PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diseputar metode dan substansi yang tidak terpisahkan dari filsafat alam
(Jerome R. Ravertz : 92). Disebut sebagai filsafat alam, karena alam yang
dijadikan objek kajian oleh para filsuf. Pemikir – pemikir itu mendiskusikan
asal-usul dan evolusi alam semesta, bentuk dan zatnya, struktur dan hukum-
perbendaharaan kata untuk bahasa ilmiah (Franz Dahler dan Eka Budianta,
logika, etika dan estetika. Logika terkait dengan apa yang benar dan apa
yang disebut salah, etika berhubungan dengan mana yang dianggap baik
dan mana yang dianggap buruk, sedangkan estetika mengacu kepada apa
yang disebut indah dan apa yang termasuk jelek. Dalam perkembangan
berikutnya, ketiga segi itu bertambah lagi. Pertama, teori tentang ada;
tentang hakikat keberadaan zat, tentang hakikat pikiran, serta kaitan antara
1
Filsafat ilmu (ilmu pengetahuan-pen) termasuk di antara cabang –
itu semuanya bersumber dari filsafat. Namun setelah lepas dan mandiri,
ikatan nilai – nilai etika yang “diamanatkan” oleh “sang induk” semakin
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II |
PEMBAHASAN
A. Definisi Ontologi
111). Kata Yunani onto berarti “yang ada secara nyata”, kenyataan yang
kenyataan empiris yang tidak terlepas dari persepsi tentang apa dan
bagaimana (yang) “ada” itu (Nadiroh, 2011 : 143) Adapun yang dimaksud
esensi sesuatu atau wujud, tentang asas – asasnya dan realitas (Hafiz
menjawab objekk apa yang ditelaah oleh ilmu? Bagaimana wujud hakiki
dari alam nyata yang sangat terbatas bagi panca indera kita. Bagaimana
3
realita yang ada ini, adalah materi semata, apakah wujudnya bersifat tetap,
kekal tanpa perubahan? Juga apakah realita itu juga terbentuk dari satu
Dengan demikian, alam semesta ini sebagai sebuah realita apakah juga
keilmuan yang dapat difikirkan manusia secara rasional yang bisa diamati
melainkan juga fikiran (rasio), maka objek telaahnya menjadi titik terbatas
pada “wujud” materi semata. Tidak hanya objek yang bersifat fisik materi,
adalah rumusan tentang gejala pengamatan yang dibatasi pada suatu pokok
kajian yang meliputi objek materi dan objek formal. Dalam kaitan ini, Louis
luasnya, yaitu meliputi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa
4
(materi), Mind (budi), the Rlation of Matter and Mind (hubungan materi
dan budi), Space and Time (ruang dan waktu), Cause (sebab), Freedom
secara radikal dan menuru sistem.” Objek Materi dan Objek Formal
filsafat : Objek Materi Filsafat, yaitu hal atau bahan yang didelidiki (hal
yang dijadikan sasaran penyelidikan). Atau segala sesuatu yang ada. “ada”
di sini mempunyai tiga pengertian, yaitu ada dalam kenyataan, pikiran dan
kemungkinan.
segala sesuatu yang dimasalahkan oleh atau dalam filsafat, terdapat tiga
persoalan pokok :
1. Hakikat Tuhan
2. Hakikat Alam
3. Hakikat Manusia
Objek Formal Filsafat yaitu sudut pandang (point of view), dari mana
dan deduktif.
5
Pengertian lain menyebutkan bahwa Objek Formal Filsafat adalah
materi filsafat adalah ada dan mungkin ada. Objek materi tersebut sama
dengan objek materi dari ilmu seluruhnya. Objek material filsafat adalah
segala yang ada, baik mencakup ada yang tampak dan ada yang tidak
tampak. Yang tampak adalh empriris sedangkan yang tidak tampak adalah
alam metafisika.
yaitu yang ada dalam alam empiris, yang ada dalam alam pikiran dan yang
Dalam perspektif ini dapat diuraikan bahwa ilmu filsafat pada prinsipnya
1. Kenyataan (Fakta) Fakta (kenyataan) yaitu empiri yang dapat dihayati oleh
manusia. Dalam memahami fakta ini ada beberapa aliran filsafat yang
fakta apabila ada korespondensi antara sensual satu dengan yang lainnya.
peneliti. Fakta itu yang faktual ada phenomenologi. Fakta buka sekedar data
6
empirik sensual tetapi data yang sudah dimaknai sehingga ada subjektifitas
analisis data sampai kesimpulan.data selektifnya disa berupa ide moral dan
dimiliki.
didasarkan pada ditemukan frekwensi tinggi atau fariansi yang besar. Bagi
positivisme sesuatu itu benar apabila ada korespondwnsi antara fakta yang
pada oenemuan yang esensial yang dipilih dari non esensial atau
universal. Realisme sesuatu yang benar apabila didukung teori dan ada
deduktif probabilisti) dan adanya empiri terkonstruk pula. Islam sesuatu itu
faktual berfungsi.
7
a. Kebenaran Preposisi yaitu teori kebenaran yang didasarkan pada kebenaran
reflektif.
penjelasan atau kebenaran perdiksi para ahli mendasarkan pada dua aspek :
8
Dalam hal konfirmasi.sampai saat ini dikenal ada tiga teori konfirmasi,
yaitu:
aktual.
Di bawah ini akan kita bicarakan aliran metafisika, aliran etika, dan aliran-
api, air dan tanah. yang mengenai kualitas (sifat). Yang mengenai kualitas
dibagi juga menjadi dua bagian besar, yakni yang melihat hakikat
kenyataan itu tetap, dan yang melihat hakikat kenyataan itu sebagai
kejadian.
yakni aliran yang berpendapat bahwa hakikat itu bersifat materi. Yang
9
berkeyakinan bahwa kejadian yang satu berhubungan dengan kejadian yang
berpendirian bahwa kemauan manusia itu bebas dalam arti yang seluas-
luasnya.
Telah kita ketahui bahwa filsafat adalah sebagi induk yang mencakup
tetapi hidup dengan corak baru sebagai “ilmu istimewa“ yang memecahkan
Yang menjadi pertanyan ialah apa saja kah yang masih merupakan
bagian dari filsafat dalam coraknya yang baru ini? Persoalan ini membwa
10
Epistomologi adalah bagian filsafat yang membicarakan tentang
memperoleh suati ilmu serta mengetahui kebenaran suatu ilmu itu ditinjau
dari isinya.
etika, norma, dan moral. Di samping itu, dapat mengatuhui dan memahami
tingkah laku apa yang baik menurut teori-teori tertentu, dan sikap yang baik
Objek formal etika adalah kebaikan dan keburukan atau bermoral dan
tidak bermoral dari tingkah laku tersebut. Estetika adalah cabang filsafat
11
netafisika orang justru akan mengenal akan tuhannya,dan mengetahui
dari ontologi itu sendiri yaitu cabang ilmu filsafat yang berhubungan
dengan hakikat hidup. Lebih spesifik dalam kuliah prof noeng menjelaskan
bahwa ontologi itu lebih menjelaskan tentang ada, tentang objek atau esensi
adalah realita yang ada dan dalam ontologi adalah studi tentang yang ada
makna dari epistemologi adalah cabang dari ilmu filsafat tentang dasar-
tentang nilai khususnya etika. Lebih spesifik makna dari axiologi itu adalah
tentang nilai dari adanya sesuatu tersebut. Axiologi itu sendiri terdiri dari 2
12
a. Estetika berhubungan dengan akal, persepsi dan apresiasikeindahan. Hai ini
budaya.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
persoalannya menjadi apakah sesuatu itu hakiki (asli) atau palsu (maya).
Dari tinjauan diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam tiap-
lapangan yang paling utama dalam ilmu filsafat selalu berputar disekitar
B. SARAN
yang muncul dan di buat dari banyaknya cabang tersebut hendak lah kita
dapat menyaring segala hal yang baik, baik untuk kita sendiri maupun
14
15