PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha untuk melakukan proses pembelajaran bagi peserta d
idik untuk mencapai tujuan pendidikan yang diterapkan di suatu negara.
Pendidikan tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan oleh Pemer
intah. Kurikulum merupakan
suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di suatu negara. Pada
tahun 2006 pemerintah menetapkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) namun dilihat dari segi kurikulum masih banyak kekurangan oleh karena itu
pemerintah menetapkan kurikulum baru yang kurikulum 2013 atau yang lebih dikenal K 13.
Oleh karena itu sebagai calon pendidik maka kita harus mengetahui perbedaan di antara dua
kurikulum tersebut.
Kurikulum, bukan kata yang asing dalam dunia pendidikan. Pendidikan atau
pembelajaran tidak lepas dari istilah ini, karena kurikulum adalah salah satu komponen dari
pembelajaran. Dengan adanya kurikulum proses belajar dan pembelajaran akan berjalan
secara terstruktur dan tersistem demi mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Pengembangan kurikulum menjadi sangat penting sejalan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan perubahan pada masyarakat.
1
tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan semakin gencar dilakukan oleh
dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing secara global demi
mengangkat martabat bangsa.
Adapun yang menjadi rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Jelaskan latar belakang dan arah pendidikan dasar ?
2. Apakah pengertian dari kurikulum ?
3. Jelaskan fungsi dan peran kurikulum dalam pendidikan ?
4. Apa sajakah yang menjadi prinsip-prinsip dalam mengembangkan kurikulum ?
5. Jelaskan persamaan dan pebedaan KTSP dengan K13 ?
6. Jelaskan kekurangan dan kelebihan KTSP dan K13 ?
7. Jelaskan struktur kurikulum SD/MI ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan pendidikan sangat jelas memberikan arah akhir dari pendidikan itu sendiri
bahwa pendidikan nasional tidak semata-mata menginginkan peserta didik hanya unggul
dalam bidang kognitif atau intelektual semata, namun harus diimbangi dengan keunggulan
dari aspek psikomotorik dan juga aspek afektif dan yang tidak bisa dikesampingkan adalah
kemampuan peserta didik untuk membangun hubungan sosial yang baik dengan
lingkungannya. Kemampuan ini biasa disebut dengan keterampilan sosial. Sehingga sudah
seharusnya seluruh elemen yang ada dalam pendidikan harus mampu mengembangkan
seluruh aspek tersebut. Salah satu elemen penting yang harus diperhatikan adalah materi
pelajaran yang ada.
Menurut Sani (2013) pendidikan yang gagal membentuk moral pendidikan akan
mengahasilkan peserta didik yang kurang mnghargai orang lain, menghalalkan segala cara
untuk mencapai tujuan, dan hanya mementingkan kebutuhan individu. Pendidikan yang gagal
dalam menghasilkan lulusan yang kompeten akan membuat mereka tidak mampu bekerja
secara efesien dan efektif, serta tidak memiliki daya saing. Gejala ini akan amatan dalam
kehidupan berbangsa dimana lulusan sekolah dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi
banyak yang tidak kompeten dan bingung ketika diminta untuk menyelesaikan suatu tugas
atau pekerjaan. Guru yang merupakan ujung tombak pendidikan seharusnya selalu berupaya
melaksanakan yang terbaik dalam mendidik anak bangsa dengan ikhlas dan menguasai
pembelajaran yang efektif dalam melaksanakan tugas mulia tersebut.
3
Untuk itu kita akan membahas apa yang sebenarnya factor-faktor yang menyebabkan
diperlukannya pendidikan bagi manusia yang dapat kita lihat dari sejarah kehidupan manusia
itu sendiri. Irianto (2011:190-192) mengatakan pada zaman berburu diawali dengan
penemuan kapak dan peralatan purba. Dilanjutkan dengan era berternak dan bercocok tanam,
mereka membuat alat-alat pertahanan perternakannya dan alat-alat pertanian. Dizaman
perdagangan, mereka mengembara lebih jauh untuk menemukan pasar baru yang lebih luas
dengan ditandai penemuan banyak benua dan tanah baru. Lalu refolusi industry menggilas
segalanya, yang terkenal dengan capital intensive yang mengganti konsep labor intensive.
Perubahan social masyarakat berubah total dari kekerabatan menjadi individualism secara
radikal.
Setiap tahun ajaran tiba, banyak anak lulusan sekolah ditingkat SD yang melihat
apakah mereka diterima disekolah yang mereka idamkan atau tidak. Dalam hal ini banyak
anak sekolahan mempertaruhkan masadepan mereka dalam sebuah ritual yang disebut
pendaftaran murid baru. Pertanyaan yang mendasar untuk bahan diskusi ialah: benarkah
sekolah memberikan masadepan yang lebih baik? Bukankah banyak pengangguran
intelektual dinegara kita ini? Untuk apa sekolah kalau nanti menganggur juga. Bahkan
banyak orang bekerja yang tidak sesuai dengan jenjang dan jurusan atau program studi yang
telah mereka tempuh. Fakta ini menunjukkan bahwa sertifikat atau ijazah yang diterima
lulusan masih banyak yang tidak dihargai didunia kerja.
Kembali kemasalah semula, banyak orang menganggap sebagai gerbang emas untuk
perbaikan nasib dimasa depan, hal ini hanyalah masalah persepsi. Jika semua orang
menganggap demikian, jadilah ia sebuah kebenaran. Kenyataannya tidak sederhana itu.
Pendidikan tidak berkorelasi secara langsung dengan masadepan yang lebih. Untuk kasus
Indonesia, masih ada factor lain yang harus diperhatikan. Factor ini anatara lain kepemilikan
modal (dari orang tua atau keluarga besar), relasi, usaha keras da tentu saja nasib baik.
2.2.1 Pengertian Kurikulum
4
Menurut Crow and Crow Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pel
ajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh
ijazah.
Menurut Inlow (1966) : Pengertian kurikulum adalah usaha menyeluruh dirancang khusus
oleh sekolah dalam membimbing murid memperoleh hasil dari pelajaran yang telah
ditentukan.
Menurut Hilda Taba (1962) : Pengertian kurikulum sebagai a plan of learning yang berarti
bahwa kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh siswa yang memuat
rencana untuk peserta didik. Dalam bukunya "Curriculum Development Theory and
Pratice".
Menurut Kerr, J. F (1968) : Pengertian kurikulum adalah sebuah pembelajaran yang
dirancang dan dilaksanakan dengan individu dan berkelompok baik di luar maupun di dalam
sekolah.
Menurut George A. Beaucham (1976) : Pengertian kurikulum adalah dokumen tertulis
yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata
pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari
Menurut UU. No. 20 Tahun 2003 : Pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah
konsep serta acuan dalam pendidikan yang di tetapkan oleh pemerintah.
5
Secara umum fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta
didik untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum itu segala
aspek yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru dan sarana serta prasarana
lainnya. Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara sistematis dan
logis,diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar,
kurikulum adalah niat, rencana dan harapan.Menurut Alexander Inglis, fungsi kurikulum
meliputi :
6
Fungsi kurikulum dalam mendiagnosa dan membimbing siswa agar dapat mengembangkan
potensi siswa secara optimal.
Sedangkan fungsi praksis dari kurikulum adalah meliputi :
1. Fungsi bagi sekolah yang bersangkutan yakni sebagai alat untuk mencapai tujuan-
tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan
pendidikan sehari-hari.
2. Fungsi bagi sekolah yang diatasnya adalah untuk menjamin adanya pemeliharaan
keseimbangan proses pendidikan
3. Fungsi bagi masyarakat dan pemakai lulusan
7
terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang
selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
3. Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal,
maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus
memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan,
maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4. Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat
mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan
tepat sehingga hasilnya memadai.
5. Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum
mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
8
sedikit dan jumlah mata
banyak dan jumlah mata pelajaran lebih
pelajaran lebih banyak dibanding
sedikit dibanding KTSP
Kurikulum 2013
Proses pembelajaran setiap tema di
jenjang SD dan semua mata pelajaran di
jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan Standar proses dalam
dengan pendekatan ilmiah (saintific pembelajaran terdiri dari
5
approach), yaitu standar proses dalam Eksplorasi, Elaborasi, dan
pembelajaran terdiri dari Mengamati, Konfirmasi
Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) bukan sebagai mata
6 TIK sebagai mata pelajaran
pelajaran, melainkan sebagai media
pembelajaran
Standar penilaian menggunakan
penilaian otentik, yaitu mengukur semua
Penilaiannya lebih dominan pada
7 kompetensi sikap, keterampilan, dan
aspek pengetahuan
pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil.
Pramuka bukan ekstrakurikuler
8 Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
wajib
Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X
9 Penjurusan mulai kelas XI
untuk jenjang SMA/MA
BK lebih menekankan mengembangkan BK lebih pada menyelesaikan
10
potensi siswa masalah siswa
9
· Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan ilmiah yang pada
hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa yang mencari pengetahuan bukan menerima
pengetahuan
10
d. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak
berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam, sebagai
syarat sertifikasi guru untuk mendapatkan tunjangan profesi.
11
pada tingkat daerah serta pedoman pengembangan kurikulum pada Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah.
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan matapelajaran dan alokasi waktu untuk
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana tabel berikut :
Keterangan:
Ø Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah antara lain
Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.
Ø Kegiatan ekstra kurikuler seperti Pramuka (terutama), Unit Kesehatan Sekolah, Palang
Merah Remaja, dan yang lainnya adalah dalam rangka mendukung pembentukan kompetensi
sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap peduli. Disamping itu juga dapat
dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan maupun
dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan
demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.
12
Ø Matapelajaran Kelompok A adalah kelompok matapelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Matapelajaran Kelompok B yang terdiri atas matapelajaran Seni
Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok
matapelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal
yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Ø Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan
matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah
merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per
minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
Ø Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu untuk tiap
matapelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik
dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
Ø Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal yang
dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Ø Pembelajaran Tematik-Terpadu
BEBAN BELAJAR
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu
minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
2. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit 18 minggu
dan paling banyak 20 minggu.
3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu.
4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling
banyak 16 minggu.
5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40
minggu.
BAB III
PENUTUP
14
3.1 Kesimpulan
Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa
kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan supaya anak itu
kelak cakap menyelesaikan tugas hidupnya atas tanggung jawab sendiri.
Namun semua itu bukanlah alasan bagi kita untuk cenderung menyalahkan
pendidikan, karena kita sendiri memiliki tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan
dalam memperbaiki masalah pendidikan tersebut.
3.2 Saran
Pendidikan sebagai seorang tenaga pendidik tidak hanya mampu mengajarkan tetapi
dapat mendidik anak ke arah tujuan hidup yang benar serta dapat memahami pentingnya
pendidikan dan ilmu pendidikan sebagai teori. Pendidik juga harus mencari metode-metode
pembelajaran sehingga dapat berkembang seoptimal mungkin dan seorang pendidik harus
mempunyai moral. Untuk dapat memahami kurikulum, kita perlu memperdalam pengetahuan
tentang konsep-konsep penting yang merupakan dasar pengembangan kurikulum. Untuk
benar-benar memahami kurikulum, sebaiknya kita membaca banyak literatur yang berkaitan.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://makalahkurikulum.blogspot.co.id/2015/11/makalah-kurikulum-sekolah-dasar.html
2. http://digilib.unimed.ac.id/6691/9/09.%20%20NIM%201122111026%20CHAPTER%20I.pdf
15
3. http://www.salamedukasi.com/2014/07/struktur-kurikulum-2013-sd-mi-sekolah.html
4. http://likemakalah.blogspot.co.id/2016/10/makalah-kurikulum-2013-di-sekolah-dasar.html
5. http://wahyurosidin.blogspot.co.id/2015/12/makalah-arah-pendidikan-manusia.html
16