Anda di halaman 1dari 11

MAHASISWA

BELAJAR DAN BEKERJA


Paper ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang diampu oleh Bapak Anas Aijudin, M. Hum.

Disusun oleh:

1. Muhammad Izzat Abidi 151211023


2. Chechilia Fatikah 151211020
3. Siva Nur Azizah 151211025
4. Vivit Triyanti 151211029
5. Indah Aprilyani 151211024
6. Amalia Ridho Fuadah 151211003

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2015/2016
PENELITI

ABSTRAK :

Rasa ingin tahu kami timbul bermula dari beberapa kawan sekelas yang menyempatkan diri
untuk kuliah nyabi bekerja. Pertanyaan-pertanyaan sederhana mulai timbul dan berkecamu dalam
pikiran. Hingga kami mengabil tema mahasiswa belajar dan bekerja. Sebuah tema yang juga kami
gunakan menjadi judul.

Paper sederhani ini, nantinya akan menguraikan bagaimana pengertian pendidikan yang
dilihat dari beberapa sudut pandang, yaitu di antaranya sosial, ekonomi, filsafat, dan agama. Memang
masing-masing sudut pandang berbeda dalam pemaknaan pendidikan. Namun perlu digarisbawahi
bahwasanya esensi dari pendidikan itu sama satu lainnya.

Dari sudut pandang sosial diterangkan pendidikan selalu berkaitan dengan linggkup
kemasyarakatan yang ada di lingkungannya. Berbeda dengan sudut pandang ekonomi yang
pendidikan itu dikaitkan dengan fakor-faktor ekonomi yang ada di sekitarnya. Secara filsafat akan
berbeda pula, di mana pendidikan memiliki esensi yang mendalam. Mecari hingga hakikat pendidikan
itu sendiri. Dilihat dari sudut pandang agama pendidikan bahkan bisa menjadi bekal kelak di akhirat.
Dengan ilmu yang diperoleh lalu diamalkan kepada yang lainnnya.

Bekerja pun dibahas walau secara singkat namun tidak mengurang esensi pengertian bekerja
itu sendiri. Bekerja dalam benak kita identik dengan perbuatan yang menghasilkan uang. Dan
memang begitu. Tentu hal ini akan berbeda dengan kerja bakti.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era ekonomi yang berkembang pesat ini. Sulit dalam menjari sebuah pekerjaan. Namun
jikalau ada orang yang dapat menekuni sebuah bidang profesi tertentu tentu tidak akan kelulitan
untuk bekerja. Tinggal bagaimana kratifitas dan inovasi selalu dipeliharanya.
Seseorang yang memiliki sebuah profesi tertentu tidak akan lepas darai masa lalunya
melewati pendidikan. Dengan pendidikan itulah sebuah profesi akan tumbuh dalam diri
seseorang. Melihat hal yang terjadi di sekitar kita, terutama para mahasiswa. Banyak dari mereka
yang meyisihkan waktu guna bekerja. Tentu banyak alas yang mereka ungkapkan mengenai hai
ini. Melihat hal yang demikian maka tegugahlah kami untuk melakukan mini riset dikalangan
mahsiswa jurusan kami. Dari situlah paper ini akan membahasanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah latar belakang mahasiswa bekerja?
2. Apakah bekerja mengganggu kuliah mahasiswa?

C. Tujuan
1. Mengetahui latar belakang mahasiswa bekerja.
2. Mengetahui bahwa bekerja menganggu atau tidak bagi mahasiswa.

D. Kajian Teori
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan dan Belajar

Dalam era modern seperti di zaman sekarang ini pendidikan menjadi hal yang amat
penting dalam kehidupan seorang individu. Baik pendidikan formal maupun pendidikan
informal. Pendidikan formal ditempuh melalui pendidikan yang berjenjang dan memakan
waktu relatif lebih lama ketimabang pendidikan informal. Sedang pendididikan informal juga
kadang ada yang berjenjang namun dengan waktu yang relatif singkat tentunya ketimbang
pendidikan formal. Perbedaan jangka waktu pendidikan ini tentu akan akan memberikan efek
yang berbeda. Menurut hemat penulis bahwasanya para siswa yang mengenyam pendidikan
formal disiapkan memang untuk kematangan sebuah ilmu. Sedang pendidikan informal di
siaplkan untuk mereka yang hendak terjun langsung untuk bekerja.

Dalam memilih sebuah jenis pendidikan seseorang pasti akan mempertimbangkannya


dengan kebutuhan. Di sini akan nampak tidak elok apabila seorang anak yang berpendidikan
SD, SMP, atau SMA bersekolah sembari bekerja. Namun ada, bahkan banyak pada kenyataan
yang terjadi sekarang ini hal tersebut terjadi. Kebajakan anak-anak ini bekerja di pinggir jalan.
Di sinilah akan menjadi sebuah ironi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Musabab
ekonomi keluarga yang kurang menjadi dali anak-anak ini bekerja.

Lalu marabah ke kalangan mahasiswa. Banyak mahsiswa yang menyambi kulaihnya


sambil bekerja. Membagi waktu dan tenaganya untuk dua hal yang memang bukan perkara
mudah. Maka akan menarik melihat keterkaitan seorang mahasiswa yang kuliah dan bekerja
pula. Sebelum masuk pada pembahasan mahasiswa belajar dan bekerja penulis akan
menguraikan inti sari dari pengertian pendidikan dan bejalar sebagai landasan dalam
pembuatan Paper.

Pendidikan ditinjau dari berbagai aspek dispin ilmu maka akan menghasilkan bebrapa
pengertian yaitu di antaranya:

1. Dalam lingkup sosial pendidikan memiliki pengertian suatu proses mengajar dan belajar
pola-pola kelakuan dan cara berfikir manusia menurut apa yang diharapkan oleh
masyarakat. Contohnya Universitas, tersedianya berbagai fakultas dan jurusan
didalamnya tidak lain karena kebutuhan masyarakat akan individu yang kompeten
dibidangnya.1
2. Dalam lingkup ekonomi pendidikan memiliki pengertian merupakan usaha raksasa yang
melibatkan banyak biaya, tenaga, fasilitas maupun sumber daya dalam kurun waktu lama.
Pendidikan berorientasi ke masa depan. Pendidikan merupakan usaha raksasa untuk

1
Dr. S. Nasution, MA, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 1999)
mempersiapkan dan memberdayakan manusia menyongsong masa depan yang lebih baik.
Pendidikan merupakan usaha raksasa pemerintah dalam mengembangkan potensi diri
peserta didik supaya menjadi berdaya dalam situasi pembelajaran. Pendidikan berjangka
waktu lama, berjenjang, berstruktur, bersifat horizontal maupun vertikal. Penyelenggaraan
dan pengaturan pendidikan tertuang dalam sistem pendidikan nasional. Pendidikan
terlaksana karena usaha pemerintah yang serius dalam mencerdaskan bangsa. Oleh karena
itu, dilakukan secara terencana supaya terwujud aktivitas belajar yang kondusif, dan
proses pembelajaran yang produktif. Pembelajaran merupakan core-business-nya
pendidikan. Pembelajaran menjadi kegiatan inti pendidikan. Supaya jantung kegiatan
pendidikan terus berdetak ia tidak boleh terbengkalai dan harus dibiayai sepenuhnya.
Semakin lama proses belajar berlangsung dan semakin tinggi tuntutan kualitas, begitu
juga semakin banyak peserta didik yang dilayaninya dan beraneka ragam kegiatan
pembelajarannya, semakin mahal biayanya.
Tujuan pendidikan. Biaya pendidikan diperuntukkan bagi terselenggaranya aktivitas
pembelajaran dalam mencapai etos bangsa yang luhur yang tercantum dalam tujuan
pendidikan. Tujuan ini bersifat filosofis, luas, menyeluruh dan mendasar dalam
mewujudkan cita-cita luhur bangsa. Segenap kemampuan pemerintah dan masyarakat
dicurahkan untuk terwujudnya pelaksanaan pendidikan. Segala daya dan upaya pemerintah
dipusatkan untuk menyediakan kesempatan belajar bagi seluruh warganya. Keseriusan
pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan tampak jelas dalam undang-undang dasar
yang memprioritaskan biaya pendidikan sebesar 20% dari anggaran belanja negara, jauh
melampaui biaya penyelenggaraan pertahanan maupun kesehatan dan departemen lainnya.
Pemerintah menyadari bahwa pendidikan merupakan usaha strategis dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa, pendidikan diselenggarakan dengan serius dan disadari sebagai amanah
undang-undang dasar yang harus direalisasikan untuk masa depan bangsa Indonesia yang
lebih baik, yang mampu berkompetisi dalam kerja sama Internasional, karena bangsa
Indonesia memiliki kemampuan dan kecerdasan serta keunggulan yang sama dengan
bangsa-bangsa lain di dunia. Itulah sebabnya pemerintah menyediakan anggaran biaya
yang paling besar untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Secara eksplisit tujuan pendidikan
berupa “usaha mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berimandan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, jujur, sehat, berilmu
pengetahuan, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab” (Undang-Indang Sisdiknas 2003).
Pendaftaran masuk. Pendaftaran masuk pendidikan terutama pendidikan formal
mengalami peningkatan pada setiap tahun ajaran. Pendaftaran masuk pendidikan terus
meningkat, terutamadi sekolah negeri dan memuncak pada dekade sekarang ini.
Pendaftaran masuk merupakan kegiatan penerimaan siswa baru dalam setiap kegiatan
pembelajaran, biasanya berlangsung dalam tahun ajaran baru sesuai dengan kalender
akademik. Pendaftaran masuk menjadi kegiatan rutin untuk terlaksananya proses
pembelajaran dalam meproduksi tenaga cakap yang dibutuhkan masyarakat. Anggota
masyarakat yang diterima melalui pendaftaran masuk disebut peserta didik atau enrolment.
Tenaga Kerja. Industri pendidikan mempekerjakan banyak sekali tenaga-tenaga
kerja yang cakap yang meiliki berbagai keahlian. Mereka bekerja menghadapi berbagai
kelompok belajar yang berbeda-beda kebutuhan dan tingkatan pengetahuannya. Industri
pendidikan mempekerjakan tenaga terampil yang cakap dalam berbagai disiplin ilmu
supaya dapat memberi layanan jasa yang memuaskan kebutuhan konsumen yang
dilayaninya. Pekerjaan mereka terbagi ke dalam kelompok belajar, yaitu pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, disamping pendidikan kejuruan. Industri
pendidikan menyedot tenaga cakap dan tenaga ahli profesional yang banyak yang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan pendidikan. Pendidikan merupakan tenaga kerja yang
profesional berkualifikasi sebagai guru, dosen, administrator pendidikan, konselor,
pamong belajar, tutor, widyaiswara, instruktur maupun fasilitator. Tenaga kerja pada
institusi pendidikan memiliki karakteristik:
- Sangat mudah mengakomodasi perubahan-perubahan
- Memiliki bakat yang beragam
- Memiliki kemampuan mengembangkan diri dan memelihara lembaga dalam perspektif
yang lebih luas.
- Memiliki kemampuan untuk bekerja sama dalam tim
- Tidak pernah puas dengan status quo, selalui ingin perbaikan.
- Memiliki kemampuan untuk menghargai dan bekerja dengan pemerintah.

Sumber-daya Pendidikan. Biaya total pendidikan belum menggambarkan


keseluruhan investasi dalam dunia pendidikan sebab biaya-biaya pendidikan melibatkan
penggunaan berbagai sumber daya, baik berupa natural, material, maupun personal. Ada
yang berbentuk barang, ada yang berbentuk jasa, ada juga beberapa sumber daya yang
terdapat di lingkungan kehidupan masyarakat. Sumber daya merupakan segala sesuatu
yang dapat di uangkan atau dinilai dengan uang. Sumber daya merupakan segala sesuatu
yang dipergunakan untuk menyelenggarakan pendidikan, yang berupa dana, tenaga
kependidikan, masyarakat, sarana dan fasilitas maupun prasarana barang tetap. Kegiatan
pendidikan sukar berlangsung tanpa melibatkan pemakaian sumber daya.

Capital. Modal atau capital merupakan dana yang disediakan pemerintah untuk
membiayai seluruh pengeluaran belanja negara, selain berupa uang juga barang, benda dan
teknologi. Bila dikelompokkan ada yang berasal dari sumber daya alam , sumber daya
material dan uang. Capital dalam pendidikan adalah segenap dana yang disediakan
pemerintah untuk membiayai belanja sektor pendidikan. Dalam konsep ekonomi, manusia
dan pendidikan itu sendiri merupakan capital, sebab manusia terdidik memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang akan digunakan untuk meningkatkan dan
menumbuhkan produksi. Produksi akan tumbuh dan berkembang atas hasil kreativitas
manusia terdidik.

Revenue. Sumber biaya pendidikan disebut revenue. Revenue merupakan sumber


dana untuk membiayai seluruh penyelenggaraan pendidikan dari tingkat dasar sampai
perguruan tinggi. Di berbagai negara sumber dana berasal dari macam-macam, pada
umumnya tidak sama. Biaya pendidikan di Indonesia di danai dari berbagai sumber seperti
dari : pajak, APBN, APBD, Bantuan dan Kerjasama Luar Negeri, UNDP, UNESCO,
UNICEF dan Hibah Pendidkan.

3. Dalam lingkup flsafat pendidikan memiliki pengertian upaya mengembangkan potensi-


potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik, potensi cipta, rasa, maupun karsanya,
agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya.
4. Dalam lingkup Islam pendidikan memiliki pengertian yaitu proses belajar dan mengajar
yang didasarkan pada Iman, Islam dan Ikhsan. Menjadikan orang memiliki pengtahuan
baik secara duniawi dan akhirat.

Dari beberapa pengertian di atas mungkian sedikit membantu untuk memahami apa
itu pendidikan? Dan pentingkah? Kerap, sekolah dipandang sebagai jalan memperbaiki nasib.
Melalui pendidikan orang dari golongan rendah dapat meningkatkan ke golongan tua lebih
tinggi. Orang tua mengharapkan nasib anak mereka lebih baik dari nasib mereka. Karena
orang tua berusaha untuk menyekolahkan anaknya, jika mungkin sampai memperoleh gelar
dari Perguruan Tinggi sekalipun dengan pengorbanan yang besar untuk membiayainya.

Sebagai seorang anak, tak serta merta menerima uang yang diberikan oleh orang
tuanya begitu saja. Bagi anak-anak dari keluarga yang memiliki keuangan yang baik, mudah
bagi mereka untuk menggunakan uang mereka. Hal tersebut berbanding terbalik dengan anak
dari keluarga yang berpenghasilan cukup untuk makan sehari-hari saja. Mereka cenderung
memutar otak membantu orang tua mereka mencari uang di samping mereka harus belajar
untuk meraih preatasi yang tinggi. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua anak dari
miskin yang melakukan upaya untuk menghasilkan uang. Banyak anak yang berpunya bekerja
dengan dalih ingin belajar mandiri.

Peralihan status dari siswa menjadi mahasiswa membentuk pola berfikir baru disetiap
individu yang mengalami transformasi ini. Dari siswa sekolah bersosialisasi dengan
lingkungan kampus. Dalam proses sosialisasi seseorang belajar tingkah laku, kebiasaan juga
keterampilan sosial seperti berbahasa, bergaul, berpakaian, cara makan dan sebagainya.

B. Mahasiswa Belajar dan Bekerja

Kita sebagai mahasiswa sudah tak jarang lagi mendengar ada sebagian mahasiswa
yang memilih bekerja disamping kuliah. Dengan beberapa mahasiswa melakukan hal tersebut
dengan beragam faktor ada yang dijadikan dasar mahasiswa untuk memilih bekerja sambil
kuliah adalah yaitu diantaranya adalah tuntutan ekonomi dan ada juga yang guna untuk
melatih keterampilan mereka serta untuk menambah pengalaman.

Di daerah kita ini kuliah sambil bekerja jika diprosentasikan merupakan mayoritas
adalah mereka melakukan karena kondisi perekonomian yang sekiranya cukup sulit bagi
sebagian masyarakat dan mendorong sebagian mahasiswa mencari solusi dari masalah
keuangan yang dihadapi dengan bekeja. Sehingga dengan melakukan hal tersebut
meringankan beban orang tua mereka.

Namun, sebagaian mahasiswa ada juga yang bekerja dengan alasan karena untuk
dapat pengalaman dan kemandirian. Menurut pengamat pendidikan, Utomo Dananjaya, kuliah
sambil bekerja merupakan upaya membuk gerbang dunia kerja karena akan mematangkan
pola pikir individu untuk menghadapi dunia kerja, dapat menumbuhkan jiwa kemandirian,
dan menghubungkan antara teori yang didapat dikampus dengan kenyataan yang ada didunia
kerja.

Banyak yang beranggapan bahwa kuliah sambil bekerja malah beresiko pada
kewajiban mereka dalam proses perkuliahan. Dan itu karena beberapa faktor misalnya ada
mahasiswa yang putus kuliah karena tidak dapat mengatur waktu antara dimana ia harus
kuliah dan bekerja. Memang sebenarnya kita seharusnya bisa mempertimbangkan terlebih
dahulu segala macam resiko yang akan dihadapi ketika akan memutuskan untuk kuliah sambil
bekerja. Tetapi disisi lain juga kuliah sambil bekeja dapat diambil keuntungan bagi mahasiswa
yang mempunyai masalah financial, dengan melakukan bekerja sambil kuliah maka
setidaknya akan menambah biaya untuk untuk kuliah.

Menurut Watanebe (2005) kuliah sambil bekerja banyak memberi dampak bagi
mahasiswa baik positif maupun negative, dampak positif yang diperoleh oleh mahasiswa yang
kuliah sambil bekerjanya adalah dapat menyalurkan hobi, memiliki pengalaman diluar kelas,
memperoleh keterampilan, pengetahuan tentang berbagai macam pekerjaan, dan bertanggung
jawab selain itu juga dapat melatih kemandirian dan memperoleh uang untuk memenuhi
kebutuhan pribadi dan kuliah.

Watanebe (2005) juga menyatakan bahwa dampak negatif yang harus diwaspadai oleh
mahasiswa yang kuliah sambil bekerja adalah di antaranya dampak– dampak tersebut adalah
kesulitan membagi waktu dan konsentrasi saat kuliah dan bekerja, kelelahan, penurunan,
prestasi akademik, memiliki keterlambatan kelulusan, dan akibat yang paling parah adalah
dikeluarkan dari universitas yang di naungi karena lebih memilih bekerja ketimbang
kuliahnya.

Prosentasi dari beberapa yang sudah diwawancarai adalah kebanyakan mereka yang
melakukan kuliah sambil bekerja adalah karena faktor untuk memenuhi kebutuhan mereka
dan menambah uang saku baik untuk pribadi maupun untuk keperluan kuliah. kebanyakan
dengan bekerja tersebut mereka harus benar–benar bisa membagi waktu untuk bekeja di luar
perkuliahan walaupun harus menyita waktu dan tenaga mereka. dan mereka beragapan bahwa
dengan bekerja tersebut juga kadang dalam proses perkuliahan di waktu–waktu tertentu juga
dengan bekerja tersebut juga mengganggu kuliah.

Tidak dapat dipungkiri solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan dan menambah
pemasukan entah itu dilatar belakangi oleh berbagai alasan ada yang mungkin karena faktor
ekonomi atau untuk sekedar menambah biaya atau mengisi waktu luang maka kebanyakan
mereka adalah memilih untuk bekerja.

Dan juga tidak terkecuali bagi mahasiswa. Mahasiswa yang dianggap memiliki sejuta
pemikiran itu pun tidak lepas hasrat untuk mencari pemasukan yang lebih untuk sekedar
menambah pundi – pundi uang atau bahkan untuk membantu orang tua dan juga untuk biaya
kuliah, maka mereka melakukan part – time atau kuliah yang juga disambil dengan bekerja
entah itu dalam pelaksanaannya ada yang mengganggu salah satunya.

Dalam skala mahasiswa yang masih dalam proses pendidikan mereka maka mereka
kebanyakan memilih part – time atau bisa disebut dengan kerja paruh waktu karena dengan
begitu setidaknya mereka bisa memenejemen waktu antar kuliah dan bekerja sehingga
meminimalisir resiko yang munggkin akan mengganggu kuliah atau pun kerja mereka. tetapi
mengganggu atau tidaknya adalah bisa disebut relatife tergantung persoalan yang di hadapi
bagi setiap mahasiaswa yang menyambil dengan bekerja mereka. maka dengan begitu
setidaknya mahasiswa kuliah sambil bekerja bisa mengatur segala halnya dengan keputusan
yang diambil untuk meminimalisir resiko atau yang mungkin dapat mengganggu kuliah
maupun bekerjanya.

Jikalau ada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, maka kuliah lah yang menjadi
skala proritas apalagi bekeja untuk menjadi sampingan karena status mereka yang menjadi
mahasiswa. tapi dilihat dari fenomena sekarang ini karena mungkin tuntutan pekerjaan sangat
mempengaruhi mahasiswa, berkurangnya konsistensi untuk bisa mengefektifkan waktu dan
tenaga menjadi sebuah hasil yang maksimal dan hal tersebut menjadi sulit untuk didapat,
misalnya setelah seharian kuliah ditambah dengan jadwal kerja yang mungkin bisa menyita
waktu dan tenaga pasti dengan keadaan tersebut ada yang dikorbankan. Dan pada
kenyataannya sebagian mahasiswa mengorbankan kuliah mereka. malah menjadi bekerja
sambil kuliah. Maka istilahnya mereka kuliah hanya menaiki derajad merea sekarang dan
mendapat gelar saja.

Terlepas dari semua itu maka jika mahasiswa bisa tetap konsisten memprioritas kuliah
daripada bekerja maka setidaknya dengan bekerja tersebut sangat bermanfaat dan malah
membantu kelancaran proses perkuliahan mereka, maka tetap ditanamkan prisip bagi
mahasiswa untuk tetap bisa membagi waktu dan tenaga sehingga keduanya bisa berjalan dan
memberikan dampak positif bagi mahasiswa.

C. Manfaat bekerja

Walaupun mahasiswa kuliah sambil bekerja ada yang berpendapat bahwa dengan
mahasiswa bekerja tersebut dapat menggangu proses perkuliahan, maka tidak semuanya
mengganggu tergantung dari mahasiswanya tersebut dalam menyikapinya, bahkan dengan
mahasiswa tersebut kuliah sambil bekerja bisa saja sangat menguntungkan bagi dirinya dan
sangat bermanfaat, diantar manfaat adalah

1. Lebih bisa menghargai waktu dan orang lain


Kuliah sambil bekerja menuntut untuk bisa mmenejemen waktu sedemikian
rupa, bisa membagi dimana harus kuliah dan dimana mahasiswa saatnya untuk
bekerja.
2. Menambah relasi pertemanan
Dengan bekerja akan dapat menambah teman tidak hanya dikampus.
3. Menghasilkan skill atau ketrampilan
Terjun langsung ke dunia kerja maka akan mengasah keterampilan dengan
bekerja juga sangat diperlukan dari pada hanya mempelajari teorinya saja.
4. Lebih percaya diri
Karena mahasiswa yang kuliah sambil bekerja lebih berpengalaman dalam hal
melihat prospek ke depan mereka setidaknya telah memiliki pandangan apa yang
akan dilakukan. Berbeda dengan yang hanya bekuliah saja belum mengerti seluk
beluk dunia kerja

Banyak hal yang didapat dari bekerja, dengan bekerja dan terus bergerak menunjukan
bahwa kita masih menunjukkan naluri hidup yang merupakan dasar dari manusia. Dengan
bekerja kita berpeluang lebih besar menciptakan kwalitas hidup yang lebih baik, dengan
kemampuan yang lebih besar ini sehingga memungkinkan kita bisa mendapatkan apa yang
kita inginkan sepanjang kemampuan kita.

Maka disini bekeja pada dasarnya adalah kegiatan yang mengandung suatu
kepentingan pribadi, yang berbeda–beda yang bada intinya mencapai tujuan yang sama yaitu
perubahan dan pertahanan hidup.

Dan dengan kita bekerja juga untuk mengisi waktu luang kita serta menjauhkan kita
dari tiga keburukan yang biasanya mengganggu dalam kehidupan sehari – hari yaitu
kebosanan, kejahatan, dan kemiskinan. Selain itu juga bisa melatih otak, pikiran dan tubuh
kita menjadi sehat. Bekerja bisa jadi bermanfaat bila kita bisa mengambil sisi positifnya
apalagi bagi mahasiswa yang membagi waktunya sambil bekerja.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai