Anda di halaman 1dari 6

Vol.x, No.x, 201x, pp.

xx-xx
DOI: https://doi.org/10.29210/127900

ContentslistsavailableatJurnalIICET
Jurnal Konseling dan Pendidikan
ISSN: 2337-6740 (Print) ISSN: 2337-6880(Electronic)

Journalhomepage: http://jurnal.konselingindonesia.com

MENENTUKAN ARAH KARIR SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA BAGI
SISWA SMA

Anisa Melamita1, A. Muri Yusuf 2, Afdal3


Universitas Negeri Padang, Indonesia
melmitadolvo@gmail.com

Article Info ABSTRACT


Articlehistory: Pada era melenial seperti sekarang ini, setiap orang di tuntut untuk dapat
diterima 28 april 2020 berkerja secara handal, dan profesioanl, tidak memandang usia baik
direvisi 1 mie 2020 muda maupun tua. Namun, hal ini hanya bisa didapat oleh orang-orang
dipublikasikan 3 mie 2020 yang bekerja sesuai skill, hobi, bidang, dan minatnya, yang artinya, bila
seseorang bekerja tidak sesuai dengan skill, hobi, bidang, dan minatnya,
maka ia tidak akan bisa menjadi seseorang yang bekerja secara handal,
Keyword:
dan profesional, karena adanya perasaan tidak nyaman, tidak puas
Arah Karir, Memasuki dunia
dengan pekerjaan yang digelutinya. Oleh karena itu, Artikel ini
kerja, dan Siswa SMA
bertujuan untuk memberi sedikit sumbangsih ilmu tentang arah
penentuan karir bagi siswa SMA, agar siswa dapat mempersiapkan
dirinya untuk memasuki dunia kerja kelak, dan dapat menggeluti
pekerjaannya sesuai dengan kehliannya.

© 2019 The Authors. PublishedbyIndonesian InstituteforCounseling,


EducationandTherapy (IICET). Thisisan open
accessarticleunderthe CC BY license
(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)
CorrespondingAuthor:
Anisa Melamita1, A. Muri Yusuf 2, Afdal3
melmitadolvo@gmail.com

PENDAHULUAN
Memiliki pekerjaan yang sesuai dengan kehlian, minat, hobi, serta bidangnya, adalah suatu anugrah yang patut
disyukuri, karena hal itu akan mendatangkan kebahagiaan, rasa nyaman, dan tentram, bukan hanya itu saja, tapi
juga bisa membuat seseorang menjadi sosok pribadi yang bekerja dengan professional dan handal. Walau
demikian, tidak semua orang daapt bekerja sesuai dengan keahliannya, hal tersebut terjadi karena adanya ketidak
tahuan seseorang dalam menentukan arah karir sebagai persipan awal dalam memasuki dunia kerja kelak.

Siswa SMA merupakan golongan usia remaja yang akan memasuki usia dewasa awal. Setiap perkembangan itu
memiliki tugas perkembangannya masing-masing. Salah satunya di tututut untuk dapat membuat keputusan karir
yang tepat dan sesuai dengan dirinya. remaja akhir berada pada fase exploratory, dengan karakteristik individu
telah memiliki konsep dunia kerja yang lebih luas dari sebelumnya dan mulai menentukan pilihan karir walau
masih bersifat sementara. individu mulai membuat pilihan karir dan mengumpulkan info-info terkait pilihan karir
tersebut. Individu lebih memfokuskan pada kemampuan, minat dan kapasitas yang dimiliki. (Siswa et al., n.d.)

Remaja yang mampu membuat keputusan karir dengan tepat menunjukkan adanya kematangan karir pada diri
individu tersebut (Crites dalam Levinson, 1998). Lebih lanjut Crites (dalam Levinson, 1998) mengungkapkan
bahwa terdapat dua dimensi dalam kematangan karir, kognitif dan afektif. Dimensi kognitif meliputi kemampuan

1
Jurnal Konseling dan Pendidikan Author name1, author name 2 ect
http://jurnal.konselingindonesia.com

membuat keputusan karir, sedangkan dimensi afektif merupakan sejumlah tingkah laku yang sesuai dengan
perkembangan karir. (Siswa et al., n.d.)

Perencanaan karir bukanlah semata-mata merupakan aktifitas jangka pendek yang dilakukan seseorang apabila
menyelesaikan pendidikan, namun merupakan proses sepanjang hidup. Seperti yang diungkapkan oleh Dewa
Ketut Sukardi (1991) bahwa perencanaan karir merupakan proses seseorang individu untuk memilih dan
memutuskan karir yang hendak dijalaninya yang berlangsung seumur hidup. Hal ini mengandung makna
perencanaan karir siswa tidak hanya berlangsung pada saat SMA ini saja, namun berlangsung sampai siswa dapat
mencapai apa yang mereka harapkan sesuai dengan rencana yang telah mereka buat sebelumnya.(Ditemui et al.,
2013)

Untuk membantu siswa dalam mempersiapkan dirinya dalam pemilihan karir, maka siswa terlebih dahulu
dapat memahami dirinya yaitu dengan cara memahami keterampilan yang dimiliki, bakat, minat, cita- cita, serta
aspek lain yang mendukung pemahaman diri siswa. Menurut A.Muri Yusuf (2005) pilihan karir adalah suatu
keputusan psikologis yang dibuat oleh seseorang individu dalam menentukan pekerjaan/studi yang sesuai dengan
lapangan kerja yang cocok, tersedia, dan nafkah yang memadai dan kompetensi akademik juga yang dimiliki.
(Ditemui et al., 2013)

Metode
Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode literature, atau menggumpulkan
data-data dengan jurnal, artikel, dan buku-buku.

Hasil dan Pembahasan


Menentukan arah karir
Tidak mudah untuk menentukan arah karir yang sesuai dengan diri seseorang, dibutuhkan pemahaman dan
pengetahuan, salah satunya bisa didapatkan dari adanya informasi terkait tentang arah karir.untuk mendapatkan
informasi itu siswa bisa berkonsultasi dengan konselor yang ada di sekolah, karena salah satu tugas seorang
konselor adalah memberikan layanan informasi kepada siswa, sesuai dengan kebutuhan siswa itu sendiri. Salah
satunya kebutuh informasi mengenai arah karir siswa, selain member layanan informasi, konselor juga dapat
memberi bimbingan karir kepada siswa.
Bimbingan karir yang dilaksanakan di sekolah bertujuan agar siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai diri
sendiri dalam menghadapi pilihan lapangan kerja serta dalam persiapan memasukinya. Ketika siswa telah
mendapatkan layanan karir yang baik dan siswa telah memahami potensi yang dimilikya, kekuatan dan
kelemahannya dan juga sudah bisa merencanakan masa depannya, maka siswa akan lebih termotivasi untuk bisa
mendapatkan pekerjaan yang diharapkannya. Motivasi tersebut lah yang menjadi penggerak siswa untuk bisa
meraih pekerjaan yang di cita – citakan. Motivasi tersebut timbul karena adanya dorongan dari dalam diri siswa
untuk bisa memenuhi kebutuhannya, penghargaan atas suatu pekerjaan dan keinginan untuk bisa terus berkembang
dalam mencapai karir yang diharapkan sebelumnya.(P. Bimbingan et al., 2013)
Dalam dekade terakhir, pengembangan keilmuan terlihat progresif dan telah menjadi sebuah kebutuhan bagi
masyarakat ilmiah. Berbagai bangsa bangsa dan dan negara negara berbondong-bondong melakukan
pengembangan keilmuan pada bidangnya, baik melalui penelitian dan riset maupun pemikiran mendalam serta
kajian-kajian professional.(Daharnis et al., 2018)
Untuk menentukan arah karir salah satunya haruslah memiliki keilmuan, seperti yang di jelaskan di atas,
bahwa masyarakat modern menjadikan pengembangin ilmu pengetahuan sebagai kebutuhan. Jadi, siswa harus
mengembangkan ilmu pengetahuan apa saja yang bersifat positif, dan membangun dirinya menjadi pribadi yang
baik. Konselor sekolah bisa memberikan penjelasan entang teori-tiori bimbingan karir, seperti teori trait and
factor. Pada teori ini siswa akan diberikan sebuah tes psikologi yang nantinya dari hasil tes tersebut bisa
menentukan arah karirnya.
Teori trait and factor ini memiliki Konsep dasar teoritrait dan faktor adalah "sifat" dan "faktor."Menurut teori
ini, konsep "sifat" mengekspresikan kualitas yang dapat diukur dari suatu individu seperti kecerdasan, perhatian

Title of manuscript 2
Jurnal Konseling dan Pendidikan Author name1, author name 2 ect
http://jurnal.konselingindonesia.com

dan kemampuan.Sedangkan konsep "faktor" mendefinisikan efisiensi yang diperlukan untuk memiliki karier yang
sukses. (Atli, 2016)

Penggunaan istilah karir, di dalamnya terkandung makna pekerjaan dan jabatan sekaligus rangkaian kegiatan
dalam mencapai tujuan hidup seseorang. Istilah bimbingan karir mengandung konsep yang lebih luas. Bimbingan
jabatan menekankan pada keputusan yang menentukan pekerjaan tertentu sedangkan bimbingan karir
menitikberatkan pada perencanaan kehidupan seseorang dengan mempertimbangkan keadaan dirinya dengan
lingkungannya agar ia memperoleh pandangan yang lebih luas tentang pengaruh dari segala peranan positif yang
layak dilaksanakannya dalam masyarakat.(Sitti Rahmaniar Abubakar, 2011)
Selain itu terdapat pengenalan diri dan lingkungan serta pengembangan diri dan karir, di antaranya sebagai
berikut: 1. Siswa mengenal dan memahami siapa dirinya. 2. Siswa mengenal dan memahami lingkungannya,
meliputi lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, sosial, budaya dan masyarakat. 3. Pengenalan dan pemahaman
terhadap diri sendiri dan lingkungan itu dikerahkan untuk pengembangan diri siswa dalam segenap aspek
pribadinya, termasuk pegembangan arah karir yang hendak diraihnya di masa yang akan datang (Hermayanti,
2008). (Sitti Rahmaniar Abubakar, 2011)
Menurut John Holland (1973), individu tertarik pada suatu karir tertentu karena kepribadiannya dan berbagai
variabel yang melatarbelakanginya. Pada dasarnya, pilihan karir merupakan ekspresi atau perluasan kepribadian ke
dalam dunia kerja yang diikuti dengan pengidentifikasian terhadap stereotipe okupasional tertentu. Perbandingan
antara self dengan persepsi tentang suatu okupasi dan penerimaan atau penolakannya merupakan faktor penentu
utama dalam pilihan karir. Harmoni antara pandangan seseorang terhadap dirinya dengan okupasi yang disukainya
membentuk “modal personal style”.(Defriyanto & Purnamasari, 2016)
Super dalam Illfiandra (1997:56) mengkalsifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir
kedalam beberapa kelompok sebagai berikut: 1) Faktor Bio-sosial, yaitu informasi yang lebih spesifik,
perencanaan, penerimaan, tanggung jawab dalam perencanaan karir, orientasi pilihan karir berhubungan dengan
factor bio-sosial seperti umur dan kecerdasan. 2) Faktor Lingkungan, yaitu indeks kematangan karir individu
berkorelasi positif dengan tingkat pekerjaan orang tua, kurikulum sekolah, stimulasi budaya, dan kohesivitas
keluarga. 3) Faktor Kepribadian, meliputi konsep diri, focus kendali, bakat khusus, niali atau norma dan tujuan
hidup. 4) Faktor Vokasional, kematangan karir individu berkorelasi positif dengan aspirasi vokasional, tingkat
kesesuaian aspirasi dengan ekspetasi karir. 5) Faktor Prestasi individu, meliputi prestasi akademik, kebebasan
partisipasi dalam kegiatan ko- kurikuler dan ekstrakulikuler. (Konseling et al., 2017)
Dalam Osipow (1983:161), Super mengemukakan komponen- komponen kematangan karir sebagai
berikut: 1) Orientasi pilihan karir, yaitu berkenaan dengan tingkat kepedulian yang ditampakkan oleh individu
dalam masalah karir dan keefektifannya dalam menggunakan sumber informasi yang akurat dalam kaitanna
dengan pembuatan keputusan karir. 2) Informasi dan perencanaan, yaitu berhubungan dengan informasi yang
dimiliki individu tentang pilihan karir, tingkat kekhususan rencana pilihan karir dan tingkat keterlibatan dalam
aktivitas perencanaan karir. 3) Konsistensi, yaitu konsistensi bidang pilihan karir, konsistensi tingkat pilihan karir,
dan tngkat konsistendi dengan pilihan karir keluarga. 4) Kristalisasi sifat, yang dalam hal ini memiliki beberapa
indikator, yaitu minat karir, kepedulian terhadap kompetensi karir, independensi karir, dan penerimaan tanggung
jawab perencanaan karir. 5) Kebijakan pilihan karir, yaitu hubungan antara kemampuan individu dengan pilihan
karir, minat dengan pilihan kair, dan aktivitas dengan pilihan karir. (Konseling et al., 2017)
Pada saat remaja memasuki masa persiapan diri, pada umumnya kematangan tubuh dan kedewasaan
seksual sudah tercapai. Pada masa ini ia sedang menyiapkan diri menuju pembentukan pribadi yang dewasa. Pada
masa persiapan dewasa, remaja diharapkan sudah mencapai status kedewasaan dalam lingkungan keluarga. Pada
masa ini ia harus menyiapkan masa depan, peran dan penempatan dirinya dalam masyarakat. Tugas-tugas
perkembangan remaja adalah sikap dan perilaku dirinya.(Sitti Rahmaniar Abubakar, 2011)
sendiri dalam menyikapi lingkungan di sekitarnya. Perubahan yang terjadi pada fisik maupun
psikologisnya menuntut anak untuk dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan dan tantangan hidup yang ada di
hadapannya. Salah satu tugas perkembangan remaja yang harus diperhatikan adalah berkaitan dengan karir di
masa depan. Bimbingan karir merupakan salah satu proses layanan yang bertujuan membantu siswa dalam proses
pemahaman diri, pemahaman nilai-nilai, pengenalan lingkungan, hambatan dan cara mengatasinya serta
perencanaan masa depan. Masa depan harus direncanakan disongsong bukan di tunggu. Awal masa depan itu
adalah “di sini dan sekarang”. Persiapan untuk menyongsong masa depan dilakukan melalui prosedur-prosedur
tertentu baik melaui pendidikan informal, formal maupun non formal. Melalui pendidikan di sekolah siswa

Title of manuscript 3
Jurnal Konseling dan Pendidikan Author name1, author name 2 ect
http://jurnal.konselingindonesia.com

dibekali dengan berbagai pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap- sikap tertentu. Bekal yang diperoleh siswa di
sekolah bertujuan untuk mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja. (Sitti Rahmaniar Abubakar, 2011)
Konsep life-stages Super memiliki sejarah yang panjang. Dimulai pada tahun 1950-an Super bersama
sejumlah koleganya memformulasi teori perkembangan kariernya dengan 10 proposisi mengenai struktur dan sifat
perkembangan karir yang diterbitkannya pada tahun 1953 (Manrihu, 1992: 92; Munandir, 1996: 93-94; Riyadi,
2006). Pada tahun 1957, pada bukunya The Psychology of Careers diberikan penambahan dua proposisi sehingga
jumlah proposisinya menjadi 12 buah. Setelah perhatiannya tentang konsep kematangan dan tahapan karir pada
remaja tersebut, Super, Thompson, & Lindeman (1988) mengembangkan Adult Career Concerns Inventory bagi
pengukuran perkembangan karir orang dewasa. Instrumen itu sama seperti instrumen lain yang dia kembangkan
yaitu di arahkan untuk membantu menjelaskan konsep life-stages.(Tolstykh, 2003)
Pemilihan karier seseorang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Shertzer dan Stone (dalam
Winkel, 2005: 647) mengutip definisi tentang perkembangan karier yang pernah dirumuskan oleh The National
Vocational Guidance Associaton sebagai berikut: gabungan faktor-faktor psikologis, pendidikan, ekonomi dan
kesempatan yang bersama-sama membentuk jabatan seseorang. Gabungan ini mencakup banyak faktor internal
dan eksternal. (J. Bimbingan et al., 2010)
Faktorinternal yaitu faktor yang bersumber dari individu itu sendiri meliputi: taraf intelegensi, bakat,
minat, sikap, kepribadian, nilai-nlai kehidupan (values), hobi/kegemaran, prestasi, pengetahuan, sifat-sifat,
keterampilan dan keadaan jasmani. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari lingkungan dan
orang lain terdiri dari: masyarakat, keadaan sosial ekonomi negara atau daerah, status sosial ekonomi keluarga,
pengaruh dari anggota-anggota keluarga besar dan keluarga inti, pendidikan sekolah, pergaulan dengan teman-
teman sebaya dan tuntutan-tuntutan yang melekat pada jabatan-jabatan dan program studi. (J. Bimbingan et al.,
2010)
Di bawah ini akan menguraikan faktor-faktor tersebut di atas: Faktor yang bersumber dari individu
(faktor internal) (1) Taraf Intelegensi Menurut Winkel (2005: 648) ”taraf intelegensi yaitu taraf kemampuan untuk
mencapai prestasi-prestasi yang didalamnya berpikir memegang peranan”. Dapat dijelaskan bahwa taraf
intelegensi yang dimiliki oleh individu memegang peranan yang sangat penting, sebab taraf intelegensi yang
dimiliki seseorang dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam memasuki suatu jenjang pendidikan tertentu
selain juga dapat dipergunakan sebagai suatu pekerjaan, jabatan atau karier juga dapat dipergunakan sebagai suatu
pekerjaan, jabatan atau karier, sebagai pelengkap dalam mempertimbangkan memasuki suatu jenjang pendidikan
tertentu serta dipergunakan sebagai suatu pola acuan dalam meningkatkan promosi jabatannya.
(2) Bakat ”Bakat (Aptitut) mengandung arti potensi yang akan diwujudkan diwaktu yang akan datang”
(Munandir, 1996: 28). Dalam hal ini bakat cukup brpengaruh terhadap pilihan karier seseorang, karena dengan
bakat yang dimiliki maka individu akan memilih suatu karier yang sesuai dengan bakat yang dimiliki. Sementara
pendapat Winkel (2005: 649) ”bakat khusus ialah kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha kognitif,
bidang keterampilan, atau bidang kesenian”. Bakat-bakat khusus ini akan menjadi bekal yang memungkinkan
untuk memasuki bidang-bidang tertentu (field of occupation) dan mencapai tingkatan lebih tinggi dalam suatu
jabatan (levels of occupation).
(3) Minat Gulford dalam Munandir (1996: 146) ”minat adalah kecenderungan tingkah laku umum
seseorang untuk tertarik kepada sekelompok hal tertentu”. Sedangkan menurut Winkel (2005: 650) ”minat adalah
kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan senang
berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu”. Minat sangat berpengaruh terhadap
perencanaan masa depan sehubungan dengan jabatan yang akan dipangku. Jadi minat merupakan salah satu faktor
hal yang berpengaruh terhadap pemilihan karier.
(4) Sikap yaitu suatu kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.
Sikap merupakan kecenderungan yang relatif stabil yang dimiliki individu dalam mereaksi terhadap dirinya
sendiri, orang lain atau situasi tertentu. Jadi dalam pemilihan karier reaksi positif dari individu sangat penting
karena merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan untuk mencapai prestasi.
(5) Kepribadian diartikan sebagai organisasi yang dinamis di dalam individu dari sistem-sistem psikofisik
yang menentukan penyesuaian- penyesuaian yang unik terhadap lingkungannya. Kepribadian seseorang sangat
berpengaruh pada arah pilihan karier.
(6) Nilai-nilai kehidupan (values) Menurut Winkel (2005: 647) ”nilai-nilai kehidupan adalah ideal-ideal
yang dikejar oleh seseorang dimana-mana dan kapan pun juga”. Apabila nilai-nilai itu sudah terbentuk maka nilai-
nilai itu akan memegang peranan penting dari keseluruhan perilaku seseorang dan mempengaruhi harapan-harapan

Title of manuscript 4
Jurnal Konseling dan Pendidikan Author name1, author name 2 ect
http://jurnal.konselingindonesia.com

serta aspirasi-aspirasi dalam hidup, termasuk bidang karier yang dipilih dan ditekuni. Jadi nilai memiliki pengaruh
yang penting dalam menentukan pola pemilihan karier, nilai yang dianut oleh individu berpengaruh terhadap
pekerjaan yang dipilihnya. (J. Bimbingan et al., 2010)
Keaktifan siswa dalam organisasi berperan dalam meningkatkan kesiapan kerja sehingga siswa diharap mampu
aktif dalam kegiatan organisasi semasa sekolah. Karena banyak nya siswa yang tidak aktif organisasi maka
sekolah dapat memfasilitasi dengan membentuk forum, dengan bergabungnya siswa dalam forum diharapkan akan
memperluas jaringan serta dapat meningkatkan kecakapan siswa dalam berkomunikasi dengan orang lain dan
berlatih bagaimana berorganisasi.(Krisnamurti, 2017)
Komponen Kematangan Karir 1. Perencanaan karier, Beberapa aktivitas untuk membantu perencanan karier
adalah: memahami tentang informasi karier, berbicara dengan baik tentang perencanaan karier, mengambil kursus
untuk membantu menentukan karier, berpartisi pasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, bekerja pa- ruh waktu dan
mengikuti pelatihan serta pendidikan. Pendidikan yang dikehendaki, pandangan tentang dunia kerja, mendekati
perbedaan untuk memasuki dunia kerja. Perencanaan karier lebih kepada sejauh mana siswa merasa ia tahu ten-
tang berbagai macam aktivitas, bukan hanya sejauh mana ia tahu saja. 2. Eksplorasi karier, Eksplorasi karier
membahas tentang pemikiran dan karier masa depan, dima- na yang sebelumnya berkaitan dengan sumber-
sumber kerja. 3. Pembuatan keputusan, Konsep ini berkaitan de- ngan kemampuan dalam menggunakan pengeta-
huan untuk membuat perencanaan karier, dalam indicator pembuatan keputusan siswa diletakkan dalam situasi
yang didalamnya terdapat pilihan- pilihan karier dan memilih pilihan karier yang sesuai dengan dirinya sehingga
individu me- ngetahui bagaimana cara mengambil keputusan. Pembuatan keputusan ini berdasarkan pemikiran
individu merencanakan kariernya. 4. Informasi dunia kerja, konsep ini terdiri dari 2 elemen dasar; a) Berkaitan
dengan pengetahuan mengenai tu- gas-tugas perkembangan yang penting seperti, orang-orang harus
mengeksplorasi ke- senangan dan kemampuan mereka bagaima- na orang belajar mengenal pekerjaan mereka dan
alasan mengapa orang-orang berganti pe- kerjaan. b) Meliputi pengetahuan mengenai tugas-tugas kerja dalam
beberapa pekerjaan yang dipilih dan pengaplikasian tingkah laku kerja.(Partino, 2006)
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan dan penjelasan diatas dapat kita simpulkan, bahwa untuk menenukan arah karir siswa
maka yang harus dilakukan adalah memberikan informasi mengenai karir, selanjutnya jenis-jenis pekerjaan,
kemudian mencocokkannya dengan memberikan instrument-instrement tes tentang karir seperti tes bakat minat,
tes intelegensi, tes psikologis, dan lain-lain, yang seteah di berikan instrument tes tentang karir, maka bisa
memcocokkan dengan diri siswa itu sendiri.
DARFAT RUJUKAN
Atli, A. (2016). The Effects of Trait-factor Theory Based Career Counseling Sessions on the
Levels of Career Maturity and Indecision of High School Students. 4(8), 1837–1847.
https://doi.org/10.13189/ujer.2016.040813
Bimbingan, J., Konseling, D. A. N., & Pendidikan, F. I. (2010). Pemilihan Karier Melalui
Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas Xi Sma Negeri 14.
Bimbingan, P., Dan, K., Sekolah, L., Motivasi, M., Terhadap, K., & Kerja, K. (2013). Pengaruh
Bimbingan Karir Dan Lingkungan Sekolah Melalui Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan
Kerja Siswa Kelas Xii Kompetensi Keahlian Akuntansi Smk Negeri 2 Magelang.
Economic Education Analysis Journal, 3(1), 114–123.
Daharnis, D., Ardi, Z., & Ifdil, I. (2018). The Improved of Counselor Competencies through
Scientific Article Writing Training Using Digital Citation Application. 6, 8–14.
Defriyanto, & Purnamasari, N. (2016). Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling Karir
dalam Meningkatkan Minat Siswa dalam Melanjutkan Studi Kelas XII di SMA Yadika
Natar. KONSELI: Jurnal Bimbingan Dan Konseling (E-Journal), 3(2), 206–220.
Ditemui, H. Y., Deskriptif, S., Payakumbuh, S. M. A. N., & Falentini, F. Y. (2013).
KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling. 2, 310–316.
Konseling, J., Vol, G., Issbn, P., & Issbn, O. (2017). No Title. 3(1), 17–27.

Title of manuscript 5
Jurnal Konseling dan Pendidikan Author name1, author name 2 ect
http://jurnal.konselingindonesia.com

Krisnamurti, T. F. (2017). Mempengaruhi, Faktor-faktor Yang Kerja, Kesiapan Siswa SMK.


Jurnal Pendidikan Dan Ekonomi, 6(1), 65–76.
Partino, H. R. (2006). Kematangan Karir Siswa SMA. Psikologika : Jurnal Pemikiran Dan
Penelitian Psikologi, 11(21), 103–108.
https://doi.org/10.20885/psikologika.vol11.iss21.art4
Siswa, P., Xii, K., & Klaten, S. M. A. N. (n.d.). growth , exploration , establishment ,
maintenance ,. 000, 116–145.
Sitti Rahmaniar Abubakar. (2011). Pelaksanaan Bimbingan Karir Bagi Siswa Sma Sebagai
Persiapan Awal Memasuki Dunia Kerja. Selami Ips, 1, 137–144.
https://media.neliti.com/media/publications/221358-pelaksanaan-bimbingan-karir-bagi-
siswa-s.pdf
Tolstykh, A. I. (2003). On multioperators principle for constructing arbitrary-order difference
schemes. Applied Numerical Mathematics, 46(3–4), 411–423.
https://doi.org/10.1016/S0168-9274(03)00035-7

Title of manuscript 6

Anda mungkin juga menyukai