Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah  suatu usaha untuk  melakukan proses pembelajaran  bagi peserta d
idik  untuk  mencapai tujuan pendidikan yang diterapkan di suatu negara.

Pendidikan Indonesia semakin hari semakin rendah, salah satu faktor


rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam
menggali potensi anak. Para pendidik sering kali memaksakan kehendaknya tanpa pernah
memperhatikan kebutuhan minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan para pendidik
kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan potensi para siswa. Pendidikan seharusnya
memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak
kurang nyaman dalam menuntut ilmu.

Pendidikan tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan oleh Pemer
intah. Kurikulum merupakan 
suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di suatu negara. Pada
tahun 2006 pemerintah menetapkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) namun dilihat dari segi kurikulum masih banyak kekurangan oleh karena itu
pemerintah menetapkan kurikulum baru yang kurikulum 2013 atau yang lebih dikenal K 13.
Oleh karena itu sebagai calon pendidik maka kita harus mengetahui perbedaan di antara dua
kurikulum tersebut.

Kurikulum, bukan kata yang asing dalam dunia pendidikan. Pendidikan atau
pembelajaran tidak lepas dari istilah ini, karena kurikulum adalah salah satu komponen dari
pembelajaran. Dengan adanya kurikulum proses belajar dan pembelajaran akan berjalan
secara terstruktur dan tersistem demi mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Pengembangan kurikulum menjadi sangat penting sejalan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan perubahan pada masyarakat.

Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan


dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka semakin berat pula

1
tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan semakin gencar dilakukan oleh
dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing secara global demi
mengangkat martabat bangsa.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Jelaskan latar belakang dan arah pendidikan dasar ?
2. Apakah pengertian dari kurikulum ?
3. Jelaskan fungsi dan peran kurikulum dalam pendidikan ?
4. Apa sajakah yang menjadi prinsip-prinsip dalam mengembangkan kurikulum ?
5. Jelaskan persamaan dan pebedaan KTSP dengan K13 ?
6. Jelaskan kekurangan dan kelebihan KTSP dan K13 ?
7. Jelaskan struktur kurikulum SD/MI ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah:


1. Mengetahui dengan jelas yang menjadi latar belakang dan arah pendidikan dasar
2. Untuk memahami kurikulum dalam pendidikan
3. Memahami persamaan dan perbedaan antar KTSP dengan K13
4. Memahami dengan jelas bagaimana caranya mengembangkan kurikulum dalam
pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Dan Arah Pendidikan Dasar


Pendidikan dasar merupakan suatu kebutuhan lumrah setiap individu. Keberadaan
pendidikan dasar sangat penting dalam pembentukan karakter individu sejak usia dini
sehingga anak di masa depan dapat diterima secara baik oleh lingkungannya serta mampu
mewujudkan cita-cita pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Undang
Undang Nomor 20 tahun 2003 yakni tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan sangat jelas memberikan arah akhir dari pendidikan itu sendiri
bahwa pendidikan nasional tidak semata-mata menginginkan peserta didik hanya unggul
dalam bidang kognitif atau intelektual semata, namun harus diimbangi dengan keunggulan
dari aspek psikomotorik dan juga aspek afektif dan yang tidak bisa dikesampingkan adalah
kemampuan peserta didik untuk membangun hubungan sosial yang baik dengan
lingkungannya. Kemampuan ini biasa disebut dengan keterampilan sosial. Sehingga sudah
seharusnya seluruh elemen yang ada dalam pendidikan harus mampu mengembangkan
seluruh aspek tersebut. Salah satu elemen penting yang harus diperhatikan adalah materi
pelajaran yang ada.

Menurut Sani (2013) pendidikan yang gagal membentuk moral pendidikan akan
mengahasilkan peserta didik yang kurang mnghargai orang lain, menghalalkan segala cara
untuk mencapai tujuan, dan hanya mementingkan kebutuhan individu. Pendidikan yang gagal
dalam menghasilkan lulusan yang kompeten akan membuat mereka tidak mampu bekerja
secara efesien dan efektif, serta tidak memiliki daya saing. Gejala ini akan amatan dalam
kehidupan berbangsa dimana lulusan sekolah dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi
banyak yang tidak kompeten dan bingung ketika diminta untuk menyelesaikan suatu tugas
atau pekerjaan. Guru yang merupakan ujung tombak pendidikan seharusnya selalu berupaya
melaksanakan yang terbaik dalam mendidik anak bangsa dengan ikhlas dan menguasai
pembelajaran yang efektif dalam melaksanakan tugas mulia tersebut.

3
Untuk itu kita akan membahas apa yang sebenarnya factor-faktor yang menyebabkan
diperlukannya pendidikan bagi manusia yang dapat kita lihat dari sejarah kehidupan manusia
itu sendiri. Irianto (2011:190-192) mengatakan pada zaman berburu diawali dengan
penemuan kapak dan peralatan purba. Dilanjutkan dengan era berternak dan bercocok tanam,
mereka membuat alat-alat pertahanan perternakannya dan alat-alat pertanian. Dizaman
perdagangan, mereka mengembara lebih jauh untuk menemukan pasar baru yang lebih luas
dengan ditandai penemuan banyak benua dan tanah baru. Lalu refolusi industry menggilas
segalanya, yang terkenal dengan capital intensive yang mengganti konsep labor intensive.
Perubahan social masyarakat berubah total dari kekerabatan menjadi individualism secara
radikal.

Setiap tahun ajaran tiba, banyak anak lulusan sekolah ditingkat SD yang melihat
apakah mereka diterima disekolah yang mereka idamkan atau tidak. Dalam hal ini banyak
anak sekolahan mempertaruhkan masadepan mereka dalam sebuah ritual yang disebut
pendaftaran murid baru. Pertanyaan yang mendasar untuk bahan diskusi ialah: benarkah
sekolah memberikan masadepan yang lebih baik? Bukankah banyak pengangguran
intelektual dinegara kita ini? Untuk apa sekolah kalau nanti menganggur juga. Bahkan
banyak orang bekerja yang tidak sesuai dengan jenjang dan jurusan atau program studi yang
telah mereka tempuh. Fakta ini menunjukkan bahwa sertifikat atau ijazah yang diterima
lulusan masih banyak yang tidak dihargai didunia kerja.

Kembali kemasalah semula, banyak orang menganggap sebagai gerbang emas untuk
perbaikan nasib dimasa depan, hal ini hanyalah masalah persepsi. Jika semua orang
menganggap demikian, jadilah ia sebuah kebenaran. Kenyataannya tidak sederhana itu.
Pendidikan tidak berkorelasi secara langsung dengan masadepan yang lebih. Untuk kasus
Indonesia, masih ada factor lain yang harus diperhatikan. Factor ini anatara lain kepemilikan
modal (dari orang tua atau keluarga besar), relasi, usaha keras da tentu saja nasib baik.

2.2 Kurikulum Sekolah Dasar

2.2.1 Pengertian Kurikulum

Kurikulum merupakan jantung pendidikan. Kurikulum merupakan panduan yang


memberikan jawaban atas pernyataan: untuk apa pendidikan dilakukan apa yang
memberikan, bagaimana pendidikan dilaksanakan serta bagaimana mengukur proses dan
hasil pendidikan. (Buku materi Prepektif Pendidikan SD)

4
Menurut Crow and Crow Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pel
ajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh 
ijazah.
Menurut Inlow (1966) : Pengertian kurikulum adalah usaha menyeluruh dirancang khusus
oleh sekolah dalam membimbing murid memperoleh hasil dari pelajaran yang telah
ditentukan. 
Menurut Hilda Taba (1962) : Pengertian kurikulum sebagai a plan of learning yang berarti
bahwa kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh siswa yang memuat
rencana untuk peserta didik. Dalam bukunya "Curriculum Development Theory and
Pratice". 
Menurut Kerr, J. F (1968) : Pengertian kurikulum adalah sebuah pembelajaran yang
dirancang dan dilaksanakan dengan individu dan berkelompok baik di luar maupun di dalam
sekolah. 
Menurut George A. Beaucham (1976) : Pengertian kurikulum adalah dokumen tertulis
yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata
pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari  
Menurut  UU. No. 20 Tahun 2003 : Pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. 
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah
konsep serta acuan dalam pendidikan yang di tetapkan oleh pemerintah.

2.2.2 Fungsi Dan Peran Kurikulum Dalam Pendidikan

Kurikulum memiliki peranan yang sangat strategis dalam pencapaian tujuan


pendidikan. Terdapat tiga peranan kurikulum yang dinilai sangat penting, yaitu peranan
konservatif, peranan kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif. Ketiga peranan kurikulum
tersebut harus berjalan seimbang dan harmonis untuk mencapai tujuan pendidikan secara
optimal. Pelaksanaan ketiga peranan kurikulum menjadi tanggung jawab semua pihak yang
terkait dalam proses pendidikan.

5
Secara umum  fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta
didik untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum itu segala
aspek yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru dan sarana serta prasarana
lainnya. Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara sistematis dan
logis,diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar,
kurikulum adalah niat, rencana dan harapan.Menurut Alexander Inglis, fungsi kurikulum
meliputi :

1.      Fungsi Penyesuaian, karena individu hidup dalam lingkungan , sedangkan lingkungan


tersebut  senantiasa berubah dan dinamis, maka setiap individu harus mampu menyesuaikan
diri secara dinamis. Dan di balik lingkungan pun harus disesuaikan dengan kondisi
perorangan, disinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan menuju individu yang
well adjusted.
2.      Fungsi Integrasi, kurikulum  berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi. Oleh
karena individu itu sendiri merupakan bagian integral dari masyarakat, maka pribadi yang
terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam rangka pembentukan atau
pengintegrasian  masyarakat. 
3.      Fungsi Deferensiasi, kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan-
perbedaan perorangan dalam masyarakat. Pada dasarnya deferensiasi akan mendorong  orang
berpikir kritis dankreatif, dan ini akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.
4.       Fungsi Persiapan, kurikulum  berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu
melanjutkan studi lebih lanjut untuk jangkauan  yang lebih jauh atau terjun ke masyarakat.
Mempersiapkan kemampuan sangat perlu, karena sekolah tidak mungkin memberikan semua
apa yang diperlukan atau semua  apa yang menarik minat mereka. 
5.  Fungsi Pemilihan, antara keperbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan yang
erat.Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikan kesempatan bagi seseorang untuk
memilih apa yang  dinginkan  dan menarik minatnya. Ini merupakan kebutuhan yang sangat
ideal bagi masyarakat yang demokratis, sehingga kurikulum perlu diprogram
secara  fleksibel.
6.       Fungsi Diagnostik, salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan
mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya sehingga
dapat mengembangkan  semua potensi yang dimiliki.Ini dapat dilakukan bila mereka
menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui eksplorasi dan prognosa.

6
Fungsi  kurikulum dalam mendiagnosa dan membimbing siswa agar dapat mengembangkan
potensi siswa secara optimal.
Sedangkan fungsi praksis dari kurikulum adalah meliputi :
1.      Fungsi bagi sekolah yang bersangkutan yakni sebagai alat untuk mencapai tujuan-
tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan
pendidikan sehari-hari.
2.      Fungsi bagi sekolah yang diatasnya   adalah untuk menjamin adanya pemeliharaan
keseimbangan proses pendidikan
3.      Fungsi bagi masyarakat dan pemakai lulusan

2.2.3 Prinsip-Prinsip Dalam Mengembangkan Kurikulum

Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada


dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam
pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam
kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Dalam hal ini,
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip – prinsip umum : relevansi,
fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip
berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan,
prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan
pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan
penilaian. Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam
pengembangan kurikulum, yaitu :

1.      Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara


komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan
secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan
ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik
(relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi
sosilogis).
2.      Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang
dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan

7
terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang
selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
3.      Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal,
maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus
memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan,
maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4.      Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat
mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan
tepat sehingga hasilnya memadai.
5.      Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum
mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.

2.2.4 Persamaan Dan Perbedaan Ktsp Dan K13

Berikut adalah perbedaan dan persamaan KTSP DAN K13 :

a.       Perbedaan KTSP DAN K 13


No Kurikulum 2013 KTSP
SKL (Standar Kompetensi Lulusan)
Standar Isi ditentukan terlebih
ditentukan terlebih dahulu, melalui
dahulu melaui Permendiknas No
Permendikbud No 54 Tahun 2013.
22 Tahun 2006. Setelah itu
Setelah itu baru ditentukan Standar Isi,
1 ditentukan SKL (Standar
yang bebentuk Kerangka Dasar
Kompetensi Lulusan) melalui
Kurikulum, yang dituangkan dalam
Permendiknas No 23 Tahun
Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70
2006
Tahun 2013
Aspek kompetensi lulusan ada
keseimbangan soft skills dan hard skills lebih menekankan pada aspek
2
yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan
keterampilan, dan pengetahuan
di jenjang SD Tematik Terpadu untuk di jenjang SD Tematik Terpadu
3
kelas I-VI untuk kelas I-III
4 Jumlah jam pelajaran per minggu lebih Jumlah jam pelajaran lebih

8
sedikit dan jumlah mata
banyak dan jumlah mata pelajaran lebih
pelajaran lebih banyak dibanding
sedikit dibanding KTSP
Kurikulum 2013
Proses pembelajaran setiap tema di
jenjang SD dan semua mata pelajaran di
jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan Standar proses dalam
dengan pendekatan ilmiah (saintific pembelajaran terdiri dari
5
approach), yaitu standar proses dalam Eksplorasi, Elaborasi, dan
pembelajaran terdiri dari Mengamati, Konfirmasi
Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) bukan sebagai mata
6 TIK sebagai mata pelajaran
pelajaran, melainkan sebagai media
pembelajaran
Standar penilaian menggunakan
penilaian otentik, yaitu mengukur semua
Penilaiannya lebih dominan pada
7 kompetensi sikap, keterampilan, dan
aspek pengetahuan
pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil.
Pramuka bukan ekstrakurikuler
8 Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
wajib
Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X
9 Penjurusan mulai kelas XI
untuk jenjang SMA/MA
BK lebih menekankan mengembangkan BK lebih pada menyelesaikan
10
potensi siswa masalah siswa

b.      Persamaan KTSP dan K13


·         Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 sama-sama menampilkan teks sebagai
butir-butir KD.
·         Untuk struktur kurikulumnya baik pada KTSP atau pada 2013 sama-sama dibuat atau
dirancang oleh pemerintah tepatnya oleh Depdiknas.
·          Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP.

9
·         Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan ilmiah yang pada
hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa yang mencari pengetahuan bukan menerima
pengetahuan

2.2.5  Kekurangan Dan Kelebihan Dari Ktsp Dan K 13

Ø  Kurikulum 2006 (KTSP)


1.      Kelebihan Kurikulum 2006 (KTSP)
a.       Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. Tidak
dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum dimasa lalu
adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil
di lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal.
b.      Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
c.       KTSP sangat memungkinkan bagisetiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai
contoh daerah kawasan wisata dapat mengembangkan kepariwisataan dan bahasa inggris,
sebagai keterampilan hidup.
d.      KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena beban belajar
yang berat dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.
e.       KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
f.       Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum.
g.      Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, kemampuan siswa, dan
kondisi daerahnya masing-masing.
2.      Kelemahan Kurikulum 2006 (KTSP)
a.       Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan
pendidikan yang ada serta minimnya kualitas guru dan sekolah.
b.      Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP.
c.       Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsep,
penyusunannya, maupun prakteknya di lapangan.

10
d.      Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak
berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam, sebagai
syarat sertifikasi guru untuk mendapatkan tunjangan profesi.

Ø  Kurikukum 2013 (K13)


1.      Kelebihan Kurikulum 2013
a.       Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan
karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi
pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
b.      Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota.
Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi
mereka.
c.        Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak
usia dini.
d.       Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui
pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan
profesionalisme secara terus menerus.
2.      Kelemahan Kurikulum 2013
a.       Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam
kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan
kurikulum 2013.
b.      Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam
kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih
diberlakukan.
c.       Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut
berbeda.

2.2.6 Struktur Kurikulum SD/MI

Kerangka Dasar Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah merupakan landasan


filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis yang berfungsi sebagai acuan
pengembangan Struktur Kurikulum pada tingkat nasional dan pengembangan muatan lokal

11
pada tingkat daerah serta pedoman pengembangan kurikulum pada Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah.

Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah merupakan pengorganisasian


kompetensi inti, matapelajaran, beban belajar, kompetensi dasar, dan muatan pembelajaran
pada setiap Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan matapelajaran dan alokasi waktu untuk
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana tabel berikut :

Keterangan:

Ø  Matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah.

Ø Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah antara lain
Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.

Ø  Kegiatan ekstra kurikuler seperti Pramuka (terutama), Unit Kesehatan Sekolah, Palang
Merah Remaja, dan yang lainnya adalah dalam rangka mendukung pembentukan kompetensi
sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap peduli. Disamping itu juga dapat
dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan maupun
dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan
demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.

12
Ø Matapelajaran Kelompok A adalah kelompok matapelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Matapelajaran Kelompok B yang terdiri atas matapelajaran Seni
Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok
matapelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal
yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Ø  Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan
matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah
merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per
minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.

Ø  Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu untuk tiap
matapelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik
dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.

Ø  Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal yang
dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Ø  Khusus untuk matapelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Ibtidaiyah dapat


dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama.

Ø  Pembelajaran Tematik-Terpadu

BEBAN BELAJAR

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu
minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.

1.   Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan dalam jam pembelajaran


per minggu.
a.   Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pembelajaran.
b.   Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pembelajaran.
c.   Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pembelajaran.
d.   Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam pembelajaran.
13
Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

2.   Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit 18 minggu
dan paling banyak 20 minggu.

3.   Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu.

4.   Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling
banyak 16 minggu.

5.   Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40
minggu.

BAB III
PENUTUP
14
3.1 Kesimpulan
Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa
kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan supaya anak itu
kelak cakap menyelesaikan tugas hidupnya atas tanggung jawab sendiri.

Masalah pendidikan di Indonesia bukan saja karena kualitas intelektualitas yang


masih rendah, tetapi juga diperparah dengan degradasi moral generasi muda yang masih
belum bisa menyaring perkembangan globalisasi, tawuran antar pelajar, free sexs, narkoba,
dan tindakan asusila, maupun pelanggaran hukum banyak mewarnai pendidikanIndonesia
bahkan hal ini dapat kita saksikan baik secara langsung maupun dimedia massa.

Namun semua itu bukanlah alasan bagi kita untuk cenderung menyalahkan
pendidikan, karena kita sendiri memiliki tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan
dalam memperbaiki masalah pendidikan tersebut.

 Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis


mengemban peran meliputi peran konservatif, peran kreatif serta peran kritis dan evaluatif.
Secara umum, fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta didik untuk
mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Prinsip dalam mengembangkan
kurikulum sebagai berikut : Prinsip relevansi,Prinsip fleksibilitas, Prinsip kontinuitas, Prinsip
efisiensi, Prinsip efektivitas

3.2 Saran
Pendidikan sebagai seorang tenaga pendidik tidak hanya mampu mengajarkan tetapi
dapat mendidik anak ke arah tujuan hidup yang benar serta dapat memahami pentingnya
pendidikan dan ilmu pendidikan sebagai teori. Pendidik juga harus mencari metode-metode
pembelajaran sehingga dapat berkembang seoptimal mungkin dan seorang pendidik harus
mempunyai moral. Untuk dapat memahami kurikulum, kita perlu memperdalam pengetahuan
tentang konsep-konsep penting yang merupakan dasar pengembangan kurikulum. Untuk
benar-benar memahami kurikulum, sebaiknya kita membaca banyak literatur yang berkaitan.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://makalahkurikulum.blogspot.co.id/2015/11/makalah-kurikulum-sekolah-dasar.html
2. http://digilib.unimed.ac.id/6691/9/09.%20%20NIM%201122111026%20CHAPTER%20I.pdf

15
3. http://www.salamedukasi.com/2014/07/struktur-kurikulum-2013-sd-mi-sekolah.html
4. http://likemakalah.blogspot.co.id/2016/10/makalah-kurikulum-2013-di-sekolah-dasar.html
5. http://wahyurosidin.blogspot.co.id/2015/12/makalah-arah-pendidikan-manusia.html

16

Anda mungkin juga menyukai