkan,
pidato. Sedangkan situasi tidak resmi berupa situasi yang
mengandung unsur hiburan seperti: anekdot, lelucon, atau
lawakan, arisan, perkumpulan keluarga, pesta ulang tahun.
b) Berdasarkan tujuan, dilihat dari segi tujuan yang ingin dicapai
dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu: berbicara menghibur,
berbicara menginformasikan, berbicara menstimulasi, berbicara
meyakinkan, berbicara menggerakkan.
c) Berdasarkan metode/teknik penyampaian berbicara, diantaranya
adalah metode penyampaian mendadak, metode penyampaian
naskah, metode penyampaian catatan kecil, metode penyampaian
hafalan.
d) Berdasarkan jumlah penyimak, dapat dibagi menjadi tiga jenis:
berbicara antarpribadi, berbicara dalam kelompok kecil, dan
berbicara dalam kelompok besar.
3. Keterampilan Membaca (Reading Skills)
Reading is bringing meaning to and getting meaning from printed or
written material. Membaca adalah proses yang dilakukan untuk
memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui kata-kata dalam
bahasa tulis. Membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang
rumit mencakup rangkaian yang lebih kecil. Dari beberapa pengertian di
atas menurut Tarigan, membaca dapat juga diartikan sebagai suatu metode
yang digunakan dalam berkomunikasi dengan diri sendiri dan dengan
orang lain lalu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat
8
Nawawi, Ummul Qura dan Indah Rahmayanti, Keterampilan Berbicara Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa (Jakarta: Uhamka Press, 2017), 24-25.

7 |Keterampilan Berbahasa
pada lambang-lambang tertulis. Pada dasarnya, membaca adalah
berkomunikasi, maka dalam pembelajarannya meliputi empat
keterampilan seperti menyimak dan membaca yang bersifat reseptif serta
berbicara dan menulis bersifat produktif.
Keterampilan membaca mencakup tiga komponen: 1) pengenalan
terhadap aksara serta tanda-tanda baca; 2) korelasi aksara beserta tanda-
tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal; 3) hubungan lebih
lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning.
 Aspek-Aspek Keterampilan Membaca
Sesuai dengan hakikat unsur linguistik formal, sifat keterampilan akan
selalu berubah, unsur-unsur dapat berupa kelompok bunyi kompleks yang
dapat disebut sebagai kata, frase, kalimat, paragraph, bab, atau buku.
Unsur yang paling dasar berupa fonem. Secara garis besar terdapat dua
aspek dalam membaca, yaitu.
a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang
dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah, seperti
pengenalan bentuk huruf, pengenalan unsur linguistik, pengenalan
korespondensi pola ejaan dan bunyi.
b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills)
yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher
order) seperti memahami pengertian sederhana, memahami
makna, evaluasi/penilaian dan kecepatan membaca yang fleksibel
yang mudah disesuaikan dengan keadaan.
 Jenis-Jenis Keterampilan Membaca
Jenis membaca yang dilakukan orang pada umumnya adalah membaca
dalam hati, karena dapat mudah menyaring apa yang dibaca hingga
mampu dipahami oleh otak. Membaca dalam hati dibagi menjadi dua,
yaitu.
a. Membaca ekstensif, adalah membaca yang bertujuan mengetahui
isi bacaan dengan cara yang cepat dengan menggabungkan
pengetahuan yang sudah ada. Membaca ekstensif adalah teknik

8 |Keterampilan Berbahasa
membaca secara luas, objeknya banyak dibaca dalam waktu
singkat. Tujuannya untuk memahami isi yang penting dengan
cepat dan efisien. Membaca teknis lebih banyak menggunakan
gerakan mulut.
b. Membaca intensif, merupakan suatu proses mencari makna dari
gagasan-gagasan tertulis melalui interpretasi bermakna dan
interaksi dengan bahasa. Membaca intensif menggunakan gerakan
mata untuk menanggapi apa yang dibaca.

4. Keterampilan Menulis (Writing Skills)


Menurut Tarigan, menulis berarti mengekspresikan secara tertulis
gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis adalah membuat huruf dengan
pena, melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan.
Pada hakikatnya membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk
menemukan makna dari tulisan walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses
pengenalan huruf-huruf, dari definisi ini kiranya dapat dilihat bahwa
menemukan makna dari bacaan adalah tujuan utama membaca.9
Kemampuan menulis atau mengarang adalah kemampuan
menggunakan pola-pola bahasa dalam tampilan tertulis untuk
mengungkapkan gagasan atau pesan.
 Tujuan Menulis
1. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data, maupun
peristiwa agar pembaca memperoleh pengetahuan dan
pemahaman tentang berbagai hal.
2. Membujuk, melalui tulisan penulis mengharapkan pembaca
menyetujui atau mendukung yang dikemukakan penulis.

9
Nafri Yanti, Suhartono dan Rio Kurniawan, “Penguasaan Materi Pembelajaran
Keterampilan Berbahasa Indonesia Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia FKIP Universitas Bengkulu.” Dalam Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 2, No. 1,
April 2018, 77.

9 |Keterampilan Berbahasa
3. Mendidik, melalui membaca tulisan diharapkan pembaca
memperoleh pengetahuan atau wawasan terus bertambah
sehingga akhirnya akan menentukan perilaku seseorang.
4. Menghibur, tulisan-tulisan yang dibaca oleh pembaca dapat
menjadi penghibur untuk melepas ketegangan.

C. Keterkaitan antara Menyimak dengan Berbicara, Membaca dan


Menulis
Istilah pengetahuan bahasa dan keterampilan berbahasa dikenal dalam
pembelajaran bahasa. Keterampilan berbahasa itu terdiri atas empat aspek,
yaitu: listening skills, speaking skills, reading skills, and writing skills.
Keempat aspek itu saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Seperti
keterampilan menyimak erat kaitannya dengan keterampilan berbicara sebab
keterampilan menyimak merupakan dasar atau modal utama untuk berbicara.
Seseorang yang memiliki keterampilan menyimak yang baik dapat dipastikan
keterampilan berbicaranya baik pula. Begitupun dengan keterampilan
membaca dan keterampilan menulis, keduanya saling menunjang dan saling
memengaruhi. Keterhubungan antara empat keterampilan berbahasa itu,
Finocchiaro dan Bonomo dalam Achsin mengatakan: “Adalah jelas bahwa
aliran linguistik apapun yang lebih disenangi, titik tanjak manapun yang
digunakan, fonem-fonem atau kalimat-kalimat pendek saling berkaitan.
Siswa-siswa haruslah mempelajari pokok-pokok dari berbagai subsistem dari
bahasa itu dan mereka harus mempelajari bagaimana subsistem itu saling
dihubungkan antara yang satu dengan yang lain di dalam menyimak,
berbicara, membaca dan menulis.10

10
Kembong Daeng, Johar Amir dan Akmal Hamsa, Pembelajaran Keterampilan Menyimak
(Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar, 2010), 1-2.

10 |Keterampilan Berbahasa
PENUTUP
KESIMPULAN

Keterampilan berbahasa merupakan hal yang penting karena dengan


bahasa seseorang dapat meningkatkan pengetahuan dan lugas dalam
mengungkapkan pendapat. Keterampilan berbahasa memiliki empat aspek yang
meliputi keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara
(speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan
menulis (writing skills). Kemudian, keterampilan berbahasa dibagi menjadi dua,
yakni lisan dan tulis. Keterampilan berbahasa secara lisan adalah keterampilan
menyimak dan keterampilan berbicara. Sedangkan keterampilan berbahasa secara
tulis adalah keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Dilihat dari
sifatnya, keterampilan berbahasa secara lisan bersifat reseptif, yakni menerima
atau memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara atau penulis. Dan
keterampilan berbahasa secara tulis bersifat produktif, yakni menghasilkan
pembicaraan ataupun tulisan. Keempat aspek itu saling berkaitan satu dengan
yang lainnya. Seperti, keterampilan menyimak erat kaitannya dengan
keterampilan berbicara sebab keterampilan menyimak merupakan dasar atau
modal utama untuk berbicara. Seseorang yang memiliki keterampilan menyimak
yang baik maka keterampilan berbicaranya tentu akan baik, sebaliknya apabila
keterampilannya kurang dalam menyimak maka keterampilannya dalam berbicara
juga kurang. Begitupun dengan keterampilan membaca dan keterampilan menulis,
keduanya saling menunjang dan saling memengaruhi. Sebab ketika seseorang
memahami suatu bacaan dengan membaca lalu tercipta suatu gagasan atau ide
hingga menuangkannya dalam sebuah tulisan.

11 |Keterampilan Berbahasa
DAFTAR PUSTAKA

Ilham, Muhammad dan Iva Ani Wijiati, Keterampilan Berbicara,


Pasuruan: Lembaga Academic & Research Institute, 2020.

Kara, Finaira, “Keterampilan yang Terdapat dalam Berbahasa


Indonesia, Apa Saja?” dalam https://www.finaira.id diakses
pada 17 Nopember 2020.

Putri, Delia dan Elvina, Keterampilan Berbahasa di Sekolah Dasar,


Jawa Timur: Penerbit Qiara Media, 2019.

Daeng, Kembong, Johar Amir dan Akmal Hamsa, Pembelajaran


Keterampilan Menyimak, Makassar: Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar, 2010.

Hijriyah, Umi. Menyimak Strategi dan Implikasinya Dalam Kemahiran


Berbahasa. Bandar Lampung: Pusat Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat IAIN Raden Intan Lampung, 2016.

Halidjah, Siti, “Evaluasi Keterampilan Berbicara dalam Pembelajaran


Bahasa Indonesia.” Dalam Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, Vol.
2, No. 1, Januari 2010.

Nawawi, Ummul Qura dan Indah Rahmayanti, Keterampilan Berbicara


Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Uhamka
Press, 2017.

Yanti, Nafri, Suhartono dan Rio Kurniawan, “Penguasaan Materi


Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Mahasiswa
S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Bengkulu.” Dalam Jurnal Ilmiah Korpus,
Vol. 2, No. 1, April 2018.

12 |Keterampilan Berbahasa

Anda mungkin juga menyukai